b. Kekuasaan Eksekutif
Secara umum tugas dan wewenang Presiden meliputi Perencanaan, Eksekusi, dan Evaluasi,
secara internal yang nantinya dipertanggung jawabkan terhadap pengawasan DPR.
Tugas dan wewenang Presiden dikelompokan kedalam dua jenis:
1. Presiden sebagai Kepala Negara
Meliputi hal-hal seremonial dan protokoler kenegaraan. Tugas pokok Presiden Sebagai
Kepala Negara dalam Pasal 10 - 15 UUD 1945.
2. Presiden Sebagai Kepala Pemerintahan
Presiden berfungsi sebagai penyelenggara tugas legislatif dan kewenangan penyelengaraan
pemerintahan.
c. Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan Yudikatif merupakan kekuasaan kehakiman, terdapat tiga lembaga yaitu:
1. Mahkamah Konstitusi (MK)
Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir (Final and Binding) yang putusannya bersifat
final, untuk menguji UU terhadap UUD 1945 (Judicial Review), memutus sengketa
kewenangan lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus perselisihan
tentang pemilihan umum serta memberikan putusan kepada presiden dan/atau wakil presiden
atas permintaan DPR karena melakukan pelanggaran berupa pengkhinatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, dan tindak pidana berat, atau perbuatan tercela.
2. Mahkamah Agung (MA)
Menyelengarakan kekuasaan peradilan di lingkungan peradilan umum, militer, agama, dan
tata usaha negara, mengadili pada tingkat kasasi, dan menguji peraturan perundang-
undangan dibawah UU terhadap UU.
3. Komisi Yudisial (KY)
Berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan berwenang dalam rangka
menegakan kehormatan dan perilaku hakim.
A. Wilayah
Indonesia adalah Negara Kepulauan
Pasal 25A UUS 1945 : NKRI adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang wilayah dan
batasnya diatur undang-undang
Deklarasi Djuanda
- Dicetuskan 13 Desember 1957 oleh Djuanda Kartawidjaja (Perdana Mentri masa parlementer)
- Isi : Menurut deklarasi Juanda luas wilayah lautan Indonesia semula hanya 3 mil diukur dari tiap
pantai pada tiap pulau, menjadi 12 mil diukur dari titik pantai terluar wilayah Indonesia
- Pada 1982 diakui dalam Konvensi Hukum Laut PBB ke 3 / UNCLOS (United Nations
Convention on the Law of the Sea) di Jamaika. Melalui Konvensi Hukum Laut ini, yang hingga
kini telah diratifikasi oleh 140 negara, negara-negara kepulauan termasuk Indonesia
(Archipelagic states) memperoleh hak mengelola Zona Ekonomi Eksklusif seluas 200 mil laut di
luar wilayahnya.
- Dipertegas dengan UU No 17 tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia
adalah negara kepulauan.
Batas-Batas
1. Batas alam : laut, gunung, sungai
2. Batas buatan : tugu, jembatanm tembok
Kekayaan Alam : Pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945
Pewarganegaraan / Naturalisasi
Adalah proses perpindahan kewarganegaraan satu ke kewarganegaraan lain
1. Naturalisasi Biasa
Orang biasa, harus mengikuti aturan (normatic) sesuai dengan UU Kewarganegaraan.
Stelsel aktif : melakukan hindakan hukum hak opsi (memilih kewarganegaraan)
2. Naturalisasi Istimewa
Diberi kewarganegaraan langsung oleh presiden dengan disetujui DPR.
Stelsel pasif : mempunyai hak untuk menolak kewarganegaraan (hak repudiasi)
Syarat Naturalisasi
1. Telah berusia 18 tahun / lebih
2. Pada mengajukan permohonan sudah tinggal di Indonesia minimal 5 tahun berturut – turut atau
10 tahun tidak berturut – turut
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Dapat berbahasa Indonesia sertai mengakui Pancasila dan UUD
5. Tidak pernah dijatuhi pidana
6. Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda
7. Mempunyai pekerjaan / penghasilan tetap
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara
Warga Negara
1. Warga negara : Orang Indonesia asli dan orang asing yang disahkan UU sebagai warga negara
2. Bukan warga negara : Orang yang berada di suatu negara tetapi tidak sah secara hukum, tetapi
tunduk pada pemerintahan
Penduduk
1. Penduduk : WNI dan WNA yang bertempat tinggal di Indonesia
2. Bukan penduduk : Orang yang berada di suatu negara hanya sementara waktu
A. Pengertian Hukum
Makna Hukum adalah peraturan yang telah disepakati oleh masyarakat dan para penegak hukum
yang harus ditaati dan dilaksanakan.
Karakteristik hukum : berbentuk peraturan (mengenai tingkah laku manusia dalam masyarakat),
diadakan oleh badan resmi yang berwajib, bersifat memaksa, dan memiliki sanksi tegas.
Perbedaan Hukum dan Peraturan
1. Yang Membentuk : Hukum (lembaga yang berwenang), Peraturan (siapa saja)
2. Sanksi : Hukum (tegas), Peraturan (sanksi sosial)
3. Sifat : Hukum (tegas), Peraturan (bersifat di mana peraturan itu dibuat)
4. Ruang Lingkup : Hukum (tergantung jenis), Peraturan (lebih kecil)
B. Ciri-Ciri Hukum
1. Ada perintah
2. Ada larangan
3. Tujuan agar ketertiban berjalan baik
4. Sanksi tegas
C. Sifat Hukum
1. Mengatur : Hukum mengatur dan sebagai pedoman bertingkah laku di masyarakat
2. Memaksa : Hukum mutlak harus dilakukan, bila tidak dilakukan mendapat sanksi
D. Tujuan Hukum
1. Mendatangkan tata damai pergaulan manusia
2. Mewujudkan keadilam
3. Memanusiakan manusia, memerlakukan manusia sewajarnya
E. Fungsi Hukum
1. Menjamin kepastian hukum
2. Menjamin keadilan sosial
3. Pengayoman
G. Penggolongan Hukum
Berdasarkan bentuk
1. Hukum tertulis (hukum yang dapat ditemui dalam bentuk tertulis)
2. Hukum tidak tertulis (hukum yang masih hidup dalam masyarakat)
Berdasarkan ruang dan wilayah berlaku
1. Hukum lokal (berlaku di daerah tertentu saja)
2. Hukum nasional (berlaku di negara tertentu)
3. Hukum internasional (mengatur hubungan antara 2 negara / lebih, contoh : hukum PBB)
4. Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku di negara lain
5. Hukum gereja, yaitu kumpulan norma yang dibuat gereja untuk para anggotanya
Berdasarkan waktu
1. Ius constitutum (berlaku saat ini)
2. Ius constituendum (berlaku pada masa yang akan datang)
3. Hukum asasi/universal/alam (berlaku sepanjang masa)
Berdasarkan pribadi / subjek
1. Hukum 1 golongan (mengatur gol. tertentu)
2. Hukum semua golongan (mengatur semua gol.)
3. Hukum antargolongan (mengatur 2 / lebih)
Berdasarkan isi
1. Hukum privat (mengatur hub. orang yang satu dengan yang lain)
- Hukum perorangan
- Hukum keluarga
- Hukum kekayaan
- Hukum waris
- Hukum dagang
- Hukum adat
2. Hukum publik (mengatur hub. negara dengan alat perlengkapan)
Hukum tata negara (bentuk dan susunan pemerintah)
Hukum administrasi negara / Tata usaha negara (cara menjalankan tugas dan kekuasaan)
Hukum pidana (mengatur perbuatan – perbuatan apa yang dilarang)
Hukum internasional
Berdasarkan tugas, fungsi, dan cara mempertahankan
1. Hukum material
2. Hukum Formal
Berdasar sifatnya
1. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan apapun harus ditaati
2. Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan
Berdasar wujudnya
1. Hukum objektif, yaitu hukum yang berlaku secara umum
2. Hukum subjektif, yaitu hukum yang berlaku untuk orang tertentu
Mahkamah Konstitusi
Adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang meupakan pemegang
kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung.
Komisi Yudisial
Adalah lembaga negara yang berfungsi untuk mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama
calon hakim.
HUBUNGAN INTERNASIONAL
TAMBAHAN
Diplomatik
Fungsi perwakilan diplomatik
1. Mewakili negara pengirim di Negara penerima
2. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima
3. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima
Letak di Ibukota negara penerima
Bisa berhubungan langsung dengan kepala negara
Politik
Perangkat perwakilan diplomatik
1. Duta besar
2. Duta
3. Menteri presiden
4. Kuasa usaha
Konsuler
Fungsi perwakilan konsuler
1. Melindungi kepentingan negara pengirim dan WN-nya, individu – individu, dan badan
hukum dalam batas yang dizinkan oleh Hukum Internasional
2. Memajukan pembangunan hub. dagang, ekonomi, budaya, dan ilmiah diantara kedua negara
3. Mengeluarkan paspor dan dokumen perjalanan kepada WN pengirim dan visa / dokumen
yang pantas untuk orang pergi ke negara pengirim
4. Bertindak sebagai notaris dan panitera sipil serta melakukan fungsi tertentu yang bersifat
administratif
Letak di kota besar bukan ibukota
Tidak bisa berhubungan langsung
Non politik
Hak Imunitas
Menyangkut diri pribadi (bebas tuntut, kebebasan menjadi saksi, bebas alat paksaan)
Menyangkut tempat perwakilan (daerah kediaman tidak boleh dimasuki tanpa mendapat izin
yang bermaksud)
Menyangkut korespondensi / surat menyurat (tidak boleh disensor)
Hak Suaka Politik
Hak untuk mencari dan mendapat perlindungan dari suatu kedutaan oleh pejabat yang penting
G. Perjanjian Internasional
Perjanjian Internasional berdasarkan fungsi
1. Law Making Teatries
Perjanjian internasional yang membentuk kaidah hukum. Hukum yang dirumuskan beberapa
negara dapat digunakan oleh negara lain (berlaku secara internasional). Bersifat terbuka,
multilateral. Contoh : Konvensi hukum laut (Jamaika 1993)
2. Teatry Contract
Perjanjian tertutup bagi negara lain. Hak dan kewajiban hanya bagi negara yang mengadakan
perjanjian. Bersifat tertutup, bilateral. Contoh : Indonesia China mengenai kewarganegaraan
Tahapan perjanjian Internasional
1. Negosiation
Merundingkan masalah, dampak, hak, dan kewajiban. Dilakukan oleh kepala negara, Menlu,
Deplu, duta, atau tiap orang uang membawa surat kuasa (full power)
2. Signature
Penandatanganan naskah perjanjian oleh mereka yang terlibat. Jika penting, lanjut ratifikasi,
jika tidak berhenti sampai di sini
3. Ratification
Pengesahan yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang di negaranya (eksekutif, legislatif,
legislatif-eksekutif)
A. Pengertian HAM
Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang. Hak asasi manusia bersifat universal dan abadi.
Menurut John Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang
bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari
hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
Ketentuan hukum : UU no 39 tahun 1999 Pasal 1
B. Macam HAM
1. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)
- Hak kemerdekaan memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama / kepercayaan
masing – masing
- Hak menyatakan pendapat
- Hak dalam kebebasan berorganisasi.
2. Hak Asasi Ekonomi (Properti Rights)
- Hak memiliki sesuatu
- Hak membeli dan menjual sesuatu,
- Hak mengadakan perjanjian / kontrak
3. Hak Persamaan Hukum (Rights of Legal Equality)
- Hak mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam keadilan hukum dan
pemerintahan.
4. Hak Asasi Politik (Political Rights)
- Hak memilih dan dipilih dalam pemilu
- Hak mendirikan partai
- Hak mengajukan petisi atau kritik.
5. Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (Social and Cultural Rights)
- Hak mendapatkan pendidikan
- Hak memilih pendidikan, dan hak mengembangkan kebudayaan.
6. Hak Asasi Perlakuan Tata Cara Peradilan dan Perlindungan Hukum (Procedural Rights)
- Hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam penggeledahan.
2. Kejaksaan
Lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan di bidang penuntutan
Diatur dalam UU No 16 tahun 2004
Pelaku pelanggaran pidana yang dituntut : yang benar bersalah dan telah memenuhi unsur
tindak pidana, didukung barang bukti dan minimal 2 saksi
Tingkatan Kejaksaan
a. Kejaksaan Agung
b. Kejaksaan Tinggi
c. Kejaksaan Negeri
Tugas dan wewenang
a. Di Bidang Pidana
- Melakukan penuntutan.
- Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap
- Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat.
- Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang
- Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
b. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan
Dengan kuasa khusus, dapat bertindak, baik di dalam maupun di luar pengadilan, untuk dan
atas nama negara atau pemerintah.
c. Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum
- Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
- Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
- Pengawasan peredaran barang cetakan.
- Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara.
- Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.
- Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
3. Hakim
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sebuah sidang
pengadilan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Dalam upaya menegakkan hukum dan
keadilan serta kebenaran, hakim diberi kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan.
Diatur UU no 48 tahun 2009
Hakim dibagi menjadi 3 :
a. Hakim pada MA, disebut Hakim Agung
b. Hakim pada badan peradilan di bawah MA, yaitu peradilan umum, militer, agama, tata usaha
negara
c. Hakim pada MK, yaitu Hakim Konstitusi
Perbedaan MA dan MK
ASPEK MA MK
UUD Pasal 24A Pasal 24C
Mengadili Pada tingkat kasasi Pada tingkat pertama dan terakhir
Menguji Peraturan perundangan dibawah UU terhadap UUD
UU terhadap UU
Karakteristik Kehakiman Setelah Amandemen
Kekuasaan yudikatif dipegang oleh MA dan MK. Setelah amandemen, membentuk lembaga baru
yaitu MK. MK terdiri dari 9 hakim yang dipilih dari unsur pemerintahan, MA, dan DPR.
4. Advokat
Memberi jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan
UU RI No. 18 Tahun 2003
Tugas secara khusus :
a. Membuat dan mengajukan gugatan, jawaban, tangkasan dan rangkaian
b. Memberi pembuktian
c. Mendesak segera disidangkan atau diputuskan perkaranya
Hak :
a. Bebas mengeluarkan pendapat dalam membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya
b. Bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi tanggung
jawabnya.
c. Tidak dapat dituntut
d. Memperoleh informasi yg berkaitan dengan kepentingan pembelaan klien
e. Berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas berkas dan
dokumen thd penyitaan
f. Tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien
Kewajiban :
a. Dilarang membedakan perlakuan terhadap klien
b. Merahasiakan sesuatu yang diketahui/diperoleh dr klien
c. Dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dari profesinya
d. Advokat yang menjadi pejabat negara tidak melaksanakan tugas profesi advokat selama
memangku jabatan
5. KPK
Dibentuk tahun 2003 berdasarkan UU RI No. 30 Tahun 2002
Tugas :
a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan korupsi
b. Supervise terhadap instansi yang berwenang
c. Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
d. Melakukan tindak pencegahan korupsi
Wewenang :
a. Mengoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
b. Menetapkan system pelaporan dalam kegiatan pemberantasan
c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan korupsi pada instansi terkait
d. Melaksanakan dengan pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
e. Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi
Asas – asas :
a. Kepastian hukum
b. Keterbukaan
c. Akuntabilitas
d. Kepentingan umum
e. Proporsionalitas
A. ASEAN
Salah satu pendiri ASEAN : Adam Malik
Penyelenggara KTT ASEAN pertama di Bali
Menjadi penengah konflik Vietnam dengan Kamboja
Berpartisipasi di dalam Sea Games
Pernah menjadi pemimpin ASEAN
Pernah menjadi pusat kesekretariatan
B. PBB
Sebagai anggota PBB, Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang
menghasilkan Dasasila Bandung
Sebagai anggota PBB, Indonesia menjadi pelopor pencetusan ZOFTAN dan SEANWFZ
Sebagai anggota PBB, Indonesia menjadi salah satu pemprakarsa berdirinya ASEAN dan Gerakan
Non Blok
Indonesia telah mengirimkan beberapa kontingen dalam rangka visi perdamaian dunia
Pada tahun 1971, Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik pernah ditunjuk untuk menjadi presiden
di Majelis Umum PBB.
Indonesia tiga kali terpilih menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu periode tahun 1974
– 1975, periode tahun 1995-1996, dan periode tahun 2007-2008.
Indonesia pernah terpilih 11 kali sebagai anggota Dewan ekonomi dan sosial PBB, 2 kali ditunjuk
sebagai presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, serta 3 kali sebagai wakil presiden dari
Dewan tersebut.
Indonesia juga terpilih sebanyak 3 kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi manusia PBB dan satu
kali ditunjuk sebagai wakil presiden dari Dewan tersebut, yaitu periode tahun 2009-2010.
Pada Tahun 1984, Indonesia mengirimkan Bantuan berupa beras melalui FAO yang ditujukan untuk
Ethiopia yang waktu itu dilanda bencana kelaparan.
Pada Tahun 1995, Sebagai anggota PBB Indonesia membantu dalam menampung para pengungsi
yang berasal dari Vietnam di pulau Galang
C. KAA
Mempelopori berdirinya Konferensi Asia Afrika yang pertama pada 1955 : Alisastro Amijoyo
Menawarkan diri sebagai tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika yang pertama pada
1955
Pada saat ini, bersama-sama berjuang dengan para negara anggota KAA dalam mewujudkan
perdamaian dunia, terutama dalam bidang kebudayaan dan pendidikan.
D. GNB
Menjadi salah satu perintis dan pemrakarsa Gerakan Non-Blok : Soekarno
Menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Non-Blok Ke-10 pada bulan September
1992.
Mengupayakan penyelesaian masalah utang luar negeri negara-negara berkembang miskin yang
terpadu, berkesinabungan dan komprehensif.
Menghidupkan kembali dialog konstruktif Utara-Selatan berdasarkan saling ketergantungan yang
setara, kesamaan kepentingan dan manfaat, serta tanggung jawab bersama.
Bersama Brunei Darussalam mendirikan Pusat Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan Gerakan Non-
Blok.
Meningkatkan peran GNB untuk menyerukan perdamaian dan keamanan internasional.
Upaya penanganan isu-isu dan ancaman keamanan global baru.
INTEGRASI NASIONAL
ANCAMAN
A. ATHG
1. Ancaman
Usaha yang bersifat mengubah/merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional melalui
tindak kriminal dan politis.
Macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara :
a. Dari luar negeri
- Agresi
- Pelanggaran wilayah oleh negara lain
- Spionase (mata-mata)
- Sabotase
- Aksi terror dari jaringan internasional
b. Dari dalam negeri
- Pemberontakan bersenjata
- Konflik horisontal
- Aksi teror
- Sabotase
- Aksi kekerasan yang berbau SARA
- Gerakan separatis (upaya pemisahan diri untuk membuat negara baru)
- Pengrusakan lingkungan
2. Tantangan
Hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
3. Hambatan
Usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk melemahkan atau menghalangi
secara tidak konsepsional.
4. Gangguan
Hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi
secara tidak konsepsional.
B. Ancaman dalam Bidang POLEKSOSBUDHANKAM
1. Bidang Sosbud
1. Gaya hidup konsumtif
2. Hedonisme
3. Individualisme
4. Westernisasi
5. Memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial
6. Lunturnya nilai keagamaan
2. Bidang Ekonomi
1. Sistem Free flight liberalism
Sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan dan menumbuhkan eksploitasi
masyarakat dan bangsa lain
2. Sistem Etatisme
Negara beserta aparatur negera bersifat dominan dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-
unit ekonomi di luar sektor negara
3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan
masyarakat dan bertantangan dengan cita-cita keadilan sosial
WAWASAN NUSANTARA
DEMOKRASI PANCASILA
TAMBAHAN
DEMOKRASI LIBERAL
1. Menganut paham demokrasi
2. Memiliki lembaga perwakilan rakyat
3. Kekuasaan tidak berpusat pada satu titik
4. Tidak menganut sistem presidensial (menganut sistem parlementer)
5. Keputusan berdasarkan suara mayoritas
6. Adanya pemilu
7. Banyak partai politik
DEMOKRASI TERPIMPIN
1. Adanya perwakilan rakyat dan sistem pemerintahan presidensial
2. Kedudukan presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara
3. Kekuasaan presiden tidak tertabas
4. Dibentuknya poros Nasakom
5. Penyederhanaan partai utk memudahkan dan memperkecil pengaruh antar kelompok
6. Peran ABRI dalam politik
DEMOKRASI PANCASILA ORBA
1. Pemerintahan presidensial
2. Penyederhaan partai dan pelaksanaan pemilu
3. Adanya lembaga negara
4. Pelaksanaan daerah otonomi
DEMOKRASI PANCASILA REFORMASI
1. Pemilu langsung
2. Amandemen UUD 1945
3. Pengembalian tugas ABRI dalam hal keamanan dan pertahanan
IPTEK
A. DAMPAK POSITIF
Politik
Adanya keterbukaan → mencegah KKN → pemerintahan demokratis → meningkatkan kualitas dan
kuantitas pastisipasi politik rakyat dalam penentuan kebijakan publik
Ekonomi
1. Meningkatkan investasi asing
2. Terbukanya pasar internasional
3. Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara
4. Meningkatkan kemakmuran
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Sosial budaya
Berbagi informasi mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir yang baik, etos kerja, dll
Hukum, pertahanan, dan keamanan
1. Menguatkan supremasi hukum
2. Menguatkan regulasi hukum utk kepentingan rakyat banyak
3. Menguatnya tuntutan profesionalisme para penegak hukum
Informasi dan Komunikasi
1. Cepat mendapat informasi terbaru
2. Dapat berkomunikasi jarak jauh
3. Layanan bank online
Pendidikan
1. Munculnya media massa sebagai sumber ilmu
2. Fotocopy soal ujian
3. Sistem belajar tidak harus tatap muka
4. Mudah mengolah data dengan program
B. DAMPAK NEGATIF
Politik
1. Terganggunya stabilitas politik nasional karena tuntutan masyarakat akan kebebasan (liberalime)
2. Munculnya gerakan radikal dan terorisme
Ekonomi
1. Terdesaknya barang lokal karena kalah saing
2. Perekonomian negara akan dikuasai oleh pihak asing
3. Kesenjangan sosial
4. Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yg mekanismenya ditentukan oleh pasar
5. Sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi berkurang
Sosial budaya
1. Gaya hidup konsumtif
2. Hedonisme
3. Individualisme
4. Westernisasi
5. Memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial
6. Lunturnya nilai keagamaan
Hukum, pertahanan, dan keamanan
1. Tindakan anarkis dapat mengganggu stabilitas dan ketahanan nasional, pesatuan dan kesatuan
bangsa
2. Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, dan kedaulatan negara semakin berkurang
Informasi dan Komunikasi
1. Banyak cyber crima
2. Situs tertentu disalahgunakan
3. Kerahasiaan alat tes terancam
4. Komputer terserang virus
Pendidikan
1. Siswa malas belajar karena jejaring sosial
2. Copy paste tugas
3. Beredar bocoran soal
A. Hakikat NKRI
Menurut CF Strong
Negara kesatuan adalah bentuk negara di mana wewenang legislaif tertinggi dipusatkan dalam suatu
badan legislatif nasional. Kekuasaan untuk mengatur daerahnya di tangan pusat. Pemerintah pusat
memegang kedaulatan ke dalam dan ke luar. Dalam negara kesatuan hanya ada 1 konstitusi, 1
kepala negara, 1 mentri, dan 1 parlemen.
Pasal 1 ayat 1 : Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik.
SISTEM KETATANEGARAAN
DINAMIKA PENGELOLAAN KEKUASAAN NEGARA
C. Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan kehakiman disebut juga kekuasaan yudikatif.
Sebelum amandemen, kekuasaan kehakiman dijalankan oleh Mahkamah Agung beserta lembaga
peradilan yang ada di bawahnya. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 24 ayat 1
Setelah amandemen, kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi. Sesuai pasal 24 Ayat 2
B. Pemerintah Daerah
Menurut dasar-dasar hukum otonom dalam UUD 1945 dan diperkuat UU Nomor 32 tahun 2004,
Pemerintah Daerah adalah organisasi pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
daerah menurut asas otonomi seluas-luasnya dan asas perbantuan dalam sistem NKRI.
Pasal 18 Ayat(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsidan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Penyelenggara Pemerintahan Daerah adalah gubernur, bupati, walikota, dan perangkat lainnya.
Lembaga legislatif : DPRD I Provinsi, DPRD II Kab/kota
2. Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pusat kepada daerah untuk mengatur rumah
tangganya sendiri. Otonomi daerah merupakan penerapan asas desentralisasi, yaitu pusat
memberikan sebagian kewenangan kepada daerah otonom (provinsi dan kab kota), kecuali
kewenangan politik LN, agama, yustisi, hankam, moneter dan fiskal
Ciri-ciri
1. Penyerahan wewenang untuk melaksanakan fungsi pemerintahan tertentu dari pemerintah
pusat kepada daerah otonom.
2. Fungsi yang diserahkan dapat dirinci atau merupakan fungsi yang tersisa (residual function).
3. Penerima wewenang adalah daerah otonom.
4. Tujuan Penyelenggaraan Desentralisasi
5. Pada dasarnya tujuan penyelenggaraan desentralisasi antara lain :
6. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan.
7. Wahana pendidikan politik masyarakat di daerah.
8. Memelihara keutuhan negara kesatuan atau integrasi nasional.
Kelebihan
1. Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal.
2. Mempunyai keterampilan interpersonal yang layak.
3. Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehingga bisa meningkatkan efisiensi.
4. Melahirkan manusia yang mempunyai kebebasan berpikir
5. Bisa memecahkan masalah secara mandiri, serta bekerja dan hidup di kelompok kreatif yang
inisiatif dan empati.
Kelemahan
1. Susah diamati oleh pemerintah pusat.
2. Pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah kurang jelas.
3. Kemampuan keuangan daerah terbatas.
4. Sumber daya manusia dan Kapasitas manajemen daerah yang belum memadai.
5. Pemerintah pusat secara psikologis kurang siap untuk kehilangan otoritasnya.
3. Dekonsentrasi
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang administrasi dari pemerintah pusat kepada pejabat
di daerah. Pelimpahan wewenang yangdimaksud adalah hanya sebatas wewenang administrasi,
untuk wewenang politik tetap dipegang oleh pemerintah pusat. Bisa dikatakan dekonsentrasi
adalah perpaduan antara sentralisasi dan desentralisasi.