Pengertian hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa,terutama dalam bahasa melayu yang
berisikan tentang kisah,cerita,dan dongeng. Pada umumnya hikayat bercerita tentang kehebatan
maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesakitan serta mukjizat tokoh
utama. Hikayat merupakan istilah yang berasal dari arab yakni dari kata “Haka” yang artinya
bercerita atau menceritakan.
1.) FUNGSI HIKAYAT = Umunya hikayat memiliki fungsi sebagai pembangkit semangat,
penghibur atau pelipur lara,atau hanya untuk meramaikan suatu acara atau pesta.
2.) CIRI-CIRI HIKAYAT= Salah satu bentuk sastra prosa yang dikenal dengan hikayat ini
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
*Anonim*: Artinya pengarang dari hikayat umumnya tidak kenal.
*Istana Sentris* : Menceritakan tentang tokoh yang berkaitan dengan kehidupan
istana/kerajaan atau pusat ceritanya berbeda didalam lingkungan istana.
*Bersifat Statis* : Bersifat statis maksudnya tetap atau tidak banyak jadi perubahan.
*Bersifat Komunal* : Bersifat komunal artinya menjadi milik masyarakat.
*Menggunakan Bahasa Klise* : Menggunakan bahasa yang di ulang-ulang.
*Bersifat Tradisional*: Hikayat bersifat tradisional atau meneruskan budaya/tradisi yang
di anggap baik.
*Bersifat Didaktis*: Bersifat didaktis atau mendidik baik didaktis secara moral maupun
didaktis secara religi.
*Menceritakan Kisah Universal Manusia* : Hikayat menceritakan kisah secara universal
seperti peperangan antara yang baik dan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik.
*Magis* : Cerita hikayat umunya bersifat magis. Pengarang akan membawa pembaca ke
dunia khayal imajinasi yang serba indah.
3.) UNSUR HIKAYAT= Hikayat memiliki beberapa unsur yang harus dipenuhi yakni :
*Tema : Tema merupakan ide atau gagasan yang mendasari sebuah cerita
*Latar : Latar ialah tempat,waktu, dan suasana yang digambarkan dalam suatu cerita.
*Alur : Alur merupakan jalinan peristiwa dalam sebuah cerita yang terjadi di dalam hikayat.
*Amanat : Suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui sebuah cerita.
*Sudut Pandang : Pusat pengisahan dari mana suatu cerita dikisahkan oleh si pencerita.
HIKAYAT PETANI
Inilah suatu kisah yang sering diceritakan oleh orang tua-tua, asal raja yang berbuat negri
petani Darussalam itu. Adapun raja di kota Maligai itu namanya Paya Tu Kerub Mahajana. Maka
Paya Tu Kerub Mahajana beranak seorang laki-laki, maka dinamai anakanda baginda itu Paya Tu
Antara. Hatta beberapa lamanya, Paya Tu Kerab Mahajana pun meninggal. Syahdan maka Paya Tu
Antara pun menggantikan ayah handa baginda itu. Iya menamai dirinya Paya Tu Naqpa. Selama
Paya Tu Naqpa memimpin kerajaan itu senantiasa ia pergi berburu.
Pada suatu hari, Paya Tu Naqpa duduk di atas takhta kerajaannya di hadap oleh segala
mentri pegawai hulubalang dan rakyat sekalian. Arkian maka titah naginda:” aku dengar kabarnya
perburuan disebelah laut itu sangat banyak” . Maka sembah serigala mentri”Daulat tuanku,
sungguhlah seperti titah duli yang maha mulya itu , patikdengar pun demikian juga”. Maka titah
Paya TU Naqpa”Jika demikian karahkanlah segala rakyat kita. Esok hari kita hendak pergi berburu
ke tepi laut itu”. Maka sembah mentri serigala hulubalangnya:” Daulat tuanku, mana titah dauli
yang maha mulya petik junjung”. Akhirnya datang pada keesokan harinya, baginda pun pergi
dengan segala mentri hulubalangnya diiringi oleh seluruh rakyat sekalian. Setelah sampai pada
tempat berburu itu, maka sekalian rakyat pun berhenti dan mendirikan tenda. Maka baginda pun
turun dari gajahnya semayam di dalam kemah di hadapan mentri hulubalang rakyat sekalian.
Maka baginda pun menitahkan orang pergi untuk melihat bekas rusa itu. Maka titah baginda”
Baiklah esok pagi-pagi kita berburu”.
Maka setelah keesokan harinya jaring dan jerat pun dipersiapkan. Maka segala rakyat
masuklah kedalam hutan itu melakukan perburuan dari pagi-pagi hingga datang mengelincir
matahari , seekor perburuan tiada di peroleh. Maka baginda pun amat heran maka baginda pun
menitahkan untuk melepaskan anjing pemburu. Hatta ada sekira-kira ada dua jam lamanya maka
berbunyilah suara anjing itu menyalak. Setelah baginda datang pada suara itu, maka baginda
bertemu dengan segala orang yang menurut anjing itu. Maka titah baginda”Apa yang disalak oleh
anjing itu?”. Maka sembah sekalian mereka itu” Daulat tuanku, petik memohon ampun dan
karunia. Ada seekor pelanduk putih, besarnya seperti kambing, warna tubuhnya gilang gemilang.
Itulah yang dihambat oleh anjing itu. Maka pelanduk itu lenyap pada pantai ini.
Setelah baginda mendengar sembah orang itu, maka baginda pun berangkat berjalan ke
tempat itu. Maka baginda pun bertemu dengan sebuah rumah orang tua suami istri duduk
merawa dan menjerat. Maka titah baginda menyuruh bertanya kepada orangh tua itu, dari mana
datangnya dan orang mana asalnya. Maka hamba raja itu menjunjung titah baginda kepada kedua
orang tua itu. Maka sembah orang tua itu,” Daulat tuanku,adapun petik ini hamba pun juga
kebawah duli yang maha mulya,karena asal petik ini duduk di kota maligai. Maka pada masa
paduka Nenda berangkat pergi berbuat negri ke ayutia, maka petik pun dikerah pergi
mengiringkan duli paduka Nenda berangkat itu.Setelah paduka Nenda sampai ditempat ini.”maka
titah baginda”. Siapa nama engkau?”. Maka sembah orang tua itu “ nama petik Encik Tani”.
Setelah sudah baginda mendengar sembah orang tua itu, maka baginda kembali pada kemahnya.
Dan pada malam itu baginda pun berbicara dengan segala mentri hulubalangnya berbuat negri
pada tempat pelanduk putih itu.
Setelah keesokan harinya maka segala mentri hulubalangnya menyuruh orang kembali ke
kota maligai dan ke lancang mengarahkan segala rakyat hiril berbuat negri itu. Setelah sudah
segala mentri hulubalangnya dititahkan oleh baginda masing-masing dengan ketumbukannya,
maka baginda pun berangkat kembali ke kota malingai. Hatta antara dua bulan lamanya, maka
negri itu pun sudah lah. Maka baginda pun pindah hilir duduk pada negri yang diperbuat itu, dan
negri itu pun dinamakan petani Darussalam(negri yang sejahtera). Arkian pangkalan yang
ditempat pelanduk putih lenyap itu ( dan pangkalannya itu) pada pintu gajah ke hulu jembatan
kedi. Pangkalan itu tempat Etnic Tani naik merawa dan menjerat itu. Syahdan kebanyakan kata
nama negri itu mengikuti orang yang merawa itulah . Bahwa sesungguhnya nama negri itu
mengikuti sembah orang mengatkan pelanduk lenyap itu.
Demikianlah Hikayatnya.
FABEL
Kata fabel secara etimologi berasal dari bahasa latin “fibula” (berarti cerita) yang
merupakan turunan dari kata “feri” (berarti berbicara). Fabel berarti perangkat sastra berupa
cerita ringkas dan singkat yang bertujuan menyampaikan pesan-pesan moral di akhir cerita.
Dengan kata paling sederhana, fabel dapat berarti cerita yang di perankan para binatang
dengan sifat-sifat seperti manusia. Namun, dalam kesusastraan, fabel merupakan sebuah
pelajaran (bersifat mendidik) yang disajikan melalui cerita-cerita hewan. Sedangkan dalam prosa,
dan syair, fabel digambarkan lebih luas dengan cara pemberian atribut manusia pada tanaman,
hewan, kekuatan alam dan benda mati, serta pelajaran moral pada akhir cerita.
#CIRI-CIRI FABEL
1. Tema cerita fabel di dominasikan hubungan sosial.
2. Tokoh-tokoh yang berperan dalam fabel adalah para binatang.
3. Watak yang digambarkan oleh para tokoh (binatang) didalam fabel menyerupai karakter
manusia seperti baik,buruk,penyabar,pemarah,suka menolong,ringan tangan,keras
kepala,egois,dll.
4. Tokoh fabel yang di perankan oleh para binatang dapat berfikir,berkomunikasi,bertingkah
laku layaknya manusia.
5. Sudut pandang yang digunakan dalam fabel adalah orang ketiga.
6. Jalan cerita menggunakan alur maju (runtut,dari awal hingga akhir)
7. Konflik cerita fabel meliputi permasalahan dunia binatang yang menyerupai manusia.
8. Fabel dilengkapi dengan penggunaan latar tempat
(hutan,sungai,gunung,pepohonan,bebatuan,padang rumput,gua semak,dsb) latar
waktu(pagi,siang,sore,malam) latarsosial, dan latar emosional.
9. Ciri bahsa didalam fabel bersifat naratif, berupa dialog yang mengandung kalimat
langsung, dan menggunakan bahasa informal ataubahasa sehari-hari.
10. Mengandung pesan dan amanat berharga untuk pembacanya.
# JENIS-JENIS FABEL
Berdasarkan asal ruang lingkub, fabel terbagi menjadi :
1. Fabel lokal
2. Fabel nusantara
3. Fabel internasional
1. Fabel alami
2. Fabel adaptasi
1. Fabel koda
2. Fabel tanpa koda
1. Fabel jenaka
2. Fabel tragedi
3. Fabel romantika
4. Fabel heroik
DONGENG
Dongeng adalah sebuah bentuk karya sastra yang bercerita mengenai suatu hal kejadian
yang luar biasa penuh khayalan atau fiksi di anggap sebagai hal yang tidak benar benar
terjadi. Dongeng juga bisa disebut sebagai cerita tradisional atau cerita yang disampaikan
secara turun temurun dari nenek moyang sejak dahulu kala. Fungsi dongeng sendiri adalah
berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral adapula moral dongeng yang berfungsi
untuk menghibur.
LEGENDA
Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi yang ceritanya di
hubungkan dengan tokoh sejarah serta dibumbui dengan keajaiban,kesaktian,dan
keistimewaan tokohnya.
Kata legenda sendiri berasal dari bahasa latin “legere” pengertian legenda adalah
cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu
yang benar-benar terjadi.Menurut kamus besar bahasa indonesia,legenda adalah
cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah
# CIRI-CIRI LEGENDA
Legenda memiliki beberapa ciri khas atau karakteristik yakni :
1. Dianggap sebagai kejadian yang benar-benar terjadi.
2. Bersifat sekuler atau keduniawan.
3. Tokoh legenda umumnya manusia.
4. Sejarah keleratif yakni merupakan sejarah yang banyak mengalami distori
keren berbeda dari cerita aslinya.
5. Bersifat migration atau berpindah-pindah. Halini kemudian menyebabkan
legenda dari suatu daerah dikenal luas oleh daerah lainnya.
6. Bersifat siklus, maksudnya menceritakan sebuah tokoh pada zaman itu.
# JENIS-JENIS LEGENDA
Legenda terbagi kedalam empat jenis yakni :
MITOS
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar era
lampau, punya kandungan penafsiran tentang alam semesta dan
keberadaan makhluk di dalamnya, dan di anggap sangat berjalan oleh
yang empunya cerita atau penganutnya.
Pada umumnya mitos menceritakan tentang terjadinya alam
semesta,dunia dan para makhluk penghuninya, wujud topografi, kisah
para makhluk supranatural dan lain sebagainya. Mitos timbul sebagai
catatan peristiwa-peristiwa yang sangat di lebih-lebihkan, sebagai alegori
dan personifikasi bagi fenomena alam atau termasuk sebagai suatu
penjelesan mengenai ritual.