Anda di halaman 1dari 19

Pengertian SDGs (Sustainable Development Goals)

SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan sebuah program pembangunan


berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dengan
tenggat waktu yang ditentukan. SDGs adalah agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk
kesejahteraan manusia dan planet bumi. SDGs ini diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015
menggantikan perogram sebelumnya yaitu MDGs (Millennium Development Goals) sebagai tujuan
pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang disepakati oleh banyak negara dalam forum
resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Jadi kerangka pembangunan yang berkaitan
dengan perubahan situasi dunia yang sebelumnya menggunakan konsep MGDs sekarang diganti
dengan SDGs.

SDGs merupakan hasil dari proses yang bersifat partisipatif, transparan, dan inklusif terhadap
semua suara pemangku kepentingan dan masyarakat selama 3 tahun lamanya. SDGs akan
mewakili sebuah kesepakatan yang belum pernah ada sebelumnya yang terkait dengan prioritas-
prioritas pembangunan berkelanjutan di antara 193 Negara Anggota.

Tujuan SDGs (Sustainable Development Goals)


Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, SDGs (Sustainable Development Goals) mempunyai
17 tujuan dengan 169 target, dimana tujuan dan target-target dari SDGs ini bersifat global serta
dapat diaplikasikan secara universal yang dipertimbangkan dengan berbagai realitas nasional,
kapasitas serta tingkat pembangunan yang berbeda dan menghormati kebijakan serta prioritas
nasional. Tujuan dan target SDGs tidaklah berdiri sendiri, perlu adanya implementasi yang
dilakukan secara terpadu.

Tujuan dari SDGs (Sustainable Development Goals) yang dikutip dari Litbang Depkes RI antara
lain sebagai berikut:

1. Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan bagi seluruh orang
di segala usia.
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi, dan
mendorong pertanian yang berkelanjutan.
3. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun.
4. Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang
inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi.
5. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi
seluruh orang.
6. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan,
serta kesempatan kerja penuh, produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua orang.
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan serta modern bagi
semua orang.
8. Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan
belajar seumur hidup bagi setiap orang.
9. Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, berketahanan, aman dan
berkelanjutan.
10. Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh perempuan.
11. Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang efektif,
akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
12. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim serta dampaknya.
13. Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara.
14. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
15. Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan dan sumber daya laut secara
berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.
16. Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation) dan
merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
17. Melindungi, memperbarui, dan mendorong pemakaian ekosistem daratan yang
berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan,
menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati.

Perbedaan SDGs dengan MDGs


Pada dasarnya SDGs dan MDGs memiliki persamaan yaitu tujuan yang sama. hal tersebut karena
SDGs melanjutkan tujuan utama dari MDGs yaitu perihal penanggulangan kelaparan dan
kemiskinan di dunia. Namun, dokumen MDGs yang disepakati pimpinan dunia pada tahun 2000
tersebut telah habis pada tahun 2015. Kemudian para pemimpin dunia merasa agenda MDGs
(Milenium Development Goals) perlu diteruskan, sehingga muncul sebuah dokumen usulan
bernama SDGs (Sustainable Development Goals).

Baca Juga : Pengertian dan Tujuan MDGs (Millennium Development Goals), Lengkap Penjelasan

Setelah kita mengetahui bahwa SDGs adalah kelanjutan dari MDGs dan mengetahu
persamaannya, selanjutnya selain persamaan tentunya juga terdapat beberapa perbedaan antara
SDGs dengan MDGs. Salah satu perbedaannya adalah MDGs hanya mempunyai 8 tujuan
sedangkan SDGs memiliki 17 Tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 169 target, oleh sebab
itu SDGs mempunyai cakupan yang lebih luas dan akan mampu lebih tanggap atas penyebab
utama kemiskinan serta kebutuhan universal. Tujuan SDGs mencakup tiga dimensi dari
pembangunan berkelanjutan, yaitu pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial dan perlindungan
terhadap lingkungan.

SDGs dibuat berdasarkan momentum dan keberhasilan MDGs. Tujuan SDGs meliputi lebih
banyak aspek kehidupan yang diiringi dengan ambisi untuk menanggapi perubahan iklim,
pekerjaan yang layak, ketidaksetaraan, pertumbuhan ekonomi, kota dan pemukiman masyarakat,
industrialisasi, energi, konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, perdamaian dan keadilan.

Tujuan serta target SDGs akan dimonitor dan ditinjau setiap saat dengan menggunakan indikator-
indikator global. Dan kerangka kerja indikator global tersebut juga terus dikembangkan oleh
Kelompok Lintas Badan dan Ahli. Selain itu pemerintah juga akan turut serta mengembangkan
indikator-indikator nasional guna membantu memantau kemajuan dalam mencapai tujuan dan
target SDGs. Berikutnya tindak lanjut dalm proses peninjauan akan dilaksanakan setiap tahun
oleh Forum Tingkat Tinggi Politik tentang Pembangunan Berkelanjutan dengan menggunakan
sebuah Laporan Kemajuan SDGs yang dipersiapkan oleh Sekretaris Jenderal.

Sekian artikel mengenai Pengertian dan 17 Tujuan SDGs (Sustainable Development Goals).
semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi sobat baik untuk mengerjakan tugas, maupun untuk
sekedar menambah wawasan tentang Pengertian SDG atau SDGs, sustainable development
goals adalah, Tujuan SDGs, apa itu sustainable development goals serta Perbedaan SDGs
dengan MDGs. Terimakasih atas kunjungannya.

Dari program yang disepakati di forum PBB maka SDGs memiliki 17 tujuan dan
165 sasaran pembangunan berkelanjutan yang telah dideklasrasi oleh 193 anggota
PBB pada siding umum ke-70. Dari 17 tujuan maka salah satuanya tentang kualitas
pendidikan yang bersifat pembangunan berkelanjutan hingga 2030. Mengacu
kepada program pembangunan nasional dalam agenda Internasional yaitu
pembangunan pada abad millennium yang diikuti oleh 189 negara, termasuk
bangsa Indonesia dan akan memasuki tahap akhir evaluasinya pada tahun 2015.
Dalam MDGs lalu mempunyai 8 program dengan masing-masing indikatornya.

Melihat perkembangan hasil pembangunan dibeberapa negara maka masih belum


sesuai dengan target maka Millenim Development Goals (MDGs), pun diganti
dengan nama SDGs. Dalam era SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan
yang telah dimulai saat negara-negara anggota PBB termasuk Indonesia
menyepakati outcome Document SDGs pada tanggal 2 agustus 2015. Periode
SDGs Tahun 2016-2030 merupakan program yang kegiatanya meneruskan agenda-
agenda sekaligus menindaklanjutin program yang belum selesai. Menjadi bahan
sorotan tertinggi adalah sector kesehatan yaitu sebaran balita kurang gizi di
Indoesia, proporsi balita pendek, status gizi anak, tingkat kematian ibu, pola
konsumsi pangan pokok dan sebagainya.

Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan


belajar seumur hidup bagi semua. Sejak tahun 2000, telah ada kemajuan besar
dalam pencapaian target pendidikan dasar universal. Angka partisipasi total dalam
daerah berkembang mencapai 91 persen pada tahun 2015, dan jumlah seluruh
dunia dari anak-anak keluar dari sekolah telah menurun hampir setengah. Ada juga
telah terjadi peningkatan dramatis dalam tingkat melek huruf, dan lebih banyak
anak perempuan di sekolah daripada sebelumnya. Ini semua adalah keberhasilan
yang luar biasa. Kemajuan juga menghadapi tantangan berat di daerah berkembang
karena tingkat kemiskinan yang tinggi, konflik bersenjata dan keadaan darurat
lainnya. Di Asia Barat dan Afrika Utara, konflik bersenjata berlangsung telah
melihat peningkatan proporsi anak-anak keluar dari sekolah. Ini adalah tren yang
mengkhawatirkan.

Sementara Afrika membuat kemajuan terbesar dalam pendaftaran sekolah dasar di


antara semua daerah berkembang – dari 52 persen pada tahun 1990, hingga 78
persen pada 2012 – kesenjangan besar masih tetap. Anak-anak dari rumah tangga
termiskin empat kali lebih mungkin untuk keluar dari sekolah dibandingkan rumah
tangga kaya. Kesenjangan antara daerah pedesaan dan perkotaan juga tetap tinggi.
Mencapai pendidikan inklusif dan berkualitas untuk semua menegaskan kembali
keyakinan bahwa pendidikan merupakan salah satu kendaraan yang paling kuat
dan terbukti untuk pembangunan berkelanjutan. Gol ini memastikan bahwa semua
anak perempuan dan anak laki-laki menyelesaikan sekolah dasar dan menengah
gratis pada 2030. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan akses yang sama
terhadap pelatihan kejuruan yang terjangkau, dan untuk menghilangkan gender dan
kekayaan kesenjangan dengan tujuan untuk mencapai akses universal untuk
pendidikan yang berkualitas tinggi. Pendidikan yang berkualitas merupakan salah
satu dari 17 Sasaran Global yang membentuk 2.030 Agenda Pembangunan
Berkelanjutan. Pendekatan terpadu sangat penting untuk kemajuan seluruh
beberapa tujuan.

Memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk meningkatkan


kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Kemajuan besar telah
dibuat terhadap peningkatan akses pendidikan di semua tingkatan dan
meningkatkan angka partisipasi di sekolah terutama bagi perempuan dan anak
perempuan . Keterampilan keaksaraan dasar telah meningkat pesat , namun upaya
lebih berani dibutuhkan untuk membuat langkah yang lebih besar untuk mencapai
tujuan pendidikan universal . Misalnya , dunia telah mencapai kesetaraan dalam
pendidikan dasar antara anak perempuan dan anak laki-laki , namun beberapa
negara telah mencapai target yang di semua tingkat pendidikan .

A. Fakta Dan Angka Kualitas PendidikanAdapun yang termasuk dalam fakta


dan angka Quality Education yaitu :1. Pendaftaran di pendidikan dasar di
negara-negara berkembang telah mencapai 91 persen tapi 57 juta anak-anak tetap
sekolah.2. Lebih dari separuh dari anak-anak yang belum bersekolah hidup di
sub – Sahara Afrika.3. Diperkirakan 50 persen dari out-of – sekolah anak-anak
usia sekolah dasar hidup di daerah yang terkena dampak konflik.4. 103 juta
pemuda di seluruh dunia tidak memiliki keterampilan keaksaraan dasar , dan lebih
dari 60 persen dari mereka adalah perempuan.

1. Tujuan Kualitas Pendidikan


2. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-
laki lengkap gratis, adil dan kualitas primer dan pendidikan menengah yang
mengarah ke hasil belajar yang efektif yang relevan dan Goal-4 pada.
3. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-
laki memiliki akses ke pengembangan anak usia dini yang berkualitas, peduli
dan pra utama pendidikan sehingga mereka siap untuk pendidikan dasar.
4. Tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki
untuk pendidikan yang terjangkau dan kualitas teknis, kejuruan dan pendidikan
tinggi, termasuk perguruan tinggi.
5. Tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan orang dewasa
yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis dan
kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.
6. Tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan dan menjamin
akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk
rentan, termasuk penyandang cacat, masyarakat adat dan anak-anak dalam
situasi rentan.
7. Tahun 2030 , memastikan bahwa semua pemuda dan sebagian besar orang
dewasa, baik laki-laki dan perempuan, mencapai membaca dan menghitung.
8. Tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi
manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non-kekerasan,
kewarganegaraan global dan apresiasi keanekaragaman budaya dan kontribusi
budaya untuk Membangun pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan
fasilitas pendidikan yang anak, penyandang cacat dan sensitif gender dan
memberikan aman , tanpa kekerasan, inklusif dan efektif lingkungan belajar
untuk semua.
9. Tahun 2020, secara substansial memperluas secara global jumlah beasiswa
yang tersedia untuk negara-negara berkembang, di negara-negara berkembang
khususnya, pulau kecil yang sedang bekembang dan negara-negara Afrika,
untuk pendaftaran di pendidikan tinggi, termasuk pelatihan kejuruan dan
informasi dan teknologi komunikasi, teknis, teknik dan program ilmiah, di
negara maju dan negara berkembang lainnya.
10. Tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan guru yang berkualitas,
termasuk melalui kerjasama internasional untuk pelatihan guru di negara-
negara berkembang, terutama terbelakang negara dan pulau berkembang kecil
negara.

1. SDGs Quality Education di Indonesia

Tujuan pendidikan akan menjadi tumpuan upaya pemerintah untuk mendorong


pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan hingga 2030
berdasarkan arahan dari Forum PBB. Peningkatan pendidikan bagi masyarakat
Indonesia akan memacu pencapaian terhadap tujuan dan sasaran lainnya dalam
SDGs, terutama untuk menangkal peningkatan angka kemiskinan. Pendidikan di
Indonesia merupakan bagian dalam amanah konstitusional UU 1945. Untuk itu
Pemerintah wajib melaksanakan pendidikan dengan gratis bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Pendidikan merupakan dasar untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas.


Dalam pendidikan memerlukan system pendidikan yang berkesinambungan, dari
sector pemerataan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Terlebih saat ini pendidikan di Indonesia semenjak pemerintahan Jokowi-JK
menerapkan birokrasi khusus dikementerian Pendidikan, yang mana system
pendidikan dasar hingga menengah dipisah dengan pendidikan perguruan tinggi.
Saat ini telah dilakukan keefektifan kerja sehingga berdampak kepada kualitas
pendidikan.

Mekanisme system pendidikan di Indonesia justru menimbulkan kesenjangan


dengan nilai-nilai kreativitas. Berdasarkan realitas saat ini, menunjukkan orang
Indonesia semakin berpendidikan tinggi semakin independen. Banyak pengusaha
di Indonesia berpendidikan rendah semakin berani berusaha. Sebaliknya, semakin
tinggi pendidikan ini semakin independen. Pendidikan bertumpu kepada kreativitas
kualitasnya semakin mudah untuk meningkatkan industrialisasi. Maka dari itu nilai
pendidikan dan kreativitas perlu ditanamkan pada setiap institusi pendidikan baik
dasar maupun perguruan tinggi. Sebab dengan Masyrakat Ekonomi Asean (MEA)
saat ini akan mendorong industrialisasi yang semakin kompetetif. Berdasarkan
sebuah studi di AS, 47 persen, pada tahun 2030 jenis pekerjaan yang ada hari ini
akan hilang karena akan diganti oleh mesin. Maka akumulasi pendapatan manusia
tentu akan berubah.

Kelompok kecil maupun besar masyarakat kaya dengan pendidikan dan kreativitas
tinggi akan memiliki kesempatan yang lebih luas untuk sejahtera. Sementara
kelompok masyarakat yang tidak mendapat pendidikan dan tidak mendapat
pendidikan yang berkualitas, terancam dengan berbagai masalah social. Untuk
melakukan perubahan social maka dibutuhkan pendidikan. Karena pendidikan
dapat menentukan social dalam bernegara, social dalam pembangunan dan social
dalam modernisasi.

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan program pencapaian pendidikan dasar


untuk semua, pemerintah telah menyelenggarakan pendidikan dasar yang
terjangkau dan berkualitas, yang ditempuh antara lain melalui program Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yang dilaksanakan sejak tahun 2005 dan cakupan pada
tahun 2011 sebesar 42,1 juta orang. Namun, Dilihat dari dunia pendidikan di
Indonesia maka memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu
pendidikan diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru
yang belum merata, serta kualitas guru sendiri dinilai masih kurang. Terbatasnya
akses pendidikan di Indonesia, terlebih lagi didaerah berujung kemasalah
meningkatnya arus urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik dari
perkotaan. Keterbatasan akses pendidikan di daerah menjadi pusat arus urbanisasi,
yang menjadi problem saat ini yaitu di pusat negara anggap saja Jakarta jumlahnya
sudah proporsional, tapi diluar Jakarta khususnya luar jawa tidak mempunyai akses
pendidikan. Secara tidak sengaja, masyarakat Indonesia didorong untuk melakukan
urbanisasi pendidikan karena keterbatasa fasilitas di daerah. Didunia Internasional
kualitas pendidikan di Indonesia berada peringkat ke-64 dari 120 negara diseluruh
dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global
Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan
Pendidikan (Education Development Index, IDI) Indonesia berada pada peringkat
ke-69 dari 127 negara pada tahun 2011. Dalam laporan terbaru program
pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185 negara
dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629. Dengan angka
itu Indonesia tertinggal dari dua negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia
(peringkat 64) dan Singapura (18), sedangkan IPM di kawasan Asia Pasifik berada
0,683.

Perspektif pembangunan social maka kualitas pendidikan SDGS di Indonesia


menjamin pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata serta mempromosikan
kesempatan belajar sepanjang hayat bagi manusia, diatur dalam UU nomor 20
tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Dalam Nawacita (Program
Pemerintah Indonesia) maka masuk kedalam nawacita nomor 3 yaitu membangun
Indonesia dari penggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan, dan dalam RPJM termaktup dalam Bab 6.3 membangun
Indonesia dari penggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan, meletakkan dasar-dasar dimulainya desentralisasi
asimetris, memeratakan pembangunan antar wilayah terutama kawasan timur
Indonesia dan menanggulangi kemiskinan.

Tahun 2016 merupakan titik awal untuk mencapai target pendidikan berkualitas
yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Indonesia untuk Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD). Kementerian Pendidikan sebagai institusi berwenang tentang
bidan pendidikan, melaksanakan program Pra-SD atau PAUD bagi seluruh anak
laki-laki dan perempuan dalam memperoleh akses terhadap perkembangan,
perawatan dan pendidikan pra-SD (PAUD) yang bermutu untuk menjamin
kesiapan memasuki pendidikan dasar. Sampai tahun 2016 tercatat 72,29 persen
atau 58.174 desa diseluruh Indonesia telah memiliki PAUD. Saat ini berdasarkan
Dapodik PAUD 2016, jumlah PAUD diseluruh Indonesia mencapai 190.225
sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mewujudkan SDGs
dengan memulai memberika Dana Alokasi Khusus (DAK) BOP sevesar Rp. 600
ribu pertahun untuk 190.225. bantuan ini diprioritaskan bagi peseta didik PAUD
usia 4-6 tahun.

Untuk memastikan dilaksanakan SDGs dalam kerangka pembangunan Indonesia


baik ditingkat nasional maupun daerah maka diperlukan peran koalisi masyarakat
sipil. Lembaga social tersebut dapat mendesak pemerintah Indonesia untuk
sesegara mungkin menyiapkan berbagai hal baik dari sisi proses dan substansi.
Pemerintah Indonesia harus pro-aktif dalam upaya pencapaian SDGs, sebagai
tindak lajut atas inisiatif proaktif Indonesia dalam proses penyiapan agenda SDGS
dan melaksanakan kesepakatan SGDs. Meskipun SDGs tidak bersifat mengikat
secara hukum (legally binding) namun SDGs merupakan hasil kesepakatan
pimpinan negara yang mengikat secara moral bagi tiap negara untuk bertanggung
jawab dan berkewajiban memastikan tujuan dan target yang ada di SDGs bisa
dilaksanakan dan dicapai pada tahun 2030. Indonesia memerlukan persiapan yang
lebih matang terhadap upaya adopsi SDGs, terutama rencana aksi yang dibutuhkan
terkait tujuan prioritas dan strategis dalam RKP dan Pagu Indikatif 2016/2017,
payung hukum yang diperlukan, mobilisasi pembiayaan jangka menengah yang
dibutuhkan, kelembagaan permanen yag mencerminkan keterlibatan dari semua
kepentingan (inklusif) serta kerangka kerja pengawasan yang dibutuhkan termasuk
perbaikan metode dan system pendataan.

Peran Pemerintah Daerah dalam Menyukseskan SDGs

Quality Education ialah salah satu program dari 17 program SDGs yang memiliki
tujuan menjamin pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata serta
mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua. Tujuan ini
diperkuat dalam UU RI 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional,
selanjutnya SDGs diformulasikan secara bersama pada tingkat global, dalam
beberapa aspek bisa saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia, baik di
tingkat pusat maupun daerah. Pencapaian tujuan SDGs sebagian besar berada di
pundak pemerintah propinsi dan kabupaten. Kabupaten dengan mantap mulai
mengambil alih lebih banyak pengeluaran rutin pemerintah. Jadi pemerintah
daerah seharusnya dapat lebih berperan.

Penduduk sebuah desa bisa sepakat memilih apa saja dari tujuan SDGs yang
menjadi prioritas mereka, termasuk memantau dan mempercepat pencapaiannya.
Misalnya ketika kekurangan gizi menjadi persoalan yang dicemaskan, mungkin
perlu memastikan bahwa puskesmas selalu menimbang semua anak-anak. Siapa
saja dapat menambahkan semua informasi yang dibutuhkan untuk mencermati
apakah angka kekurangan gizi meningkat atau menurun. Dan yang lebih penting,
bisa sepakat tentang apa yang harus dilakukan untuk menanggulanginya.

Misalnya, bagaimana anak-anak yang lambat pertumbuhannya, memperoleh


makanan dan mungkin dapat memberikan saran atau dukungan kepada para ibu.
Apakah semua anak bersekolah? Hal ini akan mudah diketahui dari buku
pendaftaran di sekolah. Jika TBC menjadi masalah, mungkin anda dapat mencoba
untuk melakukan tes pada sebanyak mungkin orang dan kemudian memulai
pengobatan. Apakah perempuan meninggal karena persalinan? Bagaimana dengan
pengawasan tentang berapa banyak perempuan hamil yang mendatangi klinik-
klinik pada masa prapersalinan. Begitu juga apakah mereka telah memiliki
persiapan untuk menghadapi keadaan darurat. Tidak harus mencoba melakukan
semuanya sekaligus. Dapat juga memulai dengan sejumlah prioritas, kemudian
melakukan aksi. Bagi SDGs, semangat lebih penting ketimbang rinciannya. Jika
masing-masing kabupaten atau komunitas mulai melakukan aksi, maka secepatnya
akan terjadi perbaikan. Tahun 2030 tinggal sepuluh tahun lagi, tetapi pemerintah
bisa melakukan banyak hal dalam waktu tersebut.

Pola Pembangunan Pemerintah Daerah

Arah Kebijakan Pokok Penanggulangan Kemiskinan di daerah dilaksanakan


melalui program-program pengurangan kemiskinan (pro-poor), perluasan lapangan
kerja (pro-job) dan pertumbuhan ekonomi (pro-growth) yang berorientasi pada
pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat, pengurangan beban
pengeluaran penduduk miskin, pemenuhan kebutuhan dasar dan pemerataan
pembangunan antar wilayah.

Upaya penanggulangan kemiskinan telah dilakukan melalui berbagai strategi baik


secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung diwujudkan dalam
bentuk pemberian bantuan dana stimulan sebagai modal usaha kegiatan ekonomi
produktif, bantuan sosial (antara lain melalui program Bantuan Langsung Tunai,
Beras Miskin, Sektoral Pusat/Daerah, program khusus, dll). Secara tidak langsung
melalui penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan sosial
ekonomi, Pemberdayaan masyarakat, Penguatan Kelembagaan dan Perlindungan
sosial (antara lain melalui program Bantuan Kepada Kabupaten/Kota, Sektoral
Pusat/Daerah, dan program khusus lainnya).

Sedangkan upaya yang dilakukan dalam mengatasi kemiskinan di daerah ditempuh


melalui :

1. Pengurangan pengeluaran, melalui :


2. Bidang Pendidikan, melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan
Khusus Murid (BKM), dan Bantuan Bea Siswa Keluarga Miskin.
3. Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana, melalui penanganan tindakan
medis, operatif keluarga miskin, penanggulangan gizi buruk dan gizi
4. Peningkatan Pendapatan, melalui :
5. Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, melalui pengembangan
wirausaha, pengembangan pendidikan dan pelatihan wirausaha serta
pemberdayaan usaha skala mikro.
6. Bidang Sosial, melalui Bantuan Modal Usaha bagi Penduduk Miskin.
7. Bidang Ketenagakerjaan, melalui perluasan kesempatan kerja dan berusaha
termasuk pengiriman transmigrasn serta pelatihan ketrampilan tenaga kerja.
8. Bidang Perumahan dan Pemukiman diantaranya pemugaran rumah kumuh dan
padat di perkotaan, korban bencana alam dan penyediaan air bersih serta
pembangunan sanitasi.

Sasaran penanganan kemiskinan di daerah dilaksanakan pada:

1. Prioritas utama : Penduduk Sangat Miskin


2. Prioritas kedua : Penduduk Miskin
3. Prioritas ketiga : Penduduk Hampir Miskin

Upaya penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui berbagai program dan


kegiatan dengan menggunakan berbagai sumber dana. Anggaran tersebut ada yang
dilaksanakan melalui SKPD maupun diberikan langsung kepada Kabupaten/Kota
melalui Dana Bantuan kepada pemerintah Kabupaten/Kota. Berdasarkan upaya
penanganan yang telah dilaksanakan, terdapat penurunan prosentase angka
kemiskinan yang signifikan. Pemerintah Daerah (Propinsi) memberikan dukungan
sepenuhnya kepada Kabupaten/Kota sebagai daerah percontohan pelaksanaan
SDG’s dengan memberikan bantuan dana.

Bagi Pemerintah Daerah, kemiskinan merupakan issue strategis dan mendapatkan


prioritas utama untuk ditangani. Kemiskinan merupakan salah satu dari issue
strategis yang mendapat prioritas untuk penanganan pada setiap tahapan
pelaksanaannya.

Terkait dengan target tujuan pembangunan yang harus tercapai pada tahun 2030,
maka Pemerintah Daerah masih harus bekerja keras untuk dapat mencapai target
tersebut, mengingat upaya penanggulangan kemiskinan bukan merupakan hal yang
mudah untuk dilaksanakan.

Peran Pemerintah Daerah


Tujuan Pembangunan yang ditargetkan untuk dapat dicapai pada tahun 2030 dapat
dijadikan sebagai salah satu pemacu dan semangat untuk dapat melakukan upaya
yang lebih baik dalam penanganan permasalahan yang terkait dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Kemiskinan bukan hanya masalah daerah maupun
Indonesia, tetapi juga merupakan masalah dunia. Dilihat dari berbagai program dan
kegiatan yang sudah dilaksanakan dan besarnya sumber dana yang telah
dikeluarkan, kemiskinan di daerah tetap masih menjadi permasalahan yang tidak
mudah untuk diatasi walaupun jumlah penduduk miskin sudah semakin berkurang.
Hal tersebut terjadi antara lain karena upaya penanggulangan kemiskinan
merupakan upaya terpadu yang harus dilakukan oleh semua pihak termasuk juga
masyarakat miskin itu sendiri dengan komitmen yang kuat dari semua unsur
pimpinan baik pemerintah, organisasi masyarakat dan kelompok masyarakat.

Pemerintah Daerah ikut mendukung dan melaksanakan upaya penanggulangan


kemiskinan. Komitmen tersebut telah tertuang di dalam dokumen-dokumen
perencanaan baik jangka panjang, menengah maupun tahunan, dengan
melaksanakan berbagai program dan kegiatan serta berbagai sumber dana melalui
strategi penanganan langsung maupun tidak langsung. Terkait dengan sosio-kultur
masyarakat, upaya penanggulangan kemiskinan tidak akan berhasil apabila tidak
diimbangi dengan program penyadaran masyarakat (public awareness), yaitu
sebuah upaya untuk mengurangi bahkan menghapuskan mental dan budaya miskin
dengan jalan mengingatkan, meyakinkan dan memberikan semangat kepada
masyarakat agar berusaha untuk bangkit dari kemiskinan dengan melakukan kerja
keras dan membiasakan diri untuk malu menerima bantuan sebagai orang miskin.
Koordinasi diantara stakeholders maupun instansi pengampu masih perlu
dioptimalkan, terutama dalam hal penentuan target dan sasaran program kegiatan
penanggulangan kemiskinan (termasuk kelengkapan data maupun alokasi
anggaran), secara berjenjang dari tingkat Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota
untuk menghindari terjadinya tumpang-tindih maupun terlewatnya sasaran
penanggulangan kemiskinan. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
millenium (SDG’s) yang harus dapat tercapai pada tahun 2025 pada umumnya dan
juga untuk mencapai tujuan pembangunan daerah pada khususnya, penanganan
kemiskinan memerlukan kerja keras semua pihak, komitmen dari pemerintah dan
partisipasi dari masyarakat miskin itu sendiri. Pada dasarnya, kemiskinan tidak
akan dapat dihilangkan dari muka bumi, tetapi meskipun begitu, harus dilakukan
upaya agar masyarakat yang masuk dalam kriteria miskin dapat memperoleh hak-
hak dasar kebutuhan hidupnya. Untuk itu prioritas penanganan sebaiknya
dilakukan dengan menggunakan sumberdaya yang ada, tanpa ketergantungan dari
pihak lain agar penanganannya dapat dilakukan dengan cepat dan tuntas. Agar
program dan kegiatan penangulangan kemiskinan dapat benar-benar memperoleh
hasil seperti yang diinginkan perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi serta
penilaian atas pelaksanaannya, agar dapat diketahui program dan kegiatan apa saja
yang perlu untuk dilanjutkan bahkan diakselerasikan maupun untuk diketahui
program dan kegiatan apa saja yang tidak diperlukan lagi.
Dalam pelaksanaan tidak harus mencoba melakukan semuanya sekaligus. Dapat
memulai dengan sejumlah prioritas, kemudian melakukan aksi. Bagi SDGs,
semangat lebih penting ketimbang rinciannya. Jika masing-masing kabupaten atau
komunitas mulai melakukan aksi, maka secepatnya akan terjadi perbaikan. Tahun
2025 tinggal sepuluh tahun lagi, tetapi banyak hal yang bisa dilakukan selama lima
tahun ini.

Peranan kualitas pendidikan dalam SDGs terhadap perubahan sosial

Pendidikan menjadi instrumen kekuatan sosial masyarakat untuk mengembangkan


suatu sistem pembinaan anggota masyarakat yang relevan dengan tuntutan
perubahan zaman. Abad globalisasi telah menyajikan nilai-nilai baru, pengertian-
pengertian baru serta perubahan-perubahan di seluruh ruang lingkup kehidupan
manusia yang waktu kedatangannya tidak bisa diduga-duga. Sehingga dunia
pendidikan merasa perlu untuk membekali diri dengan perangkat pembelajaran
yang dapat memproduk manusia zaman sesuai dengan atmosfir tuntutan global.
Penguasaan teknologi informasi, penyediaan SDM yang profesional, terampil dan
berdaya guna bagi masyarakat, kemahiran menerapkan Iptek, perwujudan tatanan
sosial masyarakat yang terbuka, demokratis, humanis serta progresif dalam
menghadapi kemajuan jaman merupakan beberapa bekal mutlak yang harus
dimiliki oleh semua bangsa di dunia ini yang ingin tetap bertahan menghadapi tata
masyarakat baru berwujud globalisasi ini.

Pendidikan merupakan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan
pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian karena
pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus
berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi
kreatif dan inovatif. Pendidikan sangat berperan dalam kehidupan. Menurut UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Demikian pentingnya peranan pendidikan, maka dalam UUD 1945 diamanatkan
bahwa tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapat pendidikan, pengajaran dan
pemerintah mengusahakan untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang.

Pendidikan sangat menentukan arah perkembangan suatu masyarakat. Dengan


pendidikan dapat merubah bangsa menjadi lebih baik. Konsep ini juga tertuang
pada program PBB yang terselenggara dari berbagai Negara, kualitas pendidikan
menjadi permasalahan yang krusial di dalam setiap Negara. Oleh karenanya PBB
memberikan program yang bernama SDGs sebagai langkah lanjutan dari program
sebelumnya yakni MDGs. Efek jangka panjang MDGs telah selesai pada 2015
kemarin, namun untuk Negara Indonesia dan beberapa Negara lainnya masih
belum memperlihatkan hasil yang signifikan.

Maka dari itu PBB melanjutkannya pada program berikutnya yaitu SDGs, yang
menargetkan efek jangka panjang hingga tahun 2030. Salah satu program dari
SDGs yang akan memberikan dampak perubahan sosial pada bangsa Indonesia
ialah sektor kualitas pendidikan. Perubahan-perubahan sosial tersebut antara lain:

Peran Penting Pendidikan

1. Ditinjau dari Segi Anak dan Orang Tua

Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh. Pendidikan sangat penting bagi anak,
sebab sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya,
melainkan dipenuhi oleh orang tua. Dengan kata lain, anak atau bayi manusia
memerlukan bantuan, tuntunan, dan dorongan dari orang lain untuk
mempertahankan hidup dengan pembelajaran bertahap. Pendidikan karena
dorongan orang tua yaitu nati nurani mempunyai sifat kodrati untuk mendidik
anaknya. Sehingga tanggung jawab moral hadir terhadap orang tua. Melalui
pendidikan, anak dapat memperoleh kepandaian, keterampilan, serta pembentukan
sikap dan tingkah laku sehingga lambat laun dapat berdiri sendiri.

2. Ditinjau dari Segi Pembangunan

Pendidikan sangat penting untuk pembangunan bangsa. Maka dari itu berbagai
usaha dan kegiatan dilaksanakan untuk pengelolaan, peningkatan supervisi, serta
tata laksana pendidikan. Misalnya, meningkatkan profesionalisme tenaga pengajar.

Peranan dan Fungsi Pendidikan


Fungsi Pendidikan dalam arti mikro ialah membantu (secara sadar) perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik. Sedangkan secara makro fungsi pendidikan ialah
pengembangan pribadi, warga negara, kebudayaan, dan pengembangan bangsa.
Pada dasarnya mendidik adalah tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta
didik. Dalam pengertian memberi tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan
bahwa pihak yang diberi tuntunan memiliki daya atau potensi untuk berkembang.
Potensi ini secara berangsur-ansur tumbuh dan berkembang dari dalam diri
seseorang yang diberi tuntunan.

Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembangan nilai-nilai kehidupan manusia.


Dalam pengembangan nilai ini, tersirat pengertian manfaat yang ingin dicapai oleh
manusia dalam hidupnya. Oleh karena itu, apa yang ingin dikembangkan
merupakan apa yang dapat dimanfaatkan dari arah pengembangan itu sendiri.

Adapun mengenai fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat menurut


Wuradji (1988), bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai
fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi sosialisasi.
2. Fungsi kontrol sosial.
3. Fungsi pelestarian budaya masyarakat.
4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja.
5. Fungsi seleksi dan alokasi.
6. Fungsi pendidikan dan perubahan sosial.
7. Fungsi reproduksi budaya.
8. Fungsi difusi cultural.
9. Fungsi peningkatan sosial.
10. Fungsi modifikasi sosial (Wuradji, 1988, p. 31-42).

Adapun penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut, yaitu:

Fungsi Sosialisasi
Pendidikan berperan penting dalam proses sosialisasi, yaitu proses membantu
perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang dapat beradapatasi
dengan baik di masyarakat.

Fungsi Kontrol Sosial


Pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan
tradisional masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga pelayanan pendidikan
untuk melakukan mekanisme kontrol sosial. Durheim menjelaskan bahwa
pendidikan moral dapat dipergunakan untuk menahan atau mengurangi sifat-sifat
egoisme pada anak-anak menjadi pribadi yang merupakan bagian masyarakat yang
integral di mana anak harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial. (Jeane
H. Bellatine, 1983, p.8).

Fungsi Pelestarian Budaya Masyarakat

Pendidikan di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik


yang beraneka ragam juga harus melestarikan nilai-nilai budaya daerah yang masih
layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti, dan suatu
upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan masyarakat.

Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja

Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, maka di sana
akan terjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan, latihan untuk suatu jabatan dan
pengembangan tenaga kerja tertentu. Proses seleksi ini terjadi di segala bidang baik
ketika masuk sekolah maupun ketika ingin masuk pada jabatan tertentu. Untuk
masuk sekolah tertentu harus mengikuti ujian tertentu, untuk masuk suatu jabatan
tertentu harus mengikuti testing kecakapan tertentu. Melalui hal ini, perkembangan
pendidikan dapat diketahui.

Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial

Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial mempunyai


fungsi:

1. Melakukan reproduksi budaya.


2. Difusi budaya.
3. Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan
tradisional.
4. Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial
tradisional.
5. Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-
institusi tradisional yang telah ketinggalan. Pendidikan berfungsi sebagai
reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan
pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan tinggi.
Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat
pendidikan tinggi.

Pengaruh Pendidikan terhadap Perkembangan Masyarakat


Secara garis besar berikut pengaruh atau fungsi pendidikan terhadap
perkembangan masyarakat:

1. Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat

Kecerdasan masyarakat umumnya dapat dikembangkan melalui berbagai program


pendidikan di sekolah. Membaca, menulis, dan berhitung serta pengetahuan umum,
merupakan pengetahuan dasar dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat
dan bangsa, yang sudah sejak awal diberikan di sekolah, meskipun memerlukan
pengembangan lebih lanjut. Peran yang dimainkan oleh lembaga persekolahan
terutama jalur pendidikan sekolah dalam peningkatan intelegensi atau kecerdasan
anak didiknya, secara langsung dapat dipandang sebagai konstribusi lembaga
pendidikan sekolah dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa.
Karena bagaimanapun akhirnya anak didik setelah keluar dari lembaga
pendidikan akan kembali sebagai warga masyarakat.

2. Membawa Bibit Pembaruan bagi Perkembangan Masyarakat

Dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat sangat diperlukan adanya


pengetahuan baru, teknologi baru, dan pemikiran-pemikiran inovatif yang bersifat
fungsional. Apa yang menjadi program pendidikan di persekolahan, di samping
menjamin upaya peningkatan kecerdasan, juga mengupayakan transformasidari
pengetahuan, pemikiran, dan praktik-praktik baru, terutama yang dianggap
fungsional dan relevan. Materi atau program pendidikan yang demikian bias
disebut sebagai transformasi bibit-bibit pembaharuanyang pada akhirnya akan
berfungsi dalam masyarakat.
3. Menciptakan Warga Masyarakat yang Siap dan Terbekali bagi Kepentingan
Kerja di Lingkungan Masyarakat

Anak didik pada akhirnya kembali menjadi warga masyarakat. Maka dari itu,
mereka memerlukan pekerjaan untuk menopang kehidupannya. Untuk terjun ke
dunia kerja, seseorang dituntut kesiapan tertentu, seperti skill dan sikap. Dengan
berfungsinya lembaga pendidikan jalur pendidikan sekolah dalam memberikan
bekal-bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang relevan bagi dunia
kerja. Hal tersebut langsung membawa efek terhadap lapangan kerja di
masyarakat. Berkenaan dengan itu, wajar jika kualifikasi pendidikan dijadikan
salah satu pertimbangan dalam system seleksi pada lembaga-lembaga pemberi
kerja di masyarakat.

4. Memunculkan Sifat-Sifat Positif dan Konstruktif bagi Masyarakat, Sehingga


Tercipta Integrasi Sosial yang Harmonis di Tengah-tengah Masyarakat

Sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, sifat-sifat positif dan
konstruktif yang diperlukan dalam hidup bernegara atau bermasyarakat senantiasa
menjadi perhatian. Hal ini berkaitan dengan falsafah hidup dari suatu bangsa atau
masyarakat yang mendambakan keharmonisan dan keutuhan (intergrasi) sosial
dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

Peranan dan Fungsi Lembaga Pendidikan

1. Peranan dan Fungsi Pendidikan Keluarga

Dalam keluarga anak didik mulai mengenal hidupnya. Keluarga adalah lingkungan
pendidikan pertama yang sangat penting untuk membentuk pola kepribadian anak.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, karena orang tua
sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik terdapat hubungan darah. Maka dari itu
kewenangannya pun bersifat kodrati pula.

Beberapa fungsi lembaga pendidikan keluarga, antara lain:

1. Pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak.


2. Menjamin kehidupan emosional anak.
3. Menanamkan pendidikan dasar moral.
4. Memberikan dasar pendidikan sosial.
5. Peletakan dasar-dasar keagamaan.

2. Peranan dan Fungsi Sekolah

Tujuan utama dari sistem kegiatan pendidikan yang berlangsung dalam institusi
persekolahan adalah mengembangkan dan membentuk potensi intelektual atau
pikiran, menjadi cerdas. Secara terprogram dalam koordinatif, materi pendidikan
dipersiapkan untuk dilaksanakan secara metodis, sistematis, intensif, efektif, dan
efisien menurut ruang dan waktu yang telah ditentukan.

Sekolah berperan sebagai lembaga pendidikan yang membantu lingkungan


keluarga. Maka dari itu, sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari
keluarganya. Sementara itu, dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan
sekolah dengan melaui kurikulum, antara lain:

1. Anak didik belajar bergaul dengan sesama anak didik, antara guru dengan ank
didik, dan antara anak didik dan orang yang bukan guru (karyawan).
2. Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.
3. Mempersiapkan anak didik menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
agama, bangsa, dan negara.

3. Peranan dan Fungsi Lembaga Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati suatu daerah. Masyarakat


juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai
dan tata budaya sendiri. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan
lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah.Yang dimaksud lembaga
masyarakat adalah semua lembaga sosial baik tertutup (formal) maupun terbuka
(nonformal); bidang sosial-ekonomi, sosial-politik, sosial-edukasi, sosial-religius,
dan sebagainya.

Pendidikan ini diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah, tidak mengenal


jenjang, dan bersifat khusus. Dalam lembaga masyarakat, keterampilan kerja
sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.
Dengan demikian, pengaruh pendidikan ini tampak lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai