Anda di halaman 1dari 16

TUGAS HOME CARE

LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)


Sebagai Tugas Individu Mata Kuliah Home Care

Dosen Pengampu: Tri Nurhudi Sasono, M. Kep

Oleh
KAIDEN BUDI WAHONO (NIM. 1820087)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kelemahan otot merupakan dampak terbesar pada pasien stroke untuk itu
diperlukan latihan ROM pasif dengan tujuan untuk mempertahankan atau
memelihara kekuatan otot, memelihara mobilitas persendian dan mestimulasi
sirkulasi. Dengan adanya peningkatan angka kejadian stroke dan kecacatan
tersebut, apabila latihan ROM pasif tidak dilaksanakan maka akan terjadi
penurunan kekuatan otot, atropi otot, kontraktur dan luka dekubitus (Marwati,
2012).
Beberapa penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan
latihan ROM pasif yang dilakukan 2 kali sehari terhadap kekuatan otot pasien
dengan hemiparese.
Hasil penelitian diruang flamboyan RSUD Jombang oleh Marwati (2012),
menyimpulkan bahwa ada pengaruh latihan ROM pasif 2x sehari terhadap
peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke dengan hemiparase, (p= 0,001).
Hasil penelitian Warsito (2016) di Kabupaten Rejang Lebong menyimpulkan
bahwa, latihan Range Of Motion (ROM) pasif mempengaruhi rentang sendi pada
ektremitas atas pasien stroke dengan nilai z = -2,236 dan nilai p < 0,05, dan pada
ektremitas bawah pasien stroke dengan nilai z = -4,993 dan nilai p < 0,05. Latihan
Range Of Motion (ROM) pasif dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan
rentang sendi pada ektremitas atas dan bawah pada pasien stroke. ROM pasif
yang dilakukan pada pasien stroke dapat meningkatkan rentang sendi, dimana
reaksi kontraksi dan relaksasi selama gerakkan ROM pasif yang dilakukan pada
pasien stroke terjadi penguluran serabut otot dan peningkatan aliran darah pada
daerah sendi yang mengalami paralisis sehingga terjadi peningkatan penambahan
rentang sendi abduksi-adduksi pada ekstremitas atas dan bawah hanya pada sendi-
sendi besar. Sehingga ROM pasif dapat dilakukan sebagai alternatif dalam
meningkatkan rentang sendi pada pasien stroke yang mengalami paralisis
(Warsito, 2016).
2

B. Tujuan
Mengetahui pengaruh latihan ROM pasif terhadap respon pasien

C. Manfaat
1. Manfaat aplikatif
Masukan dan bahan pertimbangan bagi perawat, tim medis dan tenaga
kesehatan lain dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien
2. Manfaat keilmuan
Sebagai evidance based practice dalam praktek keperawatan sehingga
dijadikan materi dalam pembelajaran pendidikan keperawatan tentang
latihan ROM pasif
3. Manfaat pengembangan
Rujukan dan data dasar bagi penelitian berikutnya terutama terkait terapi
latihan ROM pasif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Range of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Sihotang, 2017).
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan
bantuan perawat pada setiap gerakan. Indikasi latihan pasif adalah pasien semi
koma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien
tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Rentang gerak
pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah
seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu, dan klien
tidak mampu melaksanakannya secara mandiri (Sihotang, 2017).
B. Tujuan Latihan ROM Pasif
Menurut Sihotang (2017), tujuan dilakukan latihan ROM pasif adalah :
1. Mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot2.
2. Memelihara mobilitas persendian3.
3. Merangsang sirkulasi darah4.
4. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur5.
5. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
C. Persiapan alat
1. Meja
2. Kursi
3. Bed Pasien
4. Lembar pencatatan tindakan
5. Alat tulis

10
11

D. Persiapan pasien
1. Menjelasan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
2. Memberikan posisi klien yang nyaman dan sesuai dengan prosedur tindakan
yang akan dilakukan

E. Prosedur
1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk
dengan lengan.
3. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang
pergelangan tangan pasien.
4. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.
5. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 1. Latihan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan


2. Fleksi dan Ekstensi Siku
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuhnya.
3. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya
mendekati bahu.
4. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.
12

5. Catat perubahan yang terjadi

Gambar 2. Latihan fleksi dan ekstensi siku


3. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah
Cara :
1. Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan.
2. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk.
3. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
4. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.
5. Kembalikan ke posisi semula.
6. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke
arahnya.
7. Kembalikan ke posisi semula.
8. Catat perubahan yang terjadi

Gambar 3. Latihan pronasi dan supinasi lengan bawah


13

4. Pronasi Fleksi Bahu


Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.
3. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
4. Angkat lengan pasien pada posisi semula.
5. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 4. Latihan pronasi fleksi bahu


5. Abduksi dan Adduksi Bahu
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Atur posisi lengan pasien di samping badannya.
3. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
4. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat (Abduksi).
5. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)
6. Kembalikan ke posisi semula.
7. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 5. Latihan abduksi dan adduksi bahu


14

6. Rotasi Bahu
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
3. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang
tangan pasien dengan tangan yang lain.
4. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan menghadap ke bawah.
5. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.
6. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke atas.
7. Kembalikan lengan ke posisi semula.
8. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 6. Latihan rotasi bahu


7. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain
memegang kaki.
3. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
4. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
5. Kembalikan ke posisi semula.
6. Catat perubahan yang terjadi
15

Gambar 7. Latihan fleksi ekstensi jari


8. Infersi dan efersi kaki
Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan satunya.
3. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.
4. Kembalikan ke posisi semula
5. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.
6. Kembalikan ke posisi semula.
7. Catat perubahan yang terjadi

Gambar 8. Latihan infers efersi kaki


16

9. Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki


Cara :
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan
yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.
3. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
4. Kembalikan ke posisi semula.
5. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.
6. Catat perubahan yang terjadi

Gambar 9. Latihan fleksi dan ekstensi kaki


10. Fleksi dan Ekstensi lutut.
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien
dengan tangan yang lain.
c. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
d. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
e. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.
f. Kembali ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi

Gambar 10. Latihan fleksi ekstensi lutut


17

11. Rotasi pangkal paha


Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan
yang lain di atas lutut.
c. Putar kaki menjauhi perawat.
d. Putar kaki ke arah perawat.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 11. Latihan rotasi pangkal paha


12. Abduksi dan Adduksi pangkal paha.
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada
tumit.
c. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat
tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
d. Gerakkan kaki mendekati badan pasien.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 12. Abduksi adduksi pangkal paha


18

F. Simulasi kasus

Gerakan kaki

Gerakan lengan
19

a. Pasien Ny. Y
Dx.medis : CVA infark. TD = 170100 setelah dilakukan latihan ROM pasif dua
kali sehari selama 1 minggu menyampaikan kaki yang awalnya sama sekali tidak
dapat digerakkan, sudah sedikit bisa digerakan.
b. Pasien Ny. M
Dx.medis CVA emboli dengan hemiparese. TD = 190/100 setelah dilaksanakan
dilakukan latihan ROM pasif dua kali sehari selama 1 minggu menyampaikan
jari-jari kaki yang awalnya sama sekali tidak dapat digerakkan, sudah sedikit bisa
digerakan.
20

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan
bantuan perawat pada setiap gerakan. Indikasi latihan pasif adalah pasien semi
koma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien
tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Rentang gerak
pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah
seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu, dan klien
tidak mampu melaksanakannya secara mandiri. Latihan ROM pasif seringkali
dilakukan oleh perawat pada klien yang menderita paralysis atau lemah otot pada
salah satu bagian tubuh. Pemilihan latihan yang spesifik tergantung batas
kemampuan klien.

B. Saran
1. Pelayanan keperawatan
Memodifikasi SOP yang memasukkan latihan ROM pasif untuk
memberikan asuhan keperawatan yang bersifat mandiri dan komprehensif
2. Pendidikan keperawatan
Membangun program kerjasama dan menyebarluaskan informasi terkait
latihan ROM pasif
3. Pengembangan Penelitian
Perlunya penelitian lanjutan perbandingan tingkat efektifitas latihan ROM
pasif dengan terapi-terapi lainnya.
21

DAFTAR PUSTAKA

Mawarti, 2012, Pengaruh Latihan ROM (Range Of Motion) Pasif Terhadap


Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Dengan
Hemiparase
(https://www.academia.edu/7921419/PENGARUH_LATIHAN_RO
M_RANGE_OF_MOTION_PASIF_TERHADAP_PENINGKATA
N_KEKUATAN_OTOT_PADA_PASIEN_STROKE_DENGAN_H
EMIPARASE/diaksestanggal16maret2016).

Sihotang L G. 2017. Prosedur Range of Motion.


(https://www.academia.edu/4802035/Prosedur_Range_of_Motion/
diaksestanggal16Maret2019).

Warsito S, 2016, Latihan Range of Motion (ROM) Pasif Terhadap Rentang Sendi
Pasien Pasca Stroke. Idea Nursing Journal Vol. VII No. 2 2016
ISSN : 2087-2879.

Anda mungkin juga menyukai