Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan dari proses akuntansi. Seorang analis fundamental menggunakan informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan, utamanya yang berhubungan dengan laba dan hutang, untuk menghitung harga wajar dari saham suatu perusahaan, atau seberapa besar beban hutang dapat mengurangi marjin laba perusahaan tsb. Seorang investor obligasi juga dapat menilai kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutangnya setelah melihat perbandingan besarnya hutang perusahaan tsb terhadap ekuitas, aset, atau laba, baik yang aktual maupun perkiraan. Perlu diketahui bahwa pelaporan keuangan setiap perusahaan bisa memiliki sudut pandang yang berbeda, tergantung dari sektor industrinya. Misalnya pada sektor Keuangan, sub sektor Perbankan, dimana dana pihak ketiga berupa deposito, giro, atau simpanan nasabah lainnya dicatatkan ke dalam Liabilitas, bukan sebagai Aset, sementara bagi perusahaan di sektor lain, deposito dan giro dicatatkan sebagai aset. Adapun pembagian sektor industri dari beberapa emiten yang tercatat di pasar modal Indonesia dapat dilihat pada Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
a. Rumus Dan Persamaan Akuntansi
Sebelum membaca sebuah laporan keuangan, ada baiknya untuk mengerti rumus dan persamaan akuntansi berikut ini. PROFIT = INCOME – EXPENSES LABA = PENDAPATAN – BIAYA Pendapatan: dihasilkan dari penjualan barang/jasa. Biaya: ongkos yang dikeluarkan dalam menghasilan barang/jasa tsb ASET = LIABILITAS + EKUITAS Ekuitas = Aset – Liabilitas Liabilitas = Aset – Ekuitas Aset: harta yang dimiliki oleh perusahaan. Liabilitas: kewajiban dan hutang perusahaan kepada pihak lain. Ekuitas: modal perusahaan. b. Pelaporan Neraca Keuangan (Balance Sheet) Neraca terdiri dari 3 bagian besar yaitu Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Harap diingat persamaan akuntansi A=L+E yang menjadi dasar pelaporan Neraca agar memiliki keseimbangan (balance). 1) Aset: adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan atau pada harta mana saja perusahaan mengivestasikan dananya. Terdiri dari 2 bagian besar yaitu Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar. 2) Liabilitas: adalah pendanaan perusahaan yang berasal dari kreditur, atau supplier, atau bank. Terdiri dari 2 bagian besar yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. a) Kewajiban Jangka Pendek: adalah pinjaman yang harus lunasi dalam jangka waktu kurang dari 12 bulan. Terdiri dari: Hutang dagang (account payable); yaitu hutang yang timbul karena adanya pembelian barang atau jasa secara kredit kepada pihak lain. Hutang biaya / Biaya yang masih harus dibayar (accrued expense); yaitu biaya- biaya yang masih dibayar perusahaan dalam waktu segera, seperti hutang gaji, hutang bunga, hutang biaya telepon, dan sebagainya. Hutang pajak /Pajak yang masih harus dibayar (accrued tax); yaitu pajak-pajak yang masih dibayar perusahaan dalam periode setelah tanggal neraca, seperti PPN Keluaran, Hutang PPH pasal 21, pasal 23, pasal 29, dan sebagainya. Hutang bank (bank loan); yaitu hutang kepada pihak bank yang timbul karena pinjaman, pemakaian kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), dan sebagainya. Biasanya perusahaan sering menggunakan fasilitas tersebut untuk keperluan perusahaan yang membutuhkan dana segar secara cepat. b) Kewajiban Jangka Panjang: adalah pinjaman dari bank atau sumber lain untuk jangka waktu lebih dari 12 bulan. Terdiri dari: Hutang bank (bank loan); yaitu pinjaman kepada bank yang memiliki jangka waktu kredit lebih dari satu tahun. Contoh : kredit modal kerja (KMK), kredit investasi (KI), kredit likuiditas (KL), dan sebagainya. Hutang hipotik (mortgage payable); yaitu pinjaman kepada pihak ketiga yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak, seperti tanah, bangunan, dan lain-lain. Hutang obligasi (bonds loan); yaitu hutang yang diperoleh dari masyarakat melalui penerbitan dan penjualan surat-surat obligasi. 3) Ekuitas: adalah hak pemilik terhadap perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman modal investasi pemilik kedalam perusahaan. Laba rugi usaha akan mempengaruhi langsung kepada Modal Pemilik. Laba rugi yang diperoleh perusahaan mempengaruhi perkiraan Laba Ditahan (retained earning). Pemegang saham memperoleh pembagian keuntungan yang diperoleh perusahaan secara berkala yang disebut dengan Dividen. c. Pelaporan Laba Rugi (Income Statement) 1) Pendapatan Penjualan: adalah variabel Income, harap diingat penjelasan pada rumus dan persamaan akuntansi sebelumnya. 2) Beban Pokok Penjualan: segala biaya yang timbul untuk pembuatan barang/jasa yang akan dijual. 3) Laba Kotor: Penjualan dikurangi Beban Pokok Penjualan. 4) Beban-beban Operasional Lainnya: umum dan administrasi, keuangan,dll. 5) Pajak: dihitung dari jumlah penghasilan kena pajak perseroan sesuai dengan peraturan UU yang berlaku. 6) Kepentingan Non Pengendali: bagian ekuitas dari anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung kepada induknya. 7) Laba: Laba Komprehensif membukukan aktifitas lain yang tidak ada hubungan langsung dengan kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya keuntungan atau kerugian yang ditimbulkan dari perubahan kurs mata uang. Sementara Laba Bersih berasal dari semua aktifitas utama perusahaan. 8) Laba Per Saham: Laba bersih dibagi jumlah lembar saham perseroan yang beredar. Biasa digunakan sebagai salah satu acuan untuk melakukan valuasi nilai wajar saham berdasarkan rasio P/E (Price to Earning) yang didapat dari membagi harga saham di pasar dengan Laba Per Saham.