Anda di halaman 1dari 4

a.

Pengertian Wawasan Kebangsaan

Konsep kebangsaan merupakan hal yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia.
Dalam kenyataannya konsep itu telah dijadikan dasar negara dan ideologi nasional yang
telah dirumuskan dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam alinea IV Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Konsep kebangsaan inilah yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1989) wawasan adalah kemampuan


memahami cara memandang suatu konsep tertentu yang direfleksikan dalam perilaku
tertentu sesuai dengan konsep atau pokok pikiran yang terkandung di dalamnya.
Kebangsaan adalah kesadaran dan sikap yang memandang dirinya itu sebagai suatu
kelompok bangsa yang sama dengan ketertarikan sosio-kultural yang disepakati bersama.
Jadi, wawasan kebangsaan adalah sudut pandang atau cara memandang yang
mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan
jati dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsanya (ideologi).
Dalam rangka menerapkan konsep wawasan kebangsaan, pada Seminar Pendidikan
Wawasan Kebangsaan (1993) dikemukakan perlunya dipahami dua aspek sebagai
berikut:
1. Aspek Moral
Konsep wawasan kebangsaan mensyaratkan adanya perjanjian diri atau
commitment pada seseorang atau masyarakat untuk turut bekerja bagi kelanjutan
eksistensi bangsa dan bagi peningkatan kualitas kehidupan bangsa.
2. Aspek intelektual
Konsep wawasan kebangsaan menghendaki pengetahuan yang memadai mengenai
yang dihadapi bangsa baik saat ini maupun di masa mendatang serta berbagai
potensi yang dimiliki bangsa.
Wawasan ini menentukan cara suatu bangsa mendayagunakan kondisi geografis
negaranya, sejarah sosiobudaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam
mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasionalnya.
Wawasan ini juga menentukan bagaimana bangsa itu menempatkan dirinya dalam tata
berhubungan dengan sesama bangsanya dan dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa lain
di dunia (internasional). Dalam wawasan kebangsaan terkandung komitmen dan
semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan
bangsanya . Selain itu wawasan kebangsaan menghendaki pengetahuan yang memadai
tentang masa ini dan mendatang serta berbagai potensi bangsanya.1
Landasan wawasan kebangsaan yaitu landasan idiil (Pancasila) dan landasan
konstitusional (Undang-Undang Dasar 1945).
Terdapat tiga unsur dasar wawasan kebangsaan, yaitu:
1. Wadah (Contour)

1
Lembaga Pertahanan Nasional. 1981, Wawasan Nusantara I, (Jakarta:Fa Skala Indah, 1981) h.31.
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mencakup seluruh
wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi
kenegaraan yang merupakan wadah beragam kegiatan kenegaraan dalam bentuk
supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat pada berbagai
kelembagaan dalam bentuk intra struktur politik.
2. Isi (Content)
Merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional.
3. Tata laku (Content)
Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan kebangsaan akan berwujud tata
laku, yang terdiri dari:
(1) Tata laku lahiriah, tercermin dalam perbuatan, tindakan dan perilaku dari
bangsa Indonesia.
(2) Tata laku batiniah, yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia.
Asas-asas wawasan kebangsaan, merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya
komponen / unsur pembentuk bangsa Indonesia (suku / golongan) terhadap kesepakatan
(commitment) bersama. Asas-asas wawasan kebangsaan terdiri dari:
1. Kepentingan / tujuan yang sama
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Solidaritas
5. Kerjasama
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan
Akhirnya, bagi bangsa Indonesia, untuk memahami bagaimana wawasan
kebangsaan perlu memahami secara mendalam falsafah Pancasila yang mengandung
nilai-nilai dasar yang akhirnya dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku
yang bermuara pada terbentuknya karakter bangsa Indonesia.
b. Nilai dan Makna yang Terkandung dalam Wawasan Kebangsaan
Nilai dasar wawasan kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan
kesatuan bangsa memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental,
yaitu sebagai berikut:
1. Penghargaan terhadap harkat martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah
SWT,
2. Tekad bersama untuk hidup berkebnagsaan yang bebas, merdeka dan bersatu,
3. Cinta tanah air dan bangsa,
4. Demokrasi atau kedaulatan rakyat,
5. Kesetiakawanan sosial,
6. Masyarakat adil dan makmur.
Makna wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki berbagai makna,
yaitu:
1. Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
di atas kepentingan individu atau golongan,
2. Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik,
3. NKRI yang merdeka, bersatum berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar
dengan bangsa yang lain yang sudah maju,
4. Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa
sehingga asas Bhineka Tunggal Ika dipertahankan.
5. Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila,
bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-
tengah tata kehidupan di dunia.
c. Geopolitik dan Geostrategis Indonesia
Indonesia adalah satu negara yang memiliki potensi untuk menjadi negara
besar. faktor jumlah penduduk, luas wilayah, kekayaan sumber daya alam,
kebhinnekaan agama, etnis dan kultur, memberi peluang untuk itu. Tetapi perjalanan
bangsa ini ibarat mendaki sebuah gunung yang terjal, bahaya selalu mengancam kita.
Tidak saja diperlukan sikap yang berhati-hati tetapi juga kesabaran dan kearifan.
Indonesia bukan seperti kebanyakan negara-negara lain, tetapi merupakan
“benua maritim” yang sangat luas dengan corak alam sangat bervariasi disertai
kemajemukan yang tinggi di antara lebih 400 etnis yang mendiaminya. Penduduknya
sudah melampaui 220 juta penduduk, yang menempatkan Indonesia pada urutan ke
empat dalam hal jumlah penduduk terbanyak.
Tatanan dan sejarah pembentukannya memiliki arti strategis dilihat dari
geopolitik perkembangan bangsa-bangsa di dunia, khususnya Asia Tenggara. Salah
satu ciri benua maritim yaitu lautannya mengandung sumber daya biotik yang kaya,
demikian juga wilayah pesisirnya, di mana garis pantainya sepanjang 81.000 km itu
beraneka-ragam dan sangat besar potensinya untuk budidaya laut. Geografi Indonesia
sebagai negara kepulauan terbesar memiliki keunikan budaya, terlebih jika dikaitkan
dengan letaknya dalam peta dunia.2
Hakikat geopolitik dan geostrategis Indonesia sebagai negara kepulauan perlu
benar-benar dipahami agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak mudah

2
Dino Pati Djalal. The Geopolitics of Indonesia’s Maritime Territorial Policy. (Jakarta:CSIS, 1996). h. 145
diintervasi dan diinfiltrasi oleh kekuatan tertentu, baik dari dalam maupun luar.
Sejarah menunjukkan, upaya memupuk kesatuan dan mengembalikan kebesaran
bangsa mengalami kesulitan justru karena bangsa Indonesia kurang memahami
hakikat geopolitik dan geostrategis kelautan.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk. Oleh karena itu arti
penting geopolitik dan geostrategis sangat diperlukan.3

3
Sultan Hamengku Buwono X. Merajut Kembali Keindonesiaan Kita. (Jakarta: Gramedia, 2007) h.12

Anda mungkin juga menyukai