PEMBAHASAN
sariawan pada bibir bawah sejak 1 bulan yang lalu terasa perih, dan sariawan pada
lidah sejak 3 hari yang lalu, terasa sakit dan pasien mengeluhkan gusi berdarah.
Pada pemeriksaan ekstra oral yaitu bibir bawah terdapat lesi krusta
dengan bentuk tepi irregular berbatas tegas, dikelilingi tepi eritema. Gambaran
lesi tersebut merupakan lesi herpes labialis menurut Greenberg dan Glick 2008.
Pada pasien ditemukan krusta, diduga krusta tersebut berasal dari vesikel
yang sebelumnya telah pecah. Menurut Greenberg dan Glick 2008, lesi herpes
mengalami ulserasi, membentuk krusta. Gejala dimulai dengan rasa perih diikuti
dengan timbulnya lesi vesikel berkelompok dalam waktu 24 jam, pecah kemudian
Diagnosis banding herpes labialis yaitu angular cheilitis dan herpes zoster.
Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang
ditandai dengan adanya fisur pada sudut bibir, berwarna kemerahan, mengalami
ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut (Langlais,
2000). Gambaran klinis eritema multiforme berupa lesi oral dari vesikula sampai
bulla dan berkelompok dan berbeda denagna infeksi virus HSV-1 penyakit ini
(Greenberg and Glick 2008). Pada pasien ini tidak ada riwayat pemakaian obat
Pada herpes labialis terjadi pada bibir, mulut atau gusi karena adanya re-
aktivasi dari virus herpes simpleks tipe 1 sedangkan herpes zoster lesi terjadi pada
wajah dan tubuh karena adanya virus varisela zoster. Tampilan khas dari herpes
zoster yaitu lesi yang bersifat unilateral yaitu hanya mengenai 1 sisi tubuh,
Pada pemeriksaan ektraoral juga ditemukan mata, dan bibir pasien terlihat
anemis. Ini karena penurunan eritrosit pada hasil pemeriksaan lab darah pasien
yaitu sebanyak 2,76/ mm3 dari batas normalnya; 4.4- 5.9/mm3. Anemia
SIMPULAN
tipe 1 pada mukosa mulut yang berkeratin di daerah vermilion border bibir. Paisen
dengan herpes labialis dapat sembuh dengan pemberian vitamin dan antivirus
topikal yaitu acyclovir 5% serta instruksi. Pada kasus ini, pasien didiagnosa
herpes labialis rekuren yang diduga karena dari manifestasi penyakit Acute
Lymphoblastic Leukemia.
Pada ekstra oral ditemukan lesi krusta serosanguis dan anemis pada bibir bawah
dan pada konjunktiva mata. Pada pemeriksaan intraoral terdapat ulserasi pada
lidah, pembengkakan gusi rahang atas dan rahang bawah, petechiae, ekimosis
pada gusi seluruh regio dan palatum dorum sehingga ke palatum molle. Hasil
pemeriksaan penunjang dari pasien berupa pemeriksaan hasil lab darah pada
menjaga kesehatan rongga mulut, menggunakan sikat gigi lembut dan berkumur
dengan chlorhexidine 0.2% tahan di mulut selama 20 detik serta jika ada
pasien tergolong cepat karena pada kontrol kedua sudah sembuh tetapi untuk
penyakit Acute Lymphoblastic Leukemia pada pasien ini menjadi semakin parah.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 3, 208-217, 249-257.
Amin Z & Bahar A. 2006. Pengobatan Tuberkulosis Mutakhir. In: Sudoyo, et al.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid II. Pusat Penerbitan
Departemen IPD FK UI; 1007-1010.
Brooks, Geo F., Butel, Janet S., Morse, Stephen A. 2004. Jawetz, Melnicks &.
Adelberg's Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Brunton, L.L.; Lazo, J.S.; Parker, K.L. 2006. Goodman & Gilman’s: The
Pharmacological Basis of Theurapetics 11th edition. New York: McGraw
Hill Medical Publishing. 1442-1456 pp.
Deliverska, Krasteva A., 2013. Oral Signs Of Leukemia and Dental Management.
Literature Data and Case Report.
Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima.Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
Greenberg, M.S. and Glick, M. 2008. Burket’s Oral Medicine: Diagnosis and
Treatment 11th ed. Ontario : BC Decker Inc.
Greenberg, M.S.; Glick, M. Ship, J.A. 2011. Burket’s Oral Medicine: Diagnosis
& Treatment. BC. Decker, Inc., Hamilton. 97-98, 431 pp.
Guyton, A.C.; Hall, J.E. 2006. Textbook of Medical Physiology 11th edition.
Philadelphia, USA: Elsevier Inc. 423-426, 874-877 pp.
Habif, Thomas P. 2015. Warts, Herpes Simplex, and Other Viral Infections. In:
Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th
Edition. Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier Health Sciences. 460-462.
Langlais, R.P. dan Miller C.S. 2013. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering
Ditemukan. Jakarta: EGC.
Regezi, J.A.; Sciubba, J.J; Jordan, R.C.K. 2008. Regezi: Oral Pathology: Clinical
Pathologic Correlations 5th ed. Elsevier Inc., St. Louis. 338-345, 1218 pp.
Scubba, James J., Regezi, Joseph A., and Rogers, Roy S. 2012. PDQ Oral
Disease Diagnosis and Treatment. London: BC Decker Inc.
Seiter K., Joseph A., and Rogers, Roy S. 2012. Considerations in the
Management of Elderly Patients with Chronic Myeloid Leukemia. Clinical
Lyphoma Myeloma & Leukemia, 2012 page 12-19.
Sterry, Wolfram; Ralf Paus & Walter Burgdorf. 2006. Sexual Transmitted Disease.
In: Georg, ed. Thieme Clinical Companions Dermatology. New York:
Sterry 134-154.
Utji, R., dan Harun, H., 1994. Kuman Tahan Asam. Dalam: Staf Pengajar
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ed. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara, 191-192.
Wayne RG, Michael GA. Reccurent herpes simplex labialis: selected therapeutic
options. J Can Dent Assoc 2003; 69(8): 498-503
Yagiela, J.A.; Dowd, F.J.; Johnson, B.; et al. 2004. Pharmacology and
Theurapeutics for Dentistry. St. Louis: Mosby, Elsevier Inc. 483-495 pp.