DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... 4
BAB I ............................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 7
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................. 7
BAB II ........................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 8
2.1 Perawatan (Maintenance) ............................................................................... 8
2.2 Permasalahan dalam Perawatan ..................................................................... 9
2.3 Pemahaman Istilah Perawatan ...................................................................... 10
2.4 Reliability Centered Maintenance ................................................................ 12
2.5 Manfaat RCM ............................................................................................... 13
2.6 Metodologi RCM ......................................................................................... 14
2.6.1 Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi .................................... 15
2.6.2 Definisi Batasan Sistem ........................................................................ 16
2.6.3 Deskripsi Sistem dan Function Block Diagram. ................................... 16
2.6.4 Penentuan Fungsi dan Kerusakan Fungsional ...................................... 18
2.6.5 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) .......................................... 19
2.6.6 Logic Tree Analysis (LTA) ................................................................... 20
2.7 Mesin CNC ................................................................................................... 26
2.8 Mesin Frais (Milling) CNC .......................................................................... 28
2
2.8.1 Prinsip kerja mesin dan bagian – bagian mesin CNC Milling .............. 29
BAB III ....................................................................................................................... 33
METODOLOGI .......................................................................................................... 33
3.1 Metodologi Penelitian .................................................................................. 33
3.1.1 Pengumpulan data ................................................................................. 34
3.1.2 Data analisis Realibility Centered Maintenance (RCM) ...................... 35
3
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Perawatan dalam aktivitas industri (Kurniawan, Fajar 2012) ................. 12
Gambar 2.2 Tahapan Metode RCM (Putra, Eko 2011) ............................................. 14
Gambar 2.3 Contoh Asset Block Diagram (Eko, Putra 2012) ................................... 17
Gambar 2.4 Contoh Fungtionl Block Diagram (Eko, Putra 2012) ............................ 18
Gambar 2.5 Struktur Logic Tree Analysis ................................................................. 22
Gambar 2.6 Cara seleksi tindakan PM ........................................................................ 24
Gambar 2.7 Referensi Absolut (Kuspriyanto dan Seputro, 2010) ............................. 27
Gambar 2.8 Referensi Inkremental (Kuspriyanto dan Seputro, 2010) ...................... 28
Gambar 2.9 Meja mesin (Kusuma, Danang 2012) ..................................................... 30
Gambar 2.10 Spindle Mesin (Kusuma, Danang 2012) .............................................. 31
Gambar 2.11 Monitor (Kusuma, Danang 2012) ........................................................ 31
Gambar 2.12 Panel Conrol (Kusuma, Danang 2012) ............................................... 32
Gambar 2.13 Coolant Hose (Kusuma, Danang 2012)................................................ 32
5
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini, persaingan didunia industri sangat ketat. Setiap
industri dituntut untuk memberikan produk dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik
dan menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya yang sekecil–
kecilnya. Hal inilah yang menuntut semua penggerak industri manufaktur untuk selalu
memperbaiki setiap proses produksi mereka. Termaksud dalam hal ini kinerja mesin
produksi yang menunjang proses produksi. Kegiatan maintenance pada mesin produksi
merupakan aspek yang sangat penting untuk menghasilkan kelancaran proses produksi.
Keandalam mesin yang dihasilkan dari kegiatam maintenance merupakan kunci suatu
komponen mesin agar dapat bekerja sesuai dengan tujuan yang diinginkan pada periode
tertentu.
PT Andritz Pekanbaru merupakan perusahaan penghasil teknologi dan mesin
di bidang Pulp and Paper dimana sebagian besar produk yang diproduksi adalah
komponen dari mesin tersebut. Komponen – komponen pada mesin Pulp and Paper
tersebut kebanyakan adalah komponen besi, dan salah satu tahapan dalam memproses
kmponen mesin ini adalah proses pemotongan komponen besi menggunakan mesin
CNC milling. Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh perusahaan ini adalah
seringnya mesin CNC yang ada didepartemen CNC mengalami kerusakan mendadak,
sehingga membutuhkan penanganan. Hal ini menimbulkan adanya downtime atau
penghentian pada proses cutting dan berimbas pada proses – proses yang lain. Belum
adanya kegiatan perawatan mesin yang teratur dan terencana seperti preventive
maintenance merupakan salah satu penyebab seringnya mesin mengalami downtime.
Kebijakan perawatan mesin yang diterapkan pada PT Andritz Pekanbaru saat ini hanya
sekedar corrective maintenance, yang dimana manajemen perusahaan akan melakukan
6
perbaikan jika terjadi kerusakan. Tidak adanya preventive maintenance atau kegiatan
pencegahan kerusakan, mengakibatkan downtime pada mesin yang sangat tinggi dan
menurunkan keandalan mesin CNC milling. Salah satu metode untuk menganalisa
keandalan mesin adalah Reliability Centered Maintenance (RCM).
Dhillon (2012) menyebutkan bahwa Reliability Centered Maintenance adalah
sistematis proses yang digunakan untuk menentukan apa yang harus dilaksanakan
untuk memastikan setiap fasilitas dapat terus menjalankan fungsinya dalam kegiatan
produksi maupun operasional. RCM berfokus pada preventive maintenance (PM)
terhadap kegagalan yang terjadi. Tujuan utama dari RCM menurut Anthony M. Smith
(1992) adalah mengoptimalkan preventive maintenance untuk memilih tindakan
perwatan pencegahan yang efektif dan dapat diterapkan, serta mengidentifikasi mode
kerusakan (failure mode) pada sebuah sistem. RCM disebut sebagai metode yang
sistematis karena memerlukan beberapa tahapan sebelum dilakukan analisis dan
pegambilan kesimpulan. Tahapan tersebut antara lain adalah 7 question (7 pertanyaan
yang berisi tentang metode penentuan batasan, fungsi, peralatan, dsb), criticality
assessment, Logic Tree Analysis, dan task selection. Hasil dari prses RCM yang akan
dilakukan adalah mendapatkan tindakan pemeliharaan yang baru dan sesuai dengan
kondisi kekritisan yang dikaji, yaitu tingkat kekritisan peralatan serta kerusakan-
kerusakan yang pernah terjadi.
Berdasarkan masalah yang sedang dialami oleh PT Andritz Pekanbaru saat ini,
yaitu besarnya downtime mesin di departemen CNC dan belum adanya kegiatan
preventive maintenance pada setiap mesin yang ada, maka akan dilakukan analisa
Reliability Centered Maintenance pada departemen CNC di PT Andritz Pekanbaru.
Diharapkan sebagai hasil dari studi ini adalah peningkatan kinerja pada departemen
CNC dan kegiatan maintenance yang lebih baik pada mesin yang akan dilakukan
analisa.
7
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dari penulisan proposal ini adalah:
- Mengidentifikasi komponen kritis pada mesin CNC yang akan diteliti.
- Membuat strategi perawatan mesin CNC yang paling baik bagi perusahaan.
- Menganalisa penyebab terjadinya downtime pada mesin CNC milling yang akan
diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengambil keputusan, dihadapkan pada alternatif solusi yang harus diambil. Setiap
alternative memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing, seingga sulit untuk
menentukan alternative manakah yang merupakan solusi optimal. Adapun masalah
yang dihadapi antara lain:
1. Pembentukan organisasi perawatan
2. Pembagian tugas perawatan dan perancangan tugas perawatan
3. Frekuensi inspeksi dan ruang lingkup inspeksi
4. Pengembalian keputusan perbaikan, perbaikan menyeluruh dan penggantian
(repair, overhaul dan replacement)
5. Kebijakan breakdown maintenance
6. Peraturan pergantian komponen
Investigasi pengembangan teknologi untuk mengganti fasilitas
7. Reliabilitas (keandalan mesin dan perangkat produksi)
8. Jumlah tim perawatan
9. Komposisi mesin dalam lini produksi
10. Penjadwalan dalam melakukan aktivitas perawatan.
2. Repair (Perbaikan)
Repair adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi mesin
yang mengalami gangguan, sehingga dapat beroperasi seperti sebelum terjadi
gangguan tersebut dimana prosesnya hanya dilakukan untuk yang sifatnya kecil
(Perbaikan setempat). Biasanya repair tidak terlalu banyak menggangu kontinuitas
proses produksi.
3. Overhaul (perbaikan menyeluruh)
Overhaul adalah aktivitas perbaikan menyeluruh. Aktivitas ini memiliki makna
yang sama dengan repair, hanya saja ruang lingkupnya lebih besar. Perawatan ini
hanya dilakukan apabila kondisi mesin (fasilitas) berada dalam keadaan rusak parah,
sementara kemampuan untuk mengganti dengan yang baru tidak ada. Overhaul,
biasanya dapat mengganggu kegiatan produksi dan membutuhkan biaya yang besar.
Contoh kegiatan, misalnya turun mesin pada mobil, dilakukan jika kondisi mesin
parah.
4. Replacement (penggantian)
Replacement adalah aktivitas penggantian mesin. Biasanya mesin yang
memiliki kondisi yang lebih baik akan menggantikan mesin sebelumnya. Replacement
dilakukan jika kondisi alat sudah tidak memungkinkan lagi untuk beroperasi, atau
sudah melewati umur ekonomis penggunaan. Replacement membutuhkan investasi
yang besar bagi perusahaan, sehingga alternatif ini, biasanya menjadi pilihan terakhir,
setelah repair dan overhaul.
12
Perawatan
Mendefinisikan Batasan
Sistem
FMEA LTA
RCM Task
Selecton
Penentuan fungsi sitem dan
kegagalan fungsional
Menurut Putra, Eko (2012), sebelum RCM dapat diterapkan pada suatu asset
atau sistem, penting untuk menentukan sistem yang ingin dianalisa, menentukan
batasan-batasan dari sistem tersebut, mendefinisikan secara jelas konteks
operasionalnya, dan mempersiapkan rencana tindakan yang detail. Langkah-langkah
ini disebut langkah pra/persiapan RCM.
- Fungsi Sekunder: adalah yang menyatakan bahwa setiap asset diharapkan dapat
melakukan lebih dari sekedar memenuhi fungsi utamanya saja. Pengguna juga
mempunyai ekspektasi lain berupa keselamatan, persyaratan lingkungan,
pengendalian, penampungan, kenyamanan, kesatuan struktur, ekonomi,
perlindungan, efisiensi, atau penampilandari asset tersebut.
Kejadian yang paling mungkin dapat menghentikan kinerja suatu asset terhadap
standar yang diinginkan adalah suatu kegagalan. Hal ini berarti maintenance mencapai
tujuanya dengan cara membuat pendekatan yang sesuai dalam menangani kegagalan.
Namun, sebelum kita dapat menerapkan berbagai macam teknik pengelolaan yang
sesuai, kita perlu mengidentifikasi kegagalan-kegagalan yang dapat terjadi. RCM
melakukan ini dalam dua tahap, yaitu dengan mengidentifikasikan keadaan yang
dimaksud dengan kegagalan, kemudian mempertanyakan kejadian apa yang dapat
membuat suatu asset gagal. Di dalam RCM keadaan gagal disebut juga kegagalan
fungsi, karena hal ini terjadi timbul pada saat suatu asset sama sekali tidak dapat
memenuhi standar kinerja sebuah fungsi yang ditetapkan penggunanya. Selain
kegaglan secara total dari suatu fungsi, definisi tersebut juga meliputi kegagalan secara
parsial, dimana asset tetap berfungsi namun tidak pada tingkat kinerja yang dapat
diterima oleh penggunanya termasuk situasi dimana asset tidak dapat mempertahankan
tingkat kualitas atau akurasi yang dapat diterima.
Pada bagian struktur LTA, prioritas yang dihasilkan dikelompokkan menjadi empat
kategori yaitu:
a. Kategori A (masalah keselamatan) yang merupakan prioritas tertinggi.
b. Kategori B (masalah mesin berhenti) yang merupakan prioritas kedua.
c. Kategori C (masalah minor) yang diklasifikasikan menjadi RTF.
d. Kategori D (masalah kerusakan tersembunyi) akan ditinjau kembali dan kemudian
digolongkan dalam D/A atau D/B atau D/C.
23
Berikut merupakan gambar struktur yang digunakan dalam proses analisa untuk
membantu analis menyeleksi tindakan PM:
Dari gambar 2.6, dapat disimpulkan bahwa pemilihan tindakan bias dilakukan dengan
hanya menentukan Condition Directed (CD) atau bahkan melakukan modifikasi.
25
g. Semua kotak C (masalah minor) dan D/C (masalah minor dengan kerusakan
tersembunyi) mode kerusakan perlu dipertimbangkan sebelum dimasukkan ke
dalam RTF.
h. Modifikasi perlu dilakukan.
mengoperasikan mesin CNC dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu
(Kuspriyanto dan Seputro, 2010):
a. Sistem Absolut
Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai
acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses operasi mesin
berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu (pusat)
benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan pada mesin frais, titik
referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada benda kerja yang akan
dikerjakan.
b. Sistem Incremental
Pada sistem ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah
selalu berpindah sesuai dengan titik aktual yang dinyatakan terakhir. Untuk mesin
bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu gerakan pada
proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat potong itu
dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada tahap berikutnya.
Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi yang
membedakan kedua tipe mesin tersebut penggunaan di lapangan. CNC Frais Training
Unit dipergunakan untuk pelatihan dasar pemograman dan pengoperasian CNC yang
dilengkapi dengan EPS (External Programing Sistem). Mesin CNC jenis Training Unit
hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan – pekerjaan ringan dengan bahan yang
relative lunak. Sedangkan mesin Frais CNC Production Unit dipergunakan untuk
produksi masal, sehingga mesin ini dilengkapi dengan asesoris tambahan seperti seperti
system pembuka otomatis yang menerapkan prinsip kerja hidrolis. Gerekan Mesin
Frais CNC dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai
dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini adalah mesin
memungkinkan untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara terus menerus
dengan tingkat ketelitian yang sama pula.
2.8.1 Prinsip kerja mesin dan bagian – bagian mesin CNC Milling
Prinsip kerja Mesin CNC Milling yaitu mempunyai gerakan utam berputar,
dimana mata pahat atau pisau melakukan gerakan potong terhadap benda kerja
sedangkan benda kerja bergerak mendekati pisau CNC Milling degan melakukan
gerakan makan. Bagian – bagian Utama Mesin CNC Milling antara lain (Kusuma,
Danang 2012):
1. Meja Mesin
Mesin milling CNC bias bergerak dalam 2 sumbu yaitu sumbu X dan sumbu Y.
Untuk masing – masing sumbunya, meja ini dilengkapi dengan motor penggerak, ball
screw plus bearing dan guide way slider untuk akurasi pergerakannya. Untuk
pelumasannya, beberapa mesin menggunakan minyak oli dengan jenis dan merk
tertentu, dan beberapa mesin menggunakan grease. Pelumasan ini sangat penting untuk
menjaga kehalusan pergerakan meja, dan menghindari kerusakan ball screw, bearing
atau guide way slider. Untuk itu pemberian pelumas setiap hari wajib dilakukan kecuali
30
mesin tidak digunakan. Meja ini bisa digerakkan secara manual dengan menggunakan
handle eretan.
2. Spindle Mesin
Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi rumah cutter.
Spindle inilah yang mengatur putaran dan pergerakan cutter pada sumbu Z. Spindle
inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh transmisi berupa belting atau
kopling. Seperti halnya meja mesin, spindle ini juga bisa digerakkan oleh handle eretan
yang sama.
31
Pelumasan untuk spindle ini biasanya ditangani oleh pembuat mesin. Spindle inilah
yang memegang arbor cutter dengan batuan udara bertekanan.
3. Monitor
Pada bagian depan mesin terdapat monitor yang menampilkan data-data mesin
mulai dari setting parameter, posisi koordinat benda, pesan error, dan lain-lain.
4. Panel Control
Panel control adalah kumpulan tombol-tombol panel yang terdapat pada bagian
depan mesin dan berfungsi untuk memberikan perintah-perintah khusus pada mesin,
seperti memutar spindle, menggerakkan meja, mengubah setting parameter, dan lain-
lain. Masing-masing tombol ini harus diketahui dan dipahami betul oleh seorang CNC
Setter.
5. Coolant Hose
Setiap mesin pasti dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk cutter dan
benda kerja. Yang paling umum digunakan yaitu air coolant dan udara bertekanan,
melalui selang yang dipasang pada block spindle.
BAB III
METODOLOGI
Rumusan Masalah
Langkah 1:
Sistem selection & pengumpulan
informasi
Langkah 2:
Penentuan batasan sistem
Langkah 3:
Membuat Fungtional Block Diagram
Langkah 4:
Penentuan Fungtional Block Diagram dan
Kegagalan Fungsional
Langkah 5:
Membuat Failure Mode and Effect Analysis
Langkah 6:
Logic Tree Analysis (LTA)
Langkah 7:
Task Selection
Kesimpulan
Risk matrix adalah matrix yang dipergunakan untuk membandingkan risk atau
criticaly dari beberapa komponen di dalam sistem, dalam kasus ini dalam sistem
pompa. Parameter-parameter yang diperhitungkan dalam risk matrix yang
dipergunakan untuk penelitian ini adalah :
- Occurrence, parameter jumlah kejadian per satu satuan yang tetap.
- Severity, parameter pengaruh kegagalan tetap suatu aspek tertentu.
- Detection, parameter tingkat kemudahan kegagalan dapt dideteksi. Semakin sulit
dideteksi, semakin kritis.
Nilai-nilai parameter didapat dari hasil perundingan Antara pihak produksi,
supervisor produksi, manager produksi dan pihak peninjau. Hal ini untuk memastikan
bahwa ada kesinambungan Antara hasil nilai RPN dengan kondisi aktual di produksi.
f. Logic Tree Analysis (LTA)
Logic Tree Analysis merupakan suatu pengukuran kualitatif yang digunakan untuk
mengklasifikasikan mode kegagalan. Tujuan Logic Tree Analysis (LTA) adalah
mengklasifikasikan failure mode kedalam beberapa kategori sehingga nantinya dapat
ditentukan tingkat prioritas dalam penanganan masing-masing failure mode
berdasarkan kategorinya.
g. Task Selection
Task selection merupakan tahapan yang perlu dilakukan untuk mengurangi terjadinya
kegagalan yang diakibatkan oleh fasilitas. Pemilihan tindakan merupakan tahap
terakhir dari proses analisa RCM. Dari tiap mode kerusakan dibuat daftar tindakan
yang mungkin untuk dan selanjutnya memilih tindakan yang paling efektif.
38
1. Jadwal Kegiatan
Bulan ke-
No Kegiatan Lokasi
1 2 3 4 5 6
1 Rumusan masalah PT Andritz Pekanbaru
2 Pengumpulan data PT Andritz Pekanbaru
3 Studi Literatur Pekanbaru
4 Studi lapangan PT Andritz Pekanbaru
5 Analisis Hasil Pekanabru
6 Pembuatan Laporan Pekanbaru
2. Biaya
Untuk mendukung pelaksanaan penelitian ini, berikut saya lampirkan rincian biaya:
1. Lampiran
CURRICULUM VITAE
Photo
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Samuel Perwira Putra Tambunan
Nama Panggilan : Samuel
Alamat : Jl. Hangtuah Ujung Perumahan Griya Permata
Utama No. 11b Pekanbaru
Tempat/Tgl Lahir : Pekanbaru, 28 April 1993
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi /berat badan : 185 cm /84 kg
Latar Belakang Pendidikan : Institut Pertanian Bogor / DIII Manajemen
Industri
Nomor Telepon : 085363330093
Email : Samueltambunan32@gmail.com
PENGALAMAN BEKERJA
2011-..... : Tutor di bimbingan belajar Smart Club Nusantara
2011-2013 : Sebagai guru privat bahasa Inggris
2013-2014 : Sebagai guru bahasa Inggris di IEC, Inc (International
Education Centre)
2014-..... : Sebagai guru English- Math di SIA (Singapore
International School) Medan
2014 - 2015 : Sebagai guru English- Math di I Raffles School Medan
2014 - 2015 : Sebagai guru privat English- Math and Science
2014 - 2015 : Sebagai guru privat bahasa Jepang
2015 - …… : Sebagai guru Bahasa Inggris di sekolah SES Pekanbaru
2016 - ........ Sebagai guru Science disekolah SMA Darma Yudha
Pekanbaru
40
PENCAPAIAN
2011 : Delegasi POLMED untuk NPEDC (National
Polytechnic English Debating Competition) 2011di
Palembang
Delegasi POLMED untuk lomba debat bahasa Inggris
MTQ nasional tingkat mahasiswa 2011 di Makassar
2012 : Juara Harapan 1 News Casting Competition di
POLMED Medan
Delegasi untuk Institutional Visit and Learning of
Educational System ke Wada Junior High School di
Tokyo Jepang
Delegasi untuk Youth Forum ke Kagawa University di
Kagawa Prefektur Jepang
Delegasi untuk Institutional Visit and Learning of
Educational System ke Fuzuoka Elementary School di
Kagawa Prefektur Jepang
Delegasi pelatihan untuk Youth Leader Summit, di
National Youth Centre (NYC) di Tokyo Jepang
41
Daftar Pustaka
Aufar, Azka, Kusmanigrum, Prassetiyo Hendro. (2014). Usulan Kebijakan Perawatan Area
Produksi Trim Chassis Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered
Maintenance. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional No.04. Vol.02.
Boris, S. (2006). Total Productive Maintenance, United State of Amerika: The
McGraw - Hill Companies, Inc.
Dhillon, B.S. (2002). Engineering Maintenance: A Modern Approach. USA: CRC
Press LLC.
Ebeling, C. E. (1997). An introduction reliability and maintainability engineering. New
York: Mc Graw-Hill.
Kurniawan, F. (2000). Manajemen Perawatan Industri: Teknik dan Aplikasi.
Kuspriyanto dan Hari Seputo. (2010). Mesin CNC, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Teknik Industri ITB
Kusuma, Danang. (2012). Artikel Perawatan Mesin Milling CNC. Surakarta: Politeknik
Pratama Mulia Surakarta
Moubray, John. (1992). Reliability centered maintenance. (2nd edition). New York:
Industrial press inc.
Rausand M, Hoyland A (2004). System Reliability Theory: Model Statistica Applications,
Vol 396. John Wiley & Sons, New Jersey.
Supandi. (1988). “Manajemen Perawatan Industri”. Bandung : Ganeca Exact