Anda di halaman 1dari 4

Bagian Sekretoris

Bagian sekretoris kelenjar liur tersusun oleh sel sekretoris serosa danlatau mukosa yang tersusun membentuk asinus
(alveolus) atau tubulus yang dilapisi sel mioepitel.

Bagian sekretoris berbentuk tubulus dan asinus, dan tersusun oleh tiga jenis sel:

 Sel serosa sebenarnya adalah sel seromukosa karena mensekresi protein dan sejumlah besar polisakarida.
Sel tersebut bentuknya seperti piramid terpancung, intinya satu, bulat, dan terletak di basal, mempunyai
endoplasma retikulum kasar (RER) dan kompleks Golgi yang berkembang baik, banyak mitokondria di basal,
dan banyak granula sekretoris kaya akan ptialin (amilase liur) di apikalnya. Ptialin disekresi bersama dengan
kalikrein, laktoferin, dan lisozim. Bagian basal membran sel bagian lateral membentuk taut kedap dengan
membran sel sebelahnya. Di apikal taut kedap terdapat kanalikuli antarsel yang berhubungan dengan
lumen. Plasmalema di basal taut kedap membentuk banyak tonjolan yang berinterdigitasi dengan tonjolan
sel sebelahnya.
 Sel mukosa bentuknya serupa dengan sel serosa. Intinya juga terletak di basal, tetapi bentuk intinya gepeng,
tidak bulat seperti pada sel serosa (Gambar 18-2). Populasi organelnya berbeda dari sel serosa, yaitu, sel
mukosa mitokondrianya lebih sedikit, RERnya kurang berkembang, dan aparat Golginya jauh lebih besar,
yang menandakan bahwa produk sekretorisnya mengandung lebih banyak komponen karbohidrat (Gambar
18-3). Sitoplasma bagian apikalnya penuh berisi granula sekretoris. Kanalikuli antarsel dan tonjolan
membran sel di basal jauh lebih sedikit dari sel serosa.
 Sel mioepitel (basket cells) berbagai lamina basal dengan sel aninus. Sel tersebut mempunyai badan sel yang
berisi intinya, dan beberapa cabang panjang yang memeluk asinus sekretoris dan duktus interkalar (lihat
Gambar 18-1). Selain mengandung inti, badan selnya mengandungsejumlah kecil organel, dan membentuk
perlekatan hemidesmosom dengan lamina basal. Cabang sitoplasmanya membentuk kontak desmosom
dengan sel asinus dan duktus, dan kaya akan aktin dan miosin. Pada mikrograf elektron, cabang sitoplasma
ini mirip sel otot polos. Saat cabang sel mioepitel berkontraksi, cabang tersebut memeras asinus, dan
memudahkan penglepasan produk sekretoris ke dalam saluran keluar kelenjar.

Bagian Duktus (Saluran Keluar)

Duktus kelenjar liur mayor bercabang-cabang; cabang terkecil adalah duktus interkalaris, dan berakhir pada duktus
terbesar, yaitu duktus utama (terminal).

Duktus kelenjar liur mayor bercabang-cabang. Cabang terkecil adalah duktus interkalaris, tempat menempelnya
asinus dan tubulus sekretoris. Duktus interkalaris tersusun oleh selapis sel kuboid rendah dan mempunyai beberapa
sel mioepitel. Beberapa duktus interkalaris bermuara pada duktus striasi, yang tersusun oleh selapis sel kuboid
sampai kolumnar rendah (lihat Gambar 18-1). Membran basolateral sel tersebut membentuk banyak lipatan yang
membagi sitoplasmanya menjadi kompartemen longitudinal yang berisi mitokondria yang bentuknya memanjang.
Membran basolateral sel tersebut mengandung adenosin trifosfatase (Na+-ATPase) yang memompa natrium keluar
sel, ke jaringan ikat, dengan demikian menahan natrium dan mengurangi tonisitas liur. Beberapa duktus striasi
bergabung dan melanjutkan diri menjadi duktus intralobular yang ukurannya semakin bertambah besar, dan diliputi
oleh lebih banyak jaringan ikat. Beberapa duktus yang keluar dari lobulus menyatu dan melanjutkan diri menjadi
duktus interlobular, yang kemudian berturut-turut

menjadi duktus intralobar, duktus interlobar, dan berakhir sebagai duktus utama (terminal) yang mencu-rahkan liur
ke rongga mulut.

Histology saliva

Sel sekretoris pada asinus menghasilkan liur primer yang dimodifikasi oleh duktus striasi menjadi liur sekunder.
Kelenjar liur mayor menghasilkan sekitar 700 sampai 1.100 mL liur per hali. Kelenjar liur minor terletak dalam
mukosa dan submukosa rongga mulut, tetapi hanya berperan dalam 5% luaran total liur harian. Untuk melakukan
hal tersebut, kelenjar liur sangat kaya akan pembuluh darah. Laju basal aliran darah ke kelenjar liur diperkirakan 20
kali lebih besar dari aliran darah ke otot rangka. Saat sekresi maksimal, terjadi peningkatan aliran darah.

Liur mempunyai berbagai fungsi yaitu: melumasi dan membersihkan rongga mulut, mempunyai aktivitas anti-
bakteri, berperan dalam pengecapan dengan melarutkan bahan makanan, memulai pencernaan lewat kerja ptialin
(amilase liur) dan lipase liur, membantu proses menelan dengan cara melembabkan makanan yang memungkinkan
pembentukan bolus, dan berperan dalam proses pembekuan dan penyembuhan Iuka karena liur mengandung faktor
pembekuan dan epidermal growth factor.

Liur yang dihasilkan oleh sel asinar disebut liur primer yang isotonik dengan plasma. Liur primer dimodifikasi oleh sel
duktus striasi dengan cara menyingkirkan ion natrium dan klorida dari liur dan mensekresi ion kalium dan bikarbonat
ke dalam liur. Setelah dimodifikasi, liur tersebut menjadi liur skunder yang hipotonik.

Sel asinar dan duktus juga mensintesis komponen sekretoris yang diperlukan untuk mentransfer IgA dari jaringan
ikat ke dalam lumen asinus (atau duktus). IgA sekretoris berikatan dengan antigen dalam liur dan meredam efek
merusaknya. Liur juga mengandung laktoferin, lisozim, ion tiosianat. Laktoferin mengikat zat besi yang merupakan
elemen esensial bagi metabolisrne bakteri; lisozim menghancurkan kapsul bakteti, yang memungkinkan masuknya
ion tiosianat, yang merupakan suatu bakterisida, ke dalam bakteri.

Kelenjar liur juga mensekresi enzim kalikrein ke dalam jaringan ikat. Kalikrein kemudian masuk ke pembuluh darah,
dan mengubah kininogen, yaitu suatu famili protein plasma, menjadi bradikinin, suatu vasodilator yang melebarkan
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke tempat tersebut.

Peran Persarafan Autonom pada Sekresi liur

Kelenjar liur mayor tidak mensekresi terus-menerus. Aktivitas sekretorisnya dirangsang oleh persarafan simpatis dan
parasimpatis. Persarafan terdapat di intraepitel (yaitu berupa kontak sinaptik antara ujung saraf dan sel asinar) atau
subepitel. Pada persarafan subepitel, ujung akson tidak membentuk kontak sinaptik dengan sel asinar, tetapi
melepaskan asetil kolin ke sekitar sel sekretoris, pada jarak sekitar 100 sampai 200 nm dari plasmalema basal sel
tersebut. Sel yang teraktivasi kemudian merangsang sel di sebelahnya lewat neksus (gap junction), untuk
melepaskan sekret encernya ke dalam lumen asinus.

Persarafan parasimpatis adalah inisiator utama salivasi (pengeluaran liur) dan menyebabkan terbentuknya liur encer.
Asetil kolin yang dilepas oleh serat saraf parasimpatis pasca ganglion mengikat reseptor kolinergik muskarinik yang
menyebabkan penglepasan inositol trifosfat. Hal tersebut menyebabkan penglepasan ion kalsium yang merupakan
caraka kedua ke dalam sitosol, yang memudahkan sekresi liur encer dari sel asinar.

Awalnya, persarafan simpatis mengurangi aliran darah ke salivon, tetapi pengurangan tersebut berakhir dengan
cepat. Norepinefrin yang dilepaskan oleh serat saraf simpatis pasca ganglion mengikat reseptor β-adrenergik yang
menyebabkan terbentuknya adenosin monofosfat siklik (cAMP). Caraka kedua tersebut mengaktifkan kaskade
berbagai kinase dan menyebabkan sekresi mukus dan komponen enzimatik liur oleh sel asinar. Mukus menyebabkan
adhesi partikel makanan dalam bolus, dan juga membentuk permukaan yang licin untuk memudahkan menelan.

Pengeluaran liur ditingkatkan oleh rasa dan bau makanan, dan juga oleh proses mengunyah. Aliran liur yang banyak
juga terjadi tepat sebelum, selama, dan sesudah muntah. Inhibitor pengeluaran liur adalah kelelahan, ketakutan, dan
dehidrasi; selain itu, aliran liur sangat berkurang saat tidur

Kelenjar Parotis

Walaupun kelenjar parotis adalah kelenjar liur terbesar; kelenjar ini hanya memproduksi sekitar 30% jumlah total
liur; liur yang dihasilkannya adalah liur encer.
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur terbesar, beratnya sekitar 20 sampai 30 g, tetapi hanya memproduksi sekitar
30% jumlah total liur. Walaupun kelenjar ini dianggap sebagai kelenjar serosa murni, tetapi sekretnya mengandung
mukus. Mikrograf elektron bagian apikal sel serosa menunjukkan banyak granula sekretoris berisi bahan kedap-
elektron yang berteras lebih kedap-elektron lagi yang komposisinya belum diketahui.

Liur asal kelenjar parotis mengandung enzirn dan IgA sekretoris dalam jumlah besar. Enzimnya adalah amilase liur
(ptialin) yang mencerna sebagian besar pati (tepung) dalam makanan, dan pencernaan ini berlanjut di lambung
sampai adonan (chyme) asam menginaktivasi enzim tersebut. IgA sekretoris menginaktivasi antigen yang terdapat di
rongga mulut.

Kapsula jaringan ikat kelenjar parotis sangat berkembang dan membentuk banyak septa, yang membagi kelenjar
tersebut menjadi banyak lobus, dan selanjutnya menjadi banyak lobulus. Sistem duktus mengikuti distribusi yang
telah dijelaskan sebelumnya. Pada usia 40 tahun, kelenjar ini diserbu jaringan lemak, yang menyebar dari jaringan
ikat ke dalam parenkima kelenjar.

Kelenjar Sublingual

Kelenjar sublingual sangat kecil, dan terutama tersusun oleh asinus mukosa dengan demiluna (bulan sabit) serosa,
serta menghasilkan liur campur.

Kelenjar sublingual adalah kelenjar terkecil di antara ketiga kelenjar liur mayor. Bentuknya seperti kacang almon,
beratnya hingga 2 sampai 3 g, dan hanya menghasilkan sekitar 5% jumlah liur total. kelenjar ini tersusun oleh unit
sekretoris tubular mukosa, yang banyak di antaranya mempunyai topi yang tersusun oleh kelompokan kecil sel
serosa, yang disebut demiluna (bulan sabit) serosa (lihat Gambar 18-2). Walaupun mikroskop cahaya rutin
menunjukkan adanya deminula (bulan sabit) serosa, bila jaringan dipotong beku, demiluna (bulan sabit) tersebut
tidak tampak, yang menandakan bahwa demiluna (bulan sabit) tersebut kemungkinan adalah artefak yang timbul
karena fiksasi dan sebenarnya merupakan kelompokan kecil sel serosa yang mencurahkan sekretnya ke dalam lumen
bersama dengan unit sekretoris tubular mukosa. Sel serosa tersebut ternyata menghasilkan lisozim. Kelenjar
sublingual menghasilkan liur campur, tetapi terutama liur kental.

Kanalikuli antar sel berkembang baik di antara sel mukosa pada unit sekretoris. Mikrograf elektron sel demiluna
(bulan sabit) serosa menampilkan akumulasi apikal vesikel sekretoris; tetapi, berbeda dari kelenjar parotis dan
submandibular, vesikel tersebut tidak mengandung teras kedap-elektron (lihat Gambar 18-3).

Kapsula jatingan ikat pada kelenjar sublingual sangat tipis, dan sistem duktusnya tidak membentuk duktus terminal.
Sebagai gantinya, beberapa duktus bermuara pada dasar rongga mulut dan pada duktus kelenjar submandibular.
Karena susunan duktusnya, beberapa penulis menganggap bahwa kelenjar sublingual tersusun oleh beberapa
subunit glandular kecil.

Kelenjar Submandibular

Kelenjar submandibular menghasilkan 60% dari jumlah total liur; walaupun hasilnya adalah liur campur, bagian
terbesarnya ada/ah liur encer.

Walaupun berat kelenjar submandibular (Gambar 18-4) hanya 12 sampai 15 g, kelenjar ini menghasilkan 60% dari
jumlah total liur. Sekitar 90% asinus menghasilkan liur encer, sedangkan sisanya manghasilkan liur kental. Mikrograf
elektron bagian apikal sel serosa kelenjar ini menunjukkan granula sekretoris bersalut membran yang berisi sekret
kedap-elektron, dengan teras yang lebih kedap-elektron. Jumlah demiluna (bulan sabit) serosanya terbatas. Duktus
striasi pada kelenjar submandibular jauh lebih panjang dari di kelenjar parotis atau sublingual; karena itu, sediaan
histologi kelenjar ini menampilkan banyak potongan melintang duktus tersebut, yang menjadi ciri khas kelenjar ini.
Kapsula jaringan ikat kelenjar submandibular cukup tebal dan membentuk banyak septa, yang membagi kelenjar
tersebut menjadi lobus, dan kemudian lobulus. Infiltrasi lemak dari jaringan ikat ke dalam parenkima tampak jelas
pada usia limapuluhan.

Anda mungkin juga menyukai