Askep Bayi Baru Lahir Bayi Premature
Askep Bayi Baru Lahir Bayi Premature
A. Bayi Prematur
Bayi baru lahir prematur adalah persalinan sebelum usia kehamilan
37 minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram. Kejadianya masih
tinggi dan merupakan penyebab utama kematian neonatus; di Amerika
Serikat kejadianya 8-10%, sementara di Indonesia 16-18% dari semua
kelahiran hidup. Ibu yang pernah melahirkan bayi prematur beresiko 20-
30% melahirkan bayi premature kembali di kehamilan berikutnya. Akan
tetepi, 50% ibu yang melahirkan premature tidak mempunyai faktor resiko
Bayi prematur beresiko karena sistem-sistem organya tidak matur
dan cadanganya kurang. Angka mortalitas lebih tinggi tiga sampai empat
kali dari pada bayi yang lebih tua dengan berat yang dapat dibandingkan.
Masalah-masalah potensial dan kebutuhan perawatan bayi prematur
dengan berat 200 gram berbeda dari kebutuhan yang baik perawatan bayi
aterm, pascaterm, atau bayi pascamatur dengan berat badan yang sama
Bayi prematur mengalami kerugian yang berada saat mereka
menghadapi transisi dari kehidupan intrauterin ke ampuransi kehidupan
ekstrauterin. Tindakan Gangguan fisiologi dan kelainan malformasi juga
mempengaruhi respons mereka terhadap pengobatan. Pada umumnya,
makin mendekati nilai normalaterm, baik usia gestasi maupun berat
lahirnya,bayi makin mudah melakukan penyesuaian terhadap lingkungan
eksternal
Bayi prematur beresiko terkena penyakit memberan hilain, yang
diduga disebabkan oleh defisiensi surfaktan. Kemampuan paru untuk
mensitesis surfaktan berkembang lambat pada masa kehamilan, yakni pada
sekitar bulan ketujuh, dan dengan demikian bayi prematur tidak memiliki
surfaktan
Bayi premature terbagi atas 3 yaitu:
1. Bayi prematur di garis batas, yang lahir pada ke 37 minggu gestasi
dengan berat badan 2500 sampai 3250 gram, dan ada pun masalah
yang paling sering terjadi; Ketidaksetabilan, kesulitan menyusui,
Ikteris, dan RDS. Adapun penampilan pada bayi premature di garis
batas itu adalah lipatan pada kaki itu lebih sedikit, banyak rambut
halus dan Genitalia kurang berkembang.
2. Bayi Prematur Sedang, yaitu bayi yang lahir 31 sampai 36 minggu,
dengan berat 1500 sampai 2500 gram, masalah yang sering terjadi
yaitu Pengaturan glukosa, keseimbngan cairan, Anemia dan infeksi
dan penampilan pada bayi perematur sedang itu seperti kulit tipis dan
lebih banyak pembuluh darah.
3. Bayi Sangat prematur, yaitu bayi yang lahir pada 24 sampai 30 minggu
dan lahir dengan berat badan 500 sampai 1400 gram dan semua
masalah yang terjadi ditandai dengan penampilan keci, tidak memiliki
lemak dan kulit sangat tipis
Kematian pada sindrom distress pernfasan dahulu sangat tinggi.
Untung pada tahun-tahun terakhir, angka kematian, bahkan pada bayi
yang sangat kecil, telah sangat menurun. Penyakit paru sebagai akibat
penyakit membran heilain dapat menetap atau timbul lagi tetapi hal ini
tidak sering terjadi berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Tehnik
sirkulasi akstrakorporil akan berkembang sedemikian rupa sehingga
dapat dipergunakan untuk melakukan oksigenasi pada bayi yang
mempunyai resiko besar untuk terbentuknya dysplasia
bronkopulmoner karena pengguna ventilasi dengan udara beroksigen
tinggi yang diberikan pada tekanan tinggi dan berlangsung lama
B. Pengkajian
Dalam mengkaji bayi prematur, penulis menggunakan pendekatan
yang sistematis. Respon bayi prematur terhadap kehidupan ekstrauterin
berbeda dari respon bayi aterm. Dengan mengetahui dasar fisiologis
perbedaan-perbedaan ini, perawat terbantu dalam melakukan pengkajian
dan menentukan masalah potensial yang paling sering muncul
1. Fungsi Pernafasan
Seperti pada bayi aterm, pengkajian awal dimulia dengan mengkaji
fungsi pernafasan dan mengamati kemampuan bayi untuk melakukan
transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi
premature cendrung mengalami kesulitan dalam melakukan transisi
akibat berbagai penurunan pada sistenm pernafasan.
1) Penurunan alveoli fungsional
2) Defisiensi kadar surpaktan
3) Lumen pada sistem pernapasan lebih kecil
4) Jalan nafas lebih sering kolaps dan mengalami obstruksi
5) Insufisiensi kalsifikasi tulang toraks
6) Kapiler-kapiler dalam paru mudah rusak dan tidak matur. Secara
berkombinasi, kekurangan ini sangat apnea. menghambat usaha
nafas bayi dan mengakibatkan gawat napas atau apnea.
2. Fungsi Kardiovaskuler
Setelah pengkajian pernafasan, penulis kesehatan mengkaji sistem
kardiovaskuler dan kemampuan untuk melakukan perfusi ke jaringan
dan organ yang esensial. Petugas kesehatan harus disiapkan untuk
melakukan intervensi, jika muncul gejala hipovolemia atau syok atau
keduanya. Gejala-gejala ini meliputi penurunan tekanan darah,
perlambatan pengisian kapiler, dan gawat nafas yang berlanjut
walaupun telah dilakukan oksigenasi dan ventilasi.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh
Akibat berbagai faktor, bayi prematur rentan terhadap
ketidaksetabialan suhu. Kehilangan panas sangat besar akibat luasnya
area permukaan terhadap berat badan. Faktor-faktor lain adalah
sebagai berikut.
1) Penyekatan lemak subkutan yang minimal
2) Cadangan lemak coklat untuk menghasilkan panas, trdapat pada
bayi aterm normal) terbatas
3) Kontrol repleks pada kapiler kulit tidak ada tau menurun (rspons
memanggil)
4) Kapiler- kapiler rentan (mudah rusak)
5) Pusat pengaturan suhu di otak tidak matur
4. Fungsi Sistem Sarap Pusat
Pada bayi prematur sistem saraf pusat (SSP) rentan terhadap cedera
dari berbagai sumber berikut.
1) Trauma lahir disertai kerusakan pada struktur yang tidak matur
2) Perdarahan dari kapiler-kapiler yang retan
3) Kerusakan proses koagulasi, termasuk waktu protrombin yang lama
4) Episode anoksi yang berulang
5. Mempertahankan Nutrisi Adekuat
Upaya mempertahankan nutrisi yang adekuat pada bayi premature
di perberat oleh masalah asupan dan metabolism. Dalam masalah
asupan, bayi premature memiliki kerugian berikut: lemah atau tidak
memiliki reflexs mengisap, refleks menelan dan refleks kapasitas perut
kecil, dan otot-otot abdomen lemah. Fungsi metabolik pada bayi
premature di perlemah dengan terbatasnya cadangan nutrisi, penurunan
kemampuan untuk mencerna protein atau mengabsorbsi nutrisi, dan
tidak maturnya system enzim.
6. Mempertahankan fungsi Ginjal
Sistem ginjal yang tidak matur pada bayi premature tidak mampu:
1) Secara adekuat mengekskresi metabolic dan obat-obatan
2) Mengosentrasi urine
3) Mempertahankan keseimbangan asam basa, cairan atau elektrolit
7. Mempertahankan Status Hemologi
Bayi premature didapatkan 4 masalah hematologi akibat faktor-
faktor berikut:
a) Peningkatan kerentanan kapiler
b) Perlambatan perkembangan sel-sel darah merah
c) Peningkatan hemolisis
d) Peningkatan kecenrungan perdarahan (kadar protombin plasma
rendah)
e) Kehilangan darah akibat uji laboratorium yang sering dilakukan
C. ANALISA DATA
Sistem pernafasan
yang imatur
Surfaktan
Ketidakefektifan
pola nafas
Termoregulasi
Terjadi adaptasi
suhu dari hangat ke
dingin
↓
Bayi meningkatkan
panas tubuh
Pembakaran brown
ft meningkat
Sistem
termoreguasi
mencapai batas
maksimal
Hipotermia
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Diskusikan pentingnya
termoregulasi dan
kemungkinan efek
negatif dari demam
yang berlebihan, sesuai
kebutuhan
2. Tanda- tanda Vital Health Education:
kriteria hasil :
2. Informasikan
Setelah dilakukan tindakan mengenai indikasi
keperawatan selama 3x24 adanya hipotermia dan
jam masalah tanda-tanda penanganan emergensi
vital teratasi dengan yang tepat, sesuai
indikator : kebutuhan.
2. Perawatan bayi: baru 2. Pengaturan suhu
1. Suhu tubuh (3)
lahir
2. Tekanan Nadi (3)
Observasi:
Keterangan:
1. Untuk mengetahui
1. Monitor suhu bayi baru
6. Deviasi berat dari suhu bayi yang baru
lahir
kisaran normal lahir.
Mandiri:
7. Deviasi yang cukup 2. Agar dapat
besar dari kisaran 2. Ukur dan timbang mengetahui BB bayi
normal berat bayi baru lahir baru lahir.
8. Deviasi sedang dari Kolaborasi: 3. -
kisaran normal 4. Agar orang tua dapat
3. -
9. Deviasi ringan dari Health Education: mengenal tanda bayi
kisaran normal sulit bernafas.
4. Instruksikan orang tua
10. Tidak ada deviasi dari
untuk mengenal tanda
kisaran normal
bayi kesulitan bernafas