0192)
NANANG HANDRIAN (18.05.51.0213)
A.PENGERTIAN
Manajemen keuangan adalah kegiatan merencanakan, mengatur, mengarahkan, dan
mengawasi aktivitas finansial seperti pengadaan dan pemanfaatan dana perusahaan.
Manajemen keuangan juga berarti menerapkan prinsip manajemen umum terhadap
sumber daya keuangan perusahaan.
Manajemen ini juga merupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan cara agar bisa
mendapatkan modal kerja, menggunakan, mengalokasikan, mengelola aset perusahaan
agar bisa mencapai tujuannya.
Artinya, ada kepentingan untuk menciptakan serta menjaga nilai ekonomis suatu
perusahan. Semua ini pun akhirnya bermuara pada penciptaan kesejahteraan para pemilik
usaha dan pegawainya.
Penganggaran Modal itu digunakan untuk membuat perencanaan proyek, investasi, dan bisnis.
Tahapan-tahapan di dalamnya yang harus diketahui adalah mempelajari cash flow yang didapat
dari laporan arus kas, metode capital budgeting untuk mengetahui layak atau tidak proyek /
invetasi / bisnis dijalankan, dan terakhir risk and return.
Tanggung jawab utama dari manajer keuangan antara lain sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan, serta pembayaran kewajiban pajak
perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
b. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, serta mengontrol penggunaan
anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan
operasional perusahaan.
c. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat.
d. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem serta prosedur keuangan dan akuntansi.
Selain itu juga mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan
dengan tertib dan teratur.
e. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya
dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.
f. Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengontrol arus kas perusahaan (cash flow), terutama pengelolaan
piutang dan utang. Sehingga, hal ini dapat memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan
kondisi keuangan dapat tetap stabil.
Tahap-tahap Penganggaran Modal
Biaya proyek harus ditentukan.
1.Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva
2.Resiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas)
3.Dengan mengetahui resiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk
mendiskon aliran kas proyek
4.Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai
aktiva.
5.Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya,
Misal jika suku bunga diasumsikan sama tiap tahunnya sebesar 12% dan arus kas masuk bersih pun
sama yaitu sebesar Rp. 5.700.000,- serta nilai invvestasi awal sebesar Rp.18.000.000,- maka dengan
perhitungan sederhana nilai NPV didapat sebesar Rp. 2.547.110,49-.
Rumus Internal Rate of Return (IRR)
Contoh soal payback period:
Contoh:
Sebuah proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal
Rp400.000.000 dan mampu menghasilkan arus kas bersih Rp500.00.000 per
bulan, berapakah indeks profitabilitasnya?
IP = 500.000,00/400.000,00
= 1,25
D. arus kas masuk
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan
harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian
laporan keuangan.
Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan
yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai
jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Berdasarkan dimensi waktu aliran kas bisa digolongkan kedalam tiga jenis :
•1. Aliran kas awal (initial cash flow)
Aliran kas awal terjadi pada awal kegiatan investasi. Biasanya diasumsikan terjadi pada tahun ke-0 (sebelum investasi
dilakukan). Aliran kas tersebut biasanya merupakan aliran kas keluar (cash outflow). Biasanya kas keluar tersebut dipakai
untuk investasi pada aktiva tetap (pabrik dan aktiva tetap lainnya) dan investasi pada modal kerja. Tanpa modal kerja kegiatan
investasi tidak akan jalan. Invesatsi menyediakan pabriknya (aktiva tetap). Sementara modal kerja (piutang, persediaan)
dibutuhkan agar pabrik bisa berjalan. Perhitungan kebutuhan modal kerja bisa dijumpai pada bab mengenai modal kerja.
•2. Aliran kas operasional (operational cash flow)
Jika aktiva tetap (misal pabrik) sudah berdiri, investasi mulai menghasilkan aliran kas masuk dari misal penjualan. Aliran kas
operasional biasanya merupakan aliran kas masuk, yang di peroleh setelah perusahaan beroprasi.
•3. Aliran kas terminal (terminal cash flow)
Aliran kas terminal terjadi pada akhir proyek investasi. Biasanya pada dua item yang terjadi pada akhir proyek.
Secara umum (baik direct method maupun indirect method), ada lima langkah yang dapat
digunakan sebagai cara menyusun laporan keuangan arus kas, yaitu:
1.Hitung kenaikan/ penurunan yang terjadi pada kas
2.Hitung dan laporkan kas netto yang digunakan pada aktivitas operasi, dengan
menggunakan cara langsung (direct method) atau tidak langsung (indirect method).
3.Hitung dan laporkan kas netto yang digunakan pada aktivitas investasi
4.Hitung dan laporkan kas netto yang digunakan oleh aktivitas pendanaan
5.Hitung arus dan jumlahkan kas netto dari gabungan kas netto yang digunakan oleh
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan saldo awal kas (sebagai pembuktian
kesamaan dengan saldo kas akhir).
Tujuan Laporan Arus Kas
•Berdasarkan laporan keuangan arus kas sekarang, memperkirakan arus kas pada masa
depan.
•Tanpa melihat laporan keuangan arus kas sekarang, menentukan kemampuan atau
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban perusahaan.
•Landasan dalam pengambil keputusan guna memperbaiki kinerja perusahaan.
•Laporan tentang hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
Dari tujuan laporan keuangan arus kas, kemampuan dan perkembangan perusahaan dalam
suatu periode dapat dilihat dan tindak lanjut dalam investasi bagi perkembangan perusahaan
dapat ditentukan.
Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan keuangan arus kas memiliki berbagai manfaat bagi perusahaan barang maupun jasa. Selain
bermanfaat bagi perusahaan, laporan ini juga bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan informasi
dari laporan tersebut seperti para investor, kreditor, dan pihak-pihak lain.
1.Informasi dalam laporan keuangan arus kas dapat memberikan informasi mengenai kemampuan ensitas
suatu perusahaan dalam menghasilkan arus kas di masa depan
2.Dari informasi laporan keuangan arus kas, dapat dilihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen dan memenuhi kewajibannya (seperti membayar gaji karyawan).
3.Dengan adanya data mengenai dana masuk dan keluar atau kas masuk dan keluar maka laba bersih dapat
diketahui sehingga keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dengan jelas.
E .perencanaan keuangan
Perencanaan keuangan adalah suatu proses mengelola keuangan yang dilakukan dengan disiplin, untuk
mencapai tujuan yang Anda inginkan.
semakin cepat Anda melakukan perencanaan keuangan Anda dan mulai berinvestasi, maka semakin kecil
dana yang dibutuhkan. Hal ini tentunya akan menguntungkan Anda karena semakin banyak kebutuhan
yang dapat Anda rencanakan..
1.Melindungi diri Anda dan keluarga Anda dari dampak keuangan risiko kecelakaan, penyakit, kematian, dan
tuntutan hukum
2.Mengurangi utang pribadi / keluarga
3.Membiayai Keuangan bila hidup ini tidak lagi dalam rentang usia produktif – terkait dengan tingkat yang lebih
tinggi harapan hidup rata rata di suatu di negara
4.Membayar biaya biaya untuk membesarkan anak
5.Memberikan alokasi pendidikan bagi anak-anak ke keperguruan tinggi
6.Membiayai pernikahan anak perempuan kita
7.Untuk membeli kendaraan
8.Untuk membeli rumah
9.Mampu menentukan gaya hidup yang kita inginkan saat pensiun
10.Membayar biaya biaya perawatan jangka panjang
11.Mewariskan kesejahteraan ke generasi selanjutnya (anak, cucu, dll )
Macam-Macam Rasio Keuangan
Rasio keuangan menjelaskan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain dalam suatu laporan keuangan. Tujuan analisis rasio keuangan
dimaksudkan agar perbandingan-perbandingan yang dilakukan terhadap pos-pos dalam
laporan keuangan merupakan suatu perbandingan yang logis, dengan menggunakan
ukuran-ukuran tertentu yang memang telah diakui mempunyai manfaat tertentu pula,
sehingga hasil analisisnya layak dipakai sebagai pedoman pengambilan keputusan.
Pada dasarnya rasio keuangan itu banyak macamnya dan dapat dibuat sesuai kebutuhan
penganalisis. Berdasarkan sumbernya, rasio keuangan digolongkan menjadi tiga, yaitu:
Pertama, Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio), yakni rasio-rasio yang disusun dari
data dalam neraca.
Kedua, Rasio-rasio laporan rugi-laba (Income Statement Ratio), yakni rasio-rasio yang
disusun dari data dalam laporan rugi laba.
Ketiga, Rasio-rasio antar laporan (Intern Statement Ratio), yaitu rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya yang berasal dari laporan
rugi laba.
Berdasarkan tujuan analisis angka-angka rasio dibagi menjadi 4 yakni: rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas yang dapat
dijelaskan berikut ini:
A. Rasio Likuiditas
Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio memberikan
informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar. Aktiva lancar
meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar
meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera
harus dibayar.
Rumus current ratio adalah:
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti
bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya
berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.
2. Quick Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar
dikurangi persediaan, dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam
perhitungan quick ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil
tingkat likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih
likuid yaitu: kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau
hutang jangka pendek.
Jadi rumusnya:
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan current ratio, dimana
current ratio meningkat sedangkan quick ratio menurun, berarti terjadi investasi yang besar
pada persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang
lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.
Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat.
3. Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas
dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor
dan di bank dalam bentuk rekening Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah
harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi Negara yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan.
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%.
B. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable, sedang yang tidak
disebut insolvable. Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid , demikian juga sebaliknya
yang insolvable belum tentu ilikuid. Macam-macam rasio keuangan berkaitan dengan rasio
solvabilitas yang biasa digunakan adalah:
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya
semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
2. Debt to Equity Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah imbangan antara
hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini
berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan
sebaiknya, besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya
tidak terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya, semakin kecil
porsi hutang terhadap modal, semakin aman.
Rumusnya:
C. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam mendapatkan laba. Perhatian ditekankan pada rasio ini karena hal ini berkaitan
erat dengan kelangsungan hidup perusahaan. Ada beberapa ukuran rasio rentabilitas yang dipakai,
yakni:
1. Profit Margin
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada
tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat langsung pada analisis common size untuk laporan
rugi laba (baris paling akhir). Rasio ini bisa diintepretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Semakin besar rasionya semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi.
2. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh
perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Rasio ini
mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap
rupiahpenjualan. Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan
perusahaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menutupi
biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini dapat
mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat
menikmati laba. Semakin besar rasionya semakin baik.
3. Net Profit Margin
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk mengukur rupiah laba bersih yang
dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi,
administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Semakin tinggi
rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat
penjualan tertentu.
Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya
tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua
hal tersebut.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan.
Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
4. Return On Investment (ROI)
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak) yang dihasilkan oleh setiap satu
rupiah investasi yang dikeluarkan. Semakin besar rasionya semakin baik.
5. Return On Assets
Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba
yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang digunakan. Semakin besar
rasionya semakin baik.
D. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva
tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam padaaktiva-aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Beberapa rasio
aktivitas yang digunakan adalah:
1. Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio
ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan
kreditnya. Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan analisis terhadap modal kerja, karena
memberi ukuran seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari piutang,
menggambarkan lamanya suat u piutang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan). Semakin lama jangka
waktu pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur efektivitas peng elolaan piutang. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin
efektif pengelolaan piutangnya.
2. Perputaran Persediaan
Seperti halnya perputaran piutang, rasio ini juga menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu
dengan cara mengukurefisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki
oleh perusahaan.
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu
tahun. Hal ini menandakan efektivitas manajemen persediaaan. Sebaliknya, jika perputaran
persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas persediaan kurang efektif.
Rumus perhitungannya adalah:
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin tinggi tingkat perputarannya
semakin efektif pengelolaan persediaanya.
3. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan
aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif
proporsi aktiva tetap tersebut. Pada beberapa industri seperti industri yang mempunyai
proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada
beberapa industri yang lain seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang
kecil, rasio ini barangkali tidak begitu penting untuk diperhatikan.
Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan.
Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya.
4. Perputaran Total Aktiva
Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah rasio perputaran total aktiva. Sama
seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total
aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang
rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran
investasi atau modalnya.
Rasio perputaran total aktiva menggunakan rumus:
Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya.