Pajak adalah pengalihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber
utama utnuk membiayai public investement.
Bea Masuk adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang Pabean yang dikenakan
terhadap barang yang diimpor.
Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang
mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11
tahun 1995 tentang cukai.
2. Retribusi
Pungutan yang dilakukan oleh Negara sehubungan dengan penggunaan jasa-jasa yang
disediakan oelh Negara, para pembayar retribusi mendapat jasa langsung (kontra prestasi
langsung) dari Negara.
3. Iuran
Pungutan yang dilakukan oleh Negara sehubungan dengan penggunaan jasa-jasa atau fasilitas
yang disediakan oleh Negara untuk sekelompok orang. Pembayar mendapatkan
kontraprestasi langsung dari Negara.
5. Sumber-Sumber Lain
Misalnya pencetakan uang dan pinjaman
Fungsi Pajak
1. Fungsi budgetair / Financial
Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara dengan tujuan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara.
Pendekatan Pajak
1. Segi ekonomi, pajak berfungsi untuk dapat memberikan dampak terhadap masyarakat,
pengahasilan seseorang, pola konsumsi, harga pokok, permintaan dan penawaran.
2. Segi pembangunan, pajak akan bermanfaat bagi pembangunan kalau jumlah pajak lebih
besar dari pengeluaran rutin sehingga terdapat public saving yang dapat digunakan untuk
pembangunan.
3. Segi penerapan praktis, pajak hanya dilihat dari penerapannya, siapa yang dikenakan, apa
yang dikenakan, berapa besarnya, bagaimana cara menghitungnya, tanpa banyak
menghiraukan segi hukumnya termasuk kepastian hukumnya.
4. Segi hukum, pendekatan ini menitikberatkan pada perikatan (verbintenis), hak dan
kewajiban wajib pajak, subyek pajak dalam hubungannya dengan subyek pajak.
b. Certainty
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi-kompromis
(not arbitarary).
c. Convenience of Payment
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak yaitu saat sedekat-
dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan / keuntungan yang dikenakan pajak.
d. Economic of Collection
Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat mungkin jangan sampai biaya pemungutan
pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu sendiri.
2. Teori Kepentingan
Pembayaran pajak mempunyai hubungan dengan kepentingan individu yang diperoleh dari
pekerjaaan Negara, semakin banyak individu mengenyam atau menikmati jasa dari pekerjaan
pemerintah, makin besar juga pajaknya.
Gaya pikul adalah kemampuan wajib pajak memikul pajak setelah dikurangi biaya hidup
minimum. Gaya pikul mengandung dua unsur yaitu:
a. Unsur subyektif ini mencakup segala kebutuhan terutama material di samping moral dan
spiritual. Dengan demikian pajak subyektif harus memberi pembebasan pajak untuk biaya
hidup minimum dan memperhatikan faktor-faktor perseorangan dan keadaan-keadaan yang
berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya hidup, seperti jumlah anggota keluarga atau
jumlah tanggungan.
b. Unsur obyektif ini terdiri dari pendapatan (penghasilan), kekayaan, dan belanja
(pengeluaran).
b. Syarat Yuridis
Pembayaran pajak haru seimbang dengan kekuatan membayar wajib pajak .
c. Syarat Ekonomis
Pungutan pajak harus menjaga keseimbangan kehidupan ekonomi dan tidak boleh
mengganggu kehidupan ekonomis dari si wajib pajak.
d. Syarat Finansial
Di mana pajak yang dipungut cukup untuk pengeluaran Negara dan hendaknya pemungutan
pajak tidak memakan biaya yang terlalu besar.
PEMBAGIAN PAJAK
Pembagian Pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang pemungut maupun
sifatnya. Lihat gambar berikut ini.
1. Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan pertama-tama keadaan pribadi wajib
pajak.
Golongan pajak subjektif adalah pajak pendapatan atas penduduk indonesia & pajak
kekayaan atas penduduk Indonesia, serta pajak yang dipungut dari badan-badan.
1. pajak langsung ialah pajak yang dipungut secara periodik menurut kohir (daftar piutang
pajak) yang sesungguhnya tidak lain dari tindasan-tindasandari surat-surat ketetapan pajak.
Contoh dari pajak langsung adalah pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan PBB),
pajak penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
2. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan
kepada pihak lain sehingga sering disebut juga sebagai pajak tidak langsung.
Contoh Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Dalam pajak ini
beban pajak digeserkan dari produsen/penjual ke pembeli/konsumen, karena pergeseran ini
searah dengan arus barang yaitu dari produsen ke konsumen (forward shifting)
Pajak Pusat/Negara adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal
Pajak. Pajak pusat ini hasilnya akan dimasukkan ke APBN.
Contoh Pajak Pusat: PPh, PBB, Bea Meterai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Pajak Daerah adalah pajak wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah.
Contoh: