Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Berat badan lahir rendah merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat
badan kurang dari 2500 gram (Markum, 2009).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gr pada waktu lahir. Dalam hal ini dibedakan menjadi :
a) Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan <37 minggu dengan
berat badan sesuai.
b) Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR), yaitu bayi yang lahir
dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan
(Hardi Kusuma & Amin Huda,2012:68).

2. Etiologi
Kelahiran premature disebababkan oleh beberapa faktor yang
berhubungan,yaitu :
a) Faktor ibu meliputi faktor penyakit (toksimia gravidarum, trauma
fisik), faktor usia ibu dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun, riwayat
kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi,
kelainan uterus, hidramnion, penyakit jantung/penyakit kronik
lainnya, hipertensi dan kehamilan multiple.
b) Aktivitas ibu meliputi :stress fisik yang lama berhubungan dengan
gangguan pertumbuhan intra uterin dan maturitas.
c) Faktor janin meliputi : cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion,
ketuban pecah dini.
d) Faktor Plasenta meliputi :Penyakit vaskuler, kehamilan ganda,
malformasi, tumor, plasenta privea.
e) Keadaan sosial dan ekonomi yang rendah, diukur berdasarkan
pendapatan keluarga,tingkat pendidikan,status sosial dan
pekerjaan/jabatan.
f) RAS, dari data penelitian menunjukkan angka kelahiran premature 2
kali lipat banyak pada ibu-ibu kulit putih yang merupakan 1/3 dari
seluruh BKB (bayi kurang bulan) (Markum,2009).

3. Manifestasi Klinik
a) Sebelum bayi lahir
1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus,partus
prematurus dan lahir mati
2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
3) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat,gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut
yang seharusnya dan sering dijumpai kehamilan dengan
oligolidramnion gravidarum atau perdarahan antepartum.
b) Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intra uterin
2) Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
3) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
4) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama
dengan atau kurang dari 30 cm
5) Rambut lanugo masih banyak
6) Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
7) Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
8) Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya
lemah (Sacharin, 2006).
4. Patofisiologi
BBLR menyebabkan bayi lahir premature. Prematuritas disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor ibu, faktor plasenta dan
faktor janin, akan menyebabkan dinding otot rahim bagian bawah rahim
lemah sehingga rahim terbuka sebelum usia kehamilan dan bayi lahir
premature dengan berat badan kurang dari 2500 gram (BB <2500 gram).
Bayi yang lahir premature akan mengalami imatur fungsi mekanis
pencernaan seperti refleks menghisap dan menelan lemah, gangguan
digestif dan absorbsi yang mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan. Paru belum matang akan mengakibatkan pola
nafas tidak efektif, asfiksia, kulit tipis, transparan dan lemak subkutan
sedikit sehingga dapat terjadi risiko gangguan integritas kulit,
thermoregulasi tidak efektif dan pusat pengaturan suhu tubuh yang belum
matur sehingga system immunologi belum berkembang dengan baik dan
dapat terjadi imatur system saraf pusat (Hardi Kusuma & Amin
Huda,2012:68)

5. Pemeriksaan Diagnostik
Adapun pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan pada berat badan
lahir rendah pada bayi yaitu :
a) Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 ).
b) Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung,
usaha nafas, tonus otot dan reflek).
c) Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi.
d) Pengkajian spesifik
e) Pemeriksaan fungsi paru
f) Pemeriksaan fungsi kardiovaskular.
6. Penatalaksanaan Medis
Adapun penatalaksanaan medik dari BBLR antara lain:
a) Pemberian O2 (oksigen)
b) Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan
ketat
c) Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci
tangan sebelum memegang bayi
d) Pengawasan nutrisi/ASI. Reflex menelan BBLR belum sempurna,
oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat
e) Penimbangan ketat. Adanya perubahan berat badan mencerminkan
kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh,
oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat
f) Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan
bersih,pertahankan suhu tetap hangat
g) Tali pusat harus dalam keadaan bersih
h) Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
i) Bila tidak mungkin infuse dekstrose 10 % + bikarbonat natrikus 1,5 %
= 4:1, hari 1 = 60 cc/kg/hari ,kolaborasi dengan dokter dan berikan
antibiotic (Sacharin, 2006).
7. Komplikasi
Komplikasi BBLR sangat tergantung dari klasifikasi dari BBLR itu sendiri
yaitu :
a) Pada bayi kurang bulan, system fungsi dan struktur organ tubuh masih
sangat muda/imatur,muda /premature belum berfungsi optimal
sehingga akan muncul komplikasi/penyakit sebagai berikut :
1) Asfiksia perinatal
2) Komplikasi pada saluran pernafasan seperti penyakit membrane
hialin , apnea rekuren, sindroma kebocoran udara,
bronkopulmonary dysplasia
3) Termoregulator dan pusat panas seperti hipertermi dan hipotermi
4) Pada saluran kardiovaskuler seperti hipertensi
5) Pada saluran pencernaan seperti prematuritas dan imaturitas
menyebabkan terjadi enterokolitis nekrotikan (EKN)
6) Komplikasi hematologis seperti anemia prematuritas.
b) BBLR yang mengalami gangguan pertumbuhan intrauterine dapat
berhubungan dengan adanya kelainan congenital,selama intrauterine
tidak tumbuh optimal dan lahir BBLR. Komplikasi yang muncul pada
BBLR kecil masa kehamilan sebagai berikut :
1) Depresi perinatal
2) Aspirasi mekonium
3) Perdarahan paru
4) Hipertensi paru-paru persisten (HPP)
5) Hipoksemia,hiperglikemi,hipokalsemia,hiponatremia, polisitemia
(Erlina,2008).
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Langkah-langkah dalam proses keperawatan ini meliputi :
1. Pengkajian
Adapun hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan diagnosa
medis BBLR adalah sebagai berikut :
a. Identitas pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
alamat, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, dan anak ke berapa.

b. Identitas penanggung jawab meliputi nama orang tua, pekerjaan


orang tua, alamat, jenis kelamin, pendidikan, dan usia orang tua.

c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama : keluhan utama adalah keluhan yang paling
dirasakan oleh klien sehingga dibawa ketempat pelayanan
kesehatan.
2) Keluhan saat ini : keluhan yang dirasakan oleh klien disaat
melakukan pengkajian.
3) Riwayat kesehatan dahulu :Penyakit yang pernah diderita pada
masa-masa dahulu.
4) Riwayat kesehatan keluarga : pengkajian tentang riwayat
kesehatan keluarga, apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit.

d. Riwayat Kehamilan / persalinan.


1) Prenatal
a) Menanyakan riwayat sebelum melahirkan yang berkaitan
dengan kebutuhan pemenuhan nutrisi, vitamin penambah
darah, dan kalisium laktat.
b) Menanyakan kondisi kehamilan pada saat sebelum
persalinan.
c) Perubahan berat badan sebelum melahirkan.
d) Riwayat imunisasi TT.
e) Keluhan ibu pada saat ANC.
f) Riwayat antenatal care.
2) Natal
a) Menanyakan riwayat persalinan yang meliputi dimana
tempat melahirkan, dibantu oleh siapa.
b) Berat bayi, cacat apa tidak, anus ada/tidak, panjang badan
bayi saat baru lahir.
c) Apakah bayi langsung menangis atau tidak. Nilai APGAR
skor
d) Umur kehamilan, lahir secara normal, VE atau SC, ada atau
tidaknya lubang anus, dan ada atau tidaknya cacat aat lahir.
e) Lingkar lengan atas dan lingkar kepala, lingkar dada.
3) Post Natal
Menanyakan kondisi ibu setelah melahirkan, apakah ada
masalah kesehatan atau tidak.

e. Riwayat Imunisasi
Pengkajian tentang imunisasi apakah klien sudah
mendapatkan imunisasi lengkap atau tidak.

f. Data BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL.
1) Pernapasan
Bagaimana pernapasan sebelum dan sesudah sakit,
apakah ada kontraksi dinding dada dan cuping hidung, Respirasi
dalam batas normal (40-60x/m) atau tidak.
2) Nutrisi dan cairan
Pemasukan intake makanan dan minuman, terdiri dari
frekuensi, dan proporsi dalam waktu sehari.
3) Eliminasi
BAB : warna, frekuensi, konsistensi, dan bau. BAK :
warna, frekuensi, konsistensi, dan bau.
4) Aktifitas
Gejala : kegiatan yang dapat dilakukan, apakah mandiri
atau dibantu orang lain.
5) Istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat tidur, lama tidur, frekuensi tidur
dalam waktu sehari.
6) Personal hygene
Mengkaji kebersihan meliputi, kuku kaki, kuku tangan,
kebersihan mulut, dan badan.

g. Pengkajian Fisik
1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : - (baik, lemah)
b) Kesadaran : compos mentis, apatis, delirium,
Somnolen, stupor, atau coma.
c) Vital sign : Suhu:37,5 Nadi:120 sampai 160 RR: 40-
60 kali/menit.
2) Pemeriksaan Head to toe:
a) Kepala
Inspeksi: bentuk simetris, distribusi rambut merata,
kebersihan rambut.
Palpasi: apakah ada lesi dan benjolan.
b) Mata
Inspeksi: bentuk simetris, cornea jernih, iris simetris,
conjungtiva pucat, sclera jernih, koordinasi gerak bola mata
simetris dan mampu mengikuti pergerakan benda.
Palpasi: apakah ada nyeri.
c) Hidung
Inspeksi: bentuk simetris, adanya pernafasan menggunakan
cuping hidung, apakah ada tanpak secret, apakah kotor atau
bersih.
Palpasi: apakah ada nyeri tekan.
d) Telinga
Inspeksi: bentuk simetris, apakah bersih atau kotor.
Palpasi: apakah ada nyeri tekan, pemeriksaan tes wibber
dan winer.
e) Mulut
Inspeksi: simetris, bersih, tidak sumbing, gigi, mukosa
bibir, laring dan faring.
Palpasi: apakah ada nyeri tekan.
f) Leher
Inspeksi: bentuk normal, apakah ada pembesaran kelenjar
tyroid, apakah terdapat pembesaran vena jagularis, apakah
ada benjolan.
Palpasi: apakah ada nyeri tekan.
g) Dada/thorax
Inspeksi: bentuk simetris, apakah ada tanpak pernapasan
abdomen dan retraksi dinding dada, frekwensi pernafasan.
Palpasi: apakah ada teraba masa dan nyeri tekan.
h) Abdomen
Inspeksi: bentuk simetris, jaringan perut.
Palpasi: masa dan nyeri tekan.

i) Integument / kulit
Inspeksi: warna kulit, kelembaban kulit, turgor munurun.
Palpasi: turgor kulit kembali dalam 2 detik.
j) Genetalia
labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora
dengan klitoris menonjol, testis pria mungkin tidak turun,
ruge mungkin banyak atau tidak pada skrotum.

2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada BBLR pada bayi
adalah :
1) Hipotermia berhubungan dengan imaturitas control dan pengatur suhu
tubuh serta berkurangnya lemak subcutan di dalam tubuh.
2) Resiko Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi
(imaturitas saluran cerna).
3) Resiko infeksi berhubungan ketidakadekuatan kekebalan tubuh.
4) Hipotermi berhubungan dengan imatur control dan pengatur suhu
tubuh serta berkurangnya lemak subkutan di dalam tubuh.
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional
keperawatan
1 Hipotermi Setelah dilakukan Mandiri :
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Amati suhu tubuh 1. Mengetahui suhu tubuh
imaturitas control selama 3x24jam kriteria Kolaborasi :
dan pengatur suhu hasil:suhu tubuh dalam 2. Amati pengaruh therapy yang di
tubuh serta batas normal berikan oleh dokter 2. Untuk mempercepat proses
berkurangnya lemak penyembuhan
subkutan di dalam Edukasi :
tubuh 1. Pertahankan suhu lingkungan 1. Untuk menjaga supaya suhu
tubuh stabil
2. Monitor status suhu tubuh 2. Mengetahui perubahan suhu
tubuh
3. Beri ASI 3. Untuk mengetahui
perkembangan berat badan bayi
dan nutrisi bayi
2 Setelah dilakukan Mandiri : 1.Intake dan output yang adekuat
Resiko gangguan tindakan keperawatan 1. Pertahankan intake dan sangat mempengaruhi
pemenuhan nutrisi selama 3x24jam output yang adekuat keseimbangan cairan
kurang dari kebutuhan carian dan
kebutuhan tubuh elektrolit dapat terpenuhi Kolaborasi 2.Untuk menentukan keseimbangan
berhubungan dengan Kriteria: 2. Monitor intake dan output cairan
ketidakmampuan - Keseimbangan intake yang adekuat
mengabsorbsi dan output cairan 3. Untuk mengetahui
nutrisi. - Elektrolit dalam batas 3. Monitor berat badan Bayi perkembangan berat badan bayi
normal
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit baik Edukasi 4.Nutrisi Terpenuhi
4. Beri ASI
3 Resiko infeksi Setelah di lakukan- Mandiri : 1. Pemeriksaan ttv sangat
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. monitor keadaan umum serta mendorong untuk untuk
ketidakadekuatan selama 3x24 jam di tanda-tanda vital. mengetui adanya infeksi.
sistem kekebalan harapkan kekebalan
Kolaborasi :
tubuh. tubuh yang adekuat
2. observasi tanda - tanda infeksi.
dengan kriteria hasil : 2. Salah satu cara untuk
tidak terjadi infeksi mengetahui secara dini adanya
infeksi adalah dengan mengkaji
adanya tanda-tanda infeksi.
3. Pemberian obat secara baik akan
3. Amati Pengaruh Terapi Yang mengurangi rasa nyeri dan
Diberika infeksi.
Edukasi :
1. untuk menghindari terjadinya
1. rawat tali pusat.
infeksi pada pusat.

2. rawat lokasi infuse.


2. untuk menghindari
pembengkakan dan luka pada
daerah lokasi infuse.

4 Hipotermi Setelah dilakukan 1. monitor suhu tubuh bayi 1. Mengetahui perubahan suhu
berhubungan dengan tindakan keperawatan tubuh
imatur control dan selama 3x24 jam
pengatur suhu tubuh diharapkan suhu tubuh 2. pertahankan suhu lingkungan 2. Menjaga suhu tubuh bayi
serta berkurangnya normal dengan criteria
lemak subkutan di hasil : 3. beri ASI 3. Mengetahui perkembangan dan
dalam tubuh - akral hangat status nutrisi bayi
- suhu normal (36,5- 4. Amati pengaruh terapi yang
37,5 0C) diberikan 4. Memepercepat proses
penyembuhan

Anda mungkin juga menyukai