Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Anggota Kelompok :
Henis Ayu Islami (041711333232)
Nindia Noviera (041711333239)
Muhammad Irsyad Elfin Mujtaba (041711333253)
Widya Kusuma A (041711333254)
Nabilah Diva Stania (041711333256)
Prismawinda Aniva (041711333271)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018

1i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kita nikmat sehat, iman
dan juga nikmat islam sehingga kita bisa berada di zaman seperti ini serta dapat
menghirup udara segar sampai saat ini. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa kita
curahkan kepada junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW. yang karena
usaha dan kerja kerasnya lah kita masih dapat merasakan indahnya islam sampai saat
ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan materi dari
berbagai sumber yang memperlancar pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan
makalah ini kami sadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat,
mau pun bahasa. Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk masukan, kritik dan
saran yang diberikan kepada kami.

Kami harap makalah ini dapat berguna dan dapat menjadi inspirasi baik bagi
diri kami sendiri maupun untuk yang membacanya. Semoga ilmu ini tidak putus di
sini dan menjadi amal jariyah kami nantinya.

Surabaya, 22 Agustus 2018

Tim Penyusun

2ii
DAFTAR ISI

Cover Makalah…………………………………….…………………….……..i
Kata Pengantar………………………………………………………………...ii
Daftar Isi……………………………………………………………………....iii
Bab 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................7
Bab 2
2.1 Definisi Regulasi.........................................................................................8
2.2 Perbedaan Regulasi Sektor Publik Pemerintahan Dan
Non Pemerintahan.......................................................................................8
2.3 Perkembangan Regulasi Sektor Publik Non Pemerintahan
Di Indonesia................................................................................................9
2.4 Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait...........................................11
2.5 PSAK dan Aturan Lain yang Relevan.......................................................13
Bab 3
3.1 Simpulan....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

3iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada


kepentinganpublik. Karena orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini
tidakberorientasi pada laba sebagai tujuan utamanya. Organisasi sektor publik
merupakansebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut
sebagai entitasekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil
bahkan bisa dikatakancukup besar. Arti kata entitas itu sendiri merupakan “satuan”,
yang juga dapat diartikansebagai satuan organisasi. Istilah “sektor publik” tertuju
pada sektor negara, usaha-usaha negara, dan organisasinirlaba negara (Joedono,
2000). Abdullah (1996) menyebutkan bahwa yang dimaksudkandengan sektor publik
adalah pemerintah dan unit-unit organisasinya, yaitu unit-unit yangdikelola
pemerintah dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak atau pelayanankepada
masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Dengan demikian,cukup
beralasan bahwa istilah sektor publik dapat berkonotasi perpajakan, birokrasi,
ataupemerintah. Sebagaimana yang kita ketahui, akuntansi yang berhubungan dengan
organisasiperusahaan sering kali disebut dengan akuntansi sektor privat atau
akuntansi komersial,sedangkan akuntansi yang berkaitan dengan organisasi
pemerintahan atau nonprofitdikenal dengan sebutan akuntansi pemerintahan atau
akuntansi sektor publik.

Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik


dan organisasi non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan
pembangunan, globalisasi dan era informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang
semakin rumit, informasi memegang peranan semakin penting. Salah satu informasi
yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik, baik untuk tujuan
pertanggungjawaban maupun manajerial.

4
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan
perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki wilayah
yang relatif luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta/bisnis. Peranan
akuntansi sektor publik ditujukan untuk memberikan pelayanan publik dalam rangka
memenuhi kebutuhan publik. Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya
dapat juga dilakukan swasta. Akan tetapi, untuk peranan dan tugas tertentu
keberadaan sektor publik tidak dapat diganti oleh sektor swasta. Dalam beberapa hal,
akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat
dan karakteristik akuntansi sektor publik dan sektor swasta disebabkan karena adanya
perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Perbedaan sifat dan karakteristik sektor
publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi,
sumber pembiayaan, pola pertanggungjawaban, struktur kelembagaan, karakterisik
anggaran, stakeholder yang dipengaruhi, sistem manajemen/akuntansi.

Saat ini, sektor publik dituntut untuk memperhatikan kualitas dan


profesionalisme serta Value for Moneydalam menjalankan aktivitasnya. Value for
Money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan
pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Selain itu, tuntutan
yang lain adalah perlunya akuntabilitas publik dan Good Governace.

Agar dapat berjalan dengan baik, Good Governance didukung oleh tiga pilar
utama, yaitu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Ketiga pilar ini mempunyai
interaksi yang sangat kuat antara satu dengan yang lainnya. Sektor pemerintah
mempunyai peranan sebagai regulator yang mengatur agar sumber daya yang ada
dapat teralokasi secara optimal. Sektor swasta berperan mengeksplorasi dan
memberikan nilai tambah terhadap sumber daya sehingga dapat Dikonsumsi atau
dinikmati oleh masyarakat. Di sisi lain, masyarakat selaku konsumer utama
dari Public Goods mengharapkan agar sumber daya yang ada dapat diperoleh dengan
mudah dan dengan harga yang terjangkau.

5
Tiga prinsip utama yang mendasari penerapan Good Governance adalah
partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Ketiga prinsip dasar ini merupakan
prinsip yang berlaku secara universal. Secara ringkas dapat diuraikan bahwa
partisipasi mendorong keterlibatan dari sektor swasta dan masyarakat dalam
pengambilan keputusan publik dan penyerahan jasa dan barang kepada para pemakai.
Transparansi merupakan keterbukaan informasi atas penyelenggaraan pemerintahan,
sedangkan akuntabilitas menunjukkan adanya kewajiban untuk melaporkan secara
akurat dan tepat waktu informasi yang terkait dengan pertanggunggungjawaban
penyelenggaraan pemerintahan.

Akuntansi sangat erat keterkaitannya dengan ketiga prinsip utama dari good
governance di atas. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan
(Purposive Activity). Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan
hasil tersebut harus memiliki manfaat. Akuntansi yang digunakan pada sektor swasta
maupun sektor publik mempunyai tujuan yang berbeda. Dari persepektif ilmu
ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suátu entitas yaitu aktivitasnya
berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Sejalan dengan perspektif ilmu
ekonomi tersebut, tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk memberikan pelayanan
publik dalam rangka memenuhi kebutuhan publik.

Informasi mengenai akuntansi sektor publik sangatlah penting, oleh karena itu
penulis berusaha menyajikan informasi mengenai akuntansi sektor publik dalam
bentuk makalah yang berjudul "Pencatatan Akuntansi Keuangan Sektor Publik"
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam penyusunan ini, yaitu :
1. Apakah desfinisi regulasi?
2. Apakah perbedaan regulasi sektor publik pemerintahan dan non pemerintahan?
3. Bagaimana perkembangan regulasi sektor publik non pemerintahan di Indonesia ?
4. Apa saja peraturan perundang-undangan yang terkait?

6
5. Apa saja PSAK yang terkait dan relevan dengan regulasi keuangan publik?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai :
1. Mengetahui definisi regulasi
2. Mengetahui perbedaan regulasi sektor publik pemerintahan dan non pemerintahan
3. Mengethaui Bagaimana perkembangan regulasi sektor publik non pemerintahan di
Indonesia.
4. Mengetahui peraturan perundang-undangan yang terkait
5. Mengetahui PSAK yang terkait dan relevan dengan regulasi keuangan publik

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Regulasi


Pengertian Regulasi adalah suatu peraturan yang dibuat untuk membantu
mengendalikan suatu kelompok, lembaga/ organisasi, dan masyarakat demi
mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan bersama, bermasyarakat, dan
bersosialisasi.
Tujuan dibuatnya regulasi atau aturan adalah untuk mengendalikan manusia
atau masyarakat dengan batasan-batasan tertentu. Regulasi diberlakukan pada
berbagai lembaga masyarakat, baik untuk keperluan masyarakat umum maupun
untuk bisnis.
Istilah regulasi banyak digunakan dalam berbagai bidang, sehingga
definisinya memang cukup luas. Namun secara umum kata regulasi digunakan
untuk menggambarkan suatu peraturan yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat.

2.2 Perbedaan Regulasi Sektor Publik Pemerintahan Dan Non Pemerintahan


Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi
lainnya (laba).
a. Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi
nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik
jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya.
b. Dalam hal Donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber
pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber
pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya.
c. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa
yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur
Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah
dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi.

8
2.3 Perkembangan Regulasi Sektor Publik Non Pemerintahan Di Indonesia
A. Regulasi Tentang Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Regulasi yang
terkait dengan yayasan adalah Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan. Undang-undang ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan
ketertiban hukum agar yayasan dapat berfungsi sesuai dengan maksud dan
tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas kepada
masyarakat.
Undang-undang ini diperbaharui dalam beberapa aspek dengan Undang-
undang No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 16
Tahun 2001 tentang Yayasan. Selain dua Undang-undang yang telah
disebutkan untuk lebih menjamin kepastian hukum, pemerintah juga
mengeluarkan peraturan pemerintah No. 63 Tahun 2008 tentang pelaksanaan
Undang-undang tentang Yayasan. PP ini memberikan penjelasan yang lebih
detail dan aplikatif dari ketentuan yang telah diatur dalam Undang-undang
tentang yayasan.
B. Regulasi Tentang Partai Politik
Regulasi tentang partai politik telah dikembangkan sejak lama, tetapi
berkembang dengan pesat sejak era reformasi dengan system multipartainya.
Undang-undang yang pertama ada setelah era reformasi adalah Undang-
undang No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik. Seiring dengan perkembangan
masyarakat dan perubahan system ketatanegaraan yang dinamis diawal-awal
era reformasi, Undang-undang ini diperbaharui dengan keluarnya Undang-
undang No. 31 tahun 2002 tentang partai politik.
Undang-undang No.31/2002 kembali diperbaharui pada tahun 2008
melalui Undang-undang No.02/2008 tentang Partai Politik. Secara umum,
Undang-undang No. 2 tahun 2008 ini bersifat melengkapi dan menyerpunakan
Undang-undang No.31 tahun 2002, misalnya memberi pengertian partai

9
politik yang lebih lengkap. Menurut Undang-undang No.2 tahun 2008, partai
politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
WNI secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat,
bangsa, dan Negara, serta memelihara keutuhan NKRI berdasarkan pancasila
dan UUD 1945.
C. Regulasi tentang Badan Hukum Milik Negara dan Badan Hukum Pendidikan
Badan Hukum Milik Negara (BHMN) adalah salah satu bentuk Badan
Hukum di Indonesia yang awalnya dibentuk untuk mengakomodasi kebutuhan
khusus dalam rangka “privatisasi” Lembaga Pendidikan yang memiliki
karakteristik tersendiri, khususnya sifat non profit meski berstatus sebagai
Badan Usaha. Universitas yang berstatus BHMN memliki beberapa cirri yang
membedakannya dengan status Universitas lain. Cirri-ciri BHMN adalah
sebagai berikut :
1) Memiliki Majelis Wali Amanat
2) Memiliki Senat Akademik (SA)
3) Memiliki Otonomi Manajemen Dana dan Akademik
Pada akhir tahun 2008, terdapat perkembangan baru pada dunia
Pendidikan Tinggi di Indonesia dengan disahkannya UU tentang Badan
Hukum Pendidikan (BHP). BHP adalah Badan Hukum penyelenggaraan
pendidikan formal dengan berprinsip nirlaba yang memiliki kemandirian
dalam pengelolaannya dengan tujuan memajukan satuan pendidikan.
Dalam pengelolaannya, BHP mendasarkan pada 10 prinsip berikut :
1) Nirlaba
2) Otonom
3) Akuntabel
4) Transparan
5) Penjaminan mutu
6) Layanan prima
7) Akses yang berkeadilan

10
8) Keberagaman
9) Keberlanjutan
10) Partisipasi atas tanggungjawab Negara
D. Regulasi tentang Badan Layanan Umum
Badan Layanan umum atau BLU adalah instansi di lingkungan
pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
keuntungan. Dalam melakukan kegiatannya, BLU didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas. BLU dibentuk untuk mempromosikan peningkatan
pelayanan public melalui fleksibilitas pengelolaan keuangan BLU yang
dikelola secara professional dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan
efektivitas.
2.4 Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait
A. UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 tahun 2003 adalah tonggak sejarah penting yang mengawali
reformasi keuangan Negara kita menuju pengelolaan keuangan yang efisien
dan modern. Berikut beberapa hal penting yang diatur dalam Undang-
undang ini.
1. Kekuasaan atas pengelolaan keuangan Negara
2. Penyusunan dan penetapan APBN
3. Penyusunan dan penetapan APBD
4. Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan Bank sentral,
pemerintah daerah, serta pemerintah/lembaga asing
5. Hubungan keuangan antar pemerintah dan perusahaan Negara,
perusahaan daerah, perusahaan swasta, serta badan pengelolaan dana
masyarakaat.
6. Pertanggung jawaban pelaksanaan APBN dan APBD.
B. Undang-undang No 1 tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara
Pengelolaan keuangan Negara sebagaimana di maksud dalam UU perlu
dilaksanakan secara propesional, terbuka, dan bertanggungjawab untuk

11
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang di wujudkan dalam APBN dan
APBD.
Perbendaharaan Negara dalam UU ini adalah pengelolaan dan pertangggung
jawaban keuangan Negara, termasuk investasi dan kekayaan dan dipisahkan
dan di tetapkan dalam APBN Dan APBD. Sesuai dengan pengertian
tersebut, UU No 1 tahun 2004 ini mengatur:
1. Ruang lingkup dan asas umum perbendaharaan Negara
2. Kewenanangan pejabat perbendaharaan Negara
3. Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara atau daerah
4. Pengelolaan uang Negara atau daerah
5. Pengelolaan piuntang dan utang Negara atau daerah
6. Pengelolaan investasi dan barang milik Negara atau daerah
7. Penatausahaan dan pertangungjawaban APBN dabn APBD
8. Pengendalian intern pemerintah
9. Penyelesaian kerugian Negara atau daerah
10. Pengelolaan keuangan badan layanan umum
C. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentag Pemeriksaan Keuangan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
yang dilakukan secara independenn, objektif, dan professional berdasarkan
standar pemeriksaan untuk menilai kebenaran kecermatan, kredibilitas, dan
keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
Negara.
Pemeriksaan keuangan Negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan Negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan Negara.
Badan pemeriksa keuangan (BPK) melaksanakan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.
Pemeriksaan terdiri atas :
a. Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan

12
b. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan
Negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta
pemeriksaan aspek efektivitas
c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
2.5 PSAK dan Aturan Lain yang Relevan
A. Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik (International Public
Sector Accounting Standards---IPSAS)
Federasi Akuntan Internasional (International Federation of Accounting—
IFAC) membentuk sebuah komite khusus yang bertugas menyusun standar
akuntansi sektor publik. Komite tersebut diberi nama “The Public Sectot
Committe” dan bertugas menyusun sebuah standar akuntansi bagi organisasi
sektor publik yang berlaku secara internasional yang kemudian
disebut International Public Sector Accounting Standards (IPSAS).
IPSAS bertujuan:
1. Meningkatkan kualitas dari tujuan utama dalam melaporkan keuangan
sektor publik
2. Menginformasikan secara lebih jelas pembagian alokasi sumber daya yang
dilakukan oleh entitas sektor publik
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas entitas sektor publik
B. PSAK 45
PSAK 45 merupakan satu-satu nya pernyataan standar yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengatur pelaporan keuangan
organisasi nirlaba. PSAK 45 disusun dengan pemikiran bahwa dalam
organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak
pernah terjadi dalam organisasi bisnis dan sulit dibedakan dengan organisasi
bisnis pada umumnya. Dengan demikian, acuan yang jelas dibutuhkan agar
pelaporan keuangan organisasi nirlaba dapat diatur, lebih mudah dipahami,
memiliki relevansi, dan daya banding yang tinggi.
C. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

13
Komite SAP adalah sebuah cerita panjang seiring dengan perjalanan
reformasi keuangan di Indonesia. Kebutuhan standard dan pembentukan
komite penyusunnya mulai muncul ketika desakan untuk penerapan IPSAS di
Indonesia semakin kuat. KSAP bertujuan mengembangkan program-program
pengembangan akuntabilitas dan manajemen keuangan pemerintahan,
termasuk mengembangkan SAP dan mempromosikan penerapan standar
tersebut.
D. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
Standar ini menjadi acuan bagi auditor pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pemeriksa. SPKN ini hanya mengatur mengenai hal-hal
yang belum diatur oleh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yang
merupakan standar audit bagi perusahaan. Sebagian acuan audit disektor
pemerintahan, SPKN memberikan kerangka dasar untuk menerapkan secara
efektif standar pekerjaan lapangan dan pelaporan audit.
Standar Umum SPKN:
1. Persyaratan Kemampuan/Keahlian
2. Persyaratan Independensi
3. Penggunaan Kemahiran Profesional secara Cermat dan Seksama
4. Pengendalian Mutu

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Regulasi sektor publik adalah suatu peraturan yang dibuat untuk membantu
mengendalikan suatu kelompok, lembaga/ organisasi, dan masyarakat demi
mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan bersama, bermasyarakat, dan
bersosialisasi.
Perkembangan regulasi di Indoensia kompleks dan beragam, mengikuti
perkembangan zaman, dan pertumbuhan masyarkat yang selanjutnya disesuaikan
dan diatur dengan berbagai undang-undang, PSAK, dan peraturan-peraturan lain
yang masih relevan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.

Internet

http://royanmakalah.blogspot.com/2014/04/regulasi-keuangan-publik.html, diakses
pada Senin, 27 Agustus 2018, pukul 20.45 WIB.

http://awaluakuntansi.blogspot.com/2016/07/regulasi-keuangan-publik.html, diakses
pada Minggu, 26 Agustus 2018, pukul 18.42 WIB.

https://www.scribd.com/doc/137726323/Regulasi-Keuangan-Publik, diakses pada


Sabtu, 25 Agustus 2018, pukul 19.00 WIB.

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-32-psak-45-
pelaporan-keuangan-organisasi-nirlaba, diakses pada Kamis 24 Agustus 2018, pukul
20.42 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai