Anda di halaman 1dari 21

Beranda | Peta Wisata Melayu | Forum | Donasi | Komentar Tamu | Tentang Kami | Hubungi

Kami | Bantuan | Info Iklan | Peta Situs

Tsulasa', 29 Ramadhan 1434 (Selasa, 6 Agustus 2013)

didukung oleh

Beranda > Obyek Wisata Jawa Tengah - Indonesia > Kabupaten Sragen > Wisata Museum >
Museum Purbakala Sangiran

Museum Purbakala Sangiran


Kabupaten Sragen - Jawa Tengah -
Indonesia
Foto 1 dari 1
Museum Purbakala Sangiran di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah





Museum Purbakala Sangiran di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah


Rating : 1.9 (8 pemilih)

A. Selayang Pandang
Tanah Jawa dikenal sebagai salah satu tempat hunian manusia purba. Terbukti dengan
ditemukannya fosil-fosil manusia purba di berbagai tempat di Jawa, seperti di Pati Ayam,
Sangiran, Ngandong, dan Sambungmacan (Jawa Tengah), serta di daerah Trinil dan Perning (Jawa
Timur). Temuan pertama yang dicatat sejarah adalah ekskavasi yang dilakukan Eugene Dubois di
Desa Ngandong, Trinil, Mojokerto, Jawa Timur, yang berhasil menemukan fosil Pithecanthropus
Erectus pada tahun 1893. Sekitar 40 tahun kemudian, terungkap bahwa selain di Trinil dan
Perning, banyak fosil manusia purba dan peralatannya ditemukan di daerah Sangiran, Kabupaten
Sragen, sekitar 20 kilometer dari Kota Surakarta. Daerah ini merupakan bagian dari kaki bukit
Gunung lawu dan dialiri Sungai Cemoro yang bermuara di Sungai Bengawan Solo.

Sebelum kedatangan Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald atau yang dikenal dengan nama
GHR. von Koenigswald, daerah perbukitan (dome) Sangiran hanya diketahui sebagai perbukitan
tandus. Koenigswald adalah peneliti yang menemukan sejumlah alat serpih dari batuan jaspis dan
kalsedon pada tahun 1934 di daerah Sangiran. Temuan alat-alat peninggalan manusia purba
dalam jumlah besar itu (sekitar 1.000 lebih alat dari batu) dikenal dengan sebutan "Sangiran
Flakes-industry" (Jatmiko, dalam http://indoarchaeology.com).

Temuan awal tersebut disusul dengan temuan penting berikutnya, yakni fosil rahang bawah
(mandibula) yang diperkirakan sebagai fosil Meganthropus paleojavanicus, serta fosil
Pithecanthropus erectus yang dikenal sebagai "manusia Jawa". Penemuan penting ini sontak
menarik minat para peneliti lainnya untuk menelusuri jejak-jejak kehidupan purba di bukit
Sangiran. Penelitian-penelitian selanjutnya melibatkan para pakar dari Indonesia, seperti T. Jacob
dan S. Sartono yang memulai ekskavasi sekitar tahun 1960-an. Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional (Puslit Arkenas) dan Balai Arkeologi Yogyakarta juga berperan besar dalam penelitian-
penelitian yang berkaitan dengan fosil-fosil purba di Sangiran (Jatmiko, dalam
http://indoarchaeology.com).

Fosil-fosil tengkorak manusia purba di Museum Sangiran


Sumber Foto: http://www.pbase.com/rileyuni/sangiran

Hingga saat ini, terungkap bahwa sekitar 65 persen fosil manusia purba di Indonesia ditemukan di
lokasi ekskavasi Sangiran. Jumlah tersebut ternyata mencakup sekitar 50 persen dari populasi
takson homo erectus di dunia. Itulah mengapa banyak para peneliti asing tertarik untuk
mengunjungi dan meneliti situs terkemuka ini. Menariknya, kawasan kubah Sangiran (Sangiran
Dome) yang memiliki luas sekitar 56 kilometer persegi, meliputi tiga kecamatan di Kabupaten
Sragen, ternyata merupakan situs yang sangat kaya. Kawasan ini tidak saja menjadi tempat
ditemukannya berbagai fosil manusia purba, melainkan juga berbagai fosil makhluk hidup dan
tumbuhan yang beraneka, serta lapisan-lapisan tanah yang "terbuka" secara alami yang sangat
bermanfaat bagi penelitian-penelitian geologis.

Kubah Sangiran dilalui oleh Kali Cemoro yang membuat kawasan ini secara alamiah mengalami
erosi, sehingga lapisan-lapisan tanah yang berusia sekitar 2 juta tahun hingga 200 ribu tahun
yang lalu, atau lapisan tanah dari masa pliosen akhir hingga akhir pleistosen tengah, dapat terlihat
(http://id.wikipedia.org). Tak hanya itu, setiap lapisan juga menyimpan informasi mengenai
kehidupan masa lampau yang terekam melalui jenis tanah, batuan, tumbuhan, fosil makhluk
hidup, serta peralatan-peralatan yang digunakan. Bukan saja fosil-fosil makhluk hidup di darat,
kawasan Sangiran juga menyimpan ribuan fosil-fosil makhluk hidup laut, karena kawasan ini pada
jutaan tahun yang lalu merupakan hamparan dasar laut. Oleh karena aktivitas geologis, daerah ini
kemudian naik menjadi dataran (http://id.wikipedia.org).

Untuk melindungi situs pubakala ini, pemerintah menetapkan kawasan Sangiran sebagai cagar
budaya ditandai dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
070/0/1977, tanggal 5 Maret 1977. Antusiasme dunia internasional juga terlihat dengan
dikukuhkannya situs Sangiran sebagai salah satu warisan dunia (world heritage) pada tahun 1996.
Penetapan ini dilakukan oleh Komite World Heritage UNESCO pada ulang tahun ke-20 organisasi
ini di Kota Merida, Meksiko, dengan nomor urut 593 (http://www.lintasdaerah.com).

Selain menjadi lokasi penelitian, sejak tahun 1986, di kawasan ini dibangun sebuah museum
untuk menampung minat para pelancong mengetahui jejak-jejak manusia purba. Museum
Purbakala Sangiran diresmikan pada 17 Agustus 1988 dengan memamerkan berbagai temuan fosil
dan peralatan manusia purba yang ditemukan di kawasan ini.

B. Keistimewaan

Museum Purbakala Sangiran atau yang biasa disingkat Museum Sangiran merupakan museum
dengan koleksi fosil dan benda-benda kepurbakalaan mencapai sekitar 13.809 koleksi, sehingga
dianggap sebagai museum purbakala terlengkap di Indonesia. Dari ribuan fosil tersebut, sekitar
2.934 fosil disimpan di ruang pameran Museum Sangiran, sementara 10.875 fosil lainnya disimpan
di dalam gudang penyimpanan (http://gemolong.multiply.com). Museum ini sangat bermanfaat
untuk mengetahui atau memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan teori evolusi, ilmu
antropologi, arkeologi, geologi, serta paleoantropologi.

Mengunjungi museum yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen ini, Anda akan
mendapati bangunan dengan arsitektur rumah joglo yang dibangun di atas areal seluas 16.675
meter persegi. Bangunan tersebut terbagi ke dalam beberapa ruangan, antara lain ruang pameran
atau ruang utama, ruang laboratorium, ruang pertemuan, ruang display bawah tanah, ruang audio
visual, serta ruang penyimpanan fosil.
Memasuki ruang utama, wisatawan akan memperoleh informasi lengkap mengenai proses
ekskavasi yang dilakukan von Koenigswald yang berhasil menemukan fosil Pithecantropus erectus
atau yang juga dikenal dengan nama kera besar berjalan tegak. Selain Pithecantropus erectus,
museum ini juga memamerkan replika fosil-fosil lainnya, seperti Pithecanthropus mojokertensis
(Pithecantropus robustus), Meganthropus palaeojavanicus, Pithecanthropus erectus, Homo
soloensis, Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, serta Homo sapiens. Meskipun hanya
replika dari fosil yang asli, namun tiruan tersebut dibuat secara detail dan mendekati bentuk
aslinya. Fosil asli saat ini disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium Paleoantropologi
UGM, Yogyakarta.

Selain fosil manusia purba, dipamerkan juga berbagai fosil binatang purba, antara lain fosil gajah
purba yang terdiri dari Elephas namadicus, Stegodon trigonocephalus, Mastodon sp, kerbau
(Bubalus palaeokarabau), harimau (Felis palaeojavanica), babi (Sus sp), badak (Rhinocerus
sondaicus), sapi atau bateng (Bovidae), rusa (Cervus sp), serta kuda nil (Hippopotamus sp). Ada
juga fosil binatang-binatang air yang terdiri dari buaya (Crocodillus sp), ikan, kepiting, gigi ikan
hiu, moluska (Pelecypoda dan Gastropoda ), serta kura-kura (Chelonia sp).

Fosil-fosil binatang purba


Sumber Foto: http://www.pbase.com/rileyuni/sangiran

Untuk memberikan gambaran mengenai cara hidup manusia purba, museum ini menyediakan
diorama yang menggambarkan patung manusia purba di tengah ekosistemnya. Kita dapat melihat
raut wajah, bentuk tubuh, dan lingkungan rekaan tersebut untuk memperoleh pemahaman
mengenai cara hidup mereka. Selain itu, dipajang pula berbagai peralatan dari batu, antara lain
alat serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak. Alat-
alat dari jaman arkais tersebut digunakan oleh manusia purba untuk membunuh binatang,
memotong daging atau tumbuh-tumbuhan, serta berfungsi juga sebagai senjata. Di museum ini,
para pengunjung juga diperlihatkan beberapa jenis batuan yang terdiri dari batuan meteorit/taktit,
kalesdon, diatome, agate, dan ametis.

Diorama yang menggambarkan kehidupan manusia purba


Sumber Foto: http://www.pbase.com/rileyuni/sangiran

Di samping menimba pengetahuan melalui fosil dan benda-benda purbakala tersebut, wisatawan
juga dapat memperdalam pengetahuan dengan menonton film tentang sejarah situs Sangiran dan
gambaran visual di ruang audio visual. Film tersebut meggambarkan proses ekskavasi dan
gambaran hidup manusia purba yang berjalan tegak dengan durasi selama 20 menit.

C. Lokasi

Museum Purbakala Sangiran terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen,
Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Sementara situs Sangiran sendiri (Sangiran Dome) terletak di
tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, antara lain Kecamatan Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh.

D. Akses

Situs Sangiran terletak sekitar 17 kilometer arah utara Kota Solo. Dari Kota Solo, wisatawan bisa
menyusuri jalur Kalijambe untuk sampai ke Museum Sangiran. Apabila berangkat dari Yogyakarta,
maka Anda harus menuju Kota Solo, kemudian mengikuti jalur ke utara menuju Kalijambe-
Sangiran. Jika berangkat dari Semarang, Anda dapat menempuh jarak sekitar 100 kilometer,
melalui Purwodadi, Kalijambe, kemudian Sangiran. Rute lainnya, dari Semarang bisa melewati
Salatiga, Karang Gede (Boyolali), Gemolong, Kalijambe, kemudian Sangiran. Sedangkan bila
berangkat dari Surabaya, wisatawan harus menempuh jarak sekitar 280 kilometer, melewati jalur
Madiun-Ngawi, kemudian memasuki Sragen dan dilanjutkan menuju jalur Kalijambe-Sangiran.

E. Harga Tiket
Tiket untuk memasuki situs Sangiran dan Museum Purbakala Sangiran berbeda. Untuk memasuki
Museum Purbakala Sangiran, wisatawan hanya dikenai biaya Rp1.500,00 per wisatawan. Namun,
sebelum memasuki museum, wisatawan akan dikenai berbagai komponen biaya lainnya, yaitu
biaya masuk kawasan situs dan biaya parkir. Biaya tiket untuk memasuki kawasan situs Sangiran
dibedakan antara wisatawan dalam negeri dan wisatawan asing. Wisatawan domestik dikenai tiket
sebesar Rp2.000,00, sedangkan wisatawan asing sebesar Rp7.500,00.

Bagi Anda yang membawa kendaraan juga dikenai biaya parkir, yakni Rp500,00 untuk motor,
Rp1.000,00 untuk mobil, dan Rp5.000,00 untuk bus. Apabila hendak mengadakan penelitian,
maka dikenai biaya tambahan sebesar Rp 50.000,00 per orang. Selain komponen-komponen biaya
tersebut, wisatawan yang ingin memanfaatkan informasi melalui ruang audio visual (minimal
untuk rombongan sekitar 25 orang), maka ada biaya tambahan sebesar Rp 2.000,00 per orang.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Untuk meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan, di kawasan situs Sangiran telah dibangun
sebuah menara pandang. Para wisatawan bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama di
sekitar kawasan Sangiran dari ketinggian melalui menara pandang tersebut. Jika ingin lebih jelas,
maka wisatawan dapat menggunakan teleskop yang disewakan. Tak hanya itu, situs Sangiran juga
telah dilengkapi dengan sarana audio visual, pemandu (guide), taman bermain untuk anak-anak,
serta fasilitas mobil mini (mini car) yang dapat digunakan oleh wisatawan atau peneliti yang ingin
berkeliling di situs Sangiran.

Di tempat ini juga telah disediakan sebuah penginapan yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan
maupun para peneliti. Wisma dengan bentuk rumah joglo tersebut telah dilengkapi berbagai
fasilitas, seperti lobby atau pendopo yang lengkap dengan perangkat meja-kursi untuk pertemuan,
kamar-kamar yang representatif, ruang keluarga, serta tempat parkir yang memadai. Wisatawan
yang ingin pulang dengan membawa suvenir khas zaman arkais dapat membelinya di warung-
warung suvenir yang ada di sekitar situs. Suvenir-suvenir khas dari kampung purba ini
kebanyakan tiruan alat-alat manusia purba dari batu, serta patung-patung mini Pithecanthropus
erectus.

(Lukman/wm/67/08-09)

__________

Jawa Tengah & DIY

SEARCH

Sangiran, situs fosil purba yang diakui dunia


Rendra Saputra

Rabu, 10 Juli 2013 − 10:57 WIB

Situs purbakala Sangiran. (Foto: Dok Pemkab Sragen)

Di Indonesia, ada situs prasejarah lengkap yang berisi sisa - sisa kehidupan manusia, hewan
dan tumbuhan. Di situs itu, terdapat beragam fosil manusia puba, fosil fauna, fosil tumbuhan,
artefak dan lapisan tanah yang terendapkan secara alamiah tidak kurang dari 2 juta tahun
silam.

Situs tersebut adalah Sangiran. Terletak 15 km di sebelah utara Kota Solo, tepatnya di
wilayah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan
informasi yang berhasil dihimpun Sindonews, situs Sangiran memiliki luas kurang lebih 78
km2. Atas beragam kelebihan tersebut UNESCO menetapkan situs Sangiran sebagai Warisan
Budaya Dunia no. 593 pada tahun 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site.

Dengan adanya pengakuan dari UNESCO membuktikan bahwa kekayaan potensi Sangiran
bagi ilmu pengetahuan semakin diakui dunia, ketika fosil-fosil manusia ditemukan karena
kurang lebih separuh dari jumlah populasi temuan fosil Homo Erectus di seluruh dunia
berasal dari Sangiran dan situs di sekitarnya.

"Diperkirakan, di dalam lapisan tanah seluas itu, beragam fosil manusia purba masih
terkubur," kata Kepala Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS)
Harry Widianto.

Menurutnya, situs Sangiran menjadi area penelitian kehidupan prasejarah terpenting dan
terlengkap di dunia, khususnya di Asia. Situs Sangiran terbentang meliputi Kecamatan
Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh di Sragen, serta Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar.

Menurut Harry Widianto, keistimewaan yang ada di Sangiran adalah fosil Homo Erectus
yang dinilai memegang peran penting dalam evolusi manusia. Temuan fosil tengkorak yang
paling terkenal di dunia karena temuan yang relatif lengkap disebut Sangiran 17 (S17).

S17 merupakan Masterpiece Sangiran karena wajah Homo Erectus dapat direkonstruksi
secara utuh dan duplikat dan S17 dapat ditemukan hampir di berbagai museum-museum
prasejarah utama di dunia.
"Ciri fisik Sangiran 17 dengan dahi sangat datar, tulang kening menonjol, orbit mata persegi,
pipi lebar menonjol, mulut menjorok ke depan, tengkorak pendek memanjang. Berdasarkan
morfologi tengkorak S17 adalah individu laki-laki dewasa, dia hidup di Sangiran pada saat
Sangiran didominasi lingkungan sungai yang luas sekitar 700.000 tahun yang lalu," jelasnya.

Selain itu, disebutkan, Homo Erectus di Sangiran telah membuat berbagai macam alat-alat
dari batu dengan berbagai ukuran. Artefak-artefak batu tersebut didominasi oleh jenis alat-
alat serpih yang kecil sekitar 2 - 4 cm, tipis, dan tajam yang sebagian besar dibuat dari batuan
kalsedon.

Dominasi alat serpih tersebut menyebabkan sebutan yang terkenal yaitu “Industri Serpih
Sangiran” (Sangiran-Flakes Industry). Jenis alat serpih ini ditemukan di setiap tingkatan
perlapisan tanah, mulai dari 1, 2 – 0, 2 juta tahun yang lalu.

Selain itu juga ditemukan alat-alat yang lebih besar, umumnya dibuat dari batu andesit
kersikan, berupa kapak penetak, kapak perimbas, kapak genggam, dan bola batu. Alat tulang
berupa penusuk yang dibuat dari tulang-tulang binatang besar juga ditemukan.

Sementara itu, Mendikbud Muhammad Nuh menyatakan, ada lima hal menarik dari situs
manusia purba Sanggiran ini. Pertama, situs ini merupakan salah satu situs manusia purba
yang berusia dua juta tahun lalu. Kedua, memiliki koleksi lebih dari 80 individu manusia
purba Takson Homo Erectus antara 1, 5 - 0, 4 juta tahun lalu yang menggambarkan sejarah
evolusi manusia selama lebih dari satu juta tahun.

Ketiga, sebagai pusat evaluasi fauna lebih dari dua juta tahun. Keempat, sebagai pusat
evaluasi budaya yang ditandai dengan alat-alat batu Sangiran flake industry selama 1, 2 juta
tahun. Kelima, dalam endapan-endapan purba Sangiran saat ini, masih banyak terpendam
fosil manusia, binatang, dan juga alat-alat batu sebagai sumber informasi kehidupan masa
lalu.

Di situs Sangiran ini terdapat tiga 3 jenis koleksi. Pertama, koleksi manusia purba yang terdiri
dari homo sapiens (150 ribu tahun lalu-sekarang) dan homo erectus (1, 5 juta tahun lalu).
Kedua, koleksi binatang purba (Gajah Sangiran), dan ketiga yaitu koleksi budaya berupa
batu-batuan.

(rsa)
Sejarah Evolusi Manusia- Perhatikan
kembali Gambar 7.1. di depan. Gambar 7.1 menjelaskan bahwa sebenarnya manusia bukan
berasal dari kera, melainkan antara kera dan manusia memiliki cikal bakal yang sama. Jika
Anda melihat fenomena tersebut, maka Anda dapat membayangkan proses evolusi berjalan
secara bertahap dalam waktu yang sangat lama. Sejarah manusia dimulai dari primata cikal
bakal kemudian dalam perkembangannya akan mengalami perubahan dari generasi ke
generasi sampai perkembangan yang lebih baik seperti manusia zaman sekarang. Sejarah
manusia yang berasal dari primata cikal bakal adalah sebagai berikut.

a. Primata. Pada tahun 1871, Charles Darwin menerbitkan bukunya yang berjudul The
Descent Of Man yang berisi tentang asal usul manusia. Pendapat Darwin tersebut didasarkan
atas adanya hubungan kekerabatan antara manusia dengan primata. Hubungan kekerabatan
tersebut juga dapat dilihat antara manusia (Hominidae) dan orang utan (Pongidae). Di antara
bentuk persamaan tersebut dapat Anda lihat struktur tubuhnya, antara lain:

1. mata menghadap ke depan;


2. memilki kelenjar susu yang terletak di dada;
3. memiliki struktur, jumlah, dan macam kerangka yang sama;
4. organ darah mempunyai susunan kimia yang sama;
5. bentuk rahim dengan tipe simpleks.

Selain persamaan di atas, juga terdapat perbedaan antara keduanya. Perbedaan tersebut dapat
Anda lihat pada Tabel 7.1 di bawah ini.

Tabel 7.1 Perbedaan Antara Manusia (Hominidae) dan Orang Utan (Pongidae)

Struktur Tubuh Manusia (Hominidae) Orang Utan (Pongidae)


Kedudukan Tepat di ujung tulang belakang Sebelah depan ujung tulang
tengkorak belakang
Rahang Berbentuk seperti huruf V Berbentuk seperti huruf U
Gigi Ukuran dan tinggi sama Ukuran dan tinggi tidak sama
Tulang belakang Tegak dan kuat Bengkok
Tangan Lebih pendek dari kaki Lebih panjang dari kaki
Kaki Untuk berjalan Untuk berjalan dan memegang
Ibu jari kaki Tidak dapat bergerak bebas Dapat bergerak bebas
Pelvis Lebar dan kuat Sempit dan memanjang

Agar lebih jelas tentang struktur tubuh di atas, Anda dapat membandingkannya secara
langsung. Pergilah ke kebun binatang, kemudian amati struktur tubuh dari orang utan.
Hasilnya dapat Anda catat di buku tugas dan kemudian dapat dibuat suatu kesimpulan.

b. Manusia purba. Fosil manusia purba ditemukan di berbagai tempat. Penemuan tersebut
dapat menunjukkan suatu perbandingan dan mengetahui perkembangan evolusi yang terjadi.
Di antara penemuan yang ada adalah sebagai berikut.

1. Manusia kera Afrika Selatan. Beberapa fosil manusia kera dari Afrika Selatan ditemukan
oleh Raymond Dart (1829 – 1924). Beberapa penemuan tersebut antara lain
Australopithecus africanus, Paranthropus robustus, Plesianthropus transvelensis. Menurut
Raymond Dart, manusia kera Afrika Selatan memiliki karakteristik antara lain:
1) dapat berdiri tegak dan berjalan dengan dua kaki;
2) memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter;
3) memiliki volume otak hanya sekitar 450 – 600 cm3;
4) habitat hidup di tempat terbuka.

2. Manusia kera Afrika timur. Fosil ini ditemukan oleh Leakey dan diberi nama
Australopithecus boisai yang memiliki ciri-ciri antara lain berbadan lebih kekar, gigi, dan
tulang rahang lebih kuat. Penemuan lain adalah jenis Australopithecus habilis yang memiliki
ciri-ciri antara lain:
1) memiliki volume otak yang lebih besar dibandingkan manusia kera Afrika yang lain yaitu
± 650 cm3, sehingga intelegensinya lebih tinggi;
2) sudah menggunakan alat bantu untuk memotong dari batu.

3. Manusia Jawa. Fosil manusia Jawa ditemukan oleh Eugene Dubois, yang merupakan ahli
anatomi dan geologi dari Belanda. E. Dubois menemukan fosil tersebut di daerah Trinil,
Jawa Timur pada tahun 1894. Pada tempat yang berbeda ditemukan pula manusia Jawa jenis
lain. Penemuan ini dilakukan oleh C.R. Von Koenigswald di daerah Mojokerto dan
Sangiran. Hasil penemuan Koenigswald tersebut diberi nama Pithecanthropus erectus.
Manusia Jawa yang ditemukan tersebut memiliki ciri-ciri antara lain:

1) dapat berdiri dan berjalan dengan dua kaki;

2) memiliki volume otak kurang lebih 770 – 1000 cm3;

3) dapat berkomunikasi dengan berbicara;

4) dapat membuat alat berburu dan menggunakan api;

5) hidup kurang lebih 500.000 s.d. 300.000 tahun yang lalu.


4. Manusia Peking. Penemuan fosil manusia purba dilakukan oleh Davidson Black (Canada)
dan Franz Weiden Reich (Amerika) pada tahun 1920. Penemuan manusia purba tersebut
berada di Gua Kapur, Peking. Hasil penemuan tersebut diberi nama Sinanthropus pekinensis.
Ciri-ciri manusia Peking tersebut antara lain:

1) memiliki volume otak yang agak besar yaitu kurang lebih 900–1200 cm3;

2) diperkirakan hidup sekitar 500.000 tahun yang lalu;

3) mampu menggunakan senjata dan perkakas dari tulang dan batu;

4) sudah menggunakan api;

5) mempunyai kebudayaan yang lebih maju.

5. Homo Sapiens. Penemuan Homo sapiens oleh Eugene Dubois yaitu Homo wajakensis
yang ditemukan di desa Wajak, Jawa Timur pada tahun 1889. Spesies ini diperkirakan hidup
kurang lebih 40.000 tahun.

c. Manusia Modern. Manusia modern memiliki ciri-ciri antara lain:

1. memiliki volume otak ± 1400 – 1500 cm3;


2. memiliki tinggi badan ± 1,6 m;
3. memiliki peradaban yang maju;
4. mempunyai peralatan yang lebih baik;
5. suka berburu;
6. sudah terdapat hubungan sosial dan upacara ritual;
7. diperkirakan hidup sekitar 100.000 – 40.000 tahun yang lalu.

Dari ciri-ciri tersebut, Anda dapat melihat suatu perkembangan terjadi menuju bentuk
manusia yang lebih baik. Dari penjelasan mengenai berbagai sejarah evolusi manusia
tersebut, Anda akan memiliki gambaran tentang perkembangan dari generasi ke generasi
sehingga membentuk manusia yang lebih sempurna seperti sekarang.

Petunjuk-petunjuk Adanya Evolusi. Evolusi dapat diketahui dan dijelaskan melalui fakta
sebagai petunjuk. Ada beberapa fakta yang dapat digunakan sebagai petunjuk evolusi, antara
lain seperti berikut.

a. Anatomi perbandingan. Jika Anda membandingkan hewan mamalia satu dengan yang lain,
mungkin Anda akan berpikir, bahwa bagian-bagian tertentu pada tubuh setiap spesimen
disusun menurut pola dasar yang sama dan struktur yang sama, menurut pola dasar yang
sama pula. Dapat kita katakan bahwa hanya ada satu cara terbaik dalam menyusun organ
tersebut dan cara itulah yang digunakan oleh Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Organ-
organ fungsional pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

1. Homologi

Homologi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda, tetapi kedua
organ tersebut memiliki bentuk dasar yang sama. Perbandingan organ-organ secara homologi
dapat Anda lihat pada Gambar 7.8 di samping!
Gambar 7.8 Homologi organ

2. Analogi

Analogi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda, tetapi akibat
peristiwa evolusi konvergen menjadikan organ tersebut mempunyai fungsi yang sama. Agar
lebih jelas dapat Anda lihat pada Gambar 7.9!

Gambar 7.9 Perbandingan antara analogi dan homologi

b. embriologi perbandingan

Embrio hewan-hewan dan manusia menunjukkan kecenderungan yang hampir sama.


Perhatikan Gambar 7.10!

1. Sifat-sifat umum muncul sebelum sifat-sifat yang khusus.


2. Perkembangan juga dimulai dari yang umum, kemudian baru menuju perkembangan
yang khusus.
3. Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi pada tahap dewasa
menunjukkan perbedaan yang nyata.

Gambar 7.10 Perbandingan berbagai macam embrio vertebrata

Keterangan:
1. Ikan
2. Salamander
3. Kura-kura darat
4. Ayam
5. Kelinci
6. Manusia

c. Fisiologi Perbandingan

Pada umumnya ditemukan persamaan proses fisiologi antara berbagai makhluk hidup,
misalnya dalam hal sintesis protein, proses metabolisme, respirasi, ekskresi, dan lain-lain.
Coba Anda ingat lagi pelajaran Kelas XI tentang sistem organ.

d. Petunjuk dari alat tubuh yang tersisa (vestigial)

Pada morfologi beberapa hewan vertebrata dan manusia dapat ditemukan adanya struktur
vestigial, yaitu suatu bentuk anatomi yang berkembang dan berfungsi sempurna dan akan
tereduksi. Alat-alat tubuh yang tersisa ini dianggap sebagai suatu perjalanan dari evolusi
makhluk hidup tersebut. Struktur vestigial antara lain:

1. umbai cacing, tulang ekor, buah dada pada pria;


2. sisa-sisa kaki pada ular;
3. sisa sayap pada burung yang tidak berfungsi untuk terbang seperti burung pinguin,
kasuari, dan burung onta.
4. Petunjuk palaentologi

Palaentologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fosil. Pada Tugas Kelompok, Anda
akan mendapatkan data tentang fosil-fosil yang terdapat di museum, misalnya Sangiran. Dari
anggota tubuh manakah fosil-fosil yang disimpan di Museum Sangiran itu? Fosil adalah sisa-
sisa makhluk hidup yang telah membatu. Sisa-sisa tersebut dapat berupa tulang, cangkang,
gigi, jejak kaki, maupun bagian-bagian yang lain. Contoh-contoh fosil yang pernah
ditemukan dapat Anda lihat pada Gambar 7.11 di bawah ini!

Gambar 7.11 Hasil penemuan fosil (A) Bakteri dan (B) Ikan

Fosil-fosil di atas dipelajari oleh para ilmuwan untuk dikaitkan dengan sejarah evolusi
makhluk hidup. Jadi, fosil adalah bukti terjadinya evolusi makhluk hidup. Beberapa tokoh
yang mempelajari tentang fosil adalah sebagai berikut.

1. Leonardo da vinci. Da Vinci adalah seorang pelukis terkenal berkebangsaan Italia. Ia


berpendapat bahwa fosil merupakan bukti dari adanya makhluk hidup dan kehidupan di masa
lampau.

2. George cuvier. Cuvier adalah seorang ahli anatomi dari Perancis, yang mempunyai
gagasan bahwa makhluk hidup diciptakan khusus pada setiap zaman dan pada setiap zaman
tersebut diakhiri dengan makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup pada lapisan
bumi sebelumnya.

3. Charles darwin. Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup yang terdapat pada lapisan
bumi yang tua akan mengadakan perubahan bentuk yang disesuaikan dengan lapisan bumi
yang lebih muda sehingga pada lapisan bumi lebih muda ditemukan fosil yang berbeda
dengan lapisan bumi yang lebih tua. Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh evolusioner
tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada masa lampau terdapat makhluk hidup
yang berbeda dengan makhluk hidup sekarang. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
di permukaan bumi secara bertahap yang menyebabkan adanya perubahan pula pada makhluk
hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penemuan berbagai macam fosil
biasanya berupa bagian-bagian tubuh tertentu saja dan jarang ditemukan dalam keadaan yang
utuh. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor berikut.

1. Bagian tubuh yang menyusun organisme lunak sehingga mudah hancur dan jarang
menjadi fosil.
2. Terjadinya lipatan batuan bumi atau patahan bumi.
3. Adanya pengaruh air, angin, dan bakteri.

Fosil yang ditemukan lebih lengkap dari fosil yang lain adalah fosil kuda. Fosil ini ditemukan
oleh Marsh dan Osborn. Hasil penemuan tersebut kemudian dibuat urutan evolusi secara
lengkap yang dapat Anda lihat pada Gambar 7.12!

Gambar 7.12 Evolusi kuda

Dari Gambar 7.12 dapat dijelaskan bahwa terdapat perubahan dan perkembangan yang
mengarah pada evolusi bentuk dan fungsi antara lain:

1. tubuh bertambah besar;


2. kepala bagian depan semakin panjang;
3. leher semakin panjang sehingga gerakannya semakin bebas;
4. perubahan geraham depan dan geraham besar sehingga sangat sesuai untuk makanan
yang berupa rumput;
5. anggota tubuh yang lain semakin bertambah panjang, sehingga sesuai dengan gerakan
untuk berlari cepat;
6. jari kaki mereduksi dari lima menjadi satu, sehingga dapat mendukung gerakan ketika
berlari cepat.
Selain mengidentifikasi bentuk dan struktur fosil, pada penemuan fosil dapat pula dilakukan
penghitungan umur fosil. Penetapan umur fosil dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.

1. Cara langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
2. Cara tidak langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan bumi tempat
fosil ditemukan.

Teori Asal Usul Kehidupan. Pernahkah Anda berpikir kapan bumi ini diciptakan? Di mana
dan dengan cara bagaimana kehidupan ini berawal? Pertanyaan-pertanyaan tersebut
sebenarnya sering sekali dilontarkan dan hampir berada pada setiap benak orang. Banyak
orang ingin mengetahui jawabannya yang pasti, namun semuanya selalu berujung pada
Tuhan Yang Maha Esa. Adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut memotivasi para ahli Biologi
untuk meneliti asal-usul dari kehidupan itu. Mereka berusaha mencari jawabannya dengan
segala macam eksperimen yang dilakukan, kemudian hasilnya dibuat hipotesis, sehingga
teori-teori asal-usul kehidupan ini baru merupakan hipotesis, belum merupakan kenyataan
yang pasti, karena tidak seorangpun yang sudah mengalami dan menjadi saksi awal pertama
kehidupan dimulai. Beberapa tokoh-tokoh Biologi yang memiliki gagasan tentang teori asal-
usul kehidupan adalah sebagai berikut.

a. Teori abiogenesis. Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati.
Teori Abiogenesis dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles (384 – 322 SM), yang
merupakan tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani Kuno. Aristoteles melakukan pengamatan
ikan-ikan di sungai. Ia berpendapat bahwa ada sebagian ikan-ikan di sungai tersebut yang
berasal dari lumpur. Teori Abiogenesis ini didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada
tahun 1700 yang bernama Nedhan. Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan
rebusan kaldu. Hasil rebusan kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan
gabus. Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan
menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air kaldu. Teori ini gugur karena pada abad ke-17,
Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang
mengawali berbagai macam percobaan untuk menguji teori-teori Abiogenesis. Leeuwenhoek
mencoba mengamati air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop temuannya.
Ternyata terlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat benda-benda
aneh yang sangat renik.

b. Teori biogenesis. Teori biogenesis adalah suatu teori yang mengemukakan bahwa asal
kehidupan suatu makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Semboyan teori Biogenesis
adalah “omne vivum ex ovo” (makhluk hidup berasal dari telur) “omne vivum ex vivo”
(makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang telah ada). Teori biogenesis ini didukung
oleh tokoh-tokoh Biologi lain, seperti berikut.

1. Francisco Redi

Francisco Redi adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, ia merupakan orang pertama
yang membantah teori Generatio Spontanea. Ia melakukan eksperimen untuk mendapat fakta
yang benar. Perangkat percobaan Francisco Redi dapat Anda lihat pada Gambar 7.13.
Gambar 7.13 Percobaan Francesco Redi

Coba Anda perhatikan perangkat percobaan Francesco Redi pada Gambar 7.13! Ia
menggunakan daging segar yang diletakkan di dalam tiga tabung. Perlakuan tabung ditutup
rapat, tabung II ditutup kain kasa dan tabung III tidak ditutup dan dibiarkan terbuka. Setelah
beberapa hari Francisco Redi mendapatkan hasil eksperimen. Ternyata botol tabung I tidak
ada mikroba, tabung II terdapat sedikit mikroba, dan tabung III terdapat banyak mikroba.
Dari hasil eksperimen ini Francisco Redi kemudian membuat kesimpulan bahwa mikroba
yang berupa belatung yang terdapat pada daging tersebut berasal dari telur-telur lalat yang
ditinggalkan pada saat lalat tersebut mengerumuni daging yang membusuk.

Dari hal ini maka teori Abiogenesis runtuh diganti dengan teori Biogenesis yaitu bahwa
makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, melainkan dari makhluk
hidup juga.

1. Spallanzani

Spallanzani adalah seorang tokoh ilmuwan dari Italia. Ia melakukan kegiatan eksperimen
pada tahun 1765, untuk menentang teori Nedham. Spallanzani mengadakan pembuktian
dengan air kaldu yang ditempatkan di dalam tabung seperti pada Gambar 7.14 di bawah ini.

Gambar 7.14 Model percobaan Spallanzani

Hasil percobaannya sama dengan Francisco Redi yaitu makhluk hidup berasal dari sesuatu
yang hidup. Spallanzani menjelaskan bahwa kegagalan percobaan Nedham karena Nedham
tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan Nedham juga tidak
menutup leher tabung dengan rapat sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.

1. Louis Pasteur

Louis Pasteur melakukan percobaan pada tahun 1864. Tujuan percobaan Pasteur adalah
untuk menguji dan memperbaiki percobaan dari Redi dan Spallanzani. Pasteur membuat labu
berleher angsa, yang agak tertutup namun masih dapat berhubungan dengan udara, seperti
yang terlihat pada Gambar 7.15! Prinsip tabung ini adalah udara dapat masuk ke dalam
tabung, tapi debu akan menempel pada lengkungan leher tabung.
Gambar 7.15 Labu percobaan Louis Pasteur

Percobaan yang dilakukan oleh Pasteur adalah merebus kaldu hingga mendidih kemudian
kaldu tersebut didiamkannya beberapa saat di dalam tabung leher angsa. Setelah beberapa
hari, bakteri tidak tumbuh pada kaldu tersebut, tetapi beberapa hari kemudian air kaldu sudah
ditumbuhi bakteri. Dari teori Pasteur inilah maka teori abiogenesis (Generatio spontanea)
tumbang. Sehingga disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula.

g. Teori biologi modern. Teori biologi modern merupakan teori evolusi kimia, yang
berpendapat bahwa bumi ini pada awalnya sangat panas sekali, kemudian suatu ketika bumi
mengalami proses pendinginan.

Dari proses-proses tersebut maka dapat dihasilkan bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang
berat akan menyusun bumi sedangkan bahan yang ringan akan menyusun atmosfer. Teori
evolusi kimia dicetuskan oleh beberapa tokoh berikut.

1. Harold Urey. Urey adalah seorang ilmuwan Amerika Serikat yang berpendapat bahwa
atmosfer bumi pada suatu saat kaya akan molekul-molekul seperti CH4 (metana), NH3
(ammonia), H2 (hidrogen) dan H2O dalam bentuk gas. Adanya energi yang berasal dari aliran
listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis, akan mengakibatkan molekul-molekul tersebut
mengadakan reaksi kimia untuk membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula ada
kira-kira seperti virus sekarang. Zat hidup ini setelah berjuta-juta tahun berkembang menjadi
berbagai jenis organisme.

2. Stanley Miller. Miller adalah murid dari Urey. Ia membuat suatu percobaan untuk
membuktikan teori Urey. Ia melakukan percobaan dengan mengisi tabung-tabung dengan
CH4, NH3, H2, dan H2O. Campuran gas-gas tersebut dialirkan melalui labu dilengkapi
elektroda yang dapat melepaskan bunga api listrik yang bertegangan tinggi selama satu
minggu. Setelah percobaan tersebut, dilihat ternyata ditemukan beberapa jenis asam amino.
Asam amino adalah zat yang menyusun protoplasma makhluk hidup. Pada temuannya ini
asam amino tersebut belum menunjukkan gejala hidup.

3. A.I. Oparin. Oparin adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia. Oparin juga memiliki
gagasan yang sama seperti Urey, tetapi Oparin tidak dapat membuktikan bahwa reaksi gas
CH4, NH3, H2 dan H2O membentuk asam amino. Ia berpendapat bahwa asam amino
terbentuk secara alami. Menurut Oparin, lautan bumi pada awalnya memiliki persediaan
cukup bahan-bahan organik. Dalam waktu yang lama maka bahan-bahan organik tersebut
akan berikatan satu dengan lainnya membentuk selaput-selaput, kemudian molekul organik
berselaput ini akan mengikat molekul lainnya dan menyatukan diri sehingga terbentuk
gabungan molekul baru yang karakteristik. Ikatan kompleks inilah yang diperkirakan
merupakan awal dari kehidupan.
Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Erectus. Fosil Pithecanthropus Erectus di temukan
pada tahun 1980 oleh Eugene Donuis di lembah bengawan Solo, Trinil Ngawi, Jawa Timur.
Pithecanthropus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Untuk dapat di kategorikan
kedalam jenis manusia purba Pithecanthropus Erectus, suati fosil harus memiliki ciri-ciri
manusia purba Pithecanthropus Erectus yang diantaranya:

Ciri-ciri Manusia Purba Pithecanthropus Erectus


Yang merupakan ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Erctus antara lain adalah:

1. Berbadan Tegap
2. Memiliki rahang dan alat pengunyah yang kuat
3. Memiliki tinggi badan antara 165 – 170 cm
4. Memiliki berat badan kurang lebih 100 kg
5. Berjalan tegak<
6. Makanan kasar dengan sedikit pengolahan
7. Hidup di zaman 1 – 25 juta tahun yang lampau

02 Kakawin Parthayajna
dan Arjunawiwaha

Tujuh bidadari yang dipimpin oleh Dewi Suprabha (paling depan)


dan Dewi Tilottama (atas paling kanan) menggoda tapa Arjuna
(karya Herjaka HS 2005)

1. Kakawin Parthayajna

Kakawin Parthayajna (anonim), berisi cerita perjalanan Arjuna sebelum bertapa di Indrakila.
Ringkasan isi ceritanya sebagai berikut:

Pandhawa bersedih hati karena kekalahan Yudhisthira waktu bermain dadu dan penghinaan
Dropadi oleh Dusasana. Mereka harus hidup di hutan selama dua-belas tahun. Bhima ingin
perang melawan Korawa dan mati di medan perang, tetapi Yudhisthira menahannya. Widura
memberi nasihat kepadaYudhisthira dalam mengatasi penderitaan. Domya menasihati para
Pandhawa sejak mereka akan pergi ke hutan. Atas permintaan Yudhisthira, Arjuna disuruh
bertapa di Indrakila. Arjuna menyanggupi permintaan kakanya, kemudian ia minta diri
kepada Ibunda Kunti, kakak dan adik-adiknya serta Dropadi, lalu masuk ke hutan. Perjalanan
Arjuna tiba di pertapaan Wanawati yang didirikan oleh Mahayani. Di tempat itu Arjuna
ditemui oleh petapi Mahayani dan di wejang tentang hidup dan kehidupan. Sewaktu
bermalam seorang petapi datang dan menyatakan cinta kepada Arjuna, tetapi Arjuan
menolaknya.

Arjuna menghadap dewa Kama dan Ratih yang berada di tepi sebuah danau, kemudian
menghormatnya. Dewa Kama banyak memberi nasihat kepada Arjuna dalam hal mencari
kebahagiaan. Kemudian Kama memberi petunjuk arah Indrakila dan tempat pertapaan
Dwaipayana. Kama memberi tahu, bahwa raksasa Nalamala ingin mengadu kesaktian dengan
Arjuna. Nalamala adalah anak Durga yang lahir dari ujung lidah sebelum beranak Ganesya.
Bila kalah Arjuna supaya bersamadi memuja dewa Siwa. Tak berapa lama kemudian Kama
lenyap, Arjuna melanjutkan perjalanan.

Arjuna dicegat oleh banyak raksasa dan Nalamala. Maka terjadilah perkelahian. Nalamala
menampakkan diri dalam wujud Kala, Arjuna bersemadi memuja dewa Siwa. Memancarlah
sinar pada dahi Arjuna, Nalamala lari dan berkata, kelak akan menjelma lagi, untuk
membunuuh para Pandawa. Arjuna meneruskan perjalanan ke Indrakila. Sampailah ia di
Inggitamartapada tempat tinggal Dwaipayana. Arjuna bercerita perilaku para Pandawa dan
sikap para Korawa. Kakek Arjuna itu menerangkan, bahwa Arjuna diutus untuk memberantas
kejahatan itu. Setelah menerima banyak nasihat dari kakek itu, Arjuna pergi ke Indrakila. Ia
bertapa dan memeperoleh anugerah dari dewa Siwa yang menampakan diri sebagai orang
Kirata. (Sumber Cerita:Naskah Kirtya No. 665)

2. Kakawin Arjunawiwaha

Kakawin Arjunawiwaha karangan Mpu Kanwa (Naskah Kirtya Nomor 1092) ditulis pada
jaman Kediri. Isi ringkas cerita itu sebagai berikut:

Niwatakawaca raja Himataka ingin menghancurkan kerajaan Indra, Indra ingin minta bantuan
kepada Arjuna yang sedang bertapa di Indrakila. Tujuh bidadari diutus untuk menguji
keteguhan tapa Arjuna. Suprabha dan Tilottama memimpin tugas para bidadari itu. Tujuh
bidadari menyusuri Indrakila, kemudian tiba di gua tempat Arjuna bertapa. Para bidadari
berhias cantik, menggoda dan mencoba menggugurkan tapa Arjuna..usaha meraka tidak
berhasil, para bidadari kembali ke kerajaan Indra, lalu melapor hasil tugas mereka kepada
Indra.

Indra menyamar dalam wujud orang tua, datang di pertapaan Arjuna. Ia ingin mengethui
tujuan tapa Arjuna. Lewat pembicaraan mereka, Indra memperoleh jawaban, bahwa tapa
Arjuna bertujuan untuk memenuhi tugasnya sebagai seorang ksatria dan ingin membantu
Yudhisthira sewaktu merebut kerajaan dari kekuasaan Duryodhana. Indra sangat senang
mendengar penuturan Arjuna, lalu memberi tahu, bahwa dewa Siwa akan memberi anugerah
atas tapa Arjuna.

Niwatakawaca menyuruh Muka untuk datang di Indrakila, dan membunuh Arjuna. Muka
dalam wujud babi hutan mengganggu tapa Arjuna. Arjuna melepas tapanya, lalu berusaha
membunuh babi hutan itu. babi hutan berhasil dibunuh dengan panah. Tancapan panah di
tubuh babi hutan bersama dengan tancapan anak panah seorang pemburu. Arjuna berselisih
dengan pemburu orang Kirata itu. terjadilah perkelahian seru. Arjuna hampir terkalahkan,
lalu memegang erat kaki pemburu. Pemburu menampakan diri dalam wujud dewa Siwa.
Arjuna menghormat dan memujanya. Dewa Siwa menganugerahkan panah Pusupati kepada
Arjuna, kemudian lenyap dari hadapan Arjuna.

Dua bidadari utusan Indra datang menemui Arjuna, minta agar Arjuna bersedia menolong
para dewa dengan membunuh Niwatakawaca. Kemudian Arjuna bersama dua bidadari datang
di kerajaan Indra.

Arjuna dan Supraba ditugaskan untuk mengetahui rahasia kesaktian Niwatakawaca. Mereka
berdua pergi ke Himataka. Supraba disambut oleh bidadari yang lebih dahulu diserahkan
kepada Niwatakawaca. Arjuna mengikutinya, tetapi raksasa tidak dapat melihat karena
kesaktian Arjuna. Tipu muslihat Supraba berhasil, ia mengetahui rahasia kesaktian
Niwatakawaca. Yang berada di ujung lidah. Setelah mengerti rahasia kesaktian
Niwaatakawaca, Arjuna membuat huru-hara, dengan menghancurkan pintu gerbang istana.
Suprabha terlepas dari kekuasaan Niwatakawaca, lalu meninggalkan Himataka.
Niwatakawaca merasa kena tipu, lalu mempersiapkan pasukan untuk menyerang kerajaan
Indra. Para dewa juga bersiap-siap melawan serangan prajurit Niwatakawaca. Maka terjadilah
perang besar-besaran. Arjuna menyusup ditengah-tengah barisan, mencari kesempatan baik
untuk membunuh Niwatakawaca. Akhirnya anak panah Arjuna berhasil menembus ujung
lidah Niwatakawaca. Niwatakawaca mati di medang pertempuran. Perang pun selesai.

Arjuna memperoleh penghargaan dari para dewa. Ia dinobatkan menjadi raja selama tujuh
hari surga, (tujuh bulan dunia) dan memperisteri tujuh bidadari. Mula-mula Arjuna kawin
dengan Supraba, kemudian dengan Tilottama, dan selanjutnya lima bidadari lain yang pernah
menggoda tapanya. Bidadari Menaka yang mengatur perkawinan mereka. Setelah genap
tujuh bulan, Arjuan minta diri kepada dewa Indra untuk kembali ke dunia, menemui saudara-
saudaranya.

Arjuna naik kereta diantar oleh Matali. Para bidadari menangis atas kepergiannya.

Anda mungkin juga menyukai