Anda di halaman 1dari 6

RESENSI FILM

REZKIA AZKA KAMILA

XI IPA 4

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3

BANDUNG

2015
RESENSI FILM

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mandiri II Bahasa Indonesia

REZKIA AZKA KAMILA

XI IPA 4

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3

BANDUNG

2015
A. Identitas Film

1. Judul : Road to Ninja: Naruto the Movie


2. Sutradara : Hayato Date
3. Pemain : a. Junko Takeuchi sebagai pengisi suara Uzumaki Naruto
b. Chie Nakamura sebagai pengisi suara Haruno Sakura
c. Toshiyuki Morikawa sebagai pengisi suara Minato Namikaze
d. Emi Shinohara sebagai pengisi suara Uzumaki Kushina
4. Produksi : Production House Jepang

Anime adalah film animasi khas Jepang yang dicirikan melalui gambarnya yang
berwarna-warni dan tokoh-tokohnya yang berbeda-beda dengan berbagai macam genre dan
ditujukan untuk berbagai macam umur. Tidak hanya di Jepang, anime telah menyebar
keseluruh penjuru dunia termasuk Indonesia dengan cerita yang diusung oleh penulis-
penulisnya yang tidak kalah menarik dengan film-film Hollywood. Contohnya, cerita
mengenai detektif, bajak laut, robot, bahkan cerita tentang tokoh khas negeri Sakura itu
seperti ninja dan para pejuang Jepang lainya. Salah satunya adalah film kesembilan dari seri
Naruto yaitu “Road to Ninja: Naruto the Movie” karya Masashi Kishimoto.

Film animasi ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak laki-laki bernama Naruto
yang telah hidup sebatang kara sejak dia lahir setelah kedua orang tuanya, Minato Namikaze
dan Uzumaki Kushina mengorbankan diri mereka demi desa dan satu-satunya anak yang
mereka punya. Berbanding terbalik dengan kehidupan teman dekatnya, Haruno Sakura yang
merasa jengkel dengan kedua orang tuanya. Gadis itu tidak suka dengan sikap ibunya yang
selalu memojokkannya dan sifat ayahnya yang tidak pernah bisa menghargainya sebagai
seorang remaja.

Sesuai dengan judulnya, pemeran utama dalam film animasi ini adalah Uzumaki Naruto.
Seorang remaja berambut kuning yang selalu hadir dengan semangatnya yang tak pernah
surut dan tingkahnya yang konyol sebagai seorang ninja. Sebagai anak seorang pahlawan
bagi desanya, tidak membuat lelaki itu bahagia. Jangankan bangga, Naruto tidak sedikitpun
ingin kedua orangtuanya menjadi seorang pahlawan. Apa yang Naruto inginkan selama ini
adalah kedua orang tuanya ada disampingnya, bukan gelar pahlawan yang mereka dapat.
Sebaliknya, Sakura ingin menjalani hidupnya yang tenang tanpa ada yang mengolok atau
memojokkannya. Dia ingin hidup tanpa aturan dari kedua orang tuanya.

Permasalahan ini dimulai ketika mereka berdua dikirim masuk ke dunia palsu yang
dibuat oleh musuh mereka, Uchiha Madara. Di dunia itu, semua sifat orang-orang di desanya
berubah termasuk kehidupan keduanya. Sakura adalah putri pahlawan desa dimana ayah dan
ibunya sudah mati dan dikenang orang banyak. Gadis itu sangat menikmati kehidupan
sendiriannya tanpa ada omelan di rumah. Sementara itu, Naruto yang telah hidup sendirian
menemukan kembali kedua orang tuanya yang masih hidup dan dapat merasakan kehangatan
dan kasih sayang kedua orang tua yang tidak pernah didapatkannya selama ini.

Dalam peristiwa tersebut, dapat diambil beberapa nilai moral untuk penonton. Salah
satunya adalah bersyukur. Keinginan Sakura untuk hidup sendirian tidak selamanya
menyenangkan. Setelah melewati hari-hari dengan kesunyian di rumahnya tanpa ada seorang
pun yang menemaninya benar-benar menyadarkan gadis itu akan perihnya hidup yang
dirasakan Naruto selama ini. Hal itu memicu keinginan kuat dari dalam diri Sakura bahwa ia
harus keluar dari dunia itu bagaimanapun caranya. Sesaat sebelum Naruto dan Sakura hendak
mencari jalan keluar, musuh mereka menyerang desa dan hampir meluluhlantahkan
semuanya. Sakura dibawa dan ditahan.

Naruto tidak bisa diam saja dan melihat, dia ingin menyelamatkan Sakura tetapi
keinginannya dilarang oleh kedua orang tuanya dengan alasan mereka tidak mau Naruto ada
dalam bahaya besar melawan musuh berbahaya yang bisa merenggut nyawanya hanya untuk
membebaskan Sakura. Naruto memang tersentuh akan hal itu, setidaknya ada orang yang
mengkhawatirkannya, tapi kejadian itu membuat Naruto merasa bersyukur sekaligus bangga
dengan dirinya di dunia yang asli. Kedua orang tuanya adalah pahlawan yang bahkan rela
mengorbankan nyawa demi desa dan sebagai anak dari kedua pahlawan tersebut Naruto tidak
akan menyerah untuk menolong siapapun dan dengan keberaniannya yang tinggi, Naruto
terjun langsung dalam medan perang sampai akhirnya bisa menyelamatkan Sakura dan
mengalahkan Madara yang membuat mereka berdua mematahkan jurusnya dan segera
kembali ke dunia mereka yang asli.

Jika penyesalan adalah sebuah pengalaman maka hikmah yang amat besar terkandung di
dalamnya. Begitulah yang dirasakan Naruto dan Sakura setelah mereka kembali. Khususnya
Naruto, tidak hanya merasa sedih setelah meninggalkan seluruh kehidupan impiannya di
dunia palsu itu tetapi ada secuil rasa lega dalam dirinya. Disamping itu, dia tidak seutuhnya
sendirian. Masih ada teman, guru, adik kelas, dan warga desa di sekelilingnya.

Sesuai dengan judul film animasi ini, “Road to Ninja: Naruto the Movie” yang berarti
perjalanan menuju seorang ninja. Ditambah dengan simbol yang digambar dibalik cover
filmnya yang ditulis menggunakan huruf kanji yang berarti ninja. Diceritakan di bagian awal
film dimana Naruto berkata bahwa seorang ninja adalah orang yang berani bertanggung
jawab. Hal itu di buktikan dengan keadaan Naruto yang siap menerima apapun resikonya
untuk menyelamatkan temannya dari tangan musuh. Begitu pula dengan apa yang dilakukan
Minato, sebagai ninja terkuat di desa dia mengambil tanggung jawab yang besar untuk
melawan mahluk berwujud rubah raksasa sampai dia dan Kushina mati karenanya.

Sasaran penonton dari film ini adalah kalangan remaja. Masalah yang berkaitan dengan
orang tua bukanlah hal yang asing dalam kehidupan remaja. Hal ini mengingatkan bahwa
seberapa jengkel dan kesalnya mereka kepada orang tua, dua orang itu tetaplah orang tua.
Kedua orang yang selalu mendukung, menasihati, menyayangi, dan mengkhawatirkan anak-
anaknya. Selalu bisa merawat dan memaafkan bahkan setelah anak-anaknya berbuat salah.
Bagaimanapun situasinya, hidup tidak akan lengkap tanpa kehadiran orang tua. Tapi, bagi
orang seperti Naruto yang sudah yatim piatu dari lahir, dia harus bisa berpikiran luas.
Manusia tidak bisa hidup sendiri. Di dunia ini dia tidak akan pernah sendirian. Masih banyak
orang di dekatnya.

“Road to Ninja: Naruto the Movie” merupakan film seri Naruto kesembilan dari sepuluh
film yang telah dirilis. Bagi para penggemar anime ini, mungkin sudah tidak asing lagi
dengan berbagai karakter dan cerita utama di dalamnya. Tapi, karena ini merupakan film seri,
banyak cerita yang membingungkan untuk penonton yang baru kali pertama menyaksikan
Naruto. Selain itu, alur ceritanya maju dan mundur sehingga sedikit membingungkan dimana
sebenarnya tempat tokoh berada. Meskipun ada beberapa kekurangan, pesan moral yang
disampaikan penulis tersampaikan dengan baik pada penonton dengan cara yang mudah
dimengerti banyak orang. Film ini juga bisa menginspirasi para pembuat film dari dalam
negeri supaya bisa membuat film animasi yang masih membawa cerita khas negara Indonesia
ke berbagai negara di dunia dengan ajaran moralnya yang baik.

Dalam film animasi Jepang ini, “Road to Ninja: Naruto the Movie” dapat disimpulkan
bahwa sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia membutuhkan
satu sama lainnya. Selain itu, harus berani bertanggung jawab. Anggap semua orang yang ada
didekat mu sebagai keluarga. Jangan biarkan ambisi menuntun kita pada penyesalan.

Anda mungkin juga menyukai