Anda di halaman 1dari 18

DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL

Hipertermi(00007) 1. Termoregulasi Pengaturan suhu Pengaturan suhu


Definisi: peningkatan suhu tubuh 2. Statu neurologi 1. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai 1. Agar dapat mengetahui perubahan suhu
diatas kisaran normal 3. Tanda-tanda vital kebutuhan anak yang terjadi setiap 2 jamnya.
Domain 11: Setelah dilakukan tindakan Terutama pada anak DHF. Bila tidak
keamanan/perlindungan keperawatan selama .......x24 jam, segera ditangani maka suhu tubuh anak
Kelas 6: Hipertermi teratasi dengan semakin meningkat akibat kurangnya
Resiko ketidakseimbangan suhu Kriteria hasil: trombosit dalam darah dan meningkatnya
tubuh) Termoregulasi leukosit dalam tubuh
Batasan karakteristik: 1. Berkeringat saat panas (4) 2. Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala 2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
1. Konfusi 2. Tingkat pernapasan (4) dari hipotermia dan hipertermia hipotermia dan hipertermia pada anak.
2. Kulit kemerahan 3. Peningkatan suhu kulit (4) Misalnya anak pada hari ke 3 anak mulai
3. Peningkatan suhu tubuh diatas 4. Sakit kepala (4) demam tinggi dan pada hari selanjutnya
kisaran normal 5. Perubahan warna kulit (4) mulai menurun dan ini akan berdampak
4. Takikardia 6. Dehidrasi (4) pada penyakit anak.
5. Takipnea Catatan: 3. Diskusikan pentingnya termoregulasi dan 3. Pengaruh termoregulasi dimana bila
6. kulit terasa hangat 1. sangat terganggu, berat kemungkinan efek negatif dari demam yang demam anak semakin meningkat dan
Faktor yang berhubungan 2. banyak terganggu, cukup berlebihan, sesuai kebutuhan berlebihan maka akan beresiko renjatan
1. Dehidrasi berat atau syok
2. Penyakit 3. cukup terganggu, sedang 4. Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan 4. Agar dapat menyesuaikan suhu lingkungan
3. Peningkatan laju metabolisme 4. sedikit terganggu, ringan pasien dengan suhu tubuh anak sehingga anak
5. tidak terganggu, tidak ada mendapatkan kenyamanan
Status Neurologi 5. Gunakan matras pendingin, selimut yang 5. Berikan matras pendingin, mandi air
1. Kesadaran (4) mensirkulasikan air, mandi air hangat, kantong hangat guna menurunkan suhu tubuh anak.
2. Laju pernapasan (4) es atau bantalan jell
3. Statatus kognitif (4) Perawatan demam
Catatan: Perawatan demam 6. Agar dapat melakukan pencegahan dan
1. sangat terganggu, berat 6. Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya penangganan pada saat terjadi perubahan
2. banyak terganggu, cukup suhu dan tanda-tanda vitalnya.
berat 7. Dengan memantau komplikasi yang terjadi
3. cukup terganggu, sedang pada anak DHF perawat akan dapat
4. sedikit terganggu, ringan 7. Pantau komplikasi-komplikasi yang mencegah adanya komplikasinya sehingga
5. tidak terganggu, tidak ada berhubungan dengan demam serta tanda dan kondisi anak tidak memburuk
Tanda-tanda vital gejala kondisi penyebab demam 8. Dengan memberikan obat biasanya
1. Suhu tubuh (4) paracetamol (asetaminofen) untuk
2. Tingkat pernapasan (4) 8. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab mengatasi demam atau cairan IV (pada
3. Tekanan darah sistolik (4) demam DHF cairan yang diberikan ialah ringer
4. Tekanan darah diastolik (4) lactate merupakan cairan intra vena yang
5. Tekanan nadi (4) paling sering digunakan)
Catatan: 9. Agar anak terhindar dari paparan suhu dari
1=Deviasi berat dari kisaran normal, luar sehingga tidak menimbulkan demam
berat 9. Selimuti pasien yang semakin parah
2=Deviasi yang cukup besar dari 10. Dengan memberikan kompres pada lipatan
kisaran normal, cukup berat paha dan aksila maka bisa membantu
3=Deviasi sedang dari kisaran 10. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila menurunkan demam pada anak
normal, sedang 11. Untuk pemberian antipiretik seperti
4=Deviasi ringan dari kisaran 11. Kolaborasi pemberian antipiretik dan IV paracetamol (asetaminofen) untuk
normal, ringan mengatasi demam cairan IV (pada DHF
cairan yang diberikan ialah ringer lactate
merupakan cairan intra vena yang paling
sering digunakan)
12. Dengan mengajarkan teknik tersebut pada
12. Ajarkan pada orang tua cara mencegah orang tua maka anak bisa merasakan lebih
keletihan akibat panas nyaman dan tidak merasa letih dan panas
13. Agar dapat mengatasi masalah yang timbul
13. Ajarkan indikasi dari hipertermi dan dan mencegahnya serta penganan untuk
penanganan yang diperlukan pencegahan lebih lanjut.

Manajemen pengobatan
14. Agar dapat mengetahui perubahan
Manajemen pengobatan kesehatan dan meminimalkan jumlah
14. Konsultasi dengan profesi perawatan frekuensi obat yang efeknya traupeutik
kesehatan lainnya untuk meminimalkan jumlah
dan frekuensi obat yang di butuhkan agar di 15. Agar anggota keluarga dapat mengetahui
dapatkan efek terapeutik pemberian obat yang tepat sehingga tidak
15. Ajarkan anggota keluarga mengenai metode terjadi kesalaan dalam pemberian obat
pemberian obat yang tepat Pengecekan kulit
16. Agar dapat mengetahui perubahan warna
dan suhu kulit sehingga tidk terjadi infeksi
17. Agar annggota keluarga dapat mengontrol
Pengecekan kulit tanda-tanda kerusakan kulit yang terjadi
16. Monitor warna dan suhu kulit pada anak

17. Ajarkan anggota keluarga atau pemberi asuhan


mengenai tanda-tanda kerusakan kulit dengan
tepat
Ketidakefektifan Pola Nafas Status pernafasan: Ventilasi Manejemen jalan nafas Manejemen jalan nafas
(00032) Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status pernafasan oksigen sebagaimana 1. Dengan memantau status pernafasan
Definisi:Inspirasi dan keperawatan selama .......x24 jam, mestinya oksigen perawaat dapat mengetahui apakah
atau/ekspirasi yang tidak memberi ketidakefektifan pola nafas pasien ada pernafasan yang abnormal atau nafas
ventilasi. teratasi dengan kriteria hasil: tambahan sebelum melakukan tindakan dan
Domain : 4 Aktivitas/Istirahat Status Pernafasan : Ventilasi setelah agar perawat dapat mengetahui
Kelas: 4 Respon 1. Suara nafas tambahan (4) apakah tindakan untuk pengurangan sesak
Kardiovaskular/Pulmonal 2. Kedalaman isnpirasi (4) nafas efektif atau tidak. Hal ini berguna
Batasan Karakteristik: 3. Dyspnea saat istirahat (4) bagi perawat untuk melakukan tindakan
1. Perubahan kedalaman 4. Gangguan ekspirasi (4) selanjutnya
pernafasan 5. Gangguan suara saat 2. Dengan memaksimalkan ventilasi, klien
2. Penurunan ventilasi auskultasi (4) 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan akan memudahkan bernafas dengan cara
3. Penurunan kapasitas vital Catatan : ventilasi memberi posisi semi fowler agar oksigen
4. Dyspnea 4 = Deviasi ringan dari kisaran dalam paru-paru semakin meningkat
5. Pernafasan bibi normal, ringan sehingga mempermudah jalan nafas, selain
6. Takpnea itu didukung juga oleh sikap patuh dari
Faktor yang berhubungan: anak supaya kebutuhan tidur anak juga
1. Nyeri dapat terpenuhi.
3. Agar dapat membantu klien sehingga
memposisikan klien akan membuat sesak
3. Posisikan untuk meringankan sesak nafas nafas tidak bertambah parah dengan cara
posisi semi fowler dimana kepala lebih
tinggi dibandingan kaki agar klien mudah
mendapatkan suplai oksigen
4. Salah satu cara untuk memudahkan anak
bernafas dan dapat membantu
4. Ajarkan orang tua lakukan fisioterapi dada, mengeluarkan sputum/dahak yang
sebagaimana mestinya membuat klien sulit bernafas ialah teknik
fisioterpi dada diantaranya ada tekhnik
vibrinasi dan kleping Tujuan dari terapi
dada sendiri yaitu memaksimalkan jalan
nafas dan memudahkan fungsi-fungsi otot
pernafasan dan mengeluarkan sekret dari
bronkus. Hal ini perlu di ajarkan orang tua
agar anak lebih nyaman
5. Perawat diwajibkan mengajarkan pada
anak untuk batuk efektif, bila tidak efektif
alangkah baiknya ajarkan pada orang tua
5. Instruksikan kepada orang tua bagaimana agar agar anak merasa lebih nyaman Supaya
klien bisa melakukan batuk efektif memudahkan klien untuk bernafas dan
dapat membuat klien nyaman dengan
melakukan batuk efektif secara mandiri
atau bantuan dari keluarga dengan
melakukan tindakan seperti menarik nafas
dalam secara perlahan kurang lebih 3x
kemudian batuk.

Kekurangan volume cairan 1. Keseimbangan Cairan 1. Jaga intake atau asupan yang akurat dan catat 1. Untuk memperbaiki asupan cairan dalam
(00027) 2. Integritas jaringan: Kulit output (pasien) tubuh klien dan mempercepat proses
Definisi : & Membran mukosa penyembuhan
Penurunan cairan intravaskular, 3. Keseimbangan elektrolit 2. Berikan terapi IV seperti yang ditentukan 2. Untuk mempertahankan sirkulasi yang
interstisial, atau intrasel. Ini 4. Keparahan Mual & efektif selama proses kebocoran plasma
mengacu pada dehidrasi, Muntah sehingga pemberian IV (RL) dapat
kehilangan cairan saja tanpa Setelah dilakukan tindakan memenuhi kebutuhan cairan pasien
perubahan pada natrium. keperawatan selama .......x24 jam, 3. Pemberian cairan ini dapat dipilih seperti
Domain : 2 Kekurangan Volume cairan teratasi 3. Berikan cairan, dengan tepat kristaloid atau koloid,jumlah cairan yang
Kelas : 5, hidrasi dengan diberikan bergantung fase penyakit dan
Kriteria hasil: berat badan pasien
Keseimbangan Cairan 4. Untuk memudahkan klien (anak)
1. Tekanan darah (4) 4. Tingkatkan asupan oral (misalnya, memenuhi asupan cairan dengan cara
2. Tekanan baji paru-paru (4) memberikan sedotan, menawarkan cairan yang lebih menyenangkan dan dapat
3. Keseimbangan intake dan diantara waktu makan, mengganti air es secara disukai klien (anak)
output dalam 24jam (4) rutin, menggunakann es untuk jus favorit anak,
4. Berat badan stabil (4) potongan gelatin kedalam kotak yang
5. Turgor kulit (4) menyenangkan, menggunakan cangkir obat 5. Dapat memantau distribusi asupan cairan
6. Kelembaban membran kecil), yang sesuai yang masuk selama 24 jam
mukosa (4) 5. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam 6. Menawari pemberian jus buah berguna
7. Hematokrit (4) untuk meningkatkan nutrisi karena jus
8. Asitesi 6. Tawari makanan ringan (misalnya, minuman tersebut dapat lebih cepat diserap oleh
ringan dan buah – buahan segar atau jus buah) tubuh sehingga dapat meningkatkan
trombosit pada klien
7. Agar dapat mengetahui reaksi yang
7. Monitor reaksi pasien terhadap terapi elektrolit timbul akibat pemebrian terapi elekrolit
yang diresepkan dan dapat menentukan apakah terapi
tersebut dapat di lanjutkan atau
diberhentikan
8. Agar supaya dapat mememnuihi
8. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan kekurangan cairan yang terjadi pada
gejala kelebihan volume cairan menetap atau tubuh akibat dari merembesnya plasma
memburuk darah keluar dari pembuluh
9. Pengkajian ini dilkakukan agar
mengetahui emsis yang terjadi
9. Kaji emesis terkait dengan warna, mengalami gagguan atau tidak sehingga
konsistensi, akan adanya darah, waktu, dan dapat diberikan penangan lebih lanjut
sejauh mana kekuatan emesis 10. Agar supaya muntah dari pasien tidak
berserakan
10. Sarankan membawa kantong plastic untuk 11. Agar supaya tidak memicu pasien untuk
menampung muntah muntah sehingga pengontrolan
11. Kurangi atau hilangkan faktor – faktor yang lingkungan pasien dapat mencegah
bersifat personal yang memicu atau keinginan pasien untuk muntah terus
meningkatkan keinginan muntah (kecemasan,
ketakutan, dan kurangnya pengetahuan) 12. Untuk mencegah terjadinya partikel kecil
12. Posisikan klien untuk mencegah aspirasi makana atau tetes cairan kedalam paru
paru yang mengakibatkan kesuliatan
bernapas
13. Pendukungan ini bertujuan untuk
13. Berikan dukungan fisik selama muntah mendorong agar klien tidak merasa
(misalnya, membantu untuk membungkuk kesulitan
atau menopang kepala) 14. Hal ini dikarenakan memudahkan anak
14. Bersihkan setelah episode muntah dengan untuk rajin makan serta tunggu minimal
memberikan perhatian khusus untuk 30 menit setelah episode muntah lalu
menghilangkan bau tawarkan cairan kepada pasien (dengan
asumsi saluran pencernaan dan peristaltic
normal) agar menambah volume air
dalam tubuh
15. Hal ini bertujuan agar mengetahui
15. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
seluruh bagian seimbang dan elektrolit
saling beragantung satu dengan yang
lainnya,sehingga salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada lainnya
16. agar menjaga kenormalan hemoglobin
16. Monitor dengan ketat resiko terjadinya dan hematokrit untuk menghindari
perdarahan pada klien penurunan.
17. Agar tidak membuat pendarahan pada
17. Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut gusi dan perawatan rongga mulut
untuk perawatan rongga mulut
Resiko syok (00205) 1. Kontrol resiko: proses infeksi 1. Kaji kondisi jantung (infark jantung, distritmia 1. Agar mengetahui kondisi anak tersebut
Definisi : Rentan mengalami 2. Keparahan syok: hipovolemik ventrikel, henti jantung, hipertensi maligna, tidak semakin parah sehingga dilakukan
ketidakcukupan aliran darah ke Setelah dilakukan tindakan gagal jantung kongestif) pengkajian ini untuk menangani jika
jaringan tubuh, yang dapat keperawatan selama .......x24 jam, terjadi komplikasi jantung.
mengakibatkan disfungsi seluler Resiko syok pasien teratasi dengan 2. Pantau warna dan kelembapan kulit 2. Agar kita dapat mengetahui tingkat warna
yang mengancam jiwa, yang kriteria hasil: dan kulit dari anak tersebut tidak
dapat mengaggu kesehatan Kontrol resiko: proses infeksi mengalami gangguan seperti tugor kulit.
Domain : 11 a. Mengetahui perilaku yang 3. Agar terhindari dari infeksi dan kuman
keamanan/perlindungan berhubungan dengan perilaku 3. Gunakan metode aseptik ketat untuk mencegah antara perawat dan anak
Kelas : 2 cedera fisik infeksi (4) infeksi (misalnya higiene tangan antara klien,
Faktor resiko : b. Mengidentifikasi tanda dan perawatan luka aseptik, pencegahan isolasi)
a. Hipoksemia gejala infeksi (4) 4. Siapkan untuk memberikan cairan,elektrolit, 4. Hal ini diperlukan jika cairan yang
b. Hipoksia c. Mempraktikan strategi untuk koloid, atau darah/produk darah untuk masalah banyak harus dikurangi secara bertahap
c. Hipotensi mengontrol infeksi (4) volume yang bersirkulasi sehingga tidak akan menyebabkan
d. Infeksi d. Memonitor perubahan status gangguan pernafasan atau kegagalan
kesehatan (4) jantung kongestif selama pemulihan
Catatan : 5. Ajarkan tanda dan gejala syok (misalnya 5. Karena jika terjadi gejala ini maka
4= sering menunjukkan perdarahan berlebihan, kehilangan cairan, kondisi anak akan semakin parah
nyeri dada ) ; ajarkan untuk melaporkan gejala sehingga jika terjadi gelajanya maka
ini segera laporkan
6. Rujuk ke dokter gizi jika diperlukan diet 6. Jika dirujuk ke dokter gizi maka akan
khusus untuk meningkatkan kesehatan atau dapat di sembuhkan lebih cepat karena
penyembuhan sistem imun sistem imun yang akan bekerja lebih baik
bila anak mendapatkan gizi pada
makanannya
Nyeri akut ( 00132) 1. Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
Domain 12 :Kenyamanan 2. Kontrol nyeri 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 1. Agar dapat melakukan penanganan dan
Kelas 1: Kenyamanan fisik 3. Tingkat kenyamanan konperensif termasuk lokasi, karakteristik, pencegahan lebih lanjut bila nyeri
Definisi: Pengalaman sensorik Setelah dilakukan tindakan durasi. frekuensi, kualitas, dan faktor dirasakan berat atau ringan serta lokasi
dan emosional yang tidak keperawatan selama ......x24 jam, presivitasi bagian tubuh yang harus ditangani pada
menyenangkan yang muncul nyeri pasien teratasi dengan bagian kepala, mata, dan dada.
akibat kerusakan jaringan yang Kriteria hasil: 2. Observasi reaksi nonverbal dari 2. Untuk mengetahui respon anak terhadap
aktual atau potensial atau 1. Tingkat nyeri ketidaknyamanan nyeri yaitu dengan cara melihat sikap
digambarkan dalam hal kerusakan - Nyeri yang dilaporkan (4) klien apakah apakah anak meringis atau
sedemikian upa (International - Panjangnya episode nyeri (4) menanggis dang menghindari daerah
Assocition for the study of pain) 2. Kontrol nyeri yang nyeri
:awitan yang tiba tiba atau lambat - Mengenali kapan nyeri terjadi 3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat 3. Suhu ruangan, suara bising akan
dari intensitas ringan hingga berat (4) mempengaruhi respon pasien terhadap menyebabkan anak terganggu sehingga
dengan akhir yang dapat - Menggunakan tindakan ketidaknyamanan memperburuk kenyamanan anak
diantisipasi atau diprediksi atau pencegahan(4)
berlangsung <6 bulan - Menggunaka analgesik yang 4. Pilih dan implementasikan tindakan yang 4. Dengan memilih intervensi yang tepat
Batasan karakteristik : direkomendasikan(4) beragam untuk memfasilitasikan penurunan dan mengimplementasikanya pada non
1. Ekspresi Wajah Nyeri Catatan: nyeri, sesuai kebutuhan farmakologi ada tindakan imajinasi
(misalnya meringis) 1 : tidak pernah menunjukan terbimbing dimana akan mengalihkan
2. Fokus menyempit (Interaksi 2 : jarang menunjukan anak terhadap rasa nyerinya
dengan orang lain dan 3 : kadang-kadang menunjukan 5. Dukung Istirahat/ tidur yang adekuat untuk 5. Berikan waktu tidur dan istirahat lebih
lingkungan) 4 : sering menunjukan membantu penurunan nyeri pada anak misalnya berikan pijatan pada
3. Laporan tentang perilaku nyeri 5 : secara konsisten menunjukan daerah sendi dan otot-otot
4. Mengekspresikan perilaku 6. Pastikan pemberian analgesik 6. Berikan obat anti nyeri bila nyeri yang
(merengek, menangis) dirasakan anak semakin meningkat. Dan
5. Perubahan posisi untuk pemberian analgesik dengan dosis yang
menghindari nyeri sesuai dengan usia anak
6. Perubahan pola makan 7. Ajarkan tekhnik non Farmakologi pada klien 7. Misalnya berupa distraksi/pengalihan.
(anak) ataupun orang tua Dengan membiarkan anak menonton TV
agar anak tidak terlalu fokus pada rasa
nyeri. Atau ajarkan pada orang tua untuk
lakukan relaksasi nafas dalam pada anak
untuk mengurangi nyeri yang di rasakan
8. Ajarkan metode farmakologi untuk 8. Ajarkan pada orang tua anak atau
menurunkan nyeri pada orang tua atau keluarga untuk pemberian analgesik
keluarga sesuai resep. Misalnya sebelum anak
makan atau setelah. Dan jika nyeri yang
dirasakan semakin berkurang maka
kurangi pemberian analgesik

Manajemen Lingkungan: Kenyamanan Manajemen Lingkungan: Kenyamanan


9. Mudahkan transisi klien dan keluarga dengan 9. Dengan berikan sambutan hangat,
adanya sambutan hangat di lingkungan yang senyum sapa salam sopan dan santun,
baru perawat akan mendapatkan kepercayaan
dari keluarga serta anak yang sedang sakit
10. Ciptakan lingkungan yang tenang dan 10. Dengan menciptakan lingkungan kamar
mendukung yang tetap tenang maka anak akan
nyaman dengan lingkungannya sebagai
pendukung untuk menambah rasa sakit
anak
11. Pertimbangkan sumber-sumber 11. Bila posisi selang infus menganggu anak,
ketidaknyamanan (posisi selang, sprei kusut) amak perawat dapat memodifikasikannya
hingga sesuai kenyamanan anak atau
berikan pengetahuan pada orang tua
untuk tetap menjaga agar posisi selang
tidak terlepas. Atau orang tua dapat
mengganti sprei favorite anak agar anak
lebih nyaman
12. Fasilitasi tindakan kebersihan untuk menjaga 12. Berikan kenyamanan klien, misalnya bila
kenyamanan (membersihkan badan, rambut suhu anak sudah menurun, perawat dapat
dan mulut) membersihkan badan anak dengan air
hangat atau membersihkan rambut dan
mulut guna menjaga kenyamanan anak
atau berikan pengetahuan pada orang tua
bagaimana cara membersihkan badan
anak.
Intoleran aktivitas(00092) 1. Konservasi energi 1. Mengidentifikasi aktivitas atau situasi yang 1. Hal ini bertujuan agar dapat mengatasi
Definisi: Ketidakcukupan energi 2. Tingkat kelelahan menimbulkan kecemasan yang dapat kecemasan yang terjadi pada anak-anak
fisiologis atau psikologis untuk Setelah dilakukan tindakan mengakibatkan intoleran aktivitas karena mereka akan merasa takut dan
mempertahankan atau keperawatan selama .......x24 jam, was-was pada lingkungan yang baru
menyelesaikan aktivitas Intoleransi aktivitas pasien teratasi 2. Pantau tingkat energi dan toleransi pasien 2. Agar supaya mengetahui hal yang akan
kehidupan sehari-hari yang harus dengan kriteria hasil: terhadap aktivitas menyebabkan anak merasa lelah sehingga
atau yang ingin dilakukan Tingkat kelelahan dapat dilakukan pengkajian ulang untuk
Domain: 4 Aktivitas/Istirahat a. Gangguan konsentrasi (4) membatasi anak melakukan kegiatan
Kelas: 4 Respon b. Penurunan motivasi (4) yang berlebihan
Kardiovaskular/Pulmonal c. Nyeri otot (4) 3. Dapatkan bantuan dari keluarga dalam usaha 3. Bertujuan agar supaya anak yang merasa
Batasan karakteristik: d. Kualitas tidur (4) mendukung dan mendorong pasien untuk cemas, takut, khawatir tentang
a. Keletihan e. Hematokrit (4) menyelesaikan aktivitas lingkungan yang baru dapat beradaptasi
b. Dispnea setelah f. Metabolisme (4) sehingga jika keluarga mendukung dan
beraktivitas Catatan : mendorong anak lebih semangat dalam
Faktor yang berhubungan: 1= Sangat terganggu, Berat menyelesaikan aktivitasnya
a. Imobilitas 2= Banyak terganggu, Cukup 4. Ajarkan pengaturan aktivitas dan tekhnik 4. Hal ini agar orang tua lebih mampu
b. Ketidakseimbangan berat manajemen waktu untuk mencegah keletihan mengatur aktivitas anak sehingga dapat
antara suplai dan 3= Cukup terganggu, Sedang mengatasi jika terjadi keletihan pada
kebutuhan oksigen 4= Sedikit terganggu, Ringan anaknya
5= Tidak terganggu, Tidak ada 5. Instruksikan pasien dan keluarga untuk 5. Karena jika tidak memberitahukan
memberi tahu penyedia layanan primer jika penyedia layanan tentang pelayanan yang
keletihan terus menerus terjadi diberikan tidak sesuai maka keletihan
yang terjadi akan semakin parah sehingga
anak lebih lama sembuh dan akan
membuat anak semakin stres
6. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi 6. Perencanaan dengan rehabilitasi medik
medik dalam merencanakan program terapi dapat menangani program terapi yang
yang tepat tepat untuk anak-anak

Ketidakseimbanagan nutrisi 1. Status nutrisi bayi Manajemen Nutrisi Manajemen Nutrisi


dari kebutuhan tubuh (00002) 2. Nutrisi : Asupan nutrisi 1. Kaji adanya elergi makanan 1. Untuk pencegahan bila adanya gangguan
Domain 2 : Nutrisi 3. Kesehatan mulut dalam tubuh akibat makanan
Kelas 1 : Ingesti 4. Berat badan : Masa tubuh 2. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan nutrisi 2. Untuk mengetahui penyebab pemasukan
Definisi : Asupan nutrisi tidak Setelah dilakukan tindakan yang kurang sehingga dapat menentukan
cukup untuk memenihi kebutuhan keperawatan selama … x 24 jam Pengaturan Nutrisi intervensi yang sesuai
metabolik. Ketidakseimbangan nutrisi kurang 3. Monitor adanya penurunan berat badan Pengaturan Nutrisi
Batasan karakteristik: dari kebutuhan tubuh dapat teratasi 3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang bersih
1. Kurang minat pada makanan Status Bayi dapat diketahui melalui peningkatan berat
2. Penurunan berat badan 1. Intek nutrisi (4) 4. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa badan
dengan asupan makanan 2. Intek makanan lewat mulut (4) dilakukan 4. Untuk melakukan aktivitas ringan anak
adekuat 3. Intek cairan lewat mulut (4) 5. Monitor interasksi anak atau orang tua selama sesuai kebutuhan
3. Kurang makanan 4. Toleransi makanan (4) makan 5. Untuk menginformasikan makanan apa
Faktor-faktor berhubungan : 5. Perbandingan berat/ tinggi (4) saja yang harus dipenuhi oleh anak,
Turun nafsu makan 6. Hemoglobin (4) misalnya makanan lunak yang
Status Nutrisi: Asupan makanan 6. Monitor lingkungan selama makan dimodifikasi sehingga anak suka terhadap
dan cairan maknaan
1. Asupan makanan secara oral (4) 7. Monitor turgor kulit 6. Untuk mengurangi stres lingkungan karena
2. Asupan cairan secara oral (4) lingkungan yang nyaman lebih kondusif
3. Asupan cairan IV (4) untuk makan
Kesehatan mulut 8. Monitor kekeringan, rambut kusam,dan 7. Mengetahui adanya dehidrasi sedang atau
1. Kebersihan mult (4) mudah patah berat karena penurunan turgor kulit
2. Kebersihan gigi (4) merupakan tanda dehidrasi.
3. Kebersihan gusi (4) 8. Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi yang
4. Kebersihan lidah (4) kurang pada pasien, rambut yang kusam
Berat badan: Masa tubuh Bantu perawatan diri : Pemberian makanan dan mudah patah merupakan salah satu
1. Berat badan (4) penyebab karena kurangnya asupan nutrsi
9. Monitor kemampuan pasien untuk menelan. dalam tubuh pasien
10. Makanan disajikan dengan tepat dalam Bantu perawatan diri : Pemberian
nampan sesuai kebutuhan misalnya daging makanan
yang sudah dipotong atau telur yang sudah
direbus 9. Untuk menegtahui adanya kelainan pada
11. Berikan sedotan minuman sesuai kebutuhan saat proses menelan
atau sesuai keinginan.
12. Sediakan makanan dan minuman yang disukai 10. Agar porsi makanan yang di berikan sesuai
dengan tepat dengan kebutuhan anak
Terapi Nutrisi:
13. Lengkapi pengkajian nutrisi sesuai dengan 11. Agar dapat mempermudah anak menelan.
kebutuhan 12. Untuk menarik nafsu makan pada anak

Terapi Nutrisi:
13. Penderita DHF umumnya nafsu makannya
14. Monitor intake makanan atau cairan dan menurun, untuk itu perawat harus
hitung masukan kalori perhari sesuai mengkaji/memonitor kebutuhan nutrisi
kebutuhan klien agar nutrisinya busa terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan.
14. salah satu tanda dan gejala penderita DHF
adalah klien merasa haus akibat kurang
cairan dalam tubuh, dan nafsu makannya
berkurang untuk itu perawat harus selalu
memonitor intake asupan makanan dan
cairan klien agar asupan nutrisi klien
terpenuhi.

Risiko Perdarahan (00206) 1. Monitor dengan ketat terjadinya perdarahan 1. Pada penderita DHF sudah muncul
Definisi: rentan mengalami pada pasien petekie (pendarahan bawah kulit) dan bila
penurunan volume darah, yang sampai pendarahan akan terjadi
dapat menganggu kesehatan pendarahan pada gusi anak, dengan
Domain 11 : memantau apakah adanya tanda
Keamanan/Perlindungan penrdarahan perawat dapat mencegah
Kelas 2 : Cedera Fisik 2. Catat nilai hemoglobin dan hematokrit 2. Hal ini bertujuan agar dapat
Batasan Karakteristik: sebelum dan setelah pasien kehilangan darah meningkatkan hemoglobin dan
1. Trombositopenia sesuai indikasi hematokrit sehingga jika terjadi
kehilangan darah pada klien dapat
dilakukan pengkajian ulang untuk
menangani hal tersebut
3. Lakukan prosedur invasif bersamaan dengan 3. Dilakukan prosedur ini jika kondisi klien
pemberian transfusi trombosit(TC) atau plasma semakin parah karena prosedur infasik ini
segar beku(FFP), jika dibutuhkan adalah tindakan medis yang langsung
dapat mempengaruhi keutuhan jaringan
klien
4. Instruksikan pasien-pasien yang masih bisa 4. Agar dapat mencegah terjadi nya infeksi
berjalan untuk selalu menggunakan sepatu nosokomial sehingga klien diajurkan
untuk memakai sepatu dapat melindungi
dirinya
5. Instuksikan pasien untuk meningkatkan 5. Karena vitamin K dapat meningkatkan
makanan kaya vitamin K trombosit penderita DBD dalam darah

6. Instruksikan pasien dan keluarga untuk 6. Hal ini dilakukan jika perdarahan yang
memonitor tanda-tanda perdarahan dan terjadi semakin parah sehingga dapat
mengambil tindakan yang tepat jika terjadi ditangani dengan segara
perdarahan(mis., lapor kepada perawat)

Dx : Defisiensi 1. Pengetahuan : keamanan fisik Pendidikan orang tua : Bayi Pendidikan orang tua : Bayi
pengetahuan(00126) anak 1. Tentukan pengetahuan, kesiapan dan 1. Pengetahuan orang tua terutama ibu
Definisi : ketiadaan atau 2. Pengeatahuan : manajemen kemampuan orang tua dalam belajar sangat penting untuk menjaga dan
defisiensi informasi kognitif yang infeksi mengenai perawatan bayi. merawat anak, teutama dalam perawatan
berkaitan dengan topik tertentu. Setelah dilakukan tindakan penyakit DHF
Domain 5: Persepsi/Kongnisi keperawatan selama…..x24 jam 2. Motivasi orang tua untuk memegang, 2. Dengan memeluk, memijat bayi dapat
Kelas 4: Kongnisi Defisiensi pengetahuan dapat teratasi memeluk, memijat, dan menyentuh bayi. meghilangkan sedikitnya ketakutan bayi
Batasan Karakteristik : dengan karena adanya kelainan pada tubuh bayi
1. Keterbatasan kognitif Kriteria hasil: 3. Berikan Pen-Kes tentang imunisasi campak 3. Mencegah terjadinya penyakit DHF
2. Salah interpretasi 1. Pasien dan keluarga dengan memberikan imunisasi
informasi menyatakan pemahaman 4. Berikan penyuluhan tentang pentingnya 4. Agar anak tidak mudah mendapat infeksi
3. Kurang pajanan tentang penyakit,kondisi, gizi yang baik bagi anak atau timbulnya komplikasi yang berat
4. Kurang dapat mengingat prognosis dan program
5. Tidak familier dengan pengobatan. Pengurangan Kecemasan Pengurangan Kecemasan
sumber informasi 2. Pasien dan keluarga mampu 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan 5. Agar proses penyembuhan klien/bayi
melaksanakan prosedur yang meyakinkan dapat berlangsung dengan cepat.
dijelaskan secara benar. 6. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi 6. Penjelasan hal-hal yang akan tejadi akan
3. Pasien dan keluaarga mampu yang akan dirasakan, yang mungkin akan lebih membantu mengurangi kecemasan
menjelaskan kembali apa yang dialami klien selama prosedur(dilakukan) pada klien dan keluarga klien.
dijelaskan perawat.
7. Berada disisi klien untuk meningkatkan 7. Anak-anak umumnya sangat takut dengan
rasa aman dan mengurangi ketakutan hal-hal yang berbau pengabatan, dengan
menemani anak-anak saat proses
penyembuhan dapat membantu proses
penyembuhan klien

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
Hipertermi(00007) Pengaturan suhu Subjektif : Orang tua klien mengatakan anaknya demam
1. Memonitori suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan tinggi
2. Memonitori dan laporkan adanya tanda dan gejala dari Objektif : di dapatkan suhu pada anak 390c (biasanya pada
hipotermia dan hipertermia penderita DHF suhunya 390c)
3. Mendiskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan Assesment : suhu tubuh anak menurun atau mencapai rentan
efek negatif dari demam yang berlebihan, sesuai kebutuhan normal 37,5oc
4. Menyesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
5. Menggunakan matras pendingin, selimut yang
mensirkulasikan air, mandi air hangat, kantong es atau
bantalan jell
Perawatan demam
6. Memantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
7. Memantau komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan
demam serta tanda dan gejala kondisi penyebab demam
8. Memberikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
9. Menyelimuti pasien
10. Mengompres pasien pada lipat paha dan aksila
11. Mengkolaborasikan pemberian antipiretik dan IV
12. Mengajarkan pada orang tua cara mencegah keletihan akibat
panas
13. mengajarkan indikasi dari hipertermi dan penanganan yang
diperlukan
Manajemen pengobatan
14. Mengonsultasikan dengan profesi perawatan kesehatan
lainnya untuk meminimalkan jumlah dan frekuensi obat yang
di butuhkan agar di dapatkan efek terapeutik
15. Mengajarkan anggota keluarga mengenai metode pemberian
obat yang tepat
Monitor tanda-tanda vital
16. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernapasan
dengan tepat
17. Memonitor irama dan laju pernapasan (misalnya, kedalaman
dan kesimetrisan)
Pengecekan kulit
18. Memonitor warna dan suhu kulit
19. Melakukan langkah-langkah untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut (misalnya, melapisi kasur, menjadwalkan
reposisi)
20. Mengajarkan anggota keluarga atau pemberi asuhan
mengenai tanda-tanda kerusakan kulit dengan tepat
Kekurangan volume cairan (00027) 1. Menjaaga intake atau asupan yang akurat dan catat output Subjek: Orang tua klien mengatakan anaknya sering mual
(pasien) dan muntah
2. Memberikan terapi IV seperti yang ditentukan Object: Klien muntah-muntah
3. Memberikan cairan, dengan tepat Assesment : Muntah klien dapat berkurang
4. Meningkatkan asupan oral (misalnya, memberikan sedotan, Planing: Lanjutkan Intervensi Selanjutnya
menawarkan cairan diantara waktu makan, mengganti air es
secara rutin, menggunakann es untuk jus favorit anak,
potongan gelatin kedalam kotak yang menyenangkan,
menggunakan cangkir obat kecil), yang sesuai
5. Mendistribusikan asupan cairan selama 24 jam
6. Menawari makanan ringan (misalnya, minuman ringan dan
buah – buahan segar atau jus buah)
7. Memonitori reaksi pasien terhadap terapi elektrolit yang
diresepkan
8. Melakukan Konsultasi dengan dokter jika tanda dan gejala
kelebihan volume cairan menetap atau memburuk
9. Mengkaji emesis terkait dengan warna, konsistensi, akan
adanya darah, waktu, dan sejauh mana kekuatan emesis
10. Menyarankan membawa kantong plastic untuk menampung
muntah
11. Mengurangi atau hilangkan faktor – faktor yang bersifat
personal yang memicu atau meningkatkan keinginan muntah
(kecemasan, ketakutan, dan kurangnya pengetahuan)
12. Memposisikan klien untuk mencegah aspirasi
13. Memberikan dukungan fisik selama muntah (misalnya,
membantu untuk membungkuk atau menopang kepala)
14. Membersihkan setelah episode muntah dengan memberikan
perhatian khusus untuk menghilangkan bau
15. Memonitor keseimbangan cairan dan elektrolit
16. Memonitori dengan ketat resiko terjadinya perdarahan pada
klien
17. Menggunakan sikat gigi yang berbulu lembut untuk
perawatan rongga mulut
KETIDAKEFEKTIFAN POLA Manejemen jalan nafas Subjektif : Klien mengatakan susah bernafas
NAFAS 1. Memonitori status pernafasan oksigen sebagaimana mestinya Objektif : Didapatkan klien Takipnea
2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Assesment : Anak sudah mulai bernafas dengan baik
3. Memposisikan untuk meringankan sesak nafas Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
4. Mengajarkan orang tua lakukan fisioterapi dada, sebagaimana
mestinya
5. Menginstruksikan kepada orang tua bagaimana agar klien bisa
melakukan batuk efektif

Ketidakseimbanagan nutrisi dari Manajemen Nutrisi Subjektif : Orang tua mengatakan anaknya terlihat sedikit
kebutuhan tubuh (00002) 1. Mengkaji adanya elergi makanan kurus
2. Memonitori jumlah nutrisi dan kandungan nutrisi Objektif: Didapatkan berat badan klien menurun
Pengaturan Nutrisi Assesment : Berat badan klien dapat meningkat sedikit demi
3. Memonitori adanya penurunan berat badan sedikit
4. Memonitori tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
5. Memonitori interasksi anak atau orang tua selama makan
6. Memonitori lingkungan selama makan
7. Memonitori turgor kulit
8. Memonitori kekeringan, rambut kusam,dan mudah patah
Bantu perawatan diri : Pemberian makanan
9. Memonitori kemampuan pasien untuk menelan.
10. Memberi makanan disajikan dengan tepat dalam nampan
sesuai kebutuhan misalnya daging yang sudah dipotong atau
telur yang sudah direbus
11. Memberikan sedotan minuman sesuai kebutuhan atau sesuai
keinginan.
12. Menyediakan makanan dan minuman yang disukai dengan
tepat
Terapi Nutrisi:
13. Melengkapi pengkajian nutrisi sesuai dengan kebutuhan
14. Memonitor intake makanan atau cairan dan hitung masukan
kalori perhari sesuai kebutuhan
NYERI AKUT Manajemen Nyeri Subjektif : Orang tua klien mengatakan anaknya sering sakit
1. Melakukan pengkajian nyeri secara konperensif termasuk pada bagian kepala dan dadanya
lokasi, karakteristik, durasi. frekuensi, kualitas, dan faktor Objektif : Skala nyeri 6 ( anak terlihat meringis)
presivitasi Assesment : Nyeri berkurang mencapai kisaran 3
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
3. Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
4. Memilih dan implementasikan tindakan yang beragam
untuk memfasilitasikan penurunan nyeri, sesuai kebutuhan
5. Mendukung Istirahat/ tidur yang adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
6. Memastikan pemberian analgesik
7. Mengajarkan tekhnik non Farmakologi pada klien (anak)
ataupun orang tua
8. Mengajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
pada orang tua atau keluarga
Manajemen Lingkungan: Kenyamanan
9. Mudahkan transisi klien dan keluarga dengan adanya
sambutan hangat di lingkungan yang baru
10. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
11. Pertimbangkan sumber-sumber ketidaknyamanan (posisi
selang, sprei kusut)
12. Fasilitasi tindakan kebersihan untuk menjaga kenyamanan
(membersihkan badan, rambut dan mulut)

Risiko Perdarahan (00206) 1. Memonitor dengan ketat terjadinya perdarahan pada pasien Subjektif : Orang tua klien mengatakan gusi anaknya
2. Mencatatan nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan terkadang berdarah
setelah pasien kehilangan darah sesuai indikasi Objektif : Terdapat perdarahan pada gusi
3. Melakukan prosedur invasif bersamaan dengan pemberian Assesment : tidak adanya perdarahan pada gusi
transfusi trombosit(TC) atau plasma segar beku(FFP), jika Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
dibutuhkan
4. Menginstruksikan pasien-pasien yang masih bisa berjalan
untuk selalu menggunakan sepatu
5. Menginstuksikan pasien untuk meningkatkan makanan kaya
vitamin K
6. Menginstruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor
tanda-tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat
jika terjadi perdarahan(mis., lapor kepada perawat)
Intoleran aktivitas(00092) 1. Mengidentifikasi aktivitas atau situasi yang menimbulkan Subjektif : Orang tua klien mengatakan anaknya sulit
kecemasan yang dapat mengakibatkan intoleran aktivitas melakukan aktivitas atau terbatas dalam bermain
2. Memantau tingkat energi dan toleransi pasien terhadap Objektif : Klien tampak lelah dan lesu
aktivitas Assesment : Tingkat kelelahan klien berkurang hingga
3. Mendapatkan bantuan dari keluarga dalam usaha mendukung mampu melakukan aktivitas
dan mendorong pasien untuk menyelesaikan aktivitas Planing : Lanjutkan intervensi selanjutnya
4. Mengajarkan pengaturan aktivitas dan tekhnik manajemen
waktu untuk mencegah keletihan
5. Menginstruksikan pasien dan keluarga untuk memberi tahu
penyedia layanan primer jika keletihan terus menerus terjadi
6. Melakukan kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang tepat
Dx : Defisiensi pengetahuan(00126) Pendidikan orang tua : Bayi Subjektif : Orang tua klien mengatakan tidak tahu tentang
1. Menentukan pengetahuan, kesiapan dan kemampuan orang penyakit DHF dan pencegahannya
tua dalam belajar mengenai perawatan bayi. Objektif : Orang tua klien yang tidak mengetahui penyebab
2. Memotivasi orang tua untuk memegang, memeluk, memijat, dan perawatan DHF
dan menyentuh bayi. Assesment : Tingkat pengetahuan orang tua klien dapat
3. Memberikan Pen-Kes tentang imunisasi campak terpenuhi
4. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi yang baik Planing : Lanjutkan Pemberian Info selanjutnya
bagi anak
Pengurangan Kecemasan
5. Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
6. Menjelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan
dirasakan, yang mungkin akan dialami klien selama
prosedur(dilakukan)
7. Mendekatkan diri disisi klien untuk meningkatkan rasa aman
dan mengurangi ketakutan

Anda mungkin juga menyukai