Anda di halaman 1dari 3

Prinsip moral yang diterima oleh profesi tersebut yang berkaitan terhadap praktek rekayasaan.

(Don Wilson, rekayasawan di Michael Baker Jr Inc).

Jawaban :
Etika Rekayasa

Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang secara sempit berarti
aturan atau tindakan susila (Runes, 1981), sedangkan arti kata rekayasa adalah
penerapan ilmu pengetahuan dalam penggunaan sumber daya alam demi manfaat bagi
masyarakat dan umat manusia, sedangkan rekayasawan adalah mereka yang
menciptakan produk dan proses-proses untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia,
dengan akibat tambahan, meningkatkan kemudahan, kekuatan dan keindahan di dalam
kehidupan manusia sehari-hari (Martin & Schinzinger dalam Pramumijoyo dan
Warmada, 2004).

Maka Etika Rekayasa dapat didefinisikan sebagi berikut:


 Studi tentang soal-soal dan keputusan moral yang menghadang individu dan
organisasi yang terlibat suatu rekayasa.
 Studi tentang pertanyaan-pertanyaan yang erat berkaitan satu sama lain tentang
perilaku moral, karakter, cita-cita, dan hubungan orang-orang dan organisasi-
organisasi yang terlibat dalam pengembangan teknologi (Martin & Schinzinger,
1994).
 Standar-standar yang diterima dan diakui oleh berbagai kelompok
rekayasawandan organisasi kerekayasaan.
 Seperangkat prinsip-prinsip moral yang sahih dalam bentuk kewajiban, hak dan
cita-cita moral yang harus dijalankan oleh semua yang terlibat dalam
kerekayasaan.

Sifat Eksperimental Rekayasa

1. Rekayasawan Sebagai Eksperimentasi : kerekayasaan sebagai eksperimen berskala


masyarakat yang melibatkan manusia. Aspek manusia menjadi unsur utama dalam
proses perekayasaan tersebut. Eksperimentasi: hal hakiki dalam proses desain.
Pengujian: hal hakiki dalam eksperimen
 desain kasar, desain detil, materi, proses
 berulang–ulang trial and error

Proses rekayasa sebagai eksperimentasi didesain sebagai aktivitas dengan trial


dan error. Proyek kerekayasaan yang berkarakter memiliki kondisi ketidak pastian (pada
model, material, karakter produk). Disini, seorang engineer harus mau belajar dari
kesalahan dan tahu dimana kesalahannya lalu memperbaikinya. Hasil kerekayasaan
bersifat tidak pasti. Keberhasilan rekayasa yang dipengaruhi oleh teknologi yang berda
dalam fungsi waktu.
2. Rekayasawan Sebagai Eksperimenter : praktek kerekayasaan yang penuh tanggung
jawab: yaitu antisipasi yang imajinatif terhadap berbagai efek samping yang mungkin,
pemantauan seksama atas proyek, hormat pada hak-hak klien dan hak-hak masyarakat
untuk bisa mengambil keputusan berdasarkan informasi yang memadai tentang produk-
produk yang bersangkutan dengan diri mereka.
Kehati-hatian dalam komitmen moral
 Kewajiban utama untuk melindungi keselamatan dan menghormati hak
persetujuan subyek-subyek manusia. Artinya dalam setiap rekayasa yang
dilakukan hendaknya memperhatikan faktor – faktor yang terlibat didalamnya
tanpa menimbulkan dampak kerugian
 Kepekaan terhadap rentang nilai moral. Dengan tidak melupakan norma social
yang berlaku, seorang rekayasawan dituntut untuk berpikir dalam koridor yang
masih dapat diterima dalam pandangan umum
 Rekayasawan sebagai penjaga kepentingan umum. Dalam setiap hasil rekayasa,
hendaknya mampu berguna bagi kepentingan orang banyak.

Dalam eksperiment harus dipikirkan dahulu efeknya, baik itu efek positif maupun
efek negatif yang akan ditimbulkan. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan sifat
etika, dimana etika selalu menilai baik buruknya perbuatan yang dilakukan. Selain itu
juga berkaitan dengan tujuan rekayasa yang ingin mensejahterakan kehidupan manusia.
Intinya untuk memutuskan akan membuat sesuatu, kita harus memikirkan tujuan
pembuatan, maupun kelemahan dan kelebihannya terlebih dahulu.

 Informasi relevan

 Rekayasawan harus mendapatkan informasi lengkap tentang produknya. Hal


ini menjadi mutlak karena produk yang dihasilkan merupakan kreasi dari
rekayasawan, bagaimana mungkin seorang pembuat donat tidak tahu
menahu tentang donat yang dibuatnya, komposisinya, dan lain – lain.

 Otonomi moral

 Bertindak atas dasar perilaku dan prinsip moral sendiri. Setiap rekayasa,
apapun itu bentuknya sebaiknya berasal dari ide atau hasil pemikiran sendiri,
sehingga jika dipandang dari kepuasan hasil akhir, rekayasawan akan merasa
bangga dengan produknya karena dia dapat mengatasi keingintahuannya
akan eksperimen yang dilakukan dengan mendapatkan hasil yang sesuai
dengan keinginannya.
 Berdasarkan dasar refleksi kritis. Bekerja tanpa harus dilecut dahulu, dalam
artian ketika muncul kegelisahan akan ketidak sesuaian antara keadaan yang
ada dengan keinginan suatu individu langsung bergeraklah untuk
mengatasinya.
 Tidak pasif (diambil dari kesepakatan dlm masyarakat). Namun jika rekayasa
itu menyangkut kepentingan banyak orang, baik dalam proses maupun
hasilnya kelak, kendaknya keputusan diambil melalui sebuah kesepakatan
individu atau kelompok yang terlibat didalamnya.
 Perlu dukungan organisasi profesi. Maksudnya adalah perlu dukungan
dengan individu atau lembaga yang bergerak dibidang yang relevan dengan
ekperimen yang akan dilakukan.

 Kemampuan bertanggung jawab

 Menempatkan tindakan di bawah tuntutan moral. Ini menjadi penting karena


kadang diabaikan, bertindak tanpa melihat norma dan moral sosial,
bekerjalah jika sudah mendapat ”ijin” atau telah sesuai dengan norma moral
yang berlaku.
 Memberikan alasan kuat bagi tindakan yang dilakukan. Jangan pernah ragu
dalam memulai suatu pekerjaan apapun, dituntut untuk mematangkan
konsep dan tujuan agar dalam perjalannnya kelak mampu mengatasi dan
mampu membatasi jika terdapat sesuatu yang berlebihan atau diluar control.

 Pemisahan pertanggungjawaban

 Fragmentasi pekerjaan. Dahulukan pekerjaan yang sifatnya urgent, yang


prioritasnya diatas, oleh sebab itu sebelum memulai suatu pekerjaan, buat dulu
skala prioritasnya, dan bekerja mulai dari skala prioritas teratas sampai
terbawah.
 Penyebaran dan pembagian dalam lembaga besar. Jika bekerja dalam tim,
setiap sub tim haruslah berkompeten akan tugasnya msing masing, jangan satu
ub tim menangani seluruhnya. Pembagian ini didasarkan pada sifat
profesionalitas manusia dalam satu bidang keahlian.
 Perpindahan proyek
 Malpraktek >> ragu berada di luar rumusan institusional. Terjadi karena
kekurangtahuan rekayasawan dalam bidang yang dieksperimen, dalam
prosesnya atau karena kecorobohan yang berakibat fatal dan berdampak
negative bagi semua yang terlibat dalam eksperimen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai