PUSKESMAS ODIH
CIPEUNDEUY NIP. 196809081989031008
1. Pengertian Penilaian obat dan bahan medis habis pakai adalah kegiatan evaluasi
capaian kinerja pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dari
berbagai segi dan aspek.
Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu
kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat dan bahan
medis habis pakai di unit pelayanan kesehatan dasar.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pedoman kerja
petugas farmasi dalam melakukan penilaian dan pengendalian obat
-bahan medis habis pakai di Puskesmas Cipeundeuy
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cipeundeuy Nomor : …............/SK/PKM-
CPD/ /201 tentang Pelayanan Farmasi
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur / 1. Petugas farmasi melakukan perhitungan stok akhir (Stok
Langkah– Opname) obat dan bahan medis habis pakai yang bersumber
Langkah dari UPTD Gudang Farmasi Kabupaten (DAK/DAU) maupun JKN
di gudang farmasi Puskesmas dan pelayanan farmasi di
Puskesmas setiap akhir bulan dan dibuat Berita Acara serta
dilampirkan laporan Stok Opname (DAK/DAU dan JKN)
2. Petugas farmasi membuat laporan LPLPO yang memuat stok
awal, penerimaan, persediaan, pemakaian dan permintaan obat
dan bahan medis habis pakai yang bersumber dari Gudang
Farmasi Kabupaten (DAK/DAU)
3. Petugas farmasi melakukan permintaan berdasarkan
perencanaan kebutuhan untuk 2 (dua) bulan untuk obat dan
bahan medis habis pakai yang bersumber dari Gudang Farmasi
Kabupaten (DAK/DAU) dan perencanaan kebutuhan untuk 6
(enam) bulan untuk obat dan bahan medis habis pakai yang
bersumber dari JKN dengan menggunakan Metode Konsumsi
4. Petugas farmasi dapat melakukan permintaan sewaktu-waktu ke
Gudang Farmasi Kabupaten (DAK/DAU) apabila terjadi
peningkatan kebutuhan
5. Petugas farmasi melaporkan LPLPO yang telah dibuat ke
Gudang Farmasi Kabupaten dalam bentuk softcopy (email) dan
sebanyak 1 (satu) rangkap dalam bentuk hardcopy sebagai arsip
6. Petugas farmasi mengisi form FIFO Perpetual DAK/DAU dan
JKN serta dilaporkan ke Gudang Farmasi Kabupaten dalam
bentuk softcopy(email) dan sebanyak 1 (satu) rangkap masing-
masing form FIFO dalam bentuk hardcopy sebagai arsip
7. Gudang Farmasi Kabupaten (DAK/DAU) membuat Surat Bukti
Barang Keluar (SBBK) untuk obat yang akan didistribusikan ke
puskesmas
8. PBF yang ditunjuk akan membuat faktur untuk obat dan bmhp
(JKN) yang akan di distribusikan ke Puskesmas
9. Petugas farmasi membukukan penerimaan (disesuaikan dengan
SBBK dan Faktur yang diterima) dan pengeluaran/pemakaian
obat dan bahan medis habis pakai kedalam buku penerimaan
dan Kartu Stok
10. Petugas farmasi mengisi form Indikator Ketersediaan Obat dan
dilaporkan ke Gudang Farmasi Kabupaten dalam bentuk
softcopy (email) setiap awal bulan
11. Petugas farmasi membuat laporan penggunaan Narkotika-
Psikotropika dan dilaporkan setiap awal bulan ke Gudang
Farmasi Kabupaten dalam bentuk softcopy (email)
12. Petugas farmasi mengisi form Penggunaan Obat Rasional setiap
triwulan dan dilaporkan ke Gudang Farmasi Kabupaten dalam
bentuk softcopy (email)
13. Petugas farmasi mengisi form laporan pemberian informasi obat
(PIO) dan dilaporkan ke Gudang Farmasi Kabupaten dalam
bentuk softcopy (email) setiap awal bulan
6. Bagan Alir
( Jika
dibutuhkan)
Perhitungan
stok akhir obat
dan bmhp
Pembuatan
LPLPO
Permintaan
berdasarkan
perencanaan
kebutuhan
Permintaan sewaktu
berdasarkan
peningkatan
kebutuhan
FIFO
PERPETUAL
Membukukan
penerimaan dan
pengeluaran ke dalam
kartu stok
Membuat laporan
penggunaan narkotika-
psikotropika
PUSKESMAS ODIH
CIPEUNDEUY NIP. 196809081989031008
No Kegiatan Ya Tidak