SDGs merupakan hasil dari proses yang bersifat partisipatif, transparan, dan inklusif terhadap
semua suara pemangku kepentingan dan masyarakat selama 3 tahun lamanya. SDGs akan
mewakili sebuah kesepakatan yang belum pernah ada sebelumnya yang terkait dengan prioritas-
prioritas pembangunan berkelanjutan di antara 193 Negara Anggota.
Tujuan dari SDGs (Sustainable Development Goals) yang dikutip dari Litbang Depkes RI antara
lain sebagai berikut:
1. Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan bagi seluruh orang
di segala usia.
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi, dan
mendorong pertanian yang berkelanjutan.
3. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun.
4. Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang
inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi.
5. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi
seluruh orang.
6. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan,
serta kesempatan kerja penuh, produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua orang.
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan serta modern bagi
semua orang.
8. Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan
belajar seumur hidup bagi setiap orang.
9. Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, berketahanan, aman dan
berkelanjutan.
10. Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh perempuan.
11. Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang efektif,
akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
12. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim serta dampaknya.
13. Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara.
14. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
15. Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan dan sumber daya laut secara
berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.
16. Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation) dan
merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
17. Melindungi, memperbarui, dan mendorong pemakaian ekosistem daratan yang
berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan,
menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati.
Baca Juga : Pengertian dan Tujuan MDGs (Millennium Development Goals), Lengkap Penjelasan
Setelah kita mengetahui bahwa SDGs adalah kelanjutan dari MDGs dan mengetahu
persamaannya, selanjutnya selain persamaan tentunya juga terdapat beberapa perbedaan antara
SDGs dengan MDGs. Salah satu perbedaannya adalah MDGs hanya mempunyai 8 tujuan
sedangkan SDGs memiliki 17 Tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 169 target, oleh sebab
itu SDGs mempunyai cakupan yang lebih luas dan akan mampu lebih tanggap atas penyebab
utama kemiskinan serta kebutuhan universal. Tujuan SDGs mencakup tiga dimensi dari
pembangunan berkelanjutan, yaitu pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan perlindungan
terhadap lingkungan.
SDGs dibuat berdasarkan momentum dan keberhasilan MDGs. Tujuan SDGs meliputi lebih
banyak aspek kehidupan yang diiringi dengan ambisi untuk menanggapi perubahan iklim,
pekerjaan yang layak, ketidaksetaraan, pertumbuhan ekonomi, kota dan pemukiman masyarakat,
industrialisasi, energi, konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, perdamaian dan keadilan.
Tujuan serta target SDGs akan dimonitor dan ditinjau setiap saat dengan menggunakan indikator-
indikator global. Dan kerangka kerja indikator global tersebut juga terus dikembangkan oleh
Kelompok Lintas Badan dan Ahli. Selain itu pemerintah juga akan turut serta mengembangkan
indikator-indikator nasional guna membantu memantau kemajuan dalam mencapai tujuan dan
target SDGs. Berikutnya tindak lanjut dalm proses peninjauan akan dilaksanakan setiap tahun
oleh Forum Tingkat Tinggi Politik tentang Pembangunan Berkelanjutan dengan menggunakan
sebuah Laporan Kemajuan SDGs yang dipersiapkan oleh Sekretaris Jenderal.
Sekian artikel mengenai Pengertian dan 17 Tujuan SDGs (Sustainable Development Goals).
semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi sobat baik untuk mengerjakan tugas, maupun untuk
sekedar menambah wawasan tentang Pengertian SDG atau SDGs, sustainable development
goals adalah, Tujuan SDGs, apa itu sustainable development goals serta Perbedaan SDGs
dengan MDGs. Terimakasih atas kunjungannya.
Dari program yang disepakati di forum PBB maka SDGs memiliki 17 tujuan dan
165 sasaran pembangunan berkelanjutan yang telah dideklasrasi oleh 193 anggota
PBB pada siding umum ke-70. Dari 17 tujuan maka salah satuanya tentang kualitas
pendidikan yang bersifat pembangunan berkelanjutan hingga 2030. Mengacu
kepada program pembangunan nasional dalam agenda Internasional yaitu
pembangunan pada abad millennium yang diikuti oleh 189 negara, termasuk
bangsa Indonesia dan akan memasuki tahap akhir evaluasinya pada tahun 2015.
Dalam MDGs lalu mempunyai 8 program dengan masing-masing indikatornya.
Kelompok kecil maupun besar masyarakat kaya dengan pendidikan dan kreativitas
tinggi akan memiliki kesempatan yang lebih luas untuk sejahtera. Sementara
kelompok masyarakat yang tidak mendapat pendidikan dan tidak mendapat
pendidikan yang berkualitas, terancam dengan berbagai masalah social. Untuk
melakukan perubahan social maka dibutuhkan pendidikan. Karena pendidikan
dapat menentukan social dalam bernegara, social dalam pembangunan dan social
dalam modernisasi.
Tahun 2016 merupakan titik awal untuk mencapai target pendidikan berkualitas
yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Indonesia untuk Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD). Kementerian Pendidikan sebagai institusi berwenang tentang
bidan pendidikan, melaksanakan program Pra-SD atau PAUD bagi seluruh anak
laki-laki dan perempuan dalam memperoleh akses terhadap perkembangan,
perawatan dan pendidikan pra-SD (PAUD) yang bermutu untuk menjamin
kesiapan memasuki pendidikan dasar. Sampai tahun 2016 tercatat 72,29 persen
atau 58.174 desa diseluruh Indonesia telah memiliki PAUD. Saat ini berdasarkan
Dapodik PAUD 2016, jumlah PAUD diseluruh Indonesia mencapai 190.225
sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mewujudkan SDGs
dengan memulai memberika Dana Alokasi Khusus (DAK) BOP sevesar Rp. 600
ribu pertahun untuk 190.225. bantuan ini diprioritaskan bagi peseta didik PAUD
usia 4-6 tahun.
Quality Education ialah salah satu program dari 17 program SDGs yang memiliki
tujuan menjamin pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata serta
mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua. Tujuan ini
diperkuat dalam UU RI 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional,
selanjutnya SDGs diformulasikan secara bersama pada tingkat global, dalam
beberapa aspek bisa saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia, baik di
tingkat pusat maupun daerah. Pencapaian tujuan SDGs sebagian besar berada di
pundak pemerintah propinsi dan kabupaten. Kabupaten dengan mantap mulai
mengambil alih lebih banyak pengeluaran rutin pemerintah. Jadi pemerintah
daerah seharusnya dapat lebih berperan.
Penduduk sebuah desa bisa sepakat memilih apa saja dari tujuan SDGs yang
menjadi prioritas mereka, termasuk memantau dan mempercepat pencapaiannya.
Misalnya ketika kekurangan gizi menjadi persoalan yang dicemaskan, mungkin
perlu memastikan bahwa puskesmas selalu menimbang semua anak-anak. Siapa
saja dapat menambahkan semua informasi yang dibutuhkan untuk mencermati
apakah angka kekurangan gizi meningkat atau menurun. Dan yang lebih penting,
bisa sepakat tentang apa yang harus dilakukan untuk menanggulanginya.
Terkait dengan target tujuan pembangunan yang harus tercapai pada tahun 2030,
maka Pemerintah Daerah masih harus bekerja keras untuk dapat mencapai target
tersebut, mengingat upaya penanggulangan kemiskinan bukan merupakan hal yang
mudah untuk dilaksanakan.
Pendidikan merupakan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan
pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena
pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus
berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi
kreatif dan inovatif. Pendidikan sangat berperan dalam kehidupan. Menurut UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Demikian pentingnya peranan pendidikan, maka dalam UUD 1945 diamanatkan
bahwa tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapat pendidikan, pengajaran dan
pemerintah mengusahakan untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang.
Maka dari itu PBB melanjutkannya pada program berikutnya yaitu SDGs, yang
menargetkan efek jangka panjang hingga tahun 2030. Salah satu program dari
SDGs yang akan memberikan dampak perubahan sosial pada bangsa Indonesia
ialah sektor kualitas pendidikan. Perubahan-perubahan sosial tersebut antara lain:
Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh. Pendidikan sangat penting bagi anak,
sebab sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya,
melainkan dipenuhi oleh orang tua. Dengan kata lain, anak atau bayi manusia
memerlukan bantuan, tuntunan, dan dorongan dari orang lain untuk
mempertahankan hidup dengan pembelajaran bertahap. Pendidikan karena
dorongan orang tua yaitu nati nurani mempunyai sifat kodrati untuk mendidik
anaknya. Sehingga tanggung jawab moral hadir terhadap orang tua. Melalui
pendidikan, anak dapat memperoleh kepandaian, keterampilan, serta pembentukan
sikap dan tingkah laku sehingga lambat laun dapat berdiri sendiri.
Pendidikan sangat penting untuk pembangunan bangsa. Maka dari itu berbagai
usaha dan kegiatan dilaksanakan untuk pengelolaan, peningkatan supervisi, serta
tata laksana pendidikan. Misalnya, meningkatkan profesionalisme tenaga pengajar.
1. Fungsi sosialisasi.
2. Fungsi kontrol sosial.
3. Fungsi pelestarian budaya masyarakat.
4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja.
5. Fungsi seleksi dan alokasi.
6. Fungsi pendidikan dan perubahan sosial.
7. Fungsi reproduksi budaya.
8. Fungsi difusi cultural.
9. Fungsi peningkatan sosial.
10. Fungsi modifikasi sosial (Wuradji, 1988, p. 31-42).
Fungsi Sosialisasi
Pendidikan berperan penting dalam proses sosialisasi, yaitu proses membantu
perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang dapat beradapatasi
dengan baik di masyarakat.
Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, maka di sana
akan terjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan, latihan untuk suatu jabatan dan
pengembangan tenaga kerja tertentu. Proses seleksi ini terjadi di segala bidang baik
ketika masuk sekolah maupun ketika ingin masuk pada jabatan tertentu. Untuk
masuk sekolah tertentu harus mengikuti ujian tertentu, untuk masuk suatu jabatan
tertentu harus mengikuti testing kecakapan tertentu. Melalui hal ini, perkembangan
pendidikan dapat diketahui.
Anak didik pada akhirnya kembali menjadi warga masyarakat. Maka dari itu,
mereka memerlukan pekerjaan untuk menopang kehidupannya. Untuk terjun ke
dunia kerja, seseorang dituntut kesiapan tertentu, seperti skill dan sikap. Dengan
berfungsinya lembaga pendidikan jalur pendidikan sekolah dalam memberikan
bekal-bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang relevan bagi dunia
kerja. Hal tersebut langsung membawa efek terhadap lapangan kerja di
masyarakat. Berkenaan dengan itu, wajar jika kualifikasi pendidikan dijadikan
salah satu pertimbangan dalam system seleksi pada lembaga-lembaga pemberi
kerja di masyarakat.
Sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, sifat-sifat positif dan
konstruktif yang diperlukan dalam hidup bernegara atau bermasyarakat senantiasa
menjadi perhatian. Hal ini berkaitan dengan falsafah hidup dari suatu bangsa atau
masyarakat yang mendambakan keharmonisan dan keutuhan (intergrasi) sosial
dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam keluarga anak didik mulai mengenal hidupnya. Keluarga adalah lingkungan
pendidikan pertama yang sangat penting untuk membentuk pola kepribadian anak.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, karena orang tua
sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik terdapat hubungan darah. Maka dari itu
kewenangannya pun bersifat kodrati pula.
Tujuan utama dari sistem kegiatan pendidikan yang berlangsung dalam institusi
persekolahan adalah mengembangkan dan membentuk potensi intelektual atau
pikiran, menjadi cerdas. Secara terprogram dalam koordinatif, materi pendidikan
dipersiapkan untuk dilaksanakan secara metodis, sistematis, intensif, efektif, dan
efisien menurut ruang dan waktu yang telah ditentukan.
1. Anak didik belajar bergaul dengan sesama anak didik, antara guru dengan ank
didik, dan antara anak didik dan orang yang bukan guru (karyawan).
2. Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.
3. Mempersiapkan anak didik menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
agama, bangsa, dan negara.