ekurns Soriawan
JRGUT 1998; 5 (2): 93.98 Jarnal Kedokteran Gigi
Diterbitken di Jakarta Universitas Indonesia
ISSN 0856-364
UJI KLINIK EFEKTIFITAS PASTA GIGI ANTIPLAQUE™
TERHADAP KESEMBUHAN LESI DAN REKURENSI
SARIAWAN (STOMATITIS AFTOSA MINOR)
S A Pradono, A S Sarsito, HS Nugroho, T Setyawati
Bagian lmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi - Universitas Indonesia
SA Pradono, A S Sarsito, H Nugroho, T Setyawati ik efektifitas pasta gigi Antiplaque™
tethadap kesembuhan lesi dan rekurensi sariawan (stomatitis aftosa minor). Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia 1998; 5 (2): 93-98. FKGUI, 1998,
Abstrak
Perawatan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) yang pada masyarakat awam dikenal sebagai sariawan
sampai sekarang masih sering menimbulkan masalah, Hal tersebut disebabkan Karena sifat-sifat SAR yaitu
rekurensi yang tinggi, etiologi yang belum jelas dan banyaknya faktor predisposisi yang berpengeruh pada
rekurensi SAR tersebut. Penggunaan pasta gigi ANTIPLAQUE™ dengan bahan aktif Sodium monofosfat,
‘Arnica tincture, Cloxifenol dan Oleum cariofili dicoba digunakan pada penderita SAR untuk membanta
Kesembuhan dan mengurangi rekurensi. Sembilan puluh satu karyawan dan mahasiswa FKGUI yang
menderita SAR tipe minor dibagi dalam kelompok kelota dan kendali. Hasilaya 58.7% lebih cepat sembuh
libandingkan dengan kelompok kendali 35.9%, rekurensinya pada kelompok kelola 83.3% berkurang
sedang kelompok kendali hanya 42.9%
Abstract.
‘Treatment of Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) often becomes a problem until now. It is because
of the RAS characteristic that has a high recurrence, unclear etiology and has a lot of prediszosing factors.
‘Antiplaque™ tooth paste with active ingredients of Sodium monophosphate, Arnica tincture, Cloxiphenol
and Oleum cariofili, has been used in this study to accelerate healing and to reduce the recurrence of RAS.
Ninety one students and employees of Faculty of Dentistry University of Indonesia who have minor RAS
as subjects were divided into study group and control group. Regarding of healing the results of 58.7%
from study group compared to 35.9% from control group, implies that the lesions healed faster. RAS
recurrence of 83.3% from study group compared to 42.9% from control group states that recurrence had
decreased.
93Pradono
Pendahuluan
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)
adalah suatu penyakit yang mempunyai
gejala Karakteristik ‘berupa _ulserasi
rekuren yang terbatas pada mukosa
mulut tanpa disertai tanda-tanda dari
penyakit lain. Secara klinik penyakit ini
dibagi menjadi 3° tipe berdasarkan
tukuran dan Kedalaman lesiyaitu tipe
mayor, minor dan herpetiformis', SAR
tipe minor merupakan tipe yang paling
banyak dijumpai di masyarakat’, dan
tipe ini merupakan tipe SAR yang paling
ringan dibandingkan dengan tipe SAR
Jainnya’,
Etiologi SAR hingga saat ini belum
diketahui, akan tetapi sejumlah faktor
predisposisi telah dapat diidentifikasi
yaitu mikroorganisme, herediter, trauma,
hormonal, defisiensi nutrisi, kelainan
sistim pencernaan, psikososial dan
kelainan imunologi seperti hipersensitit
dan autoimun™
Oleh Karena sifat-sifat penyakit
SAR yaitu rekurensi yang tinggi,
etiologinya yang belum jelas dan
banyaknya —faktor-faktor yang
berpengaruh pada timbulnya SAR, maka
perawatan SAR sering menimbulkan
masalah baik bagi dokter maupun
pasien, Telah banyak —_penelitian
dilakukan untuk mendapatkan bahan-
bahan = yang = ampuh untuk
menyembuhkan penyakit ini seperti
Tetrasiklin dan Chlohexidin*™* tetapi
hingga saat ini belum ada hasil yang
‘memuaskan.
ANTIPLAQUE™ merupakan pasta
gigi yang mengandung bahan-bahan
aktif yaitu Sodium Monofluorofosfat,
Arnica tincture, Cloxifenol (Triclosan
atau Irgasan DP 300) dan Oleum
cariofili. Sodium — Monofluorofosfat
merupakan sumber dari fluor yang dapat
melindungi gigi dari karies’. Cloxifenol
yaitu suatu zat_yang —_bersifat
bakteriostatik terhadap kuman gram
positif dan negatif. Zat tersebur telah
banyak dipakai dalam pasta gigi sebagai
anti plak®. Kedua bahan lain dalam pasta
gigi ANTIPLAQUE™ adalah Arica
tincture dan Oleum cariofili yang
mungkin mempunyai khasiat yang
bermanfaat terhadap lesi-lesi di dalam
mulut, Arnica tincture memiliki_ sifat
sebagai counter irritant, astringent serta
antiradang, sedangkan Oleum cariofili
adalah Komponen utama dalam minyak
cengkeh yang bersifat sebagai antiseptik
ringan dan analgesik’. Seperti telah
diketahui penyakit_ SAR merupakan
proses radang kronik dan menimbulkan
rasa sakit dalam mulut, maka sifat-sifat
bahan yang terkandung di dalam pasata
gigi ANTIPLAQUE™ ini mungkin dapat
digunakan dalam perawatan SAR.
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji efektifitas penggunaan pasta
gigi ANTIPLAQUE™ _ terhadap
Kesembuhan lesi-lesi_ SAR — minor
sekaligus terhadap rekurensinya.
Bahan dan Cara Kerja
Disain penelitian ini adalah uji
Klinik dengan disai menyilang tersamar
ganda. Populasi studi adalah seluruh
aryawan dan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
(FKG-UI). Subjek penelitian adalah
karyawan dan mahasiswa FKG - UI
yang menderita SAR minor — dengan
kriteria telah menderita SAR minor
sekurang-kurangnya dua tahun dan
megalami rekurensi sekurang-Kurangnya
empat Kali dalam setahun, Selanjutnya
secara random subjek dibagi menjadi
dua kelompok yang secara bergantian
akan menjadi kelompok kelola dan
kelompok kendaliPenelitian diawali dengan pengisian
kuesioner SAR yang telah disiapkan.
Sebelumnya mereka diberipenjelasan
mengenai apa yang dimaksud dengan
SAR dan pada waktu pengisian
kuesioner didampingi oleh operator.
Dari kuesioner yang terkumpul diseleksi
sesuai dengan kriteria subjek yang
ditentukan. Pemeriksaan oral mencakup
seluruh mukosa mulut dilakukan pada
subjek yang terpilih. Hasil pemeriksaan
dicatat pada kartu rekam medik yang
disimpan oleh operator dan kartu harian
yang disimpan oleh subjek penelitian,
Selanjutnya subjek penelitian diberikan
pasta gigi sesuai dengan kelompoknya
dan diinstruksikan untuk
menggunakannya paling sedikit dua kali
sehari sebanyak 1em. setiap pemakaian-
nya. Selama mengikuti penelitian subjek
dilarang menggunakan pasta gigi lain.
Setiap bulan subjek kembali untuk
dilakukan pemeriksaan oral dan dalam
waktu satu bulan itu setiap
perkembangan esi SAR (tanggal
timbulnya esi, lamanya esi
berlangsung, jumlah lesi yang timbul,
ukuran lesi, lokasi dan rasa sakit) dicatat
sendiri pada Kartu harian. Setelah 6
bulan dilakukan pertukaran, subjek yang
semula mendapat pasta A diganti
menjadi pasta B dan sebaliknya, sedang
prosedur pemeriksaan dilakukan sama
seperti sebelumnya,
Data yang telah __terkumpul
dievaluasi untuk melihat efektifitas pasta
tethadap lesi SAR minor yaitu dengan
cara mengukur waktu kesembuhan,
Untuk melihatrekurensi. SAR minor
dengan cara mengukur —_frekuensi
kekambuhan dalam waktu 6 bulan.
Kategori yang dipakai untuk mengukur
kesembuhan lesi adalah lebih cepat,
Relurens Sariavan
tetap atau lebih lama dan untuk
mengukur rekurensi digunakan kategori
berkurang, tetap atau bertambah. Waktu
kesembuhan dan frekuensi kekambuhan
dibandingkan dengan data___yang
dinyatakan dalam Kuesioner. Hasilnya
dianalisa secara statistik dengan
menggunakan kai kuadrat.
Hasil
Subjek penelitian yang _terpilih
adalah 17 karyawan dan 74 mahasiswa
FKG - UI, yang terbagi dalam 45 orang
termasuk dalam kelompok Kelola dan 46
orang termasuk dalam ~—_kelompok
kendali Usia subjek berkisar antara 19 -
50 tahun yang terdiri dari 30 pria dan 61
wanita, Faktor predisposisi yang dapat
diketahui melalui kuesioner adalah
faktor herediter 83, trauma 66, herediter
37, kelelahan 16, alergi makanan 13 dan
stres 10.
Selama periode penelitian, pada
kelompok kelola hanya terdapat 46
subjek yang mengalami _rekurensi,
sedang dari kelompok kendali terdapat
64 subjek yang mengalami rekurensi.
Dilihat dari” kesembuhan pada kelompok
kelola 27 menyatakan lebih cepat
sembuh, 9 tetap dan 10 lebih lama
sedang pada kelompok kendali 23 lebih
cepat 8 tetap dan 33 lebih lama
sembuhnya (Tabel 1). Secara statistik Ho
ditolak pada p = 0.05 (Tabel 2).
Rekurensi pada kelompok kelola terlihat
70. subjek menyatakan rekuren-sinya
berkurang, 3 tetap dan 11 bertam-bah
sering, sedang kelompok kendali 36
menyatakan berkurang, 8 tetap dan 40
bertambah (Tabel 3). Secara statistik HO
ditolak pada p = 0.05 (Tabel 4).
Tabel 1: Distribusi frekuensi kesembuhan lesi SAR minor
95