Materi Ukom Mahasiswa PDF
Materi Ukom Mahasiswa PDF
KEPERAWATAN
Skor Nilai
PENGERTIAN Penggantian balutan untuk membantu proses penyembuhan luka
1. Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengasorbsi cairan 5
dan dapat menjaga kebersihan luka.
2. Melindungi luka dari kontaminasi.
3. Dapat menolong hemostatis ( bila menggunakan elastis
TUJUAN
verband)
4. Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna.
5. Menurunkan pergerakan dan trauma.
6. Menutupi keadaan luka yang tidk menyenangkan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat 20
a. Set steril yang terdiri atas:
1.) Kapas alkohol
2.) Ksa steril
3.) Pinset anatomi
4.) Pinset chirugi
5.) Gunting steril
6.) Kom steril/bengkok kecil
7.) Kapas lidi steril
b. Tule, salep obat topikal
c. Gunting plaster
d. Plester, perekat/hipafik
e. Alkohol 70%
f. Larutan NaCl 0,9%
g. Handscoen bersih
h. Handscoen steril
i. Penggaris milimeter disposable
B. Persiapan Pasien 15
1. Perkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Pakai handscoen bersih
3. Buka balutan dengan menggunkan kapas alkohol dan
buang pada tempat sampah atau kantong plastik yang
telah disediakan.
4. Observasi luka, ukur panjang, lebar dan kedalaman luka
dengan menggunakan penggaris milimeter disposable
kemudian lihat juga keadaan luka, warna luka, warna
sekitar tepi luka, derajat luka ada caian atau tidak. Catat
semua hasil observasi.
5. Buka set steril
6. Bersihkan luka menggunakan kasa steril yang telah diberi
NaCl 0,9 % dengan kasa dari dalam keluar (pergerakan
melingkar) sambil memencet luka untuk mengeluarkan
eksudat.
7. Kasa hanya dipakai 1x dan diganti lagi.
8. Ualangi pembersihan sampai semua luka bersih dan cairan
eksudat keluar.
9. Buang handscoen bersih pakai handscoen steril.
10. Pakai salep atau wound dresing yang di anjurkan dokter.
11. Balut luka dengan menggunakan kasa steril. Jika luka
masih basah atau atau banyak mengluarkan cairan maka
balut luka dengan kasa sampai 7 lapisan dan jika luka
sudah mulai kering maka 3 lapis kasa saja.
12. Fiksasi dengan plaster atau hipafik.
13. Buang handscoen dan kasa di tempat yang telah
disediakan.
14. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman.
15. Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan
dan handscoen kotor. Bersihkan alat dan buang samapah
di tempatnya.
16. Cuci tangan 6 langkah.
Laporkan adanya perubahan pada luka kepada perawat
yang bertanggung jawab. Catat pergantian balutan. Kaji
keadaan luk dan respon pasien.
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat Memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Tutupi badna ibu dengan kain atau selimut
3. Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut
PROSEDUR
ditekuk dan paha dibentangkan
4. Gunakan sarung tangan steril saat melakukan
pemeriksaan
5. Ambil 3 kasa atau kapas gulungan yang dicelupkan
pada cairan antiseptic usapkan pada labia mayor
kanan 1 kali dan kapas dibuang kemudian lakukan
perasat sama pada sebelah kiri 1 kali dan yang
terakhir 1 kali puncak vagina sampai perineum
tanpa menyentuh anus
6. Periksa genetalia eksterna,perhatiakan apakah ada
luka atau massa
7. Masukkan sarung tangan ke larutan desinfektan
kemudian lepas
8. Benahi kembali kondisi ibu seperti semula
9. Laksanakan cuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
Nilai Standart Kelulusan: 75
NEBULIZER
Skor Nilai
Nebulizer ( Jet ) adalah :
Suatu alat yang merubah air sedemikian rupa sehingga
PENGERTIAN pecah menjadi butir-butir kecil dengan pancaran udara.
Memberikan campuran zat aerosol dalam partikel udara
dengan tekanan udara
Untuk mengencerkan sekret dengan jalan memancarkan 5
TUJUAN butir-butir air melalui jalan napas.
Pemberian obat-obat aerosol
A. Persiapan Alat 20
1. Nebulizer dan perlengkapan
2. Obat-obat untuk terapi aerosol
3. Selang oksigen
4. Masker Nebulizer atau mouth piece
5. Bengkok
6. Tissue
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam
posisi semifowler, jaga privasi.
PROSEDUR
3. Chamber nebilizer diisi obat (sesuai program
pengobatan) hubungkan dengan masker atau
moutpiece dan hubungkan dengan selang
4. Hubungkan mesin dengan sumber listrik
5. Pasang masker nebul pada pasien
6. Hidupkan nebulizer
7. Tunggu hingga obat habis
8. Matikan mesin
9. Lepaskan masker nebul
10. Anjurkan pasien minum air hangat
11. Ajari pasien batuk efektif jika perlu
12. Setelah obat habis matikan alat
13. Lepas masker nebul dari pasien
14. Cuci chamber dan masker nebul dengan air mengalir
15. Keringkan
16. Bereskan alat-atat
17. Cuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien.
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Perkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
D. Tindakan 40
1. Dekatkan peralatan yang dibutuhkan
2. Gunakan penlight untuk mengidentifikasi adanya
kelainan pada daerah hidung, hindari pemasangan pada
hidung yang terdapat polip atau bejolan lainnya
3. Pakai Handscoon kemudian posisikan pasien dengan
kepala hiper ekstensi
4. Pasang handuk di dada pasien
5. Letakkan bengkok di dekat pasien
6. Ukur selang NGT mulai dari processus xipoideus – ujung
hidung – lubang telinga, beri benang wol
7. Ujung selang diberi jelly
8. Bagian pangkal selang di klem
9. Beritahu pasien bahwa selang akan dimasukkan dan
perintahkan pada pasien untuk menelan jika selang
sudah sampai di tenggorokan
10. Masukkan selang perlahan dan minta pasien menelan
11. Pada pasien yang tidak dapat menelan fleksikan kepala
pasien saat selang diperkirakan sampai di faring.
12. Masukkan hingga batas yang ditentukan
13. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar
masuk lambung atau trakhea dengan memasukkan
angin 5 – 10 cc dengan spuit dan dengarkan dengan
stetoskop. Bila ada suara angin angin berarti sudah
benar masuk lambung. Kemudian aspirasi kembali
udara yang dimasukkan tadi, jika sudah sampai lambung
akan ada cairan lambug yang teraspirasi.
14. Fiksasi benang di hidung pasien dengan hypavix
15. Klem dengan menekuk selang NGT dan memasukkan ke
dalam lubang ujung ngt
16. Bereskan alat-alat
17. Cuci tangan
F. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Alat-alat didekatkan dengan penderita
2. Mencuci tangan
3. Pasang perlak kecil pada lokasi yang akan dipasang infus
4. Cairan yang diperlukan digantung pada standart infus.
5. Tutup botol cairan dilepas dan melakukan desinfeksi, infus set
dibuka dan kran selang infus ditutup kemudian tusukkan pipa
saluran infus pada botol cairan.
6. Isi reservoir/tabung tetesan dengan cairan sampai batas yang
sudah ditentukan.
7. Tutup jarum selang infus dibuka, cairan infus dialirkan sampai
keluar dengan cara membuka kran selang infus secara
perlahan-lahan agar tidak ada udara yang tersisa di dalam
selang infus, setelah cairan infus sudah keluar kran selang
infus ditutup kembali.
8. Lakukan kebersihan tangan.
9. Pilih dan pastikan vena yang akan di infus, usahakan ditangan
kiri dulu kecuali ada kontra indikasi.
10. Catatan : jangan melakukan infus di bawah pergelangan
tangan atau kaki kecuali diarea lain tidak bisa
dilakukan,anak dan bayi.
11. Tourniquet dipasang ±5 cm proximal pada daerah yang akan
ditusuk.
12. Perawat memakai sarung tangan (jangan lupa melakukan
kebersihan tangan sebelum dan sesudah menggunakan sarung
tangan )
13. Gunakan betadin untuk desinfeksi awal dengan menggunakan
kapas steril diarea penusukan dengan cara memutar dari
dalam keluar (5cm) tunggu 30-60 detik, kemudian betadin
dibersihkan dengan alkohol swab dengan cara memutar dari
dalam keluar (5cm) dan tunggu sampai kering (note: jangan
meniup daerah yang sudah didesinfeksi)
14. IV cateter ditusukkan dengan sudut 30* kedalam vena yang
sudah disiapkan dengan posisi lubang jarum menghadap
keatas, kecuali bila pembuluh darah kolap maka lubang jarum
infus menghadap ke bawah.
15. Bila cateter sudah masuk vena dengan tepat (ditandai dengan
keluarnya darah pada pangkal jarum) maka mandrin ditarik
kurang lebih 0,5 cm dan cateter didorong pelan masuk
kedalam vena sampai pangkal cateter IV.
16. Tourniquet dilepas, kemudian mandrin dilepas
17. IV cateter disambung dengan infus set
18. Bila tetesan cairan lancar pangkal jarum infus difiksasi dengan
tepat yaitu dengan cara tehnik menyilang jika menggunakan IV
cateter yang tidak bersayap atau dengan teknik U atau H jika
menggunakan IV kateter bersayap.
19. Pangkal jarum ditutup dengan transparan dressing.
20. Tulis waktu dan nama pemasang.
21. Pasien diatur pada posisi yang nyaman, bila perlu pasang
spalk/bidai terutama pasien anak/gelisah.
22. Jelaskan posisi yang aman pada pasien
23. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.
24. Beri Salam
25. Cuci tangan
G. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
Perhatian :
1. Bila infus dipasang terus menerus, maka tiap 4 hari infus
tersebut harus diganti atau sewaktu-waktu bila ada indikasi.
Komunikasi kepada keluarga dan penderita tentang
penggantian infus yang dilakukan.
2. Observasi tanda-tanda plebitis setiap saat
3. Pastikan jangan sampai botol infus kosong yang dapat
menimbulkan udara masuk ke pembuluh darah dengan cara
rutin melakukan kontrol cairan sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
4. Tidak diperkenankan meminta keluarga untuk melaporkan jika
infus sudah habis.
5. Tidak diperkenankan mengatur sendiri tetesan infus, dan
melaporkan ke perawat jika ke kamar mandi.
TOTAL NILAI 100
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan dan persiapkan alat-alat di dekat klien
2. Pakai sarung tangan
PROSEDUR 3. Persilakan klien untuk melepas celana (jaga privasi
klien)
4. Bantu klien berbaring kearah lateral sinistra atau
dekstra dengan kaki fleksi Pada bayi periksa keadaan
anus klien
5. Desinfeksi thermometer dengan alcohol swab
6. Olesi thermometer dengan jelly/lubricant
7. Minta klien untuk nafas dalam dan masukkan
thermometer ke lubang anus sedalam 3 cm (jangan
paksakan bila ada tahanan/hambatan)
8. Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan
berlangsung selama 5 menit
9. Ambil thermometer dan baca hasilnya
10. Letakkan pada bengkok
11. Cuci thermometer dengan sabun dan air mengalir lalu
keringkan
12. Rapikan klien
13. Cuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
Hasil normal adalah 37,3° C – 37,6° C
TOTAL NILAI 100
Nilai Standart Kelulusan: 75
MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI AKSILA
Skor Nilai
Merupakan tata cara pemeriksaan suhu tubuh di axilla. Suhu
tubuh merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara
PENGERTIAN
pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang suhu tubuh
dapat diukur dengan menggunakan thermometer.
5
TUJUAN Untuk mendapatkan data obyektif dari rentang suhu tubuh
A. Persiapan Alat 20
1. Thermometer digital
2. Kassa
3. Kapas alkohol
4. Bengkok
5. Tempat termometer
6. Bullpen
7. Lembar dokumentasi
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Minta pasien untuk duduk atau berbaring, pastikan
PROSEDUR pasien merasa nyaman
2. Gulung lengan baju pasien atau buka baju atas sampai
axilla terlihat
3. Keringkan daerah axilla dengan kassa
4. Pastikan thermometer siap (jika menggunakan
thermometer raksa suhu awal < 35 C)
5. Pasang thermometer pada daerah tengah axilla, minta
pasien menurunkan lengan atas dan meletakan lengan
bawah diatas dada.
6. Jelaskan pada pasien bahwa pengukuran
berlangsungselama 5 menit atau sampai alarm berbunyi
pada thermometer elektrik.
7. Ambil thermometer dan baca hasilnya
8. Bersihkan thermometer menggunakan kapas alkohol
atau menggunakan air sabun, savlon, air bersih lalu
keringkan dengan kassa
9. Rapikan pasien
10. Mencuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Atur posisi pasien
3. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi
terlentang
PROSEDUR 4. Lengan baju dibuka
5. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 1cm
diatas fossa cubiti(jangan terlalu ketat mauoun terlalu
longgar)
6. Tekan tanda start pada tensi elektrikl dan tunggu hasilnya
7. Pada tensi meter air raksa, posisikan katup air raksa pada
posisi “ON” kemudian pasang stetoskop di telinga dan
bagian diafragm diatas arteri brakhialis
8. Tutup katup balon pemompa, kemudian pompa manset
perlahan sampai tidak terdengar denyut nadi ditambah
20 mmhg
9. Buka katup balon pemompa sambil dengarkan bunyi
denyut nadi
10. Denyutan pertama merupakan nilai sistole
11. Denyutan terakhir merupakan nilai diastole
12. Jika tidak yakin dengan hasil yang diperoleh bisa diulang
atau minta perbandingan dengan perawat lain.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
B. Persiapan Pasien 15
1. Perkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
PROSEDUR 2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Raba denyut nadi pasien di bagian radialis
3. Hitung jumlah denyutan dalam waktu 1 menit
4. Rasakan juga kekuatan denyutan dan irama denyut nadi
5. Cuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
B. Persiapan Pasien 15
1. perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
PROSEDUR
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Anjurkan pasien meletakkan tangannya menyilang di
dada pasien
3. Hitung inspirasi dan ekspirasi pasien adalah 1 x nafas
4. Amati dalam 1 menit
5. Amati juga pola nafas dan penggunaan otot bantu
nafas pada pasien
6. Cuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
Nilai Standart Kelulusan: 75
MEMBERIKAN OBAT INTRA CUTAN
Skor Nilai
Pemberian obat ke dalam lapisan dermal kulit tepat dibawah
epidermis, disini suplay darah lebih sedikit dan absorbsi obat
PENGERTIAN
berlangsung lambat. Biasanya hanya sedikit jumlah larutan
yang digunakan sebagai contoh 0,1 ml.
Merupakan metode uji diagnostik untuk mengetahui adanya 5
TUJUAN
allergen atau pajanan terhadap penyakit spesifik
PROSEDUR A. Persiapan Alat 20
1. Bak instrument
2. Spuit injeksi 1cc
3. Obat-obatan yang dibutuhkan
4. Alcohol swab
5. Savety Box
6. Sarung tangan
7. Buku catatan obat
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Perawat mendekatkan alat-alat
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
4. Isi spuit dengan obat yang akan disuntikkan sebanyak
0,1 cc kemudian encerkan kembali menjadi 1 cc
5. Masukkan spuit dalam bak instrumen
6. Tentukan area penyuntikan yaitu di lengan bawah
bagian dalam.
7. Meregangkan permukaan kulit dengan tangan kiri
8. Desinfeksi area yang akan di lakukan injeksi dengan
alcohol swab, usap bagian tengah tempat injeksi
dengan arah gerakan memutar keluar dengan
diameter 5 cm
9. Melepaskan jarum dengan teknik 1 tangan
10. Memasukkan jarum dengan sudut 0-15° dan lubang
jarum menghadap keatas
11. Memasukkan perlahan-lahan sampai timbul bulatan
menonjol membentuk indurasi (gelembung) maksimal
obat yang di injeksikan 0,1 cc
12. Menarik jarum dan jangan dilakukan massage
13. Tutup jarum dan buang dalam savety box
14. Tandai indurasi dengan memberi lingkaran dengan
ballpoint atau spidol dengan diameter 1-2,5 cm dan
tulis nama obat yang diberikan dan jam penyuntikan
15. Komunikasikan kepada pasien untuk tidak menggaruk
area yang di injeksi jika terasa gatal
16. Beritahukan bahwa prosedur sudah selesai
17. Bereskan alat-alat
18. Cuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien, evaluasi adanya kemerahan, gatal
yang melebihi batas tanda yang diberikan, dan
kemerahan biasanya tidak beraturan (mengindikasikan
alergi), bedakan kemerahan karena manipulasi (karena
injeksi) biasanya merah terlokalisir diantara tempat
tusukan.
2. Evaluasi skin test dalam waktu 10 menit.
3. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
4. Ambil obat yang akan di suntikkan sesuai program atau
dosisnya. Jika obat dalam sediaan bubuk maka larutkan
dengan cairan pelarut (aquadest steril), tempatkan di
bak atau kar injeksi.
5. Periksa atau tentukan tempat atau lokasi yang akan
dilakukan penyuntikan
6. Pada daerah paha (fascus lateralis) dengan cara
meminta pasien untuk berbaring terlentang dengan
lutut sedikit fleksi
7. Pada ventro gluteal dengan cara meminta pasien miring
dengan lutut dan panggul pada sisi yang akan
disuntikkan dalam keadaan fleksi dan diletakkan di
depan tungkai bawah
8. Pada dorso gluteal dengan cara meminta pasien untuk
telungkup dengan lutut di putar ke arah dalam
9. Pada deltoid (lengan atas) dengan meminta pasien
untuk duduk atau berbaring mendatar dengan lengan
atas fleksi.
10. Desinfeksi daerah yang akan disuntik dengan alkohol
swabs dengan teknik melingkar ke arah keluar
11. Lakukan penusukan dengan jarum tegak lurus (90
derajat)
12. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah masukkan obat
hingga obat peralahan lahan hingga obat habis
13. Tarik keluar jarum dengan sudut yang sama dengan saat
menyuntikkan jarum, lakukan setelah anda yakin semua
obat sudah disuntikkan
14. Tekan dengan lembut daerah injeksi dengan alcohol
swab, pasien mungkin merasa tidak nyaman, itu normal
15. Spuit bekas suntikan dibuang ke safety box
16. Cuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
4. Ambil obat yang akan di suntikkan sesuai program atau
dosisnya. Jika obat dalam sediaan bubuk maka larutkan
dengan cairan pelarut (aquadest steril), tempatkan di bak
injeksi
5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih tangan yang
banyak melakukan aktivitas
6. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya, tentukan
vena yang akan ditusuk
Lokasi Yang Tidak Dipebolehkan DiambilDarah
- Lengan pada sisi mastectomy
- Daerah edema
- Hematoma
- Daerah dimana darah sedang ditransfusi
- Daerah bekas luka
- Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan
vascular
- Daerah intra-vena line
7. Pasang pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan
8. Pasang tourniquet pada bagian proximal
9. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan
perabaan untuk memastikan posisi vena
10. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan atau kearah sikuLakukan pembendungan
dengan tornikuet pada bagian atas daerah yang akan
dilakukan pemberian obat.
11. Desinfeksi daerah yang akan disuntik dengan alkohol
swabs dengan teknik melingkar ke arah keluar
12. Lakukan penusukan pada vena dengan lubang jarum
menghadap ke atas (sudut sesuai dengan kondisi vena
terhadap permukaan kulit)
Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepas tornikuet
masukkan obat hingga obata habis
13. Tarik jarum dan tahan dengan alkohol swabs pada
daerah penusukan lalu tutup dengan plester.
14. Tidak boleh di lakukan masase
15. Spuit bekas suntikan dibuang ke Savety Box
16. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi, dokumentasi waktu dan reaksi disertai TTD
petugas dan pasien atau keluarga.
TOTAL NILAI 100
Nilai Standart Kelulusan: 75
MEMBERI TERAPI OBAT SUBLINGUAL
Skor Nilai
Pemberian obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah
PENGERTIAN
lidah
Mendapatkan efek obat yang lebih cepat dibanding melalui 5
TUJUAN
oral
A. Persiapan Alat : 20
1. Obat yang sudah ditentukan
2. Tongspatel (bila perlu)
3. Sarung tangan/ handscone
4. Kasa untuk membungkus tongspatel
5. Catatan pemberian obat
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Periksa kembali perintah pengobatan (nama pasien,
nama dan dosis obat, waktu dancara pemberian)
periksa tanggal kedaluarsa obat.
2. Mencuci tangan
3. Gerus obat dan letakkan obat di pot obat oral atau
PROSEDUR sendok
4. Anjurkan pasien untuk mengangkat lidahnya atau
memasang tongspatel ( jika pasien tidak sadar ).
5. Meletakan obat dibawah lidah pasien
6. Memberitahu pasien supaya tidak menelan obat dan
biarkan berada dibawah lidah sampai habis di absobsi
seluruhnya.
7. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak
minum dan berbicara selama obat belum terlarut
seluruhnya.
8. Perawat cuci tangan
9. Evaluasi respon pasien
10. Evaluasi reaksi obat
11. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan, respon pasien, hasil tindakan,nama obat
dan dosis, perawat yang melakukan) pada catatan
keperawatan.
12. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
13. Cuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat
3. Atur posisi pasien sims dengan tungkai bagian atas flexi
PROSEDUR ke depan dan tutup dengan selimut dan ekspasi hanya
pada area perineal saja
4. Kenakan sarung tangan
5. Buka obat dari kemasan dan beri pelumas pada ujung
bulatnya dengan jeli, beri pelumas sarung tangan pada
jari telunjuk dari tangan yang dominan
6. Minta pasien untuk tarik napas dalam melalui mulut
7. Renggangkan pantat pasien dengan tangan non
dominan
8. Masukkan obat kedalam anus melalui spinter ani dan
mengenai dinding rectal 10cm pada orang dewasa
dancm pada bayi dan anak-anak
9. Anjukan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau
miring selama 20 menit
10. Buang sarung tangan pada tempat yang benar
11. Cucit angan
E. Evaluasi 5
3. Kaji respon pasien
4. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
Nilai Standart Kelulusan: 75
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Siapkan peralatan dekat pasien
2. Cuci tangan
3. Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral
(menelan, mual, muntah, adanya program tahan makan atau
minum, akan dilakukan pengisapan lambung, dll)
4. Periksa kembali perintah pengobatan (nama pasien, nama dan
dosis obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal
kadaluarsa obat
5. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan
dan ambil obat yang diperlukan)
6. Siapkan obat – obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah
obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa
mengkontaminasi obat (gunakan teknik aseptik untuk
menjaga kebersihan obat)
a. Pemberian Obat Pada Orang Dewasa
Tablet atau Kapsul
Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposible
tanpa menyentuh obat
Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk
membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan
Beri pasien air yang cukup untuk menelan obat jika sulit
menelan, anjurkan pasien meletakkan obat di lidah bagian
belakang kemudian anjurkan minum
Jika pasien mengalami kesulitan menelan, gerus obat
menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang
penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air.
Obat Dalam Bentuk Cair
Kocok/putar obat atau dibolak balik agar bercampur
dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang telah
berubah warna atau menjadi lebih keruh
Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam
Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada
telapak tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label.
Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan
obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat
Tuangkan obat dalan takaran sesuai dengan kebutuhan ke
dalam mangkuk obat berskala
Sebelum menutup botol usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
PROSEDUR 2. Gunakan sarung tangan jika diperlukan.
3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
4. Ambil obat yang akan di suntikkan sesuai program atau
dosisnya
5. Desinfeksi daerah yang akan di suntik dengan alkohol
swabs dengan teknik melingkar ke arah keluar
6. Regangkan dengan tangan kiri daerah yang akan di
injeksi
7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap
ke atas membentuk sudut 45 derajat terhadap
permukaan kulit
8. Lakukan aspirasi bila tidak ada darah masukkan obat
secara perlahan lahan hingga obat habis
9. Tarik jarum dan tahan dengan alkohol swabs tidak boleh
dilakukan masase, spuit bekas suntikan buang di
bengkok
10. Cuci tangan
E. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privasi pasien
2. Atur pencahayaan
PROSEDUR
D. Tindakan 40
1. Cuci tangan
2. Basahi kapas atau kassa dengan cairan NS
3. Bersihkan area yang akan di beri salep
4. Ambil salep dengan cutton bud atau pakai handscoen
5. Oleskan tipis dan merata
6. Bereskan alat-alat
7. Cuci tangan
H. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
NOTE : Jangan memberikan salep langsung pada kulit yang
terbuka/luka
B. Persiapan Pasien 15
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya pemasangan
kateter urine.
4. Inform consent
C. Persiapan Lingkungan 15
1. Menutup sketsel/tirai
2. Mengatur posisi klien, letakkan klien pada posisi
supin dengan lutut ditekuk, paha fleksi, kaki
diletakkan ditempat tidur dan tutupi klien dengan
selimut atau kain.
D. Tindakan 40
1. Mencuci tangan.
2. Meletakkan pot dibawah bokong klien.
3. Membuka set steril, atur alat steril dengan
menggunakan pinset, Buka Penutup kateter
letakkan kateter pada alat steril.
4. Memakai handscoen steril sebelah kanan terlebih
dahulu, tangan sebelah kanan mengambil pinset
steril tangan kiri membuka tempat bola kapas yang
sudah diberi air hangat. Gunakan kembali sarung
tangan sebelah kiri.
5. Menutup perineal dengan menggunakan duk
bolong.
6. Pada laki-laki, memegang gland penis dengan
menggunakan tangan non dominan. Bersihkan
gland penis sekitar meatus urinaria dengan
betadine jaga tangan dominan tetap steril, 1kali
usapan.
7. Mengolesi ujung kateter dengan jelly (minta tolong
assistant).
8. Memasukkan kateter yang telah diberi jelly kateter
sekitar 6 – 10 cm kedalam meatus uretra.
9. Pada perempuan, bersihkan vulva dengan kapas air
hangat dari atas ke bawah (±3 kali hingga bersih)
10. Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri. Bersihkan bagian dalam.
11. Kateter diberi minyak pelumas atau jelly pada
ujungnya, lalu asupkan pelan-pelan sambil anjurkan
untuk tarik napas, asupan (2,5-5 cm) atau hingga
urune keluar.
12. Memastikan urine tetap keluar, kemudian kateter
urine disambungkan pada urine bag.
13. Melakukan fiksasi dengan cara memberikan injeksi
air aquadesh ke dalam folley kateter untuk
mengembangkan balon kateter, agar keteter tidak
mudah terlepas (pemberian aquadesh sesuai
aturan).
14. Menarik secara perlahan-perlahan folley keteter
untuk memastikan apakah kateter sudah terfiksasi
dengan aman.
15. Menulis tanggal pemasangan pada plester yang
akan direkatkan ke selang bag urine dengan paha
klien.
16. Memfiksasi selang kateter dengan plester dan
letakkan selang kateter pada paha klien.
17. Merapihkan klien dan alat-alat.
18. Melepaskan handscoen buang pada bengkok.
19. Mencuci tangan.
B. Persiapan Lingkungan 15
1. Jaga privacy pasien.
C. Tindakan 60
1. Pastikan penolong, korban dan lingkungan aman untuk
melakukan pertolongan.
2. Mengkaji respon pasien dengan penilaian alert verbal pain
unrespon (AVPU)yaitu jika pasien tidak berespon dengan
verbal, rangsang dengan rangsangan nyeri di tengah tulang
sternum / tulang supra orbita / kuku.
3. Jika tidak berespon segera panggil bantuan/ aktifkan CODE
BLUE.
4. Compressions (C) :
a. Raba denyut nadi karotis dan periksa pernafasan
menggunakan teknik lihat dengar dan rasakan
hembusan nafas dalam waktu maksimal 10 detik. Jika
tidak ditemukan denyut nadi dan pernafasan atau nafas
tersengal – sengal maka segera lakukan kompresi dada.
b. Lokasi kompresi dada korban di bagian tengah tulang
dada (sternum).
c. Pada pasien dewasa ,pijat jantung dilakukan dengan
cara tumit dari tangan yang pertama diletakkan di atas
tangan yang sudah berada di tengah tulang dada
(sternum) kemudian jari-jari tangan dirapatkan dalam
keadaan satu garis lurus membentuk sudut 90 0
terhadap dada pasien sedangkan pada anak posisi
sama di tengah sternum tetapi menggunakan satu
tangan penolong.
d. Pada saat melakukan pijatan siku tidak boleh
menekuk(bergerak seperti piston) dan kekuatan
tumpuan pada bahu penolong.
e. Lakukan 30x pijatan diikuti 2x nafas bantuan baik 1
maupun 2 penolong dengan teknik hitungan 1 2 3 4 5 6
7 8 9 (1), 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (2), 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (3).
f. Kecepatan pijatan 100 - 120 x/ menit dengan
kedalaman pijatan 5 - 6 cm.
5. Airway (A) :
Bebaskan jalan nafas melalui head tilt-chin lift yaitu dengan
meletakkan satu tangan pada dahi korban, lalu mendorong
dahi korban kebelakang agar kepala menengadah dan mulut
sedikit terbuka (head tilt) dan mengangkat dagu (chin lift).
Jika korban dicurigai cedera tulang belakang, maka
bebaskan jalan nafas melalui jaw trust yaitu dengan
mengangkat dagu sehingga deretan gigi rahang bawah
berada lebih depan dari pada deretan gigi rahang atas.
6. Breathing (B) :
Berikan ventilasi(tiupan) sebanyak 2 kali setelah 30
kompresi.
7. Periksa denyut nadi dan pernafasan kembali setiap5 siklus.
8. Berikan posisi recovery jika korban telah sadar / bernafas
kembali.
9. Pertahankan kualitas RJP yaitu :
a. Pijat jantung dilakukan kurang dari 10 detik sejak
diketahui korban henti jantung.
b. Kecepatan pijatan 100 - 120x/menit dengan kedalaman
5 - 6 cm.
c. Recoil (pengembangan dada setelah pijatan) sempurna.
d. Minimal interupsi.
e. Pengembangan paru dalam ventilasi tidak berlebihan.
10. RJP bisa dihentikan bila:
a. Pasien sudah ROSC (Return of Spontaneus Circulation) /
D. Evaluasi 5
1. Kaji respon pasien
2. Dokumentasi
TOTAL NILAI 100
Nilai Standart Kelulusan: 75