Tenaga tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, dengan kata lain bila
suatu tenaga hilang akan timbul tenaga dalam bentuk lain, yang
jumlahnya sama.
(Sukardjo, 1997).
Hukum Termodinamika I
ΔE = q ––w
ΔE hanya tergantung keadaan awal dan akhir dari sistem, tetapi q dan w tergantung
dari jenis perubahan yang terjadi.
(Sukardjo, 1997).
Hukum Termodinamika II
Hukum termodinamika II dapat diformulasikan sebagai berikut
Semua proses-proses yang terjadi di dalam alam bertendensi terjadi dengan kenaikan entropi.
Bentuk hukum yang lain adalah spesifikasi dari hal diatas, seperti:
• Pengaliran panas selalu terjadi dari sistem yang temperaturnya tinggi ke sistem yang temperaturnya rendah.
• Semua proses yang terjadi di alam bertendensi terjadi spontan ke arah kesetimbangan.
(Sukardjo, 1997).
Hukum termodinamika II
• Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa adalah tidak
mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya
menjadi usaha mekanik.
Hukum Termodinamika II
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran
kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua
proses di alam semesta adalah reversible (dapat
dibalikkan arahnya).