perusahaan
Misal jika suku bunga diasumsikan sama tiap tahunnya sebesar 12% dan arus kas
masuk bersih pun sama yaitu sebesar Rp. 5.700.000,- serta nilai invvestasi awal
sebesar Rp.18.000.000,- maka dengan perhitungan sederhana nilai NPV didapat
sebesar Rp. 2.547.110,49-.
Rumus Internal Rate of Return (IRR)
Suatu proyek investasi bernilai Rp. 15.000.000,-. Proceed tiap tahunnya adalah sama, yaitu
sebesar Rp. 4.000.000,-, maka periode pengembalian investasi tersebut adalah :
Rumus Profitability Index (PI)
Contoh:
Sebuah proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal Rp400.000.000
dan mampu menghasilkan arus kas bersih Rp500.00.000 per bulan, berapakah indeks
profitabilitasnya?
IP = 500.000,00/400.000,00
= 1,25
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan
untuk menggunakan arus kas tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya.
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan
keuangan.
Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk
ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas.
Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau
lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Berdasarkan dimensi waktu aliran kas bisa digolongkan kedalam tiga jenis :
1. Aliran kas awal (initial cash flow)
Aliran kas awal terjadi pada awal kegiatan investasi. Biasanya diasumsikan terjadi pada tahun
ke-0 (sebelum investasi dilakukan). Aliran kas tersebut biasanya merupakan aliran kas keluar
(cash outflow). Biasanya kas keluar tersebut dipakai untuk investasi pada aktiva tetap (pabrik
dan aktiva tetap lainnya) dan investasi pada modal kerja. Tanpa modal kerja kegiatan investasi
tidak akan jalan. Invesatsi menyediakan pabriknya (aktiva tetap). Sementara modal kerja
(piutang, persediaan) dibutuhkan agar pabrik bisa berjalan. Perhitungan kebutuhan modal
kerja bisa dijumpai pada bab mengenai modal kerja.
2. Aliran kas operasional (operational cash flow)
Jika aktiva tetap (misal pabrik) sudah berdiri, investasi mulai menghasilkan aliran kas masuk
dari misal penjualan. Aliran kas operasional biasanya merupakan aliran kas masuk, yang di
peroleh setelah perusahaan beroprasi.
3. Aliran kas terminal (terminal cash flow)
Aliran kas terminal terjadi pada akhir proyek investasi. Biasanya pada dua item yang terjadi
pada akhir proyek.
Secara umum (baik direct method maupun indirect method), ada lima langkah yang dapat
digunakan sebagai cara menyusun laporan keuangan arus kas, yaitu:
1. Hitung kenaikan/ penurunan yang terjadi pada kas
2. Hitung dan laporkan kas netto yang digunakan pada aktivitas operasi, dengan
menggunakan cara langsung (direct method) atau tidak langsung (indirect method).
3. Hitung dan laporkan kas netto yang digunakan pada aktivitas investasi
4. Hitung dan laporkan kas netto yang digunakan oleh aktivitas pendanaan
5. Hitung arus dan jumlahkan kas netto dari gabungan kas netto yang digunakan oleh
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan saldo awal kas (sebagai
pembuktian kesamaan dengan saldo kas akhir).