Anda di halaman 1dari 2

countries showed that the occurance of this violance was about 15-17%.

Most of the victims are adult


females and the culprits are mostly the husbands. There are several methods needed to detect such
cases. Doctors and their medical staff must have the ability to identify the condition of the victim
inlcuding psychological and physical condition as well as the types of wounds. Theis study aimed to
obtain the pattern of wound types in female victims related to violence in family. This was a
retrospective and descriptive study using reports of visum et repertum of Bhayangkara Hospital
Manado as the secondary data. The results showed that of the 43 cases, the majority belonged to the
group of age 31-32 years old (10 people), physical type of violance (93%), bruise as the type of
wound (70%), and located at the forehead and the back part of the head (18.60%).
Keywords: Violence, family, type of injury
Abstrak: Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu kasus yang terus meningkat
dari tahun ke tahun. Studi dari berbagai negara menunjukkan angka kejadian KDRT berkisar antara
15-71%. Sebagian besar korban KDRT ialah perempuan dewasa dan pelaku biasanya ialah suami.
Dalam pengungkapan kasus KDRT diperlukan metode-metode tertentu dari dokter atau tenaga
kesehatan untuk mendektesinya. Dokter atau tenaga medis harus mampu mengetahui keadaan
psikologis dan fisik, serta pola luka/cedera yang dialami korban. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan meningkatkan kemampuan deteksi kasus KDRT terhadap perempuan bagi para
dokter melalui pola luka. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan menggunakan data
sekunder dari hasil visum dan dilaporkan menurut distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 43 kasus KDRT terhadap perempuan terbanyak ialah kelompok umur 31-32 tahun (10
orang), jenis kekerasan fisik (93%), jenis cedera memar (70%), letak cdera daerah sekitar dahi dan
kepala bagian belakang (18,60%).
Kata kunci: kekerasan dalam rumah tangga, pola cedera

Luka memar dan lecet merupakan jenis luka yang paling


banyak ditemukan, masing-masing sebesar 79,3% dan 49,4%,
sedangkan vulnus scissum hanya ditemukan pada empat
korban dari seluruh korban. Luka paling banyak ditemukan
pada daerah kepala dan leher (73,8%) dan ekstremitas (62,9%).
Lebih dari separuh total korban mendapatkan lebih dari
satu jenis luka (56,1%) serta luka di lebih dari satu lokasi
(57,8%) berdasarkan hasil pemeriksaan fisis. Bentuk
kekerasan yang dapat diketahui dari hasil penelitian ini adalah
kekerasan fisis dan kekerasan seksual. Kekerasan fisis
merupakan bentuk kekerasan yang dilaporkan oleh semua
korban, dengan jenis kekerasan tumpul sebanyak 90%.
Bentuk kekerasan seksual hanya dialami oleh 5 orang korban.
Derajat luka terbanyak yang ditemui pada korban adalah
derajat ringan yaitu sebanyak 215. Tidak ditemukan korban
dengan derajat luka berat. (Tabel 2)
Diskusi
Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu sumber data
yang digunakan pada penelitian ini hanya mendukung
pencatatan kekerasan fisis dan kekerasan seksual, sedangkan
kekerasan psikis dan ekonomi tidak dapat diketahui
esimpulan Aspek Medis Kejahatan seksual meliputi informed consent, anamnesis, pemeriksaan
fisik yang terdiri dari pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan Top to Toe, dan pemeriksaan genital,
Pemeriksaan penunjang yang terdiri dari pengambilan swab dan pemeriksaan cairan sperma,
pemeriksaan darah dan urin, dan pemeriksaan kehamilan. Dokter dalam Kasus kejahatan seksual
juga berperan dalam pengumpulan barang bukti pada tubuh korban.
Kata kunci : Kejahatan Seksual, Aspek Medis, Peran dokter dalam Kasus kejahatan Seksual
ABSTRACT
MEDICAL ASPECT OF SEXUAL ABUSE
Background sexual abuse is any act perpetrated by a person against another person that creates
sexual pleasure for himself and disrupt the honor of another person. Doctor Assistance in the
case of Sexual Abuse case is examination on the victim either physical examination or collecting
sample from victim’s body,

Anda mungkin juga menyukai