Anda di halaman 1dari 3

2.

1 LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN


Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan dari proses akuntansi. Seorang analis
fundamental menggunakan informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan, utamanya
yang berhubungan dengan laba dan hutang, untuk menghitung harga wajar dari saham suatu
perusahaan, atau seberapa besar beban hutang dapat mengurangi marjin laba perusahaan tsb.
Seorang investor obligasi juga dapat menilai kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi
hutangnya setelah melihat perbandingan besarnya hutang perusahaan tsb terhadap ekuitas,
aset, atau laba, baik yang aktual maupun perkiraan.
Perlu diketahui bahwa pelaporan keuangan setiap perusahaan bisa memiliki sudut pandang
yang berbeda, tergantung dari sektor industrinya. Misalnya pada sektor Keuangan, sub sektor
Perbankan, dimana dana pihak ketiga berupa deposito, giro, atau simpanan nasabah lainnya
dicatatkan ke dalam Liabilitas, bukan sebagai Aset, sementara bagi perusahaan di sektor lain,
deposito dan giro dicatatkan sebagai aset. Adapun pembagian sektor industri dari beberapa
emiten yang tercatat di pasar modal Indonesia dapat dilihat pada Fact Book yang diterbitkan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

a. Rumus Dan Persamaan Akuntansi


Sebelum membaca sebuah laporan keuangan, ada baiknya untuk mengerti rumus dan
persamaan akuntansi berikut ini.
PROFIT = INCOME – EXPENSES
LABA = PENDAPATAN – BIAYA
Pendapatan: dihasilkan dari penjualan barang/jasa.
Biaya: ongkos yang dikeluarkan dalam menghasilan barang/jasa tsb
ASET = LIABILITAS + EKUITAS
Ekuitas = Aset – Liabilitas
Liabilitas = Aset – Ekuitas
Aset: harta yang dimiliki oleh perusahaan.
Liabilitas: kewajiban dan hutang perusahaan kepada pihak lain.
Ekuitas: modal perusahaan.
b. Pelaporan Neraca Keuangan (Balance Sheet)
Neraca terdiri dari 3 bagian besar yaitu Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Harap diingat
persamaan akuntansi A=L+E yang menjadi dasar pelaporan Neraca agar memiliki
keseimbangan (balance).
1) Aset: adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan atau pada harta mana saja
perusahaan mengivestasikan dananya. Terdiri dari 2 bagian besar yaitu Aset Lancar
dan Aset Tidak Lancar.
2) Liabilitas: adalah pendanaan perusahaan yang berasal dari kreditur, atau supplier, atau
bank. Terdiri dari 2 bagian besar yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban
Jangka Panjang.
a) Kewajiban Jangka Pendek: adalah pinjaman yang harus lunasi dalam jangka waktu
kurang dari 12 bulan. Terdiri dari:
 Hutang dagang (account payable); yaitu hutang yang timbul karena adanya
pembelian barang atau jasa secara kredit kepada pihak lain.
 Hutang biaya / Biaya yang masih harus dibayar (accrued expense); yaitu biaya-
biaya yang masih dibayar perusahaan dalam waktu segera, seperti hutang gaji,
hutang bunga, hutang biaya telepon, dan sebagainya.
 Hutang pajak /Pajak yang masih harus dibayar (accrued tax); yaitu pajak-pajak
yang masih dibayar perusahaan dalam periode setelah tanggal neraca, seperti PPN
Keluaran, Hutang PPH pasal 21, pasal 23, pasal 29, dan sebagainya.
 Hutang bank (bank loan); yaitu hutang kepada pihak bank yang timbul karena
pinjaman, pemakaian kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), dan sebagainya.
Biasanya perusahaan sering menggunakan fasilitas tersebut untuk keperluan
perusahaan yang membutuhkan dana segar secara cepat.
b) Kewajiban Jangka Panjang: adalah pinjaman dari bank atau sumber lain untuk
jangka waktu lebih dari 12 bulan. Terdiri dari:
 Hutang bank (bank loan); yaitu pinjaman kepada bank yang memiliki jangka
waktu kredit lebih dari satu tahun. Contoh : kredit modal kerja (KMK), kredit
investasi (KI), kredit likuiditas (KL), dan sebagainya.
 Hutang hipotik (mortgage payable); yaitu pinjaman kepada pihak ketiga yang
harus dijamin dengan harta tidak bergerak, seperti tanah, bangunan, dan lain-lain.
 Hutang obligasi (bonds loan); yaitu hutang yang diperoleh dari masyarakat
melalui penerbitan dan penjualan surat-surat obligasi.
3) Ekuitas: adalah hak pemilik terhadap perusahaan yang timbul sebagai akibat
penanaman modal investasi pemilik kedalam perusahaan. Laba rugi usaha akan
mempengaruhi langsung kepada Modal Pemilik. Laba rugi yang diperoleh perusahaan
mempengaruhi perkiraan Laba Ditahan (retained earning). Pemegang saham
memperoleh pembagian keuntungan yang diperoleh perusahaan secara berkala yang
disebut dengan Dividen.
c. Pelaporan Laba Rugi (Income Statement)
1) Pendapatan Penjualan: adalah variabel Income, harap diingat penjelasan pada rumus
dan persamaan akuntansi sebelumnya.
2) Beban Pokok Penjualan: segala biaya yang timbul untuk pembuatan barang/jasa yang
akan dijual.
3) Laba Kotor: Penjualan dikurangi Beban Pokok Penjualan.
4) Beban-beban Operasional Lainnya: umum dan administrasi, keuangan,dll.
5) Pajak: dihitung dari jumlah penghasilan kena pajak perseroan sesuai dengan peraturan
UU yang berlaku.
6) Kepentingan Non Pengendali: bagian ekuitas dari anak perusahaan yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung kepada induknya.
7) Laba: Laba Komprehensif membukukan aktifitas lain yang tidak ada hubungan
langsung dengan kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya keuntungan atau kerugian
yang ditimbulkan dari perubahan kurs mata uang. Sementara Laba Bersih berasal dari
semua aktifitas utama perusahaan.
8) Laba Per Saham: Laba bersih dibagi jumlah lembar saham perseroan yang beredar.
Biasa digunakan sebagai salah satu acuan untuk melakukan valuasi nilai wajar saham
berdasarkan rasio P/E (Price to Earning) yang didapat dari membagi harga saham di
pasar dengan Laba Per Saham.

Anda mungkin juga menyukai