Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE NON HEMORAGIK

DENGAN FOKUS STUDI PENGELOLAAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI


KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
DI RSUD Dr H SOEWONDO KENDAL

NURSING CARE TO CLIENT WITH STROKE NON HEMORAGIC FOCUSING


STUDY ON THE MANAGEMENT OF IMBALANCED NUTRITION : LESS
THAN BODY REQUIREMENTS
AT RSUD Dr H SOEWONDO KENDAL

Mabda Novalia Istafa1) , Joni Siswanto, S.Kp.,M.Kes2), Supriyadi, MN2)


1) Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
2) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
Email : tatanovalia@gmail.com

Jurusan Keperawatan : Poltekkes Kemenkes Semarang


JL. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang

ABSTRAK

Stroke Non Hemoragik (SNH) terjadi akibat tersumbatnya aliran darah ke otak
yang menyebabkan aliran darah terhenti sebagian atau keseluruhan, salah satu komplikasi
yang dapat terjadi pada SNH adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh atau malnutrisi, cara untuk mengatasi malnutrisi adalah dengan melakukan
pengelolaan kebutuhan nutrisi. Tujuan penelitian ini adalah Menggambarkan Asuhan
Keperawatan klien stroke non hemoragik dengan fokus studi ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu
menggambarkan kasus kelolaan secara sistematis dengan dua responden. Hasil dari
penelitian didapatkan selama 3x24 jam adalah masalah teratasi sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan namun dari membandingkan antara kedua klien hasil implementasi yang
dilakukan memiliki respon yang berbeda-beda. Mengingat pentingnya kebutuhan nutrisi
bagi klien SNH maka perawat perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap
pengelolaan nutrisi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan kondisi setiap
pasien.

Kata kunci : Stroke Non Hemoragik, Malnutrisi, Pengelolaan Nutrisi, Nutrisi pada
Stroke

ABSTRACT

Stroke Non Hemorrhagic (SNH) occurs due to blockage of blood flow to the
brain causing partial or complete blood flow, one of the complications that can occur in
SNH is a nutritional imbalance is less than the needs of the body or malnutrition, the way
to resolve malnutrition is nutrition managing. The purpose of this study is to describe the
nursing care of stroke non hemorrhagic clients with the focus of the study is a nutritional
imbalance is less than the needs of the body. The method that used is descriptive method
that describes cases of systematically managed by two respondents. The results of the
study obtained for 3x24 hours is the problem resolved in accordance with the established
but the results of comparing between the two clients from implementation performed
have different responses. Given the importance of nutritional needs for SNH clients,
nurses need to give more attention to the management of nutrition and giving attention to
the needs according to the condition of each patient
.
Keywords : Stroke Non Hemorrhagic, Malnutrition, Nutrition Management, Nutrition for
Stroke.

PENDAHULUAN dengan kejadian terbanyak adalah


malnutrisi dimana hal itu lebih sering
Stroke merupakan suatu gangguan otak terjadi pada klien stroke non hemoragik
yang terjadi karena berhentinya suplai (Hasnul, Nursasmi dan Usman, 2014,
darah kebagian otak yang terjadi secara Go dkk, 2014).
mendadak dengan tanda dan gejala yang
berlangsung kurang lebih selama 24 jam Malnutrisi adalah suatu keadaan
(Smeltzer, 2013). gangguan status gizi dimana terjadi
ketidakseimbangan jangka lama antara
Stroke menduduki peringkat dua
intake dan kebutuhan nutrisi pada
penyebab kematian didunia dengan laju
seseorang (Hasnul, Nursasmi dan
mortalitas 18% sampai 37 % untuk
Usman, 2014). Setiap individu memiliki
serangan stroke pertama dan 62% untuk
penyebab yang berbeda-beda
stroke selanjutnya (Smeltzer, 2013),
diantaranya, kelemahan dalam self
sedangkan di Indonesia prevalensi dari
feeding, kelelahan, kondisi depresi,
kejadian stroke berkisar pada 57,9 %
kurangnya pengetahuan serta disfagia
(Balitbang , 2013). Secara global, stroke
yang mana hal ini dapat menyebabkan
lebih sering terjadi pada laki-laki dengan
ketidakadequatan intake nutrisi dalam
prevalensi 7,1% sedangkan perempuan
tubuh klien (Suwita, 2014). Kejadian
mencapai 6,8%. Insiden dari kasus
disfagia menjadi kontribusi utama
stroke di Jawa Tengah mencapai 7,7%
peyebab malnutrisi atau biasa disebut
dengan perbandingan antara lelaki dan
kondisi seseorang sulit untuk menelan
perempuan hampir sama (Balitbang,
(Hasnul, Nursasmi dan Usman, 2014).
2013). Dari hasil studi pendahuluan
yang dilakukan di RSUD Dr Soewondo Kurangnya kebutuhan nutrisi
Kendal dalam tiga tahun angka kejadian akan menyebabkan beberapa efek
terus meningkat lebih dari seratus persen negatif bagi penderita stroke antara lain,
. Melihat tingginya kasus stroke dalam kerusakan otak akibat kekurangan
perkembangann stroke akan berpotensi energi-protein, bertambah lamanya
menyebabkan dampak buruk hingga waktu perawatan dirumah sakit,
kecacatan jangka panjang bagi bertambahnya biaya perawatan, hingga
penderitanya (Hasnul, Nursasmi dan dapat menyebabkan bertambahnya
Usman, 2014). angka morbiditas maupun mortalitas
dari angka kejadian stroke (Gomes,
Beberapa dampak buruk stroke
Emery & Weekes, 2016).
antara lain : 50% mengalami
hemiparesis, 30% klien tidak mampu Selama ini belum ada
mobilisasi atau berjalan, 51% pengelolaan khusus untuk kasus
mengalami hipertensi, 50% mengalami malnutrisi secara farmakologis, namun
kehilangan alat fungsi gerak, 46% secara non farmakologis untuk
mengalami gangguan kognitif, 35% mencegah resiko malnutrisi dapat
mengalami gejala depresi, 19% dilakukan pengaturan diet dengan cara
mengalami afasia dan malnutrisi berkolaborasi dengan ahli gizi maupun
mencapai 61%. Salah satu komplikasi pemasangan selang NGT (nasogastric
tube) pada kasus-kasus stroke dengan BAHAN DAN METODE
kejadian tertentu seperti stroke dengan
disfagia maupun stroke dengan Penelitian yang digunakan
penurunan kesadaran (Tarwoto, 2013). adalah penelitian deskriptif yang
Namun pemasangan selang NGT dimaksudkan untuk mendeskripsikan
menyebabkan beberapa diantara klien ataupun menggambarkan secara
yang terpasang selang NGT merasa sistematis dan akurat Asuhan
tidak nyaman dan berusaha melepas Keperawatan yang bersifat faktual.
paksa selang tersebut yang tentunya
akan menyebabkan kondisi malnutrisi Subyek dalam penelitian ini
berkelanjutan, kegagalan pengobatan berjumlah dua orang yang dirawat di
hingga pneumonia aspirasi. Selain itu RSUD Dr. H Soewondo Kendal dengan
tidak semua klien stroke dengan kriteria inklusi adalah klien SNH dengan
kecenderungan malnutrisi mendapat masalah malnurtisi yang berjenis
perhatian secara khusus dalam kelamin sama dan bersedia menjadi
pemenuhan kebutuhan nutrisi, sehingga responden. Sedangkan kriteria
perlu dilakukan penanganan yang tepat eksklusinya adalah klien yang menjalani
dan perhatian yang lanjut dalam puasa atau klien dengan kesadaran
mengatasi malnutrisi (Hasnul, Nursasmi comma dan klien yang menolak menjadi
dan Usman, 2014). responden.

TUJUAN Adapun tehnik yang digunakan


dalam penelitian adalah wawancara,
Menggambarkan Asuhan observasi, pemeriksaan fisik dan data
Keperawatan klien stroke non penunjang dengan menggunakan format
hemoragik dengan fokus studi asuhan keperawatan, alat tulis dan alat
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kesehatan.
kebutuhan tubuh yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, Penelitian ini dilakukan pada
perencanaan, implementasi dan evaluasi bulan Februari dan Maret 2018 di RSUD
Dr H Soewondo Kendal di Ruang
keperawatan.
Cempaka III.
MANFAAT
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penulisan ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran, Dari hasil pengkajian
informasi, dan sumber dalam penelitian didapatkan kedua klien dengan diagnosa
selanjutnya dalam dunia keperawatan SNH namun memiliki faktor pencetus
untuk kemajuan pengembangan ilmu yang berbeda, Klien I mengatakan
keperawatan. bahwa dirinya sangat menyukai
gorengan, makanan asin dan malas
berolahraga sedangkan Klien II
Hasil penelitian dapat digunakan
merupakan perokok berat. Selain faktor
perawat sebagai acuan dalam
pencetus tersebut, kedua klien juga
memberikan asuhan keperawatan pada
memiliki riwayat penyakit yang dapat
klien stroke dengan fokus studi
menyebabkan terjadinya stroke yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
hipertensi. Perbedaan ini dapat
kebutuhan tubuh.
dipengaruhi oleh perbedaan gaya hidup,
pekerjaan, pendidikan maupun status
ekonomi (William & Wilkins, 2014).
Pada pengkajian keluhan utama
didapatkan data kedua klien memiliki
masalah yang sama namun dengan terjadi penurunan berat badan, Tidak ada
keluhan yang berbeda, Klien I tanda malnutrisi, Menunjukan
mengatakan bahwa dirinya merasa mual peningkatan fungsi menelan, Tingkat
dan pusing sehingga dirinya tidak nafsu keparahan mual dan muntah berkurang,
makan sedangkan pada Klien II dirinya dan asupan makanan dan cairan
merasa tidak nafsu makan karena merasa bertambah sesuai kebutuhan. Dalam
kesulitan saat menelan. mual terjadi perencanaan menetapkan tujuh
karena adanya pengaruh dari kondisi intervensi yaitu, berikan informasi
lingkungan, lingkungan yang buruk terkait kebutuhan nutrisi kepada klien
menyebabkan peningkatan stres pada dan keluarga, pasang selang NGT jika
klien dan menyebabkan tidak nafsu diperlukan, selanjutnya anjurkan klien
makan (Komboyono & Vina, 2013). untuk meningkatkan intake makanan
kondisi disfagia pada klien stroke terjadi dengan anjurkan untuk makan sedikit
karena adanya kerusakan motorik dan tapi sering, monitor intake nutrisi,
saraf ke IX dan X dan biasanya terjadi kelima monitor mual dan muntah dan
pada klien dengan usia diatas 50 tahun keenam sediakan lingkungan yang
(Ismansyah, 2008). klien I mengalami optimal untuk klien supaya nafsu makan
penurunan mencapai 8 kg yang dihitung kedua klien meningkat dan selanjutnya
dari klien sehat sampai sakit yaitu dari monitor penurunan berat badan.
berat badan 55 kg menjadi 48 kg
sedangkan pada klien kedua mencapai Implementasi Klien I
14 kg yaitu dari 62 kg menjadi 48 kg, dilaksanakan pada tanggal 15 – 18
perbedaan kedua klien ini berkaitan Februari 2018 sedangkan pada Klien II
dengan usia kedua klien, pada klien II dilaksanakan pada tanggal 06 – 09
termasuk golongan lansia , pada usia Maret 2018. Penyajian diet pada kedua
lansia sering terjadi masalah kebutuhan klien memiliki perbedaan, pada klien I
nutrisi yang mana kejadian paling diberikan dalam bentuk Diet biasa,
banyak adalah masalah kekurangan sedangkan pada Klien II diberikan
nutrisi disebabkan karena adanya dalam bentuk Diet Lunak. Implementasi
kemunduran kerja dari sistem pertama memberikan informasi terkait
pencernaan (Siregar, Arneliwati & dengan pentingnya memenuhi
Nauli, 2014). kebutuhan nutrisi pada kedua klien saat
sakit yang mana dengan adanya
Klien I jumlah Hb 11,9 g/dL informasi yang didapat dapat
dan Ht 35%, sedangkan pada Klien II berpengaruh terhadap perilaku dan
jumlah Hb : 11,2 dan Ht 31,5. nilai kesadaran klien, dengan respon kedua
normal dari Hb dan Ht yang ditetapkan klien setelah diberi informasi yaitu
oleh Laboratorium RSUD Dr Soewondo memahami informasi. mengajurkan
Kendal adalah 13,9 mmHg dan Ht klien makan sedikit tapi sering hal ini
43,3%. dimaksudkan untuk mengatur frekuensi
pemberian makan pada klien sesuai
Dalam laporan kasus karya tulis dengan kemampuan klien dalam
ilmiah ini dirumuskan diagnosa mencerna (Sunardi, 2017), respon dari
keperawatan yaitu ketidakseimbangan kedua klien sedikit berbeda pada hari ke
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh satu Klien I menghabiskan empat
berhubungan dengan ketidakmampuan sendok makan, hari kedua setengah
makan. porsi, hari ketiga menghabiskan seluruh
porsi, sedangkan pada Klien II selama
Perencanaan dibuat sesuai tiga hari klien hanya menghabiskan dua
dengan kriteria hasil yang ditetapkan sendok makan hal ini dikarenakan
yaitu Nafsu makan meningkat, Tidak fungsi menelan pada Klien I lebih baik
daripada Klien II. menyediakan cairan bertambah sesuai kebutuhan. Dari
lingkungan yang aman bagi kedua klien kriteria hasil yang telah ditetapkan
sebelum makan karena dari data kedua klien sudah memenuhi kriteria
pengkajian lingkungan menjadi salah yang ditetapkan.
satu faktor yang menyebabkan klien
tidak nafsu makan, dengan respon klien KESIMPULAN
dapat makan dengan nyaman setelah
dilakukan tindakan tersebut. melakukan Dari hasil pengkajian pada
pemasangan selang NGT pada kedua kedua klien yang dilakukan asuhan
klien, dengan respon pada klien I fungsi keperawatan bahwa keduanya memiliki
menelan tidak ada masalah bahkan klien masalah ketidakseimbangan nutrisi
sudah dapat makan seluruh porsi yang kurang dari kebutuhan tubuh, namun
diberikan rumah sakit sedangkan pada dari hasil yang didapat kedua klien
klien II karena tidak ada kemajuan memiliki keluhan yang berbeda, yaitu
dalam peningkatan intake makanan pada Klien I dengan keluhan tidak nafsu
ahirnya klien dilakukan pemasangan makan karena mual dan pusing
NGT untuk memenuhi kebutuhan sedangkan pada klien II tidak nafsu
nutrisinya, pemberian nutrisi melalui makan karena sulit untuk menelan.
selang nasogastrik dengan indikasi klien Setelah melakukan pengkajian
yang tidak mampu memasukkan jumlah berdasarkan data subjektif maupun
nutrisi yang memadai melalui oral dan objektif yang didapat maka dapat ditarik
klien yang memiliki gangguan saluran Diagnosa Keperawatan yaitu
cerna (Vaugans, 2013). Implementasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
terahir yang dilakukan pada kedua klien kebutuhan tubuh dengan etiologi
adalah melakukan pengkajian adakah ketidakmampuan makan
penurunan berat badan, kedua klien
tidak terjadi penurunan berat badan, Selanjutnya dalam mengatasi
namun pada klien I berat badan masalah ketidakseimbangan nutrisi
mengalami peningkatan dari 48 kg kurang dari kebutuhan tubuh pada kedua
menjadi 49 kg, sedangkan pada klien II klien dirumuskan perencanaan untuk
berat badan tetap, hal ini dikarenakan mengatasi masalah tersebut dengan
pada klien II masukan nutrisi baru dapat merumuskan kriteria hasil yang rasional
terpenuhi setelah hari ketiga dilakukan dapat tercapai selama 3x24 jam, terdapat
implementasi. tujuh intervensi dilakukan pada kedua
klien dengan tindakan yang sama.
Hasil evaluasi tindakan
keperawatan setelah dilakukan selama Selanjutnya evaluasi hasil dari
3x24 jam pada Klien I dan Klien II inplementasi yang sudah Setelah
Masalah teratasi, namun dari beberapa dilakukan implementasi dilakukan
intervensi sama yang direncanakan, selama 3x24 jam didapatkan hasil dari
tidak semua implementasi dapat membandingkan antara dua klien
dilaksanakan pada kedua klien karena menunjukkan terdapat respon yang
memiliki respon yang berbeda-beda, berbeda antara kedua pasien, pada setiap
sehingga implementasi disesuaikan klien dilakukan tindakan enam
dengan respon dari kedua klien. Proses intervensi dari yang direncanakan,
evaluasi yang dilakukan berdasarkan perbedaan implementasi tersebut adalah
kriteria hasil yang ditetapkan yaitu tidak pada klien I tidak ada indikasi
terjadi penurunan berat badan, pemasangan NGT sehingga tidak perlu
Menunjukan peningkatan fungsi dilakukan pemasangan selang NGT
menelan, tingkat keparahan mual dan namun pada klien II terpasang selang
muntah berkurang, asupan makanan dan
NGT, maka pada klien II intake nutrisi oleh Pasien Rawat Inap Rumah
baru dapat tercapai sesuai dengan porsi Sakit Tentara Dr Soepraoen
yang diberikan pada hari ketiga Malang. PSIK-FK, Vol 8 No 2
dilakukan implementasi. Perbedaan hh 183-189
selanjutnya adalah pada klien II tidak
dilakukan monitoring mual dan muntah Siregar, D.R., Arneliwati, Nauli, F.A.
karena tidak merasakan keluhan 2014. Hubungan Status Gizi
tersebut, sedangkan implementasi terhadap Kejadian Anemia pada
tersebut dilakukan pada klien II. Lansia. Universitas Riau, hh 1-
10
Evaluasi hasil dari tindakan dan
respon dari kedua klien dapat Smeltzer, Suzzane C. 2013. Buku Ajar
disimpulkan bahwa masalah Keperawatan Medikal Bedah
ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi Brunner & Suddart. Jakarta :
sesuai dengan kriteria hasil yang sudah EGC
ditetapkan.
Sunardi. 2017. Nutrisi Post Gangguan
SARAN Menelan. 1-8

Pengelolaan kebutuhan nutrisi Suwita, Syahda. (2014). Tatalaksana


dalam mengatasi masalah Nutrisi pada Pasien Stroke
ketidakseimbangan nutrisi pada klien Hemoragic dengan Berbagai
tidak cukup hanya dilakukan selama tiga Faktor Resiko. Tesis Universitas
hari, perlu adanya rencana tindak lanjut Indonesia, 1-108.
dengan memperhitungkan waktu dalam
memenuhi status nutrisi dalam batas Tarwoto. 2013. Keperawatan Medikal
normal sesuai dengan kebutuhan tiap- Bedah. Jakarta : Sagung Seto
tiap klien. Vaughans, Bennita W. 2013.
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Dasar.
Yogyakarta : Rapha Publishing
Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset
Kesehatan Dasar : RISKESDAS. Wiliams & Wilkins. 2014. Kapita
Jakarta : Balitbang Kemenkes Selekta Penyakit : dengan
RI. Implikasi Keperawatan.
Yogyakarta : EGC.
Gomes, F., Emery, P., Weekes, C.
(2016). Risk of Malnutrition is
an Independent Predictor of
Mortality, Length of Hospital
Stay, and Hospitalization Cost
in Stroke Patients. Journal of
Stroke and Cerebrovaskular
Diseas, 5 (4), 799-806.

Hasnul, M., Nursasmi, A., Usman, K.


(2014). Malnutrisi pada Pasien
dengan Stroke Akut. Journal
Reading , 1-16.

Komboyono & Vina. (2013). Indikator


Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Anda mungkin juga menyukai