Anda di halaman 1dari 12

Lembar Kerja Mahasiswa 1

Hukum II Newton

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH 2

Hukum II Newton (Pesawat Atwood)

Nama Kelompok : 1. Anggi Oktaviany (06111381621031)


2. Chari Agra Yanti (06111381621032)
3. Justika Sarifajerin (06111381621033)
4. Oktaria Nuriska (06111381621042)
5. Urfa Hillia (06111381621047)

Materi : Hukum II Newton ( Pesawat Atwood)

Dasar Teori

PESAWAT ATWOOD
Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk yang menjelaskan hubungan antara
tegangan, energi pontensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2 pemberat (massa berbeda)
dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Benda yang yang lebih berat diletakan lebih tinggi
posisinya dibanding yang lebih ringan. Jadi benda yang berat akan turun karena gravitasi dan
menarik benda yang lebih ringan karena ada tali dan katrol.

Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia menyimpulkan


dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda – benda berat jatuh dengan cara
yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga puluh tahun kemudian, Robert Boyle, dalam
sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa
pengamatan ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan udara.
Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tetapi pernyataannya
walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan
pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orangpada saat itu (tetapi tidak diuji
dengan eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa,” Benda yang
beratnya sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda
yang lebih ringan”. Pada tahun 1678 Sir Isaac Newton menyatakan hukum pertamanya tentang
gerak, yang sekarang kita kenal sebagai Hukum I Newton Hukum I Newton
menyatakan “Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan
apabila resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol”.
Lembar Kerja Mahasiswa 2
Hukum II Newton

Secara matematis, Hukum I Newton dinyatakan dengan persamaan:

∑F = 0

Keterangan :

∑F = Resultan gaya (N)

Hukum di atas menyatakan bahwa jika suatu benda mula-mula diam maka benda selamanya
akan diam. Benda hanya akan bergerak jika pada suatu benda itu diberi gaya luar. Sebaliknya,
jika benda sedang bergerak maka benda selamanya akan bergerak, kecuali bila ada gaya yang
menghentikannya. Konsep Gaya dan Massa yang dijelaskan oleh Hukum Newton yaitu Hukum I
Newton mengungkap tentang sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaannya atau
dengan kata lain sifat kemalasan benda untuk mengubah keadaannya. Sifat ini kita ini kita
sebut kelembaman atau inersia. Oleh karena itu, Hukum I Newton disebut juga Hukum
Kelembaman.

2.2 Hukum II Newton


“Setiap benda yang dikenai gaya maka akan mengalami percepatanyang besarnya berbanding
lurus dengan besarnya gaya dan berbanding tebalik dengan besarnya massa benda.”
a = , ∑F = m a

Keterangan :
a = percepatan benda (ms-2)
m = massa benda (kg)
F = Gaya (N)

Kesimpulan dari persamaan diatas yaitu arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang
bekerja pada benda tersebut. Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila gayanya
konstan, maka percepatan yang timbul juga akan konstan Bila pada benda bekerja gaya, maka
benda akan mengalami percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan benda mengalami
Lembar Kerja Mahasiswa 3
Hukum II Newton

percepatan maka tentu akan ada gaya yang menyebabkannya. Persamaan gerak untuk percepatan
yang tetap yaitu :

Vt = V0 + at
Xt = X0 + V0t + ½ at2
V2 = V02 + 2a(Xt – X0)
Keterangan :
Vt = kecepatan akhir (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
V = kecepatan (m/s)
Xt = jarak akhir (m)
X0 = jarak awal (m)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)

Jika sebuah benda dapat bergerak melingkar melalui porosnya, makapada gerak melingkar ini
akan berlaku persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan gerak linear. Dalam hal ini ada
besaran fisis momen inersia (momen kelembaman) I yang ekivalen dengan besaran fisis massa
(m) pada gerak linear. Momen inersia (I) suatu benda pada poros tertentu harganya sebanding
dengan massa benda terhadap porosnya.

I~m

I ~ r2

Dimana harga tersebut adalah harga yang tetap

2.3 Hukum III Newton


Hukum III Newton menyatakan bahwa “Apabila benda pertama mengerjakan gaya pada benda
kedua (disebut aksi) maka benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama sama
besar dan berlawanan arah dengan gaya pada benda pertama (reaksi).” Secara matematis
dinyatakan dengan persamaan :
Faksi = – Freaksi

Keterangan :
Lembar Kerja Mahasiswa 4
Hukum II Newton

F = gaya (N)

Suatu pasangan gaya disebut aksi-reaksi apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

1. sama besar
2. berlawanan arah
3. bekerja pada satu garis kerja gaya yang sama
4. tidak saling meniadakan
5. bekerja pada benda yang berbeda

2.4 Gerak translasi


Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus. Dapat pula jenis gerak
ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan
yang besarnya sama. Gerak lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan yang dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan.

1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)


Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini
kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus
beraturan adalah kelajuan kali waktu.

s=vt

Keterangan :
s = jarak tempuh (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana kecepatannya
berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan rumus
jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik. Dengan kata lain benda yang
melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah
Lembar Kerja Mahasiswa 5
Hukum II Newton

kecepatannya karena ada percepatan ( a = + ) atau perlambatan ( a = – ) Pada umumnya GLBB


didasari oleh Hukum Newton II ( Σ F = m a)

Vt = V0 + at

Vt2 = V02 + 2aS


S = V0t + a t2
Keterangan:
V0= kecepatan awal (m⁄s)
Vt= kecepatan akhir (m⁄s)
a = percepatan (m⁄ s2)
t = waktu (s)
S = jarak yang ditempuh (s)

GLBB dibagi menjadi 2 macam :

1. GLBB dipercepat
GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin cepat, contoh GLBB
dipercepat adalah gerak buah dari pohonnya.

1. GLBB diperlambat
GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin kecil (lambat). Contoh
GLBB diperlambat adalah gerak benda dilempar keatas.

Persamaan yang digunakan dalam GLBB sebagai berikut :

Untuk menentukan kecepatan akhir

v = v0 +/- at
Keterangan :
V = kecepatan (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Untuk menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah sebagai berikut:
Lembar Kerja Mahasiswa 6
Hukum II Newton

s = v0t +/- 1/2 at2


V = kecepatan (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
s = jarak (m)

Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan diatas adalah saat GLBB dipercepat
tanda yang digunakan adalah (+) . Untuk GLBB diperlambat tanda yang digunakan adalah (-) ,
catatan penting disini adalah nilai percepatan (a) yang dimasukkan pada GLBB diperlambat
bernilai positif karena dirumusnya sudah menggunakan tanda negatif.

 Hasil Pengamatan

 M1 = 100 gr (0.1) kg
 M2 = 100 gr (0.1) kg
 h = 80 cm- 40 cm = 40 cm = 40 x 10-2 m
 m = 5 gram
 s = (42.70 + 1.1 ) meter

 Data Hasil Pengamatan 1


Tabel 3.1. M1 dan M2 selisih massa berubah, massa total tetap
m1 (kg) 0 0,005 0,01

m2 (kg) 0,025 0,02 0,015

[(M2+ m2)-( M1+ m1)] kg 0,025 0,015 0,085

M1+m1+M2+ m2 (kg) 0,225 0,225 0,225

S (m) 0,04876 0,04738 0,04630

t1 (s) 0,0681 0,08854 0,1712

t2 (s) 0,04265 0,05573 0,1022

v1 (m/s) 0,7160 0,5351 0,2704


Lembar Kerja Mahasiswa 7
Hukum II Newton

v2 (m/s) 0,1437 0,8501 0,4530

a (m/s2) 0,9886 0,5455 0,1651

Buatlah grafik percepatan a terhadap selisih massa [(M2+m2)-(M1+m1)] pada diagram di


bawah ini!
a (m/s2)

[(M2+m2)-(M1+m1)] kg

Gambar 3.2. Grafik percepatan a terhadap selisih massa

 Data Hasil Pengamatan 2


Tabel 3.1. M1 dan M2 selisih massa tetap, massa total berubah
m1 (kg) 0 0,005 0,01

m2 (kg) 0,005 0,01 0,015

[(M2+ m2)-( M1+ m1)] kg 0,005 0,005 0,005

M1+m1+M2+ m2 (kg) 0,205 0,215 0,225

S (m) 0,04387 0,04492 0,04597

t1 (s) 0,1522 0,1574 0,1584

t2 (s) 0,09483 0,0912 0,1198

v1 (m/s) 0,2882 0,2853 0,2902

v2 (m/s) 0,4626 0,4925 0,3837


Lembar Kerja Mahasiswa 8
Hukum II Newton

a (m/s2) 0,1636 0,2015 0,0787

Buatlah grafik percepatan a terhadap selisih massa total M1+m1+M2+m2 yang


merupakan fungsi massa pada diagram di bawah ini!
a (m/s2)

M1+m1+M2+m2 (kg)
Gambar 3.3. Grafik percepatan terhadap massa totall

 Analisis Data
 Data Hasil Pengamatan 1

1. 68,10 m2 = 5 keping = 0,0681


42,65 m1 = 5 keping = 0,04265

88,54 m2 = 4 keping = 0,08854


55,73 m1 = 4 keping = 0,05573

171,2 m2 = 3 keping = 0,1712


102,2 m1 = 3 keping = 0,1022

2. (M2 + m2) - (M1 + m1)


(0,1 + 0,025) – (0,1 + 0)
= 0,12 – 0,1 = 0,025

(M2 + m2) - (M1 + m1)


(0,1 + 0,02) – (0,1 + 0,005)
= 0,12 – 0,105 = 0,015
Lembar Kerja Mahasiswa 9
Hukum II Newton

(M2 + m2) - (M1 + m1)


(0,1 + 0,015) – (0,1 + 0,01)
= 0,025 – 0,11 = -0,085

3. M1 + m1 + M2 + m2
0,1 + 0 + 0,1 + 0,025 = 0,225

M1 + m1 + M2 + m2
0,1 + 0,005 + 0,1 + 0,02 = 0,225

M1 + m1 + M2 + m2
0,1 + 0,01 + 0,1 + 0,015 = 0,225

𝑠 0,04876 m 𝑚
4. 𝑣1 = = = 0,7160
𝑡1 0,0681 s 𝑠

𝑠 0,04738 𝑚 𝑚
𝑣1(2) = = = 0,5351
𝑡1 0,08854 𝑠 𝑠

𝑠 0,04630 𝑚 𝑚
𝑣1(3) = = = 0,2704
𝑡1 0,1712 𝑠 𝑠

𝑠 0,04876 m 𝑚
𝑣2 = = = 1,1432
𝑡2 0,04265 s 𝑠

𝑠 0,04738 𝑚 𝑚
𝑣2(2) = = = 0,8501
𝑡2 0,05573 𝑠 𝑠

𝑠 0,04630 𝑚 𝑚
𝑣2(3) = = = 0,4530
𝑡2 0,1022 𝑠 𝑠

𝑣22 −𝑣12 1,3069 − 0,5126


5. 𝑎 = = = 0,9886
2.ℎ 0,8

𝑣22 −𝑣12 0,7226 − 0,2862


𝑎= = = 0,5455
2.ℎ 0,8

𝑣22 −𝑣12 0,2052 − 0,0731


𝑎= = = 0,1651
2.ℎ 0,8

 Data Hasil Pengamatan 2

1. 152,2 = 0,1522 1 keping, 0 keping


94,83 = 0,09483
Lembar Kerja Mahasiswa 10
Hukum II Newton

157,4 = 0,1574 2 keping, 1 keping


948,12 = 0,091

158,4 = 0,1504 3 keping, 2 keping


119,8 = 0,1198

2. (M2 + m2) - (M1 + m1)


(0,1 + 0,005) – (0,1 + 0)
= 0,105 – 0,1 = 0,005

(M2 + m2) - (M1 + m1)


(0,1 + 0,01) – (0,1 + 0,005)
= 0,11 – 0,105 = 0,005

(M2 + m2) - (M1 + m1)


(0,1 + 0,015) – (0,1 + 0,01)
= 0,115 – 0,11 = 0,005

3. M1 + m1 + M2 + m2
0,1 + 0 + 0,1 + 0,005 = 0,205

M1 + m1 + M2 + m2
0,1 + 0,005 + 0,1 + 0,01 = 0,215

M1 + m1 + M2 + m2
0,1 + 0,01 + 0,1 + 0,015 = 0,225

𝑠 0,04387 m 𝑚
4. 𝑣1 = = = 0,2882
𝑡1 0,1522 s 𝑠

𝑠 0,04492 𝑚 𝑚
𝑣1(2) = = = 0,2853
𝑡1 0,1574 𝑠 𝑠

𝑠 0,04597 𝑚 𝑚
𝑣1(3) = = = 0,2902
𝑡1 0,1584 𝑠 𝑠

𝑠 0,04387 m 𝑚
𝑣2 = = = 0,4626
𝑡2 0,09483 s 𝑠

𝑠 0,04492 𝑚 𝑚
𝑣2(2) = = = 0,4925
𝑡2 0,0912 𝑠 𝑠
Lembar Kerja Mahasiswa 11
Hukum II Newton

𝑠 0,04597 𝑚 𝑚
𝑣2(3) = = = 0,3837
𝑡2 0,1198 𝑠 𝑠

𝑣22 −𝑣12 0,2139 − 0,0830


5. 𝑎 = = = 0,1636
2.ℎ 0,8

𝑣22 −𝑣12 0,2425 − 0,0813


𝑎= = = 0,2015
2.ℎ 0,8

𝑣22 −𝑣12 0,1472 − 0,0842


𝑎= = = 0,0787
2.ℎ 0,8

 Pertanyaan dan Jawaban


Perhatikan peristiwa di bawah ini:

Gambar 3.1 Gambar 3.2


Apa persamaan dan perbedaan dari kedua gambar di atas :
 Persamaan :
1. Perlakuan untuk kedua gambar tersebut memiliki arti bahwa gaya aksi yang diberikan
akan memberikan reaksi yang sama dan sebanding dengan perlakuan awal
2. Berat yang diberikan akan berpengaruh terhadap gaya yang di hasilkan
3. Gaya yang diberikan dari tangan akan memberikan gaya yang sama besar untuk
mobil tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama
Lembar Kerja Mahasiswa 12
Hukum II Newton

4. Begitu juga untuk gambar 3.2 perpindahannya apabila massa balok 2 lebih besar dari
massa benda 1 (m2 > m1 ) maka balok 1 akan bergerak naik dan balok 2 akan bergerak
turun dengan percepatan masing-masing balok adalah sama yaitu sebesar a

 Perbedaan :
1. Perbedaan yang terlihat yaitu pada gambar 3.1 gaya yang diberikan yaitu dengan
menggunakan gaya tangan untuk mendorong mobil yang hanya ditinjau dari besar
gaya dan massa benda sehingga kita bisa mendapatkan percepatan. Sedangkan untuk
gambar 3.2 itu menggunakan katrol, sehingga kita harus nmeninjau dari tegangan tali,
berat benda, sehinffa bisa menemukan percepatan.
 Kesimpulan :

Melalui pesawat atwood kita dapat mengetahui nilai kecepatan, percepatan dan
momen inersia dari suatu benda. Nilai kecepatan diperoleh dari percobaan mengenai gerak
lurus beraturan sedangkan nili percepatan diperoleh dari nilai gerak lurus berubah beraturan.
Nilai momen Inersia diabaikan jika massa benda yang digantungkan pada tali lebih besar
dibandingkan massa katrolnya.

Anda mungkin juga menyukai