Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT PERTAMINA (PERSERO)

BAB III
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

3.1. Penerapan K3 di PT Pertamina (Persero) TBBM Madiun


Keselamatan dan kesehatan kerja mutlak harus dilakukan dalam perusahaan sebagai
usaha mencegah dan mengendalikan kerugian yang diakibatkan dari adanya kecelakaan,
kebakaran, kerusakan harta benda perusahaan dan kerusakan lingkungan serta bahaya-bahaya
lainnya. Sasaran pencapaian pengelolaan K3 adalah nihilnya kecelakaan yang disertai dengan
produktivitas yang tinggi sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal.
Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kebijakan pengelolaan K3 yang diambil
oleh pimpinan perusahaan yaitu komitmen manajemen, kepemimpinan yang tegas, organisasi
K3 dalam struktur organisasi perusahaan, sarana dan prasarana yang memadai, integritas K3
pada semua fungsi perusahaan dan dukungan semua karyawan dalam K3.

3.2. Sasaran Pelaksanaan K3 di PT Pertamina (Persero) TBBM Madiun


Adapun sasaran pelaksanaan K3 di PT Pertamina (Persero) TBBM Madiun yaitu :
1. Memenuhi UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2. Memenuhi Permenaker No.5 tahun 1996 tentang SMK3
3. Mencapai nihil kecelakaan

3.3 Batasan dan Sasaran Keselamatan Kerja


Batasan yang ada dalam usaha keselamatan kerja yaitu :
1. Safety (Keselamatan Kerja)
Safety (keselamatan) meliputi 2 konteks yaitu perorangan dan konteks perusahaan,
dalam konteks perorangan merupakan upaya meminimalisasi kontak antara manusia
dengan sumber bahaya utama sebagai pencegahan orang terhadap bahaya yang
dapat mengakibatkan penderitaan fisik. Sedangkan dalam konteks perusahaan
merupakan kebebasan perusahaan dari bahaya yang dapat merugikan perusahaan
baik dari segi keselamatan, kesehatan, keamana, dan pencemaran lingkungan.
2. Insiden
Suatu kejadian yang dapat merugikan perusahan.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 12
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

3. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia meninggalkan
kediamannya menuju tempat kerja selama jam kerja dan jam istirahat maupun
sekembalinya dari tempat kerjanya menuju ke rumah.
Sasaran usaha keselamatan kerja mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Kemanusiaan
Berupa usaha untuk mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja dengan
demikian terwujudnya kenyamanan, gairah kerja dan kesejahteraan karyawan.
2. Ekonomi
Berupaya menghindarkan kerugian bagi perusahan dan kegiatan produksi untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3. Sosial
Berusaha menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan masyarakat
perlindungan terhadap bahaya-bahaya yang timbul akibat dari kegiatan perusahaan.
4. Hukum
Beusaha melaksanakan perundang-undangan yang berlaku dan ditetapkan oleh
perusahaan.
3.4. Pelaksaaan K3 di PT Pertamina (Persero) TBBM Madiun
3.4.1 Ketentuan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
a. ZONA 2
ZONA 2 merupakan area dimana tidak terdapat kemungkinan timbulnya
atmosfer mudah terbakar pada saat operasi normal, dan seandainya timbul hanya
akan berlangsung dalam waktu singkat. Di area ZONA 2 tidak diharuskan untuk
memakai APD khusus . Berikut area yang termasuk ZONA 2 meliputi ; Kantor,
Gedung pertamax, Tempat parkir .
b. ZONA 1
ZONA 1 merupakan area dimana mungkin terdapat minyak atau udara sewaktu
waktu dan terus menerus dalam kondisi operasi normal. Sebelum memasuki
ZONA 1 baik pekerja maupun pengunjung akan diperiksa oleh security di gate
keeper. Gate keeper sendiri bisa dibilang adalah pintu masuk menuju area
terlarang. Berikut hal-hal yang harus dipatuhi saat memasuki area terlarang :

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 13
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

1. Pekerja maupun pengunjung diharuskan memakai APD yang telahh


ditentukan seperti; savety helm; safety shoes; safety vest
2. Pekerja maupun pengunjung tidak diperkenankan membawa handphone ke
area terlarang, hal ini dikarenakan radiasi dari handphone dapat memicu
kebakaran.
3. Pekerja maupun pengunjung tidak diperkenankan membawa rokok,korek
dan benda lainnya yang dapat memicu api.
4. Bagi pengunjung yang ingin mengambil gambar di area terlarang, harus
minta ijin terlebih dulu pada HSSE yang ada untuk meminta tanda pada
kamera agar diperbolehkan masuk.

Gambar 3.1 Zona 1

c. ZONA 0
ZONA 0 merupakan area dimana terdapat minyak atau udara berbahaya secara
langsung dan terus menerus dalam kondisi operasi normal. Sebelum memasuki
ZONA 0 baik pekerja maupun pengunjung akan diperiksa oleh security di gate
keeper. Gate keeper sendiri bisa dibilang adalah pintu masuk menuju area
terlarang. Berikut hal-hal yang harus dipatuhi saat memasuki area terlarang :
1. Pekerja maupun pengunjung diharuskan memakai APD yang telahh
ditentukan seperti; savety helm; safety shoes; safety vest; masker; earmuff;
glove
2. Pekerja maupun pengunjung tidak diperkenankan membawa handphone ke
area terlarang, hal ini dikarenakan radiasi dari handphone dapat memicu
kebakaran.
3. Pekerja maupun pengunjung tidak diperkenankan membawa rokok,korek
dan benda lainnya yang dapat memicu api.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 14
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

4. Bagi pengunjung yang ingin mengambil gambar di area terlarang, harus


minta ijin terlebih dulu pada HSSE yang ada untuk meminta tanda pada
kamera agar diperbolehkan masuk.

Gambar 3.2 Zona 0

Berikut macam-macam APD yang digunakan di Perusahaan PT Pertamina


(Persero) MOR V TBBM Madiun , yaitu :
1. Safety Helm
Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau
meluncur di udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api,
percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim. Untuk beberapa pekerjaan
dengan risiko yang relatif lebih rendah bisa menggunakan topi ataupun penutup
kepala sebagai pelindung.

Gambar 3.3 Safety Helm

2. Safety Shoes
Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau
tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 15
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Selain fungsi di atas,
sepatu safety berkualitas juga memiliki tingkat keawetan yang baik sehingga
bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Berbagai sepatu pelindung
ataupun safety shoes tersedia sesuai dengan kebutuhan. Ada yang antislip,
antipanas, anti-bahan kimia, anti-listrik, dll.

Gambar 3.4 Safety Shoes

3. Safety Vest
adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD), yang terbuat dari bahan polyester
yang dirancang khusus serta dilengkapi dengan reflector atau pemantul cahaya.
Biasanya digunakan oleh para pekerja seperti polisi, pekerja tambang, operator
kendaraan, pekerja operasi gudang, pekerja pemeliharaan jalan, pekerja parkir
dll. Rompi safety dapat digunakan pada siang atau pun malam hari.

Gambar 3.5 Safety Vest


4. ID Card
adalah kartu yang tidak hanya sebagai kartu identitas karyawan perusahaan, tetapi
memberi arti tersendiri dalam mendukung formalitas dan nilai atau image
perusahaan.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 16
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

Gambar 3.6 Kartu Identitas

5. Seragam / Wearpack
adalah pakaian keselamatan kerja yang wajib dipakai pada beberapa bidang
pekerjaan. Kecelakaan saat bekerja terkadang sulit untuk dihindari. Pemicu
utamanya adalah kurangnya kesadaran pekerja untuk mematuhi prosedur yang
berlaku ditempat kerja. Serta beberapa perlengkapan yang belum memenuhi
standar keselamatan kerja.

Gambar 3.7 Wearpack

6. Masker (respirator)
Masker respirator merupakan sebuah alat safety yang secara khusus dirancang
untuk melindungi pemakainya dari menghirup sesuatu yang dapat
membahayakan kesehatan seperti misalnya menghirup debu, asap, uap, gas
berbahaya dan partikel berbahaya lainnya yang mungkin ditemukan di
lingkungan kerja.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 17
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

Gambar 3.8 Respirator

7. Penutup Telinga (Ear Muff)


Ear Muff ialah alat pelindung telinga yang berfungsi untuk mengurangi tingkat
kebisingan suara atau musik yang terdengar lewat telinga kita. Ear Muff
berfungsi untuk memperkecil suara yang keras yang sekiranya dapat
mengakibatkan kerusakan pada telinga kita di luar ruangan maupun didalam
ruangan pabrik.

Gambar 3.9 Alat Pelindung Telinga

8. Sarung Tangan (Glove)


Sarung tangan merupakan salah satu kebutuhan di dalam bidang kerja. Alat ini
berguna untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam dan mencegah cidera
saat sedang kerja, ketika memilih glove ada beberapa faktor yang harus di
pertimbangkan antara lain bahaya terpapar, benda yang dihadapi / dikerjakan
apakah bahan korosif, panas, dingin, tajam atau kasar karena alat pelindung
tangan berbeda-beda dapat terbuat dari karet, kulit maupun kain katun.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 18
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

Gambar 3.10 Sarung Tangan

9. Kacamata Safety
Kacamata Safety merupakan kacamata pelindung yang menutupi area disekitar
mata. Kacamata ini akan melindungi mata dari debu dan percikan bahan kimia
cair. Kacamata ini juga dapat dipakai bersamaan dengan kacamata resep karena
desainnya yang lebih besar. Bahan dari kacamata ini mempunyai ketahanan yang
tinggi guna melindungi mata dengan lensa yang tahan oleh benturan dan frame
dari palstik atau logam.

Gambar 3.11 Kacamata Safety

3.4.2 Ketentuan Pematuhan dan Pemeliharaan APD


1. Safety Helmet
Helm pelindung tidak boleh diletakkan dekat kaca belakang kendaraan karena
sinar matahari dari panas yang berlebihan akan mengurangi tingkat proteksinya.
Selain itu bila kendaraan dihentikan secara tiba-tiba atau terjadi kecelakaan,
helm bisa melayang sehingga bisa membahayakan kendaraan.
Setiap 30 hari helm harus dicuci dengan air hangat, larutan sabun dan dibilas air
bersih. Sebelum digunakan kembali helm harus dalam keadaan bersih dan kering

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 19
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

Safety helm tidak boleh dicuci menggunakan cat, pelarut, bensin atau material
lain pada helm yang dapat menurunkan perlindungan yang diinginkan.
2. Safety Shoes
Pemeliharaan dan pemeriksaan sepatu keselamatan kerja harus dilakukan secara
berkala dan meliputi pemeriksaan terhadap adanya retakan / lubang, material
yang lepas atau terbuka, kancing atau tali yang rusak, sol atau alas sepatu harus
diperiksa dengan metalnya atau material lainnya untuk memastikan sepatu
tersebut masih berfungsi untuk pekerjaan listrik.
3. Safety Vest
Pakaian harus dicuci secara berkala agar tetap bersih saat digunakan atau
dipakai.
4. Safety Gloves
Pemeriksaan visual dilakukan dengan, mengisi sarung tangan dengan air dan
digulung ke arah jari untuk memastikan tidak ada kebocoran pada bagian jari.
Sarung tangan yang sudah pudar / mengeras (kaku) menandakan bahwa sudah
harus diganti.
5. Ear Muff
Ear muff harus dijaga tetap bersih, bersihkan ear muff dengan air basah, dan
ganti bantalan ear muff jika rusak / mengeras atau 3 bulan setelah pemakaian
rutin.
6. Respirator
Setelah selesai pemakaian alat pelindung pernafasan harus dikembalikan dan
dicuci hamakan kecuali untuk alat pernafasan dari jenis penyaring debu yang
dapat dibuang. Pemilihan alat pelindung pernafasan yang benar harus
berdasarkan sejauh mana penilaian akan sumber-sumber bahaya itu.
7. Eye Protectian
Simpan pada temperatur kamar, hindari benturan atau gesekan, dan bersihkan
lensa dengan kain yang lembut.
3.4.3 Ketentuan Pematuhan SOP di Area Terlarang
a. Gate Keeper
1. Dilarang merokok
2. Dilarang membawa korek api

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 20
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

3. Dilarang membawa senjata api atau tajam


4. Dilarang membawa kamera atau video
5. Dilarang mengambil gambar tanpa ijin dan menggunakan flash
6. Dilarang mengaktifkan handphone
7. Dilarang membawa atau mengkonsumsi minuman keras dan obat obatan
terlarang
8. Dilarang membuang sampah sembarangan
9. Gunakan helm keselamatan
10. Gunakan sepatu keselamatan
11. Gunakan tanda pengenal
b. Control Room
1. Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan
2. Dilarang merokok didalam ruang pengendali
3. Keluar – masuk ruang pengendali agar pintu ditutup kembali
4. Memasukkan ruang pengendali sepatu harap dilepas
5. Perhatikan suhu ruang pengendali, temperature 21ystem 18 – 28 C
6. Operator/pekerja agar selalu memperhatikan layar monitor ATG
(Automatic Tank Gauging) untuk level cairan, temperature, dan density
pada tangki timbun.
7. Operator/pekerja agar memperhatikan kondisi computer dan lampu yang
tidak digunakan dalam posisi off/mati.
8. Agar selalu menjaga kebersihan dan kerapian dalam ruangan pengendali
9. Dalam melaksanakan pekerjaan di ruang pengendali sebagaimana
tersebut diatas harus mengutamakan aspek HSE (Health & Safety
Environment) agar dapat dipastikan kondisi pekerja yang aman dan
selamat sehingga tidak menimbulkan kerugian perushaan terhadap
sarfas, sdm dan kegagalan operasi.
c. Sistem Manajemen QHSSE
1. Melaksanakan seluruh kegiatan operasional dengan mengutamakan
aspek QHSSE sesuai dengan peraturan, perundang undangan. Kebijakan
direksi serta standar QSSHE lainnya yang berlaku nasional dan
international.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 21
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

2. Mengelola risiko pada proses bisnis dan kegiatan operasional untuk


mencegah terjadinya kerugian perusahaan dengan melakukan
identifikasi risiko yang efektif dan efisien dari aspek Kesehatan,
Keselamatan, dan Lingkungan.
3. Menerapkan budaya QHSSE pada seluruh pekerja dan mitra kerja serta
peningkatan kehandalan sarana dan fasilitas operasional.
4. Meningkatkan kompetensi dan kapabilitas pekerja untuk mendukung
daya saing perusahaan melalui pemanfaatan teknologi, inovasi, dan
budaya berbagi pengetahuan.
5. Pemenuhan kepuasan pelanggan sesuai dengan Tata Nilai Perusahaan
dan Prinsip Profesionalitas.
6. Melaksanakan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan,
konversi energy dan sumber daya alam dengan melakukan upaya –
upaya efisiensi yang berkesinambungan.
7. Menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis dengan
pelanggan, mitra kerja, masyarakat sekitar dan stakeholder lainnya
sehingga tercipta keharmonisan yang berdampak pada kepercayaan dan
citra perusahaan.
8. Konsisten melakukan upaya perbaikan berkelanjutan yang berorientasi
pada value creation terhadap 22ystem manajemen QHSSE denagn
melibatkan tim manajemen sebagai role model
d. Filling Shed
 Prosedur Penanggulangan Tumpahan di Filling Shed
1. Segera hentikan seluruh kegiatan di area filling shed.
2. Tutup kerangan untuk pengisian di area mobil yang tumpah.
3. Evakuasi mobil tangki, dorong / tarik keluar area filling shed, dengan
mesin tetap mati.
4. Bila produk yang tumpah produk kelas I atau II (Premium), evakuasi
mobil tangki di dekatnya, dorong / tarik keluar filling shed, dengan
mesin tetap mati.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 22
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

5. Segera selamatkan BBM yang masih bisa digunakan, tutup


tumpahan dengan oil sorbent kemudian sebarkan pasir di area
tumpahan.
6. Laporkan ke petugas, untuk memastikan kondisi telah aman dan
pengisian dapat dilanjutkan.
 Prosedur Pengisian BBM di Filling Shed
1. Hentikan mobil tangki pada posisi yang telah ditentukan, jaga jarak
antrian minimal 6 meter dari mobil di depannya.
2. Matikan mesin dan aktifkan safety switch.
3. Turunkan APAR DCP dan letakkan di dekat mobil tangki.
4. Aktifkan hand brake (Rem Tangan) dan pasang ganjal ban.
5. Pasang kabel grounding ke bodi mobil yang tidak terlindungi oleh
cat.
6. Hubungi petugas pengisian dan pasang bottom loader atau loading
arm.
e. Area Tangki Timbun
 Peraturan Naik Tangki Timbun
1. Gunakan peralatan safety yang telah ditentukan
2. Periksa alat-alat ukur sebelum naik ketangki timbun (Pita Ukur
Bandulan Termometer Pasta).
3. Periksa kerangan-kerangan pipa / segel, apakah masih atau sudah
tertutup dengan baik dan rapat.
4. Bawalah peralatan ukur, kain lap, blangko ticket keatas tangki.
5. Pada waktu menaiki tangga, satu tangan harus selalu berpegangan
pada tangki untuk mencegah listrik statis dan rasa aman.
6. Periksa atas tangki apakah miring, apabila ada kelainan laporkan
kepada pengawas.
7. Bila tutup lubang ukur, berdirilah ketempat yang aman, perhatikan
arah angin untuk menghindari listrik statis.
8. Letakkan pita ukur pada bibir lubang ukur, turunkan / tarik perlahan-
lahan, pita harus tetap bersinggungan dengan bibir lubang ukur.
9. Apabila hasil pengukuran sudah benar, catat pada tangki ticket.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 23
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

10. Dilarang Naik Tangki Timbun Bila Kondisi Tidak Sehat


f Operasi Penerimaan Produk Melalui RTW
 Sebelum Pembongkaran
1. Siapkan petugas yakinkan ada ullage ditangki timbun.
2. Siapkan fasilitas pembongkaran, periksa F&S.
3. Periksa dikumen segel dan produk sesuai mutunya.
4. Pasang bonding cable, hubungkan selang bongkar.
5. Buka semua kilangan.
6. Hidupkan pompa pembongkaran.
 Selama Pembongkaran
1. Periksa jalur pipa bila ada kebocoran perbaiki dan laporkan pada
atasan.
2. Periksa produk sudah mengalir pada tangki timbun yang telah
dipersiapkan.
3. Petugas harus selalu ditempat selama pembongkaran berlangsung.
4. Hentikan pembongkaran bila cuaca buruk atau petir.
 Setelah Pembongkaran
1. Matikan pompa pembongkaran.
2. Tutup semua kilangan dan lepas hubungkan selang.
3. Periksa RTW apakah sudah kosong.
4. Lakukan pengukuran pada tangki timbun.
5. Selesaikan seluruh dokumen penerimaan.
g. Operasi Penerimaan Produk Melalui Mobil Tangki (Konsinasi)
 Sebelum Pembongkaran
1. Siapkan petugas yakinkan ada ullage di tangki timbun.
2. Siapkan fasilitas pembongkaran periksa F&S.
3. Periksa dikumen segel dan produk sesuai mutunya.
4. Pasang bonding cable, hubungkan selang bongkar.
5. Buka semua kilangan.
6. Hidupkan pompa pembongkaran.
 Selama Pembongkaran

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 24
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

1. Periksa jalur pipa bila ada kebocoran perbaiki dan laporkan pada
atasan.
2. Periksa produk sudah mengalir pada tangki timbun yang telah
dipersiapkan.
3. Petugas harus selalu ditempat selama pembongkaran berlangsung.
4. Hentikan pembongkaran bila cuaca buruk atau petir.
 Setelah Pembongkaran
1. Matikan pompa pembongkaran
2. Tutup semua kilangan dan lepas hubungkan selang.
3. Periksa mobil tangki apakah sudah kosong.
4. Lakukan pengukuran pada tangki timbun.
5. Selesaikan seluruh dokumen penerimaan.
h. SOP Penerimaan BBM Fame
 Persiapan
1. Menyiapkan ullage tangki timbun untuk penerimaan.
2. Menyiapkan fasilitas pembongkaran.
3. Menyiapkan peralatan fire & safety.
4. Memeriksa kelengkapan dikumen yang diterima dari transportir.
5. Memeriksa segel dan ketinggian cairan dari baut tera.
6. Memasang grounding cable
7. Menghubungkan selang pembongkaran.
8. Membuka kerangan jalur pipa produk yang akan dibongkar.
 Proses Pembongkaran
1. Meyakinkan bahwa BBM telah mengalir ke dalam tangki timbun
2. Mengamati penunjukan PDG
3. Mengawasi kemungkinan terjadinya kebocoran atau tumpahan,
apabila terjadi kebocoran dan tumpahan, hentikan pemompaan dan
lalukan penanggulangan.
4. Apabila selama proses pembongkaran terjadi darurat segera
mengentikan pembongkaran dan ikuti pedoman penanggulangan
keadaan darurat.
 Selesai Pembongkaran

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 25
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

1. Memeriksa isi tangki mobil fame melalui menhole untuk


memastikan seluruh muatan telah dibongkar.
2. Lakukan drain pada produk yang tersisa di pipa dan bottom loader
sampai tidak tersisa.
3. Melepaskan bottom loader, grounding cable dan menutup kerangan
kembali jalur pipa produk.
4. Melakukan pengukuran volume untuk memperbarui jumlah
penerimaan pada tangki penerima selanjutnya dilakukan
pengendapan produk ditangki timbun.
5. Bila dalam perhitungan jumlah penerimaan terdapat loses 0,10%
L15° penerimaan yang melebihi batas toleransi maka menerbitkan
surat klaim pada pengangkut.
i. Oil Catcher
 Prosedur Kerja Oil Catcher No XX
1. Lakukan pengecekan setiap hari atau sesuai dengan kondisi yang
ada.
2. Volume limbah oil catcher maksimum sampai dengan permukaan
outlet.
3. Pindahkan limbah minyak kedalam drum khusus B3 jika penuh
pindahkan ke TPS limbah B3.
4. Lakukan pencatatan setelah dilakukan pemindahan limbah minyak
ke dalam drum khusus limbah B3.
 Alat yang digunakan adalah :
1. Ember
2. Gayung
3. Corong
4. Masker
5. Sarung tangan
6. Safety shoes
7. Safety helm

3.5. Rambu Rambu K3 di PT Pertamina (Persero) TBBM Madiun

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 26
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

1. Area Rumah Pompa


Area dengan kebisingan tinggi dan udara mengandung zat kimia berbahaya. Untuk
melindungi diri dan menjaga kesehatan tubuh maka pekerjaan diwajibkan
menggunakan ear muff dan masker.

Gambar 3.12 Rambu Area Rumah Pompa

2. Area Mudah Terbakar


Untuk memasuki area yang mudah terbakar pekerja diwajibkan menggunakan APD
secara lengkap dan dilarang untuk merokok di area tersebut. Dengan tujuan untuk
melindungi diri dari kecelakaan dan mencegah kecelakaan terjadi.

Gambar 3.13 Rambu Area Mudah Terbakar

3. Kecepatan Maksimal Mobil Tangki


Mobil tangki yang memasuki area setelah gate keeper harus memiliki kecepatan
maksimal 10 km/jam untuk mencegah adanya kecelakaan. Karena kawasan ini
adalah rawan terbakar, dan bisa membahayakan sekitar.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 27
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

Gambar 3.14 Rambu Kecepatan Maksima Mobil Tangki

4. Area proses pembongkaran dengan RTW


Area ini dimana pembongkaran RTW terjadi, pekerja diharapkan berhati hati ketika
melewati jalur ini dan tidak ikut dalam proses pembongkaran bagi yang tidak
berkepentingan.

Gambar 3.15 Rambu Proses Pembongkaran

5. Tempat Berkumpul Darurat.


Assembly point atau tempat berhimpun adalah tempat di area sekitar atau di luar
lokasi yang dijadikan sebagai tempat berkumpul setelah proses evakuasi dan
dilakukan perhitungan pada saat terjadi keadaan darurat seperti kebakaran dan gempa
bumi. Assembly point harus aman dari bahaya kebakaran dan lainnya. Sebaiknya
disediakan pada jarak 20 m dari gedung terdekat. Tempat ini pula merupakan lokasi
akhir yang dituju sebagaimana digambarkan dalam rute evakuasi.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 28
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PERTAMINA (PERSERO)

Gambar 3.16 Rambu Tempat Berkumpul Darurat

6. Area dilarang merokok


Karena TBBM Madiun merupakan area yang langsung terpapar minyak atau udah
yang mudah terbakar, sehingga untuk mencegah kebakaran, pekerja maupun
pengunjung dilarang merokok.

Gambar 3.17 Rambu Dilarang Merokok

7. Dilarang Menginjak / Duduk diatas Pipa


Pipa sudah memiliki toleransi beban sesuai dengan standartnya, sehingga jika
kelebihan beban akan merusak pipa, dapat menghambat operasional kerja dan
menimbulkan kecelakaan.

Gambar 3.18 Rambu Dilarang Menginjak Pipa

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 29

Anda mungkin juga menyukai