Konsep KEPERAWATAN DHF 1-1
Konsep KEPERAWATAN DHF 1-1
Manajemen pengobatan
14. Agar dapat mengetahui perubahan
Manajemen pengobatan kesehatan dan meminimalkan jumlah
14. Konsultasi dengan profesi perawatan frekuensi obat yang efeknya traupeutik
kesehatan lainnya untuk meminimalkan jumlah
dan frekuensi obat yang di butuhkan agar di 15. Agar anggota keluarga dapat mengetahui
dapatkan efek terapeutik pemberian obat yang tepat sehingga tidak
15. Ajarkan anggota keluarga mengenai metode terjadi kesalaan dalam pemberian obat
pemberian obat yang tepat Pengecekan kulit
16. Agar dapat mengetahui perubahan warna
dan suhu kulit sehingga tidk terjadi infeksi
17. Agar annggota keluarga dapat mengontrol
Pengecekan kulit tanda-tanda kerusakan kulit yang terjadi
16. Monitor warna dan suhu kulit pada anak
Kekurangan volume cairan 1. Keseimbangan Cairan 1. Jaga intake atau asupan yang akurat dan catat 1. Untuk memperbaiki asupan cairan dalam
(00027) 2. Integritas jaringan: Kulit output (pasien) tubuh klien dan mempercepat proses
Definisi : & Membran mukosa penyembuhan
Penurunan cairan intravaskular, 3. Keseimbangan elektrolit 2. Berikan terapi IV seperti yang ditentukan 2. Untuk mempertahankan sirkulasi yang
interstisial, atau intrasel. Ini 4. Keparahan Mual & efektif selama proses kebocoran plasma
mengacu pada dehidrasi, Muntah sehingga pemberian IV (RL) dapat
kehilangan cairan saja tanpa Setelah dilakukan tindakan memenuhi kebutuhan cairan pasien
perubahan pada natrium. keperawatan selama .......x24 jam, 3. Pemberian cairan ini dapat dipilih seperti
Domain : 2 Kekurangan Volume cairan teratasi 3. Berikan cairan, dengan tepat kristaloid atau koloid,jumlah cairan yang
Kelas : 5, hidrasi dengan diberikan bergantung fase penyakit dan
Kriteria hasil: berat badan pasien
Keseimbangan Cairan 4. Untuk memudahkan klien (anak)
1. Tekanan darah (4) 4. Tingkatkan asupan oral (misalnya, memenuhi asupan cairan dengan cara
2. Tekanan baji paru-paru (4) memberikan sedotan, menawarkan cairan yang lebih menyenangkan dan dapat
3. Keseimbangan intake dan diantara waktu makan, mengganti air es secara disukai klien (anak)
output dalam 24jam (4) rutin, menggunakann es untuk jus favorit anak,
4. Berat badan stabil (4) potongan gelatin kedalam kotak yang
5. Turgor kulit (4) menyenangkan, menggunakan cangkir obat 5. Dapat memantau distribusi asupan cairan
6. Kelembaban membran kecil), yang sesuai yang masuk selama 24 jam
mukosa (4) 5. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam 6. Menawari pemberian jus buah berguna
7. Hematokrit (4) untuk meningkatkan nutrisi karena jus
8. Asitesi 6. Tawari makanan ringan (misalnya, minuman tersebut dapat lebih cepat diserap oleh
ringan dan buah – buahan segar atau jus buah) tubuh sehingga dapat meningkatkan
trombosit pada klien
7. Agar dapat mengetahui reaksi yang
7. Monitor reaksi pasien terhadap terapi elektrolit timbul akibat pemebrian terapi elekrolit
yang diresepkan dan dapat menentukan apakah terapi
tersebut dapat di lanjutkan atau
diberhentikan
8. Agar supaya dapat mememnuihi
8. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan kekurangan cairan yang terjadi pada
gejala kelebihan volume cairan menetap atau tubuh akibat dari merembesnya plasma
memburuk darah keluar dari pembuluh
9. Pengkajian ini dilkakukan agar
mengetahui emsis yang terjadi
9. Kaji emesis terkait dengan warna, mengalami gagguan atau tidak sehingga
konsistensi, akan adanya darah, waktu, dan dapat diberikan penangan lebih lanjut
sejauh mana kekuatan emesis 10. Agar supaya muntah dari pasien tidak
berserakan
10. Sarankan membawa kantong plastic untuk 11. Agar supaya tidak memicu pasien untuk
menampung muntah muntah sehingga pengontrolan
11. Kurangi atau hilangkan faktor – faktor yang lingkungan pasien dapat mencegah
bersifat personal yang memicu atau keinginan pasien untuk muntah terus
meningkatkan keinginan muntah (kecemasan,
ketakutan, dan kurangnya pengetahuan) 12. Untuk mencegah terjadinya partikel kecil
12. Posisikan klien untuk mencegah aspirasi makana atau tetes cairan kedalam paru
paru yang mengakibatkan kesuliatan
bernapas
13. Pendukungan ini bertujuan untuk
13. Berikan dukungan fisik selama muntah mendorong agar klien tidak merasa
(misalnya, membantu untuk membungkuk kesulitan
atau menopang kepala) 14. Hal ini dikarenakan memudahkan anak
14. Bersihkan setelah episode muntah dengan untuk rajin makan serta tunggu minimal
memberikan perhatian khusus untuk 30 menit setelah episode muntah lalu
menghilangkan bau tawarkan cairan kepada pasien (dengan
asumsi saluran pencernaan dan peristaltic
normal) agar menambah volume air
dalam tubuh
15. Hal ini bertujuan agar mengetahui
15. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
seluruh bagian seimbang dan elektrolit
saling beragantung satu dengan yang
lainnya,sehingga salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada lainnya
16. agar menjaga kenormalan hemoglobin
16. Monitor dengan ketat resiko terjadinya dan hematokrit untuk menghindari
perdarahan pada klien penurunan.
17. Agar tidak membuat pendarahan pada
17. Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut gusi dan perawatan rongga mulut
untuk perawatan rongga mulut
Resiko syok (00205) 1. Kontrol resiko: proses infeksi 1. Kaji kondisi jantung (infark jantung, distritmia 1. Agar mengetahui kondisi anak tersebut
Definisi : Rentan mengalami 2. Keparahan syok: hipovolemik ventrikel, henti jantung, hipertensi maligna, tidak semakin parah sehingga dilakukan
ketidakcukupan aliran darah ke Setelah dilakukan tindakan gagal jantung kongestif) pengkajian ini untuk menangani jika
jaringan tubuh, yang dapat keperawatan selama .......x24 jam, terjadi komplikasi jantung.
mengakibatkan disfungsi seluler Resiko syok pasien teratasi dengan 2. Pantau warna dan kelembapan kulit 2. Agar kita dapat mengetahui tingkat warna
yang mengancam jiwa, yang kriteria hasil: dan kulit dari anak tersebut tidak
dapat mengaggu kesehatan Kontrol resiko: proses infeksi mengalami gangguan seperti tugor kulit.
Domain : 11 a. Mengetahui perilaku yang 3. Agar terhindari dari infeksi dan kuman
keamanan/perlindungan berhubungan dengan perilaku 3. Gunakan metode aseptik ketat untuk mencegah antara perawat dan anak
Kelas : 2 cedera fisik infeksi (4) infeksi (misalnya higiene tangan antara klien,
Faktor resiko : b. Mengidentifikasi tanda dan perawatan luka aseptik, pencegahan isolasi)
a. Hipoksemia gejala infeksi (4) 4. Siapkan untuk memberikan cairan,elektrolit, 4. Hal ini diperlukan jika cairan yang
b. Hipoksia c. Mempraktikan strategi untuk koloid, atau darah/produk darah untuk masalah banyak harus dikurangi secara bertahap
c. Hipotensi mengontrol infeksi (4) volume yang bersirkulasi sehingga tidak akan menyebabkan
d. Infeksi d. Memonitor perubahan status gangguan pernafasan atau kegagalan
kesehatan (4) jantung kongestif selama pemulihan
Catatan : 5. Ajarkan tanda dan gejala syok (misalnya 5. Karena jika terjadi gejala ini maka
4= sering menunjukkan perdarahan berlebihan, kehilangan cairan, kondisi anak akan semakin parah
nyeri dada ) ; ajarkan untuk melaporkan gejala sehingga jika terjadi gelajanya maka
ini segera laporkan
6. Rujuk ke dokter gizi jika diperlukan diet 6. Jika dirujuk ke dokter gizi maka akan
khusus untuk meningkatkan kesehatan atau dapat di sembuhkan lebih cepat karena
penyembuhan sistem imun sistem imun yang akan bekerja lebih baik
bila anak mendapatkan gizi pada
makanannya
Nyeri akut ( 00132) 1. Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
Domain 12 :Kenyamanan 2. Kontrol nyeri 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 1. Agar dapat melakukan penanganan dan
Kelas 1: Kenyamanan fisik 3. Tingkat kenyamanan konperensif termasuk lokasi, karakteristik, pencegahan lebih lanjut bila nyeri
Definisi: Pengalaman sensorik Setelah dilakukan tindakan durasi. frekuensi, kualitas, dan faktor dirasakan berat atau ringan serta lokasi
dan emosional yang tidak keperawatan selama ......x24 jam, presivitasi bagian tubuh yang harus ditangani pada
menyenangkan yang muncul nyeri pasien teratasi dengan bagian kepala, mata, dan dada.
akibat kerusakan jaringan yang Kriteria hasil: 2. Observasi reaksi nonverbal dari 2. Untuk mengetahui respon anak terhadap
aktual atau potensial atau 1. Tingkat nyeri ketidaknyamanan nyeri yaitu dengan cara melihat sikap
digambarkan dalam hal kerusakan - Nyeri yang dilaporkan (4) klien apakah apakah anak meringis atau
sedemikian upa (International - Panjangnya episode nyeri (4) menanggis dang menghindari daerah
Assocition for the study of pain) 2. Kontrol nyeri yang nyeri
:awitan yang tiba tiba atau lambat - Mengenali kapan nyeri terjadi 3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat 3. Suhu ruangan, suara bising akan
dari intensitas ringan hingga berat (4) mempengaruhi respon pasien terhadap menyebabkan anak terganggu sehingga
dengan akhir yang dapat - Menggunakan tindakan ketidaknyamanan memperburuk kenyamanan anak
diantisipasi atau diprediksi atau pencegahan(4)
berlangsung <6 bulan - Menggunaka analgesik yang 4. Pilih dan implementasikan tindakan yang 4. Dengan memilih intervensi yang tepat
Batasan karakteristik : direkomendasikan(4) beragam untuk memfasilitasikan penurunan dan mengimplementasikanya pada non
1. Ekspresi Wajah Nyeri Catatan: nyeri, sesuai kebutuhan farmakologi ada tindakan imajinasi
(misalnya meringis) 1 : tidak pernah menunjukan terbimbing dimana akan mengalihkan
2. Fokus menyempit (Interaksi 2 : jarang menunjukan anak terhadap rasa nyerinya
dengan orang lain dan 3 : kadang-kadang menunjukan 5. Dukung Istirahat/ tidur yang adekuat untuk 5. Berikan waktu tidur dan istirahat lebih
lingkungan) 4 : sering menunjukan membantu penurunan nyeri pada anak misalnya berikan pijatan pada
3. Laporan tentang perilaku nyeri 5 : secara konsisten menunjukan daerah sendi dan otot-otot
4. Mengekspresikan perilaku 6. Pastikan pemberian analgesik 6. Berikan obat anti nyeri bila nyeri yang
(merengek, menangis) dirasakan anak semakin meningkat. Dan
5. Perubahan posisi untuk pemberian analgesik dengan dosis yang
menghindari nyeri sesuai dengan usia anak
6. Perubahan pola makan 7. Ajarkan tekhnik non Farmakologi pada klien 7. Misalnya berupa distraksi/pengalihan.
(anak) ataupun orang tua Dengan membiarkan anak menonton TV
agar anak tidak terlalu fokus pada rasa
nyeri. Atau ajarkan pada orang tua untuk
lakukan relaksasi nafas dalam pada anak
untuk mengurangi nyeri yang di rasakan
8. Ajarkan metode farmakologi untuk 8. Ajarkan pada orang tua anak atau
menurunkan nyeri pada orang tua atau keluarga untuk pemberian analgesik
keluarga sesuai resep. Misalnya sebelum anak
makan atau setelah. Dan jika nyeri yang
dirasakan semakin berkurang maka
kurangi pemberian analgesik
Terapi Nutrisi:
13. Penderita DHF umumnya nafsu makannya
14. Monitor intake makanan atau cairan dan menurun, untuk itu perawat harus
hitung masukan kalori perhari sesuai mengkaji/memonitor kebutuhan nutrisi
kebutuhan klien agar nutrisinya busa terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan.
14. salah satu tanda dan gejala penderita DHF
adalah klien merasa haus akibat kurang
cairan dalam tubuh, dan nafsu makannya
berkurang untuk itu perawat harus selalu
memonitor intake asupan makanan dan
cairan klien agar asupan nutrisi klien
terpenuhi.
Risiko Perdarahan (00206) 1. Monitor dengan ketat terjadinya perdarahan 1. Pada penderita DHF sudah muncul
Definisi: rentan mengalami pada pasien petekie (pendarahan bawah kulit) dan bila
penurunan volume darah, yang sampai pendarahan akan terjadi
dapat menganggu kesehatan pendarahan pada gusi anak, dengan
Domain 11 : memantau apakah adanya tanda
Keamanan/Perlindungan penrdarahan perawat dapat mencegah
Kelas 2 : Cedera Fisik 2. Catat nilai hemoglobin dan hematokrit 2. Hal ini bertujuan agar dapat
Batasan Karakteristik: sebelum dan setelah pasien kehilangan darah meningkatkan hemoglobin dan
1. Trombositopenia sesuai indikasi hematokrit sehingga jika terjadi
kehilangan darah pada klien dapat
dilakukan pengkajian ulang untuk
menangani hal tersebut
3. Lakukan prosedur invasif bersamaan dengan 3. Dilakukan prosedur ini jika kondisi klien
pemberian transfusi trombosit(TC) atau plasma semakin parah karena prosedur infasik ini
segar beku(FFP), jika dibutuhkan adalah tindakan medis yang langsung
dapat mempengaruhi keutuhan jaringan
klien
4. Instruksikan pasien-pasien yang masih bisa 4. Agar dapat mencegah terjadi nya infeksi
berjalan untuk selalu menggunakan sepatu nosokomial sehingga klien diajurkan
untuk memakai sepatu dapat melindungi
dirinya
5. Instuksikan pasien untuk meningkatkan 5. Karena vitamin K dapat meningkatkan
makanan kaya vitamin K trombosit penderita DBD dalam darah
6. Instruksikan pasien dan keluarga untuk 6. Hal ini dilakukan jika perdarahan yang
memonitor tanda-tanda perdarahan dan terjadi semakin parah sehingga dapat
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi ditangani dengan segara
perdarahan(mis., lapor kepada perawat)
Dx : Defisiensi 1. Pengetahuan : keamanan fisik Pendidikan orang tua : Bayi Pendidikan orang tua : Bayi
pengetahuan(00126) anak 1. Tentukan pengetahuan, kesiapan dan 1. Pengetahuan orang tua terutama ibu
Definisi : ketiadaan atau 2. Pengeatahuan : manajemen kemampuan orang tua dalam belajar sangat penting untuk menjaga dan
defisiensi informasi kognitif yang infeksi mengenai perawatan bayi. merawat anak, teutama dalam perawatan
berkaitan dengan topik tertentu. Setelah dilakukan tindakan penyakit DHF
Domain 5: Persepsi/Kongnisi keperawatan selama…..x24 jam 2. Motivasi orang tua untuk memegang, 2. Dengan memeluk, memijat bayi dapat
Kelas 4: Kongnisi Defisiensi pengetahuan dapat teratasi memeluk, memijat, dan menyentuh bayi. meghilangkan sedikitnya ketakutan bayi
Batasan Karakteristik : dengan karena adanya kelainan pada tubuh bayi
1. Keterbatasan kognitif Kriteria hasil: 3. Berikan Pen-Kes tentang imunisasi campak 3. Mencegah terjadinya penyakit DHF
2. Salah interpretasi 1. Pasien dan keluarga dengan memberikan imunisasi
informasi menyatakan pemahaman 4. Berikan penyuluhan tentang pentingnya 4. Agar anak tidak mudah mendapat infeksi
3. Kurang pajanan tentang penyakit,kondisi, gizi yang baik bagi anak atau timbulnya komplikasi yang berat
4. Kurang dapat mengingat prognosis dan program
5. Tidak familier dengan pengobatan. Pengurangan Kecemasan Pengurangan Kecemasan
sumber informasi 2. Pasien dan keluarga mampu 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan 5. Agar proses penyembuhan klien/bayi
melaksanakan prosedur yang meyakinkan dapat berlangsung dengan cepat.
dijelaskan secara benar. 6. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi 6. Penjelasan hal-hal yang akan tejadi akan
3. Pasien dan keluaarga mampu yang akan dirasakan, yang mungkin akan lebih membantu mengurangi kecemasan
menjelaskan kembali apa yang dialami klien selama prosedur(dilakukan) pada klien dan keluarga klien.
dijelaskan perawat.
7. Berada disisi klien untuk meningkatkan 7. Anak-anak umumnya sangat takut dengan
rasa aman dan mengurangi ketakutan hal-hal yang berbau pengabatan, dengan
menemani anak-anak saat proses
penyembuhan dapat membantu proses
penyembuhan klien
Ketidakseimbanagan nutrisi dari Manajemen Nutrisi Subjektif : Orang tua mengatakan anaknya terlihat sedikit
kebutuhan tubuh (00002) 1. Mengkaji adanya elergi makanan kurus
2. Memonitori jumlah nutrisi dan kandungan nutrisi Objektif: Didapatkan berat badan klien menurun
Pengaturan Nutrisi Assesment : Berat badan klien dapat meningkat sedikit demi
3. Memonitori adanya penurunan berat badan sedikit
4. Memonitori tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
5. Memonitori interasksi anak atau orang tua selama makan
6. Memonitori lingkungan selama makan
7. Memonitori turgor kulit
8. Memonitori kekeringan, rambut kusam,dan mudah patah
Bantu perawatan diri : Pemberian makanan
9. Memonitori kemampuan pasien untuk menelan.
10. Memberi makanan disajikan dengan tepat dalam nampan
sesuai kebutuhan misalnya daging yang sudah dipotong atau
telur yang sudah direbus
11. Memberikan sedotan minuman sesuai kebutuhan atau sesuai
keinginan.
12. Menyediakan makanan dan minuman yang disukai dengan
tepat
Terapi Nutrisi:
13. Melengkapi pengkajian nutrisi sesuai dengan kebutuhan
14. Memonitor intake makanan atau cairan dan hitung masukan
kalori perhari sesuai kebutuhan
NYERI AKUT Manajemen Nyeri Subjektif : Orang tua klien mengatakan anaknya sering sakit
1. Melakukan pengkajian nyeri secara konperensif termasuk pada bagian kepala dan dadanya
lokasi, karakteristik, durasi. frekuensi, kualitas, dan faktor Objektif : Skala nyeri 6 ( anak terlihat meringis)
presivitasi Assesment : Nyeri berkurang mencapai kisaran 3
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
3. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
4. Memilih dan implementasikan tindakan yang beragam
untuk memfasilitasikan penurunan nyeri, sesuai kebutuhan
5. Mendukung Istirahat/ tidur yang adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
6. Memastikan pemberian analgesik
7. Mengajarkan tekhnik non Farmakologi pada klien (anak)
ataupun orang tua
8. Mengajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
pada orang tua atau keluarga
Manajemen Lingkungan: Kenyamanan
9. Mudahkan transisi klien dan keluarga dengan adanya
sambutan hangat di lingkungan yang baru
10. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
11. Pertimbangkan sumber-sumber ketidaknyamanan (posisi
selang, sprei kusut)
12. Fasilitasi tindakan kebersihan untuk menjaga kenyamanan
(membersihkan badan, rambut dan mulut)
Risiko Perdarahan (00206) 1. Memonitor dengan ketat terjadinya perdarahan pada pasien Subjektif : Orang tua klien mengatakan gusi anaknya
2. Mencatatan nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan terkadang berdarah
setelah pasien kehilangan darah sesuai indikasi Objektif : Terdapat perdarahan pada gusi
3. Melakukan prosedur invasif bersamaan dengan pemberian Assesment : tidak adanya perdarahan pada gusi
transfusi trombosit(TC) atau plasma segar beku(FFP), jika Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
dibutuhkan
4. Menginstruksikan pasien-pasien yang masih bisa berjalan
untuk selalu menggunakan sepatu
5. Menginstuksikan pasien untuk meningkatkan makanan kaya
vitamin K
6. Menginstruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor
tanda-tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat
jika terjadi perdarahan(mis., lapor kepada perawat)
Intoleran aktivitas(00092) 1. Mengidentifikasi aktivitas atau situasi yang menimbulkan Subjektif : Orang tua klien mengatakan anaknya sulit
kecemasan yang dapat mengakibatkan intoleran aktivitas melakukan aktivitas atau terbatas dalam bermain
2. Memantau tingkat energi dan toleransi pasien terhadap Objektif : Klien tampak lelah dan lesu
aktivitas Assesment : Tingkat kelelahan klien berkurang hingga
3. Mendapatkan bantuan dari keluarga dalam usaha mendukung mampu melakukan aktivitas
dan mendorong pasien untuk menyelesaikan aktivitas Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
4. Mengajarkan pengaturan aktivitas dan tekhnik manajemen
waktu untuk mencegah keletihan
5. Menginstruksikan pasien dan keluarga untuk memberi tahu
penyedia layanan primer jika keletihan terus menerus terjadi
6. Melakukan kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang tepat
Dx : Defisiensi pengetahuan(00126) Pendidikan orang tua : Bayi Subjektif : Orang tua klien mengatakan tidak tahu tentang
1. Menentukan pengetahuan, kesiapan dan kemampuan orang penyakit DHF dan pencegahannya
tua dalam belajar mengenai perawatan bayi. Objektif : Orang tua klien yang tidak mengetahui penyebab
2. Memotivasi orang tua untuk memegang, memeluk, memijat, dan perawatan DHF
dan menyentuh bayi. Assesment : Tingkat pengetahuan orang tua klien dapat
3. Memberikan Pen-Kes tentang imunisasi campak terpenuhi
4. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi yang baik Planing : Lanjutkan Pemberian Info selanjutnya
bagi anak
Pengurangan Kecemasan
5. Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
6. Menjelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan
dirasakan, yang mungkin akan dialami klien selama
prosedur(dilakukan)
7. Mendekatkan diri disisi klien untuk meningkatkan rasa aman
dan mengurangi ketakutan