Abstrak -- Persaingan industri kertas semakin ketat dengan banyaknya industri atau perusahaan
yang bergerak dalam industri yang sama dalam bersaing mendapatkan dan mempertahankan
pelanggan. Permasalahan yang terjadi saat ini di CaCO3 Section pada Perusahaan Kertas adalah
belum tersedianya jadwal induk produksi (Master Production Schedule = MPS) sebagai dasar
penentuan proses produksi IKS-Filler yang menyebabkan kekurangan persediaan sehingga kualitas
kertas cacat dan perusahaan menderita kerugian yang cukup besar. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisa peramalan yang sesuai untuk diterapkan, merencanakan produksi dengan biaya
terendah, penjadwalan produksi sebagai dasar proses produksi dan menghitung persediaan
pengaman. Metode yang digunakan adalah peramalan (moving average), perencanaan produksi
(level production plan, chase plant, dan intermediate plan), penjadwalan produksi (MPS trial and
error) dan menganalisis jumlah persediaan pengaman (safety stock) menggunakan distribusi normal.
Dari hasil pengolahan data menyimpulkan bahwa peramalan yang sesuai adalah Moving Average (n
= 3) dengan nilai MAD terkecil dan tracking signal yang tidak menyimpang. Biaya terendah
perencanaan produksi menggunakan metode intermediate plan sebesar 56,5 USD. Jadwal Induk
Produksi mempunyai persediaan akhir 191 Ton dan rata-rata produksi tiap minggu sebesar 1,852
Ton. Jumlah persediaan pengaman dengan tingkat layanan 95% sebesar 101,75 Ton.
Abstract -- Paper industry competition becomes more intense with many industries or companies
engaged in the same industry in competing for and retaining customers. Problems that occur today in
the Section CaCO3 at a paper company is the unavailability of the master production schedule (MPS
= Master Production Schedule) as the basis for determining the production process IKS-Filler that
supply shortages so that the paper quality defects and the company suffers significant losses. The
purpose of this study was to analyze forecasting appropriate to apply, with the lowest cost of
production planning, production scheduling as the basis for the production process and calculate
safety stock. The method used is forecasting (moving average), production planning (level production
plan, chase plant, and intermediate plan), production scheduling (MPS trial and error) and analyze
the amount of safety stock (safety stock) using a normal distribution. From the data processing
concludes that forecasting suite is Moving Average (n = 3) with the smallest MAD value and a
tracking signal are not distorted. The lowest cost of production planning using the intermediate plan
amounted to $ 56.5. Master Production Schedule Ton have a supply end 191 and an average
production of 1,852 tons per week. Amount of safety stock with a service level of 95% of 101.75 tons.
Jadwal produksi induk (Master Production proses produksi IKS-Filler yang menyebabkan
Schedule = MPS) adalah suatu jadwal produksi kekurangan persediaan sehingga kualitas kertas
untuk setiap jenis atau setiap macam barang cacat dan perusahaan menderita kerugian yang
yang didasarkan pada rencana produksi semesta cukup besar.
yang sudah disusun untuk barang tersebut. Tulisan ini menawarkan metode peramalan
Dengan penjadwalan ini, jumlah setiap jenis yang tepat untuk diimplementasikan dalam
barang yang akan dibuat dalam setiap masa manajemen permintaan dari konsumen CaCO3
tertentu (setiap minggu atau setiap bulan, Section, merancang perencanaan produksi
misalnya) ditentukan atau direncanakan. Jadi dengan biaya yang paling rendah, membuat
sebuah jadwal produksi induk juga akan jadwal produksi induk (MPS) sebagai dasar
menunjukkan kapan setiap jenis barang akan proses produksi IKS-Filler, dan mengetahui
dibuat serta berapa jumlahnya (Dewi dan Dana, persediaan (safety stock) yang optimal untuk
2016) (Pardede, 2005). dapat memenuhi semua permintaan konsumen.
Master Production Schedule (MPS)
merupakan suatu pernyataan tentang produk METODOLOGI PENELITIAN
akhir dari suatu perusahaan yang Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
merencanakan memproduksi output berkaitan yang bergerak di bidang industri pembuatan
dengan kuantitas dan periode waktu. Aktivitas kertas. Pengumpulan data yang dilakukan
penjadwalan produksi induk pada dasarnya berupa pengumpulan data teoritis dan data
berkaitan dengan bagaimana menyusun dan historis. Data teoritis berupa teori tentang
memperbaharui jadwal produksi induk, manajemen permintaan, peramalan,
memproses transaksi dari MPS, memelihara Perencanaan produksi agregat, MPS, dan
catatan-catatan MPS, mengevaluasi efektivitas manajemen persediaan. Data historis yang
dari MPS dan memberikan laporan evaluasi diperlukan adalah data variabel, yaitu data
dalam periode waktu yang teratur untuk kuantitatif penjualan IKS-Filler dengan
keperluan umpan balik dan tinjauan ulang karakteristik ukuran berat dalam satuan wet ton
(Gasperz, 2001). (WT).
Penjadwalan dengan MPS menghasilkan
jadwal produksi yang lebih produktif. Hal ini Uji Kecukupan dan Keseragaman Data
terlihat dari utilisasi mesin menurun dari 64% Pengujian kecukupan data dilakukan
menjadi 60%. Selain itu, dihasilkan alternatif dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu
jadwal produksi dengan produktivitas yang lebih derajat ketelitian dan tingkat
baik (Rohman & Djatna, 2012). Perhitungan keyakinan/kepercayaan. Derajat ketelitian dan
biaya produksi dengan metode terpilih sebesar tingkat keyakinan mencerminkan tingkat
Rp 34.544.157.305 sedangkan perhitungan biaya kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah
perencanaan agregat menggunakan strategi memutuskan tidak akan melakukan pengukuran
terpilih sebesar Rp 34.309.781.219, sehingga dalam jumlah yang banyak (populasi). Derajat
biaya produksi mengalami penghematan atau ketelitian (degree of accuracy) menunjukkan
penurunan sebesar Rp 234.376.086 (Octavianti, penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari
Setyanto, & Tantrika, 2013). waktu penyelesaian sebenarnya. Tingkat
(Pambudi dan Indrayani, 2014) dalam keyakinan (convidence level) menunjukkan
penelitiannya didapat bahwa perencanaan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian
produksi yang sesuai dengan kriteria perusahaan data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.
adalah metode chase strategy yaitu: Memiliki Uji kecukupan data digunakan rumus sebagai
rencana produksi yang bervariasi sampai batas berikut:
maksimal kapasitas produksi per bulannya yang
telah ditentukan dan memiliki nilai inventori dan k / s N X 2 X 2
2
memastikan bahwa data yang terkumpul berasal secara keseluruhan guna memenuhi tingkat
dari sistem yang sama dan untuk memisahkan penjualan yang direncanakan dan inventori yang
data yang memiliki karakteristik yang berbeda, diinginkan. Perencanaan produksi berhubungan
maka perlu dilakukan uji keseragaman data dengan penentuan volume, ketepatan waktu
menggunakan rumus sebagai berikut: penyelesaian, utilitasi kapasitas, dan
BKA = X + k σ (2) perencanaan beban. Rencana produksi dalam
BKB = X - k σ (3) hal ini harus terkoordinasi dengan perencanaan
perusahaan. Ada beberapa tipe perencanaan
√∑( x x ) produksi. Berdasarkan periode waktunya, akan
ada perencanaan jangka panjang, perencanaan
(4)
jangka menengah, dan perencanaan periode
jangka pendek. Ketiga jenis perencanaan ini
Keterangan: memerlukan proses perencanaan yang berbeda
BKA : Batas kontrol atas (juga input dan output nya) satu sama lain
BKB : Batas kontrol bawah (Gaspersz, 2001).
X : Nilai rata-rata Dalam melakukan peyusunan rencana
σ : Standar deviasi produksi, metode yang digunakan antara lain
k : Tingkat keyakinan. Tingkat Produksi Rata-Rata Tetap (Level
Production Plan), Tingkat Produksi Rata-Rata
Peramalan Berubah-Ubah Mengikuti Jumlah Yang Diminta
Peramalan (forecasting) pada dasarnya (Chase Plant), Dan Tingkat Produksi Rata-Rata
merupakan proses pengestimasian permintaan di Lentur (Intermediate/Flexible Plan). Setelah
masa mendatang dikaitkan dengan aspek dilakukan analisa rencana produksi maka dipilih
kuantitas, kualitas, waktu terjadinya, dan lokasi strategi terbaik yang memberikan biaya produksi
yang membutuhkan produk barang atau jasa paling minimum. Strategi yang terpilih digunakan
yang bersangkutan (Haming & Mahfud, 2014). untuk melakukan perencanaan produksi untuk
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan periode mendatang, dilanjutkan dengan
berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi membuat Jadwal Induk Produksi (MPS).
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas,
waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka Master Production Schedule
memenuhi barang ataupun jasa (Nasution, Master production schedule (MPS)
2006). merupakan suatu pernyataan tentang produk
Pemilihan model peramalan berdasarkan akhir (termasuk parts pengganti dan suku
pada pola historis dari data aktual permintaan, cadang) dari suatu perusahaan industri
jika pola data tidak membentuk kecenderungan, manufaktur yang merencanakan memproduksi
dapat dipertimbangkan model peramalan rata- output berkaitan dengan kuantitas dan periode
rata bergerak (moving averages), atau waktu. Aktivitas penjadwalan produksi induk
pemulusan eksponensial (exponential pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana
smoothing). Jika pola data membentuk menyusun dan memperbaharui jadwal produksi
kecenderungan, dapat dipertimbangkan model induk (Master Production Schedule = MPS),
peramalan berdasarkan analisis garis memproses transaksi dari MPS, memelihara
kecenderungan (trend line analysis model). catatan-catatan MPS, mengevaluasi efektivitas
Selanjutnya lakukan analisis data berdasarkan dari MPS dan memberikan laporan evaluasi
model peramalan yang dipilih dan pilih model dalam periode waktu yang teratur untuk
peramalan yang tepat berdasarkan MAD (mean keperluan umpan balik dan tinjauan ulang
absolute deviation absolut). Akurasi peramalan (Gaspersz, 2001).
akan semakin tinggi apabila nilai MAD semakin Proses penyusunan jadwal induk produksi
kecil. Setelah itu periksa keandalan model (MPS) adalah membuat perubahan-perubahan
peramalan yang dipilih berdasarkan peta kontrol pada catatan MPS, mendisagregasikan rencana
tracking signal. Tracking signal yang baik produksi agregat untuk menciptakan MPS dalam
memiliki RSFE yang rendah, dan mempunyai waktu mingguan atau harian.
positive error yang sama banyak atau seimbang
dengan negative error, sehingga pusat dari Safety Stock
tracking signal mendekati nol. Manajemen persediaan (inventory control)
adalah kegiatan yang berhubungan dengan
Perencanaan Produksi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
Perencanaan produksi merupakan suatu penentuan kebutuhan material sedemikian rupa
proses penetapan tingkat output manufacturing sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dapat
Pardede, Pontas M.. Manajemen Operasi dan Saepudin, Aep dan Cucun Kalsum. Perencanaan
Produksi: Teori, Model, dan Kebijakan. Kapasitas Produksi Pembuatan Bed Sheet
Yogyakarta: Penerbit Andi. 2005. Set di PT. Bandung Indah Gemilang. Jurnal
Rohman, Agus Hidayatul dan Taufik Djatna.. Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik. 2014; 2
Model Perbaikan Penjadwalan Produksi di (1): 2337 – 3636.
PT. MDS, Cikarang – Bekasi. E-Jurnal .
Agroindustri Indonesia. 2012; 1(1): 2252–
3324.