Rambut yang kering, jarang, dan rapuh, bahkan dapat berubah warna menjadi putih atau
kuning kemerahan.
Mudah marah.
Perut membesar.
Kuku pecah.
Pada kasus yang lebih parah, pengidap kwashiorkor dapat mengalami syok.
Tubuh yang menyusut di bawah 60 persen dari rata-rata normal anak seusianya
Bokong dan kelompok otot pada tungkai bagian atas biasanya lebih terpengaruh daripada
yang lain. Penampakan pantat seperti baggy pants (seperti memakai celana longgar)
Suhu tubuh yang tidak normal seperti hipotermia (di bawah normal).
Dehidrasi yang dicirikan dengan kehausan terus menerus dan mata cekung.
Selain itu marasmus sering diasosiasikan dengan infeksi akut seperti gangguan pernapasan,
gastroenteritis, tuberkulosis, dan infeksi HIV.
Selain kwashiorkor dan marasmus, terdapat jenis ketiga keadaan malanutrisi energi protein berat,
yaitu campuran marasmus-kwashiorkor. Keadaan ini mempunyai gejala campuran marasmus dan
kwashiorkor.
Keadaan malanutrisi energi protein berat selain meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam
penyakit, juga dapat mengancam nyawa. Meski telah diterapi, namun anak-anak yang pernah
mengalami kwashiorkor dan marasmus berat mungkin tidak akan pernah dapat mencapai taraf
kesehatan yang sesungguhnya mereka butuhkan. Sebagian anak akan tetap mengalami gangguan
fisik dan mental akibat kwashiorkor seumur hidupnya
Abdomen = Rongga perut