Anda di halaman 1dari 2

7.

Masjid Rawe

Masjid di Kampung Rawe termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Lut Tawar. Lokasi tempat berdiri
masjid ini biasa disebut dengan Gunung Suku Rawe. Masjid ini merupakan Masjid tua berkonstruksi kayu
yang sejauh ini kondisinya paling terawat. Meskipun pengerjaan kayu pada keseluruhan konstruksi
terutama pada tiang utama dan kayu blandar tampak tidak sehalus Masjid tua di Nosar, tetapi secara
keseluruhan Masjid ini tampak masih asri karena konstruksi kayu yang masih dipertahankan. Bentuk
bangunan Masjid ini sebetulnya telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang terjadi menurut
informan adalah letak pintu masuk yang dahulunya berada di sisi timur ruang utama, sekarang
dipindahkan ke sisi utara. Begitu juga tangga masuk dari kayu yang menurut informan dahulu dipasang di
pintu masuk sisi timur, sekarang sudah tidak ditemukan. Komponen asli lain yang sudah tidak ditemukan
adalah mimbar dari kayu yang menurut informasi masih ada tetapi sudah berpindah tempat dan tidak
diketahui lagi keberadaannya.

Denah ruang berbentuk bujursangkar berukuran 9,75 x 9,65 m, relung mihrab berbentuk persegi panjang
berukuran 2,1 m x 1,45 m pada setiap sisi dinding terdapat jendela masing-masing 2 buah (dua daun).
Pada dinding sisi timur terdapat lubang angin berbentuk setengah lingkaran. Tiang utama didirikan di
atas umpak dari pasangan batu dan semen. Tinggi tiang penyangga utama (sokoguru) sampai ke balok
penghubung antar tiang utama adalah 2,1 m. Konstruksi atap berbentuk tumpang dua, dimana atap
kedua tidak dibangun diatas ruang dengan lantai papan, tetapi hanya dibuat diantara empat tiang utama
dan ditutupi di keempat sisinya dengan susunan papan yang dibentuk seperti kuncup bunga sehingga
dari jauh memberi kesan ukiran kerawang. Pada puncak atap tumpang dipasang semacam ‘mustaka’
berbentuk tabung dari bahan seng setinggi kurang lebih satu meter Dari sebelah dalam terlihat
konstruksi penopang atap kedua diberi hiasan ‘jantung pisang’ yang sederhana. Keseluruhan konstruksi
bangunan masih menggunakan bahan kayu, kecuali atap yang terbuat dari lembaran seng, lantai
sekarang berupa plesteran semen yang ditutupi karpet plastik. Keadaan bangunan sekarang secara
keseluruhan tampak terawat dan bersih. Dinding bangunan yang terbuat dari papan tersebut dicat warna
putih, sementara bagian lain seperti listplank, beberapa bagian ukiran tiang dan ukir-ukiran bagian dalam
bangunan di warnai dengan cat warna biru, merah dan hijau.

Mengenai kronologi dan pemrakarsa pembangunan tidak ada data tertulis yang pasti, sejauh ini
informasi lisan tentang pemrakarsa pembangunan Masjid ini adalah Ungal Khattib yang dianggap sebagai
ulama besar di wilayah tersebut. Selain itu juga disebut Empun Dingin dan Empun Rakan sebagai
pembangun Masjid ini. Tim berusaha mencari ukiran atau tulisan penanda tahun pembangunan tetapi
tidak ditemukan, sementara ini dengan berpegang pada informasi di Nosar, mungkin Masjid Rawe sedikit
lebih muda dari Masjid Nosar, yaitu sekitar awal abad 20. Di bagian timur sebelah utara ruang utama
terdapat bedug yang terbuat dari pohon kelapa dengan diameter 76 cm dengan panjang 105 cm, tetapi
nampaknya sudah tidak difungsikan lagi. Keistimewaan Masjid ini terletak pada ornamen ukiran yang
raya, terutama di bagian dalam ruang. Seperti umumnya bentuk ukiran yang ditemui selama pendataan
di wilayah Aceh Tengah, ukiran di Masjid Rawe bergaya sederhana, tetapi penempatannya memenuhi
bidang ukir sehingga terlihat raya. Komponen utama berupa empat tiang penyangga tengah yang berdiri
di atas umpak semen tinggi tidak dihias penuh seperti Masjid Nosar, tetapi bentuk penampang tiangnya
sama yaitu segi delapan di bagian atas dan segi empat di bagian bawah. List langit-langit ruangan diberi
hiasan ukiran. Begitu juga dengan list relung mihrab, dihiasi dengan ukiran. Bagian lain yang dihiasi
ukiran adalah list pinggiran atap sebelah luar, dan dinding luar mihrab. Ornamen ukiran yang tampak
sekarang di dominasi bentuk seperti sulur-suluran, bunga, kuncup bunga dan tali yang dipilin. Makna
yang terkandung dalam ukiran-ukiran mungkin dapat dibandingkan dengan ornamen ukiran di bangunan
lain misalnya di rumah adat Toweren dan rumah Reje Linge.

Anda mungkin juga menyukai