BNPB and JICA 2015 Petunjuk Teknis Penyu PDF
BNPB and JICA 2015 Petunjuk Teknis Penyu PDF
untuk Kabupaten/Kota
i
Kata Pengantar
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah garis pantai yang terpanjang di dunia.
Dengan kondisi tektonik dan lokasi geografis yang ada, menjadikan negara kita sangat kompleks
dan rawan bencana. Hal tersebut terlihat dengan jumlah kejadian yang berdampak sangat besar
bagi kelancaran pembangunan. Hal tersebut membuat kita sadar akan pentingnya pelaksanaan
penanggulangan bencana yang dimulai dari pencegahan dan kesiapsiagaan sebelum terjadinya
bencana untuk mengurangi dampak yang dapat terjadi.
Selain kondisi ancaman yang ada, keberagaman sosial ekonomi dan mekanisme penyelenggaraan
pembangunan daerah juga menjadi tantangan tersendiri dalam penanggulangan bencana. Untuk itu,
sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
dimana Pasal 36 menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah, sesuai dengan
kewenangannya, harus menyusun Rencana Penanggulangan Bencana. Hal tersebut merupakan
upaya untuk membuat penyelenggaraan penanggulangan bencana menjadi komprehensif, terpadu
dan terencana.
Untuk mendukung hal tersebut, BNPB bekerja sama dengan tim dari Japan International
Cooperation Agency (JICA) menyusun dokumen Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana
Penanggulangan Daerah. Dokumen ini dapat menjadi acuan awal bagi pemerintah daerah dalam
menyusun dokumen Rencana Penanggulangan Bencana diwilayahnya. Dalam perkembangan
kedepan, dokumen ini akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan yang baru.
Hal 1
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
untuk Kabupaten/Kota
LAMPIRAN
1. Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Aksi ............................................................ L1
2. Panduan Penggunaan RPB Formulation Support Application ................................ L2
3. Contoh Matriks Kegiatan dan Pelaku ..................................................................... L3
Hal 2
Daftar Gambar
Gambar 1-1 Tahap-tahap Bencana ..........................................................................10
Gambar 1-2 Mekanisme penanganan bencana ........................................................11
Gambar 1-3 Kedudukan RPBD .................................................................................14
Gambar 1-4 Jenis Rencana dalam Penanggulangan Bencana .................................15
Gambar 1-5 Struktur RPBD ......................................................................................23
Gambar 2-1 Peta Batas Administratif Kab/Kota XXX ................................................29
Gambar 2-2 Peta Topografi Kab/Kota XXX...............................................................30
Gambar 2-3 Peta Geografi Kab/Kota XXX ................................................................31
Gambar 2-4 Peta Penggunaan Lahan di Kab/Kota XXX ...........................................32
Gambar 2-5 Temperatur dan Curah Hujan di Kab/Kota XXX ....................................33
Gambar 2-6 Peta Kepadatan Penduduk Kab/Kota XXX............................................34
Gambar 2-7 Peta Jenis Bangunan di Kab/Kota XXX.................................................35
Gambar 2-8 Peta Kemiringan Kab/Kota XXX ............................................................36
Gambar 2-9 Peta Ketinggian Kab/Kota XXX .............................................................36
Gambar 2-10 Persentase Kejadian Bencana di Kab/Kota XXX tahun 20XX-20XX....39
Gambar 2-11 Analisa Kecenderungan Bencana di Kab/Kota XXX ............................41
Gambar 3-1 Metode Pengkajian Risiko Bencana ......................................................45
Gambar 3-2 Metode Pembuatan Peta Risiko Bencana .............................................46
Gambar 3-3 Metode Penentuan Tingkat Risiko Bencna............................................46
Gambar 3-4 Metode Umum Pengkajian Risiko Bencana ..........................................47
Gambar 3-5 Contoh Matriks untuk Penentuan Tingkat Risiko ...................................55
Gambar 3-6 Matriks Penentuan Tingkat Risiko Bencana ..........................................56
Gambar 3-7 Peta Risiko Bencana Gempabumi ........................................................58
Gambar 3-8 Matriks Bencana Prioritas di Kab/Kota XXX ..........................................59
Gambar 4-1 Struktur Kebijakan Penanggulangan Bencana ......................................61
Gambar 4-2 Struktur BPBD Kab/Kota XXX ...............................................................65
Gambar 6-1 Struktur Organisasi Kab/Kota XXX........................................................93
Hal 3
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
untuk Kabupaten/Kota
Daftar Tabel
Tabel 1-1 UU yang terkait dengan kebencanaan ...................................................... 17
Tabel 1-2 Peraturan Pemerintah .............................................................................. 18
Tabel 1-3 Istilah/Terminologi yg terkait Penanggulangan Bencana .......................... 20
Tabel 2-1 Daftar gambar/tabel berikut sumbernya .................................................... 28
Tabel 2-2 Luas wilayah Kab/KotaXXX berdasarkan luas per Kecamatan ................. 29
Tabel 2-3 Topografi Kab/Kota XXX (Contoh Format)................................................ 30
Tabel 2-4 Contoh Format Ketinggian Kab/Kota XXX di Atas Permukaan Laut.......... 31
Tabel 2-5 untuk Penggunaan Lahan di Kab/Kota XXX (Contoh Format) .................. 32
Tabel 2-6 Kategori Meteorologi (Contoh Format)...................................................... 33
Tabel 2-7 Jumlah Penduduk & Rumah Tangga (Contoh Format) ............................. 34
Tabel 2-8 Jumlah dan Tipe Bangunan (Contoh Format) ........................................... 35
Tabel 2-9 Tabel kejadian sejarah bencana (Contoh) ................................................ 38
Tabel 2-10 Potensi Bencana di Kab/Kota XXX ......................................................... 41
Tabel 3-1 Hasil Kajian Kapasitas Kab/Kota XXX ...................................................... 53
Tabel 5-1 Daftar contoh Kegiatan untuk Penguatan Regulasi dan Kapasitas
Kelembagaan .................................................................................................... 73
Tabel 5-2 Daftar contoh Kegiatan untuk Perencanaan Penanggulangan Bencana
Terpadu............................................................................................................. 74
Tabel 5-3 Daftar contoh Kegiatan untuk Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan ......... 75
Tabel 5-4 Daftar contoh Kegiatan untuk Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi
Masyarakat........................................................................................................ 75
Tabel 5-5 Daftar Contoh Kegiatan untuk Masing-Masing Tipe Bencana
[Pengurangan Risiko Bencana] ......................................................................... 76
Tabel 5-6 Daftar Contoh Kegiatan untuk Masing-Masing Tipe Bencana
[Peningkatan Efektivitas Penanganan Darurat Bencana]................................... 80
Tabel 5-7 Daftar Contoh Kegiatan untuk Masing-Masing Tipe Bencana [Optimalisasi
Pemulihan Dampak Bencana] ........................................................................... 81
Tabel 5-8 Sumber Dana (Contoh Format) ................................................................ 82
Tabel 6-1 Rencana Aksi (Contoh Format) ................................................................ 86
Tabel 6-2 Advokasi Pada fase Sebelum Penyusunan RPJMD Kab/Kota XXX.......... 90
Tabel 6-3 Advokasi Pada fase saat Penyusunan RPJMD Kab/Kota XXX ................. 90
Tabel 6-4 Advokasi Pada Fase Setelah Penyusunan RPJMD Kab/Kota XXX .......... 91
Tabel 7-1 Pengawasan dan Evaluasi (Contoh Format) ............................................ 96
Hal 4
KATA PENGANTAR
Petunjuk Teknis ini adalah dokumen yang digunakan untuk menyusun Rencana
Penanggulangan Bencana tingkat Kabupaten/Kota. Panduan ini disusun
berdasarkan revisi Perka BNPB No. 4/2008 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Penanggulangan Bencana yang bertujuan untuk memberikan panduan
dan sebagai bahan referensi dalam penyusunan Rencana Penangulangan
Bencana oleh pejabat BPBD di Kabupaten/Kota masing-masing.
Dalam praktek penyusunan yang sebenarnya, situasi dan kondisi terkini dari
setiap kabupaten/kota harus diperhatikan dan disesuaikan.
Hal 5
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
untuk Kabupaten/Kota
[Proses Legislasi]
Legislasi dibutuhkan untuk menunjukan bahwa RPB Daerah memiliki kekuatan hukum
dan legalitas agar dapat diimplementasikan oleh semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan bencana.
Dokumen ini harus diperkuat dengan payung hukum baik dalam bentuk Peraturan
Daerah atau Peraturan Bupati/Walikota.
Sebagai langkah awal, direkomendasikan untuk membuat lembaran kata pengantar
yang ditanda tangani oleh Kepala Daerah guna meningkatkan kesadaran akan
pentingnya penanggulangan bencana sekaligus mempermudah proses legislasi yang
akan dilakukan kemudian.
Sehubungan dengan ini, BPBD telah mengadakan koordinasi dengan SKPD yang terkait
dengan upaya penanggulangan bencana, untuk menyusun RPB Daerah yang telah
dilaksanakan pada tahun anggaran 20XX.
Dengan disusunnya RPB Daerah ini, semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya
penanggulangan bencana, dari pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat
hingga pemulihan, harus mengacu kepada dokumen ini. Dalam tahap implementasi,
diharapkan program/kegiatan yang telah direncanakan ini dapat di masukan ke dalam
rencana strategis dari masing-masing SKPD.
Kami sangat berharap agar Rencana Penanggulangan Bencana Daerah ini akan
membantu implementasi upaya-upaya penanggulangan bencana secara terencana,
terarah dan terintegrasi, yang sesuai dengan visi dan misi dari Kab/Kota XXX.
( _________________________) (________________________)
Tanda tangan Kepala BPBD Tanda Tangan Walikota/Bupati
Hal 6
Data & Informasi yang dibutuhkan
Untuk dapat menyusun Rencana Penanggulangan Bencana, berbagai data dan
informasi dasar harus di kumpulkan. Berikut ini daftar data yang harus dikumpulkan
sebelum memulai penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.
[Daftar Data yg dibutuhkan]
Data dan Informasi Umum
Informasi umum tentang Provinsi (keadaan alam, luas daerah, garis pantai, geologi, cuaca,
produksi, pariwisata, dsb.)
Informasi umum tentang Pemerintah Provinsi
Provinsi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi, beserta tugas dan fungsinya
Jumlah anggaran Pemerintah Provinsi (APBD)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota
Informasi umum dari setiap Kabupaten/Kota (keadaan alam, luas daerah, garis pantai, geologi,
cuaca, produksi, pariwisata, dsbnya)
Informasi umum dari setiap Pemerintah Kabupaten/Kota
Kab/Kota
Struktur Organisasi, tugas & fungsi dari setiap instansi di tingkat Kabupaten/Kota (Nama-nama
SKPD di tiap Kab/Kota)
Jumlah anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota (APBD)
Kab/Kota Dalam Angka (edisi terbaru)
Hal 7
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
untuk Kabupaten/Kota
Hal 8
BAB 1. BAGIAN UMUM
Bagian ini merupakan bagian dasar dari RPB Daerah yang mencakup Latar Belakang,
Tujuan, Kedudukan Dokumen, dll.
Hal 9
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 10
kegiatan dari tahap-tahap yang berbeda akan dilaksanakan sesuai dengan porsi
waktu masing-masing. Sebagai contoh di tahap pemulihan, kegiatan utamanya
adalah pemulihan, akan tetapi kegiatan pencegahan dan mitigasi juga akan
dimulai diwaktu yang bersamaan untuk mengantisipasi bencana susulan.
Koordinator
Pelaku Koordinator
Komandan
Pelaku Koordinator
Pelaku
Pencegahan dan
Mitigasi
Kesiapsiagaan Tanggap Darurat
Pemulihan
Hal 11
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Kab/Kota XXX memiliki ancaman bencana akibat kondisi alam dan perbuatan
manusia. Topografi Kab/Kota XXX bergunung-gunung dan oleh karenanya
memiliki potensi tanah longsor. Kab/Kota XXX juga rawan terhadap banjir akibat
adanya beberapa sungai besar yang mengalir di wilayah perkotaannya, demikian
juga terhadap aktifitas vulkanik, gempabumi dan tsunami, khususnya di wilayah
pesisir akibat pergerakan lempeng tektonik yang memiliki pusat gempa di laut.
Dengan berbagai potensi ancaman, pemerintah Kab/Kota XXX perlu untuk
meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana dalam rangka mengurangi
potensi risiko dan dampak bencana. Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana menginstruksikan semua pemerintah daerah untuk
menyusun RPBD masing-masing, termasuk pemerintah Kab/Kota XXX. Hal ini
juga diatur dalam Peraturan pemerintah No.21 tahun 2008 tentang Pelaksanaan
Penanggulangan Bencana. RPBD Provinsi XXX telah disusun untuk tahun 20XX –
20XX yang juga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana di Provinsi XXX.
RPBD Kab/Kota XXX akan disusun dan diintegrasikan ke dalam perencanaan
kegiatan tiap-tiap badan/dinas/instansi yang terkait dengan kegiatan
penanggulangan bencana, sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.
□ Tujuan RPBD
Mengapa RPBD dibutuhkan?
Untuk apa RPBD disusun?
RPBD Kab/Kota XXX ini akan menjadi pedoman bagi pemerintah, sektor
swasta dan pemangku kepentingan lainnya dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kab/Kota XXX.
Hal 13
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
□ Kedudukan RPBD
Bagian dari RPJMD Kab/Kota
Selain itu, RPB juga mencakup kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan di
masa mendatang (meskipun belum ada anggaran), serta kegiatan-kegiatan
yang tidak memerlukan anggaran
RPBD ini disusun berdasarkan hasil kajian risiko bencana dan tindakan
penanganannya
Rencana komprehensif ini mencakup semua kegiatan di semua tahapan
kebencanaan
Jangka waktu RPBD (5 tahun)
Tanggung Gugat
Semua pemangku kepentingan terkait kebencanaan bertanggungjawab
untuk pelaksanaan
Hal 14
Kemudian, rencana ini merupakan rencana komprehensif yang mencakup
semua kegiatan di semua tahap kebencanaan
RPB Daerah
Hal 15
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Referensi
Hal 16
1-7. Landasan Hukum
Berikan deskripsi pada bagian ini dengan memperhatikan hal-hal berikut;
Hal 17
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 18
Penyusunan RPB Kab/Kota XXX Tahun 2015 - 2019 dibuat berdasarkan
landasan idiil Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
landasan konstitusional berupa UUD 1945. Landasan hukum tersebut adalah:
1) Undang-Undang
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
2) Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
3) Peraturan Daerah
Hal 19
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1-8. Peristilahan
Berikan deskripsi pada bagian ini dengan memperhatikan hal-hal berikut;
Hal 20
No. Terminologi Pengertian
Tingkat kekurangan kemampuan suatu masyarakat untuk
mencegah, menjinakkan, mencapai kesipan, dan
Kerentanan
12 menanggapi dampak behaya tertentu. Kerentanan berupa
(Vulnerability)
kerentanan social budaya, fisik, ekonomi dan lingkungan,
yang dapat ditimbulkan oleh beragam penyebab.
Penguasaan sumber-daya, cara dan ketahanan yang
dimiliki pemerintah dan masyarakat yang memungkinkan
Kapasitas
13 mereka untuk mempersiapkan diri, mencegah,
(Capacity)
menjinakkan, menanggulangi, mempertahankan diri serta
dengan cepat memulihkan diri dari akibat bencana.
Pencegahan Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
14
(Prevention) sebagian atau seluruh bencana.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana
15 Mitigasi (Mitigation) dengan menurunkan kerentanan dan/atau meningkatkan
kemampuan menghadapi ancaman bencana
Upaya dilakukan untuk mengurangi risiko bencana dengan
Mitigasi fisik
menurunkan kerentanan dan/atau meningkatkan
16 (Structure
kemampuan menghadapi ancaman bencana dengan
Mitigation)
membangun infrastruktur.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana
Mitigasi non-fisik dengan menurunkan kerentanan dan/atau meningkatkan
17 (Non-Structure kemampuan menghadapi ancaman bencana dengan
Mitigation) meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat
dalam menghadapi bencana.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
Kesiapsiagaan
18 bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
(Preparedness)
yang tepat guna dan berdaya guna.
Upaya pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
Peringatan dini
19 masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
(Early Warning)
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
Suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang
didasarkan pada keadaan kontingensi atau yang belum
Rencana
20 tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak
Kontingensi
selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan
tidak terjadi.
Upaya yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
Tanggap bencana untuk menangani dampak buruk yang
darurat(Emergency ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan,
21
Response) evakuasi korban dan harta benda, pemenuhan kebutuhan
bencana dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, setra pemulihan pra-sarana dan sarana.
Serangkaian upaya terstruktur yang disepakati secara
Prosedur Operasi
22 bersama tentang siapa berbuat apa, kapan, dimana, dan
Standar
bagaimana cara penanganan bencana.
Unsur Pelaksana Operasional pada Pemerintah Pusat dan
Pusdalops
Daerah, yang bertugas memfasilitasi pengendalian operasi
23 Penanggulangan
serta menyelenggarakan sistem informasi dan komunikasi
Bencana
PB.
Serangkaian jaringan kerja berdasarkan prosedur-prosedur
yang saling berkaitan untuk melakukan kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana
Sistem
untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan, yang
24 penanganan
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,
darurat bencana
harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
prasarana dan sarana.
Hal 21
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Untuk mempermudah dalam memahami RPBD Kab/Kota XXX, berikut ini adalah
pengertian dari beberapa istilah terkait penanggulangan bencana.
1 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah sebuah
Lembaga Pemerintah Non Departemen setingkat Kementerian melakukan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di seluruh Indonesia.
2 XXX
□ Struktur RPBD
Hal 23
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
yang telah ditentukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang tertuang
dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Perka) Nomor 4
Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan RPB. Adapun struktur penulisan
dokumen RPB ini mengikuti Pedoman Umum Penyusunan RPB yang dikeluarkan
oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sistematika penulisan dokumen RPB Kab/Kota XXX terdiri dari 8 bab. Adapun
sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pengenalan awal dokumen RPB Kab/Kota XXX sebagai sebuah
rencana induk penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pemahaman tentang
konsepsi dan urgensi dokumen RPB akan memberikan gambaran awal serta
kemudahan dalam memahami setiap detail dokumen RPB yang disajikan.
Pada bab Pendahuluan ini akan diuraikan hal-hal sebagai berikut: Konsepsi Umum
dan Mekanisme RPB; Latar Belakang; Maksud dan Tujuan; Sasaran; Ruang Lingkup;
Kedudukan, Jangka Waktu, dan Tanggung Gugat; Landasan Hukum; Peristilahan;
Sistematika Penulisan Dokumen RPB.
Hal 24
XXX yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip dasar penanggulangan bencana
daerah yang selaras dengan prinsip-prinsip dasar Penanggulangan Bencana
berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Adapun Pelaksanaan kebijakan ini berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab/Kota XXX. Pada bab ini
diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan penanggulangan bencana daerah
Kab/Kota XXX, antara lain: Visi dan Misi Penanggulangan Bencana Daerah; Regulasi
Penanggulangan Bencana Daerah; Kelembagaan Penanggulangan Bencana
Daerah; dan Strategi dan Sasaran Penanggulangan Bencana Daerah.
Hal 25
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Berdasarkan laporan-laporan tertulis periodik dan hasil kajian risiko bencana pada
periode berikutnya dapat digunakan untuk melakukan peninjauan kembali atas RPBD
Kab/Kota XXX. Pembaruan RPBD Kab/Kota XXX juga merupakan bagian di dalam
bab ini
BAB 8. PENUTUP
Bab ini berisi tentang semangat, komitmen, harapan dan pengaruh yang dibawa
RPB terhadap penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kab/Kota XXX.
LAMPIRAN
A. Lampiran 1 : Peta Risiko Bencana
B. Lampiran 2 : Matriks Kajian Risiko Bencana
C. Lampiran 3 : Tabel Sandingan Program, Aksi, Indikator, Pagu Indikatif
Hal 26
BAB 2. GAMBARAN UMUM KEBENCANAAN
Bagian ini menjelaskan karakterisrik daerah. Penjelasan ini akan membantu pembaca
memahami bencana dan permasalahan spesifik di suatu Kab/Kota.
Kondisi Fisik
Penjelasan Umum dengan daerah
Lokasi (garis Lintang, Bujur, Kab/Kota terdekat/tetangga )
Wilayah Administrasi [Peta]
Batas kecamatan dan Desa
Luas(Km2), Lebar (Km), Panjang (Km)
Karakteristik spesifik lainnya yg ada di Kab/Kota
Kondisi Topografi dan Geografi
Kondisi Geografi (lokasi gunung, sungai)
Kondisi Topografi [Peta]
Tata Ruang, Penggunaan Lahan [Peta] [Map]
Kondisi Geologi [Peta]
Kondisi Meteorologi
Iklim (curah hujan, lamanya musim hujan & musim kemarau)
[tabel/gambar]
Hal 27
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 28
Sumber Data?
→1) Kab/Kota dalam Angka, BPS atau
2) RPJMD atau
3) Bappeda (jika belum terpublikasi)
Luas wilayah Kab/Kota XXX adalah XXX ha (km2), yang terbagi atas (xx jumlah)
Kecamatan dan (xx jumlah) Desa/Kelurahan.
.
Tabel 2-2 Luas wilayah Kab/KotaXXX berdasarkan luas per Kecamatan
(Contoh Format)
Luas Jumlah
Kecamatan
(ha) Desa/Kelurahan
Sumber Data?
XXX xx x
→Kab/Kota dalam
XXX xx xx
Angka, BPS
XXX xx x
Total xxx xx
Hal 29
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Sumber Data?
→Kab/Kota dalam Angka, BPS
→RPJMD, Bappeda
Hal 30
Kondisi geomorfologinya merupakan bagian dari gugusan pegunungan, perbukitan,
lembah dan sungai yang berada di daratan XXX.Bagian barat bermorfologi berbukit
sampai bergunung dengan puncak tertinggi Gunung XXX, 1.500 m.Di bagian timur
umumnya bergelombang dengan morfologi landai sampai curam, dan mendekati
bagian tengah kota, morfologi semakin landai dan rata. 60% Kab/Kota XXX terletak di
ketinggian 560-1000 m.
Tabel 2-4 Contoh Format Ketinggian Kab/Kota XXX di Atas Permukaan Laut
Kab/Kota XXX
Ketinggian (m)
Ha %
0 – 240 xxx 15.0
240 - 560 xxx 15.0
560 – 1.000 xxxx 60.0
> 1.000 xxx 20.0
Jumlah xxxxx 100
Sumber Data?
→BAPPEDA
Hal 31
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
3) Penggunaan Lahan
Secara umum penggunaan lahan di wilayah Kab/Kota XXX terdiri atas kawasan
budidaya dan kawasan lindung, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel X.X
Tabel 2-5 untuk Penggunaan Lahan di Kab/Kota XXX (Contoh Format)
PERMUKIMAN xxxx
PERKUBURAN xxx
LAPANGAN OLAH-RAGA xxx
JASA xxx
USAHA xxx
INDUSTRI xxxx
TKP xxxx
PKB xxxx
KTL xxxx
HUTAN JENIS BAKAU xxxx
HUTAN xxxx
JALAN xxxx
SUNGAI xxxx
ALANG-ALANG xxxx
KOLAM IKAN xxxx
SAWAH/TAMBAK xxxx
LAIN-LAIN xxxxxx
JUMLAH xxxxxxxx
Hal 32
4) Kondisi Iklim
Sebagai daerah yang terletak di garis khatulistiwa, Kab/Kota XXX hanya mengenal dua
musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan pengamatan di Stasiun
Meteorologi XXX, rata-rata curah hujan selama 2010 berkisar antara xx mm (bulan
Januari) hingga xx mm (bulan Desember). Pada tahun yang sama, suhu udara rata-rata
pada siang hari berkisar antara xx°C sampai xx°C, sedangkan suhu udara pada malam
hari berkisar antara xx °C sampai xx °C. Suhu udara maksimum terdapat pada bulan
September-Oktober (xx °C), sedangkan suhu udara minimum terdapat di bulan Maret
(xx °C). Kab/Kota XXX memiliki kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar
antara 80 – 90 persen.
Tabel 2-6 Kategori Meteorologi (Contoh Format)
Musim Hujan Musim Kemarau
Lamanya Curah Lamanya Curah
No. ZPI Periode Periode
Musim Hujan Musim Hujan
Musim Musim
(hari) (mm) (hari) (mm)
1 100 Okt-Mei 23 1700-2400 Mei- Sept 13 240-320
2
3
4
ZPI (Zona Prakiraan Iklim): sumber BMKG
30
20 Maks
Min
10
Sumber Data?
0
Jan Mar Mei Jul Sep Nov →Kab/Kota dalam Angka, BPS
600
400 2009
200 2010
0
Jan Mar Mei Jul Sep Nov
Hal 33
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
5) Penduduk
Data jumlah penduduk merupakan informasi penting dalam penanggulangan bencana.
Data ini bisa diperoleh di Kab/Kota XXX dalam Angka, BPS. Berikut adalah contoh
format untuk tingkat Kecamatan.
Tabel 2-7 Jumlah Penduduk & Rumah Tangga (Contoh Format)
Kecamatan Penduduk Kepadatan
Rumah
No. atau Desa Penduduk
Laki-laki Perempuan Total Tangga
/Kelurahan (Jiwa/ha)
1 ●● 2.600 2.400 5.000 2.000 50
2
3
4
5
Hal 34
6) Jumlah Bangunan.
Data mengenai struktur atau jenis bangunan merupakan informasi penting dalam
penanggulangan bencana. Di tingkat Kab/Kota XXX, sumber data untuk jumlah
bangunan adalah Sensus yang dilakukan oleh BPS. Berikut adalah data jumlah
bangunan yang dikumpulkan oleh kecamatan.
Tabel 2-8 Jumlah dan Tipe Bangunan (Contoh Format)
Jumla Rasi
Tipe Bangunan h o
Ruma Rum Rasio Kepadatan
Daera
Jumla h Jumla ah Pendu Bangunan
Keca Luas h
N h Tangg h Tan duk di area
mata Area Pemu
o. Kay Bamb Bangu a Pendu gga dan pemukima
n (ha) kiman Beton
u u nan duk dan Bangu n
(ha)
Ban nan (bagn/ha)
guna
Sumber Data?
n
1 ●● 1,000 200 2,000 100 400 2,500 2,000 5,000 0.80 2.00 12.5
2 →Kab/Kota dalam Angka, BPS
3
Gambar berikut ini merupakan peta tematik yang memperlihatkan penyebaran
bangunan berdasarkan tipe di Kab/Kota XXX. Menurut jumlahnya, bahan bangunan
yang utama adalah beton, yang dikuti oleh bambu dan kayu. Yang dimaksud dengan
beton dalam survei tersebut adalah struktur bangunan yang dindingnya terbuat dari
batu bata dan semen. Konsentrasi tertinggi struktur bangunan dari beton terdapat di
Kecamatan XXX yang didukung oleh kepadatan bangunan yang tinggi seperti yang
tercantum pada tabel di atas. Secara spasial, peta tematik mengindikasikan bahwa
konsentrasi bangunan beton juga terjadi di daerah pesisir seperti di XXX. Sebagian
besar jumlah rumah yang terbuat dari bambu terdapat di XXX. Bahan bangunan dari
bambu pada umumnya digunakan oleh masyarakat miskin.
Hal 35
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Referensi
Legend
High
Low
Hal 36
□Beberapa Rekomendasi Peta Lain terkait Kondisi Sosial
・Peta Lokasi Sarana Penting (bangunan Pemerintah, Sekolah, RS, dll.)
・Peta Lokasi Sarana Prasaranan Vital (Listrik, Telekomunikasi, Gas, dll.)
・Peta Lokasi Infrastruktur (Bandara, Pelabuhan, Stasiun kereta, Jembatan, dll.)
Sumber Data?
1. Data dari BPBD Kab/Kota masing-masing.
Apabila tidak ada data,
2. Bisa diperoleh dari DIBI
Hal 37
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
RUMAH RUMAH
RUSAK RUSAK
BANJIR MINAHASA 0 0 0 0 0
BANJIR MINAHASA 1 0 0 0 0
BANJIR MINAHASA 2 0 0 0 0 0 0
BANJIR DAN
BANJIR DAN
BANJIR DAN
BANJIR DAN
Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rawan terhadap kejadian
bencana. Selain itu, bencana yang melanda Provinsi XXX mencakup bencana alam
dan bencana yang diakibatkan ulah manusia.
Kab/Kota XXX memiliki berbagai potensi bencana alam. Potensi bencana ini
diketahui berdasarkan sejarah kejadian bencana di masa lalu sejak tahun 1815
sampai 20XX sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini :
Tsunami 1 0 0 0 0 0 0 0
Tanah Longsor 1 0 0 0 0 0 0 0
Kekeringan 5 0 0 0 0 0 0 0
Hal 38
Gambar 2-10 Persentase Kejadian Bencana di Kab/Kota XXX tahun 20XX-20XX
Hal 39
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
3) Klik OK
4) Pilih Grafik. Masukan 3 (tiga) variabel: Jenis Grafik (Kejadian/Waktu
Histogram); Periode (Tahunan) dan Musim (Dekade). Abaikan lainnya.
Hal 41
BAB 3. PENGKAJIAN RISIKO BENCANA
Bagian ini tertujuan untuk memberikan pemahaman tentang seberapa besar potensi
bencana yang ada di Kab/Kota anda berikut risikonya. Hal ini akan memungkinkan
anda menentukan tipe bencana yang harus menjadi prioritas untuk dihadapi serta
memutuskan upaya-upaya untuk memitigasi dampak bencana.
Mohon mengacu pada Dokumen Kajian Risiko Bencana di tiap Kab/Kota.
Metode Umum
Ancaman
Kerentanan
Kapasitas
Pemetaan Risiko Mohon mengacu pada Dokumen Kajian Risiko
Tingkat Risiko Bencana di Kab/Kota anda.
Dokumen RPB Kab/Kota XXX ini disusun berdasarkan kajian risiko bencana
yang dimuat dalam dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kab/Kota XXX.
Pengkajian risiko ini akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan-kebijakan
terkait penanggulangan bencana di Kab/Kota XXX.
Dalam mengambil kebijakan penanggulangan bencana, maka perlu melalui
beberapa proses. Proses-proses tersebut meliputi identifikasi, klasifikasi, dan
evaluasi risiko yang digunakan dalam kajian risiko. Proses tersebut dilaksanakan
melalui beberapa langkah berikut:
1) Pengkajian Ancaman
Pengkajian ancaman dimaknai sebagai cara untuk memahami unsur-unsur ancaman
yang berisiko bagi daerah dan masyarakat. Karakter-karakter ancaman pada suatu
daerah dan masyarakatnya berbeda dengan daerah dan masyarakat lain. Pengkajian
karakter ancaman dilakukan sesuai tingkatan yang diperlukan dengan
mengidentifikasikan unsur-unsur berisiko oleh berbagai ancaman di lokasi tertentu.
2) Pengkajian Kerentanan
Pengkajian kerentanan dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi dan karakteristik
Hal 43
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
suatu masyarakat dan lokasi penghidupan mereka untuk menentukan faktor-faktor yang
dapat mengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kerentanan
dapat ditentukan dengan mengkaji aspek keamanan lokasi penghidupan mereka atau
kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial
ekonomi, dan lingkungan hidup yang bisa meningkatkan kerawanan suatu masyarakat
terhadap ancaman dan dampak bencana.
3) Pengkajian Kapasitas.
Pengkajian kapasitas dilakukan dengan mengidentifikasikan status kemampuan individu,
masyarakat, lembaga pemerintah atau nonpemerintah dan faktor lain dalam menangani
ancaman dengan sumber daya yang tersedia untuk melakukan tindakan pencegahan,
mitigasi, dan mempersiapkan penanganan darurat, serta menangani kerentanan yang
ada dengan kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
4) Pengkajian dan Pemeringkatan Risiko.
Pengkajian dan pemeringkatan risiko merupakan pengemasan hasil pengkajian
ancaman, kerentanan, dan kemampuan/ketahanan suatu daerah terhadap bencana
untuk menentukan skala prioritas tindakan yang dibuat dalam bentuk rencana kerja dan
rekomendasi guna meredam risiko bencana.
3-1-1 Metodologi
Pengkajian risiko bencana, diharapkan dapat menghasilkan dokumen kajian risiko
bencana dan peta risiko untuk setiap bencana yang ada pada suatu kawasan. Pengkajian
risiko bencana ini harus mampu menjadi dasar yang memadai bagi daerah untuk
menyusun kebijakan penanggulangan bencana. Dalam tingkatan masyarakat, hasil
pengkajian diharapkan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam perencanaan upaya
pengurangan risiko bencana. Penyusunan kajian risiko ini memiliki 3 komponen
parameter, yaitu: ancaman, kerugian, dan kapasitas. Dari pengukuran parameter ini akan
didapatkan tingkat risiko bencana suatu kawasan dengan menghitung potensi jiwa
terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan
1) Prasyarat Umum dalam Pengkajian Risiko Bencana
Ada beberapa hal yang menjadi prasyarat untuk membuat kajian risiko bencana,
yaitu:
a) Memenuhi aturan tingkat kedetailan analisa (kedalaman analisa di tingkat nasional
minimal hingga kabupaten, kedalaman analisa di tingkat provinsi minimal hingga
kecamatan, kedalaman analisa di tingkat kabupaten minimal hingga tingkat
Desa/desa/kampung/nagari).
b) Skala peta minimal adalah 1:250.000 untuk Kabupaten; peta dengan skala 1:50.000
untuk Kecamatan di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi; peta dengan skala
Hal 44
1:25.000 untuk Kecamatan di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
c) Mampu menghitung jumlah jiwa terpapar bencana (dalam jiwa).
d ) Mampu menghitung nilai kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan (dalam
rupiah).
e) Menggunakan 3 kelas interval tingkat risiko, yaitu tingkat risiko tinggi, sedang dan
rendah.
f) Menggunakan GIS dengan Analisis Grid (1 ha) dalam pemetaan risiko bencana.
Hal 45
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Metode Pemetaan Risiko Bencana dapat dilihat pada Gambar 3-2 yang
memperlihatkan bahwa Peta Risiko Bencana merupakan overlay (penggabungan)
dari Peta Bahaya, Peta Kerentanan dan
Peta Kapasitas.
Peta-peta tersebut diperoleh dari berbagai
indeks yang dihitung dari data-data dan
metode perhitungan tersendiri. Penting
untuk diketahui bahwa Peta Risiko
Bencana dibuat untuk setiap jenis
ancaman bencana yang ada pada suatu
kawasan. Metode perhitungan dan data
yang dibutuhkan untuk menghitung
berbagai indeks akan berbeda untuk
setiap jenis ancaman.
Sementara itu, metode penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana dapat dilihat
pada Gambar 3-2. Di sana terlihat indeks dan data yang sama dengan penyusunan
Peta Risiko Bencana. Perbedaan yang
terjadi hanya pada urutan penggunaan
masing-masing indeks. Urutan ini
berubah karena jiwa manusia tidak dapat
dinilai dengan rupiah. Oleh karena itu,
Tingkat Ancaman yang telah
memperhitungkan Indeks Ancaman di
dalamnya, menjadi dasar bagi
perhitungan Tingkat Kerugian dan
Tingkat Kapasitas. Gabungan Tingkat
Kerugian dan Tingkat Kapasitas
merupakan Tingkat Risiko Bencana.
Hal 46
3-1-3 Korelasi Penyusunan Peta dan dokumen Kajian Risiko Bencana
Mekanisme penyusunan Peta Risiko Bencana saling terkait dengan mekanisme
penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana. Seperti yang terlihat pada
Gambar 3-2 dan Gambar 3-3, korelasi antara Metode Penyusunan Peta Risiko
Bencana dan Dokumen Kajian Risiko Bencana terletak pada seluruh indeks
penyusunnya.
Indeks-indeks tersebut bila diperhatikan kembali disusun berdasarkan Komponen
parameter yang telah dipaparkan pada Gambar 3-1. Korelasi penyusunan Peta
dan Dokumen Kajian Risiko Bencana merupakan Metode Umum Pengkajian
Risiko Bencana Indonesia, dapat dilihat pada Gambar 3-4.
Hal 47
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Berdasarkan analisis di atas, matrix tingkat ancaman untuk tiap bencana dibuat dan
ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian Risiko Bencana (halaman Tingkat
Ancaman) dan setiap poin penting dirangkum dalam bagian berikut.
Berikut dijelaskan tentang rata-rata indeks ancaman setiap bencana yang pernah
terjadi dan berpotensi terjadi di Kab/Kota XXX. Indeks/peta ancaman di Kab/Kota
XXX. Dibuat dengan menerapkan “Petunjuk Teknis Pembuatan Peta Bahaya untuk
Kabupaten/Kota” yang dikembangkan berdasarkan Pedoman Nasional Pengkajian
Risiko Bencana yang telah ditentukan oleh BNPB. Untuk informasi mendetil, Peta
Ancaman dapat dilihat pada Lampiran 1 Peta Risiko Bencana (halaman Peta
Ancaman).
Hal 48
1) Gempabumi
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana gempabumi adalah
intensitas getaran di batuan dasar berdasarkan peta SNI gempabumi dan faktor
amplifikasi tanah. Untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman dan
memperoleh tingkat ancaman bencana gempabumi, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar. Matriks tingkat ancaman
ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian Risiko Bencana (halaman Tingkat
Ancaman).
Di sisi lain, jika melihat pada peta ancaman, bisa dikatakan bahwa daerah yang
memiliki tingkat ancaman tinggi, yaitu yang memiliki nilai PGA di permukaan
tinggi dan/atau memiliki nilai faktor amplifikasi tanah yang tinggi, tersebar di
__________ (tuliskan gambaran informasi daerah ancaman tinggi sebagaimana
terlihat di atas peta ancaman, misalnya: di dataran rendah bagian utara wilayah
Kabupaten/Kota).
Sebagai tambahan, dari hasil analisa peta risiko gempabumi, dapat diperkirakan
total luas wilayah terpapar risiko tinggi di Kab/Kota XXX, yaitu seluas xxx Km2
atau xxx % dari total luas Kab/Kota XXX.
2) Tsunami
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana tsunami adalah
perkiraan ketinggian tsunami dan kemungkinan daerah genangan dan
kedalaman. Untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman dan
memperoleh tingkat ancaman bencana tsunami, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar. Matriks tingkat ancaman
ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian Risiko Bencana (halaman Tingkat
Ancaman).
Hal 49
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Di sisi lain, jika melihat pada peta ancaman, bisa dikatakan bahwa daerah yang
memiliki tingkat ancaman tinggi, tersebar di seluruh pesisir pantai di wilayah
Kabupaten/Kota.
Sebagai tambahan, dari hasil analisa peta risiko tsunami, dapat diperkirakan total
luas wilayah terpapar risiko tinggi di Kab/Kota XXX, yaitu seluas xxx Km2 atau
xxx % dari total luas Kab/Kota XXX.
3) Banjir
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana banjir adalah peta
bencana historis (peta sejarah banjir). Untuk membuat matriks penentuan tingkat
ancaman dan memperoleh tingkat ancaman bencana banjir, indeks ancaman
bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar. Matriks tingkat
ancaman ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian Risiko Bencana (halaman
Tingkat Ancaman).
Di sisi lain, jika melihat pada peta ancaman, bisa dikatakan bahwa daerah yang
memiliki tingkat ancaman tinggi, yaitu yang wilayahnya dilewati oleh sungai atau
pernah tergenang oleh banjir pernah, tersebar di __________ (tuliskan gambaran
informasi daerah ancaman tinggi sebagaimana terlihat di atas peta ancaman,
misalnya: di sepanjang sungai XXX).
Sebagai tambahan, dari hasil analisa peta risiko tsunami, dapat diperkirakan total
luas wilayah terpapar risiko tinggi di Kab/Kota XXX, yaitu seluas xxx Km2 atau
xxx % dari total luas Kab/Kota XXX.
4) XXX
Mohon mengacu pada Dokumen Kajian Risiko Bencana di Kab/Kota
anda dan mengacu pada Contoh RPB Daerah.
Hal 50
3-3. Pengkajian Kerentanan
Berikan deskripsi pada bagian dibawah ini dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Berdasarkan sejarah bencana yang pernah terjadi, ada beberapa jenis bencana
yang berpotensi terjadi kembali di Kab/Kota XXX. Bencana-bencana ini dapat
menimbulkan kerugian yang berbeda untuk setiap jenis bencana. Kerugian tersebut
dapat dilihat berdasarkan komponen fisik, ekonomi, dan lingkungan. Tingkat
kerugian yang diakibatkan ancaman masing-masing jenis bencana dapat
ditentukan dengan matriks penentuan tingkat kerugian dengan memadukan antara
tingkat ancaman bencana dan indeks kerugian.
Dengan menggunakan indeks kerugian dan indeks penduduk terpapar, peta
kerentanan dapat dibuat. Peta Kerentanan di Kab/Kota XXX ditunjukkan pada
Lampiran 1 Peta Risiko Bencana (halaman Peta Kerentanan).
Berikut dijelaskan lebih rinci pengkajian kerugian untuk setiap bencana yang
berpotensi terjadi di Kab/Kota XXX.
1) Gempabumi
Komponen yang digunakan untuk indeks kerugian bencana gempabumi adalah
komponen ekonomi dan komponen fisik. Untuk membuat matriks penentuan
tingkat kerugian dan memperoleh tingkat kerugian bencana gempabumi, tingkat
ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks kerugian. Matriks tingkat
kerugian ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian Risiko Bencana (halaman
tingkat kerugian).
Di sisi lain, jika melihat pada peta kerentanan, bisa dikatakan bahwa daerah
Hal 51
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
2) Tsunami
Komponen yang digunakan untuk indeks kerugian bencana tsunami adalah
komponen ekonomi dan komponen fisik. Untuk membuat matriks penentuan
tingkat kerugian dan memperoleh tingkat kerugian bencana tsunami, tingkat
ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks kerugian. Matriks tingkat
kerugian ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian Risiko Bencana (halaman
tingkat kerugian).
Di sisi lain, jika melihat pada peta kerentanan, bisa dikatakan bahwa daerah
yang memiliki tingkat kerentanan tinggi (kepadatan penduduk dan bangunan
tinggi, dan/atau merupakan lahan produktif) berada di _________ (misalnya: di
pesisir pantai Kab/Kota XXX terutama di permukiman-permukiman di sepanjang
Pesisir Kab/Kota XXX).
3) Banjir
Komponen yang digunakan untuk indeks kerugian bencana banjir adalah
komponen ekonomi dan komponen fisik. Untuk membuat matriks penentuan
tingkat kerugian dan memperoleh tingkat kerugian bencana banjir, tingkat
ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks kerugian. Matriks tingkat
kerugian ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian Risiko Bencana (halaman
tingkat kerugian).
Di sisi lain, jika melihat pada peta kerentanan, bisa dikatakan bahwa daerah yang
memiliki tingkat kerentanan tinggi (kepadatan penduduk dan bangunan tinggi,
dan/atau merupakan lahan produktif) berada di _________ (misalnya: di pusat
Kota XXX)
4) XXX
Mohon mengacu pada Dokumen Kajian Risiko Bencana di
Kab/Kota anda dan mengacu pada Contoh RPB Daerah.
Hal 52
3-4. Pengkajian Kapasitas
Berikan deskripsi pada bagian dibawah ini dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Untuk analisis tingkat kapasitas, mohon mengacu pada
Peraturan Kepala BNPB No.02 tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Kajian Risiko Bencana.
Hal 53
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1) Gempabumi
Untuk membuat matriks penentuan tingkat kapasitas dan memperoleh tingkat
kapasitas bencana gempabumi, tingkat ancaman dikombinasikan dengan indeks
kapasitas. Matriks tingkat kapasitas ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian
Risiko Bencana (halaman tingkat kapasitas).
Berdasarkan matriks penentuan tingkat kapasitas, daerah yang memiliki
kapasitas rendah dengan tingkat ancaman tinggi dan indeks kapasitas sedang
adalah XXX(nama Desa/Kelurahan)
2) Tsunami
Untuk membuat matriks penentuan tingkat kapasitas dan memperoleh tingkat
kapasitas bencana tsunami, tingkat ancaman dikombinasikan dengan indeks
kapasitas. Matriks tingkat kapasitas ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian
Risiko Bencana (halaman tingkat kapasitas).
Berdasarkan matriks penentuan tingkat kapasitas, daerah yang memiliki
kapasitas rendah dengan tingkat ancaman tinggi dan indeks kapasitas sedang
adalah XXX(nama Desa/Kelurahan)
3) Banjir
Untuk membuat matriks penentuan tingkat kapasitas dan memperoleh tingkat
kapasitas bencana banjir, tingkat ancaman dikombinasikan dengan indeks
kapasitas. Matriks tingkat kapasitas ditunjukkan pada Lampiran 2 Matriks Kajian
Risiko Bencana (halaman tingkat kapasitas).
Berdasarkan matriks penentuan tingkat kapasitas, daerah yang memiliki
kapasitas rendah dengan tingkat ancaman tinggi dan indeks kapasitas sedang
adalah XXX(nama Desa/Kelurahan)
4) XXX
Hal 54
3-5. Pengkajian Risiko Bencana
Berikan deskripsi pada bagian dibawah ini dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Untuk analisis tingkat risiko, mohon mengacu pada
Peraturan Kepala BNPB No.02 tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Kajian Risiko Bencana.
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Gambar 3-5 Contoh Matriks untuk Penentuan Tingkat Risiko
Risiko (risk) bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat.
Hal 55
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1) Gempabumi
Untuk membuat matriks penentuan tingkat risiko bencana dan memperoleh
tingkat risiko bencana gempabumi, tingkat kerugian dikombinasikan dengan tingkat
kapasitas. Matriks penentuan tingkat risiko bencana ditunjukkan pada gambar
berikut.
Dalam matriks, Desa yang sebagian wilayahnya memiliki tingkat risiko tinggi
(meskipun hanya sebagian kecil wilayah) dikategorikan sebagai Desa dengan
tingkat risiko bencana tinggi. Berdasarkan matriks, xxx dari xxx Desa di Kab/Kota
XXX dikategorikan sebagai Desa dengan risiko bencana gempabumi tinggi.
Di sisi lain, jika melihat pada peta risiko, bisa dikatakan bahwa daerah yang
memiliki tingkat risiko tinggi, tersebar di __________ (tuliskan gambaran informasi
daerah ancaman tinggi sebagaimana terlihat di atas peta ancaman, misalnya: di
dataran rendah bagian utara wilayah Kabupaten/Kota).
Sebagai tambahan, dari hasil analisa peta risiko gempabumi, dapat diperkirakan
total luas wilayah terpapar risiko tinggi di Kab/Kota XXX, yaitu seluas xxx Km2
atau xxx% dari total luas wilayah Kab/Kota XXX. Jumlah jiwa terpapar di wilayah
Hal 56
risiko tinggi sebesar xxx jiwa atau xxx% dari total populasi penduduk di Kab/Kota
XXX. Jumlah bangunan terpapar di wilayah risiko tinggi sebesar xxx bangunan
atau xxx% dari total jumlah bangunan di Kab/Kota XXX.
2) Tsunami
Untuk membuat matriks penentuan tingkat risiko bencana dan memperoleh
tingkat risiko bencana tsunami, tingkat kerugian dikombinasikan dengan tingkat
kapasitas. Matriks penentuan tingkat risiko bencana ditunjukkan pada gambar
berikut.
Dalam matriks, Desa yang sebagian wilayahnya memiliki tingkat risiko tinggi
(meskipun hanya sebagian kecil wilayah) dikategorikan sebagai Desa dengan
tingkat risiko bencana tinggi. Berdasarkan matriks, xxx dari xxx Desa di Kab/Kota
XXX dikategorikan sebagai Desa dengan risiko bencana tsunami tinggi. Di sisi lain,
jika melihat pada peta risiko, bisa dikatakan bahwa daerah yang memiliki tingkat
risiko tinggi, tersebar di __________ (tuliskan gambaran informasi daerah
ancaman tinggi sebagaimana terlihat di atas peta ancaman, misalnya: di seluruh
pesisir Kab/Kota XXX).
3) XXX
Hal 57
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1) Gempabumi
Jika melihat pada peta risiko, bisa dikatakan bahwa daerah yang memiliki tingkat
risiko tinggi, tersebar di __________ (tuliskan gambaran informasi daerah ancaman
tinggi sebagaimana terlihat di atas peta ancaman, misalnya: di dataran rendah
bagian utara wilayah Kabupaten/Kota).
Sebagai tambahan, dari hasil analisa peta risiko gempabumi, dapat diperkirakan
total luas wilayah terpapar risiko tinggi di Kab/Kota XXX, yaitu seluas xxx Km2
atau xxx% dari total luas wilayah Kab/Kota XXX. Jumlah jiwa terpapar di wilayah
risiko tinggi sebesar xxx jiwa atau xxx% dari total populasi penduduk di Kab/Kota
XXX. Jumlah bangunan terpapar di wilayah risiko tinggi sebesar xxx bangunan
atau xxx% dari total jumlah bangunan di Kab/Kota XXX
2) Tsunami
3) XXX
Hal 58
3-6. Bencana Prioritas
Berikan deskripsi pada bagian dibawah ini dengan memperhatikan hal-hal berikut:
RENDAH
TINGKAT RISIKO
Tsunami, Banjir,
Letusan Gunung Api,
SEDANG
Kebakaran Hutan dan
Lahan
Gempabumi, Tanah
TINGGI Longsor, Kekeringan,
Cuaca Ekstrim
BENCANA NON-PRIORITRAS
BENCANA PRIORITAS
Hal 59
BAB 4. KEBIJAKAN PENANGGULANGAN
BENCANA
Hal 61
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
B) Misi
Renas PB (2010 – 2014) RPB Provinsi (2012 – 2016)
1. Melindungi bangsa dari [Contoh Provinsi Sulawesi Utara]
ancaman bencana melalui 1. Upaya-Upaya Pencegahan Bencana,
pengurangan risiko; Penanganan Darurat serta Rehabilitasi Dalam
2. Membangun sistem Rangka Penanggulangan Bencana.
penanggulangan bencana 2. Memanfaatkan dan Meningkatkan Pengetahuan
yang handal; dan Keterampilan serta Kecanggihan Berbagai
3. Menyelenggarakan Teknologi Termasuk Teknologi Informasi dan
penanggulangan bencana Komunikasi Kepada Semua Lapisan Masyarakat
secara terencana, terpadu, Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana dan
terkoordinasi dan menyeluruh Penanggulangan Bencana.
3. Meningkatkan Koordinasi dan Kerjasama Setiap
SKPD, Lembaga Pemerintah dan Non
Pemerintah.
Hal 62
Visi Penanggulangan Bencana Kabupaten/Kota XXX adalah:
Ketahanan menghadapi bencana untuk Kabupaten/Kota XXXX yang aman
dan sejahtera”
Hal 63
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
□Institusi
Deskripsi umum Kelembagaan (khususnya BPBD) untuk pelaksanaan
penanggulangan bencana.
Hal 64
Berdasarkan Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, lembaga utama yang khusus menangani penanggulangan bencana di
tingkat Kab/Kota XXX adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
BPBD merupakan Satuan Perangkat Kerja Daerah Kab/Kota XXX yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor X Tahun 20XX.
Hal 65
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
□Strategi
Strategi Generik untuk semua jenis bencana:
1) Perkuatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan
2) Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu
3) Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan
4) Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat
Strategi Khusus untuk masing-masing tipe bencana di setiap fase
penanggulangan bencana:
5) Pengurangan Risiko Bencana
6) Peningkatan Efektifitas Penanganan Darurat Bencana
7) Optimalisasi Pemulihan Dampak Bencana
Hal 66
Tujuan utama penanggulangan bencana adalah untuk menyelamatkan nyawa,
melindungi harta benda dan ekonomi, sekaligus melestarikan lingkungan
berdasarkan visi dan misi Kab/Kota XXX dari bencana.
Untuk mencapai tujuan ini, perlu untuk dikembangkan strategi penanggulangan
bencana dan melaksanakan kegiatan berdasarkan strategi yang ditentukan.
Strategi perlu dilaksanakan oleh semua Dinas/Badan yang berhubungan dengan
penanggulangan bencana sesuai dengan peran dan tanggungjawab.
Strategi untuk mencapai visi dan misi penanggulangan bencana di Kab/Kota
XXX dikategorikan menjadi dua strategi sebagai berikut;
Pertama, Strategi Generik untuk semua jenis bencana untuk dilaksanakan pada
masa pra-bencana yaitu Pencegahan dan Mitigasi, dan Tindakan Kesiapsiagaan
untuk jenis apa pun, dan yang kedua adalah Strategi Khusus dalam setiap tahap
penanggulangan bencana untuk semua jenis bencana.
a. Strategi Generik untuk semua tipe bencana:
1) Perkuatan Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan
2) Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu
3) Penelitian, Pendidika,n dan Pelatihan
4) Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat
b. Strategi Khusus untuk masing-masing tipe bencana di setiap fase
penanggulangan bencana:
5) Pengurangan Risiko Bencana
6) Peningkatan Efektifitas Penanganan Darurat Bencana
7) Optimalisasi Pemulihan Dampak Bencana
Hal 67
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 68
memperkuat forum PRB di Kab/Kota XXX. Forum ini diharapkan untuk
melibatkan seluruh pemangku-kepentingan di Kab/Kota XXX dan
memperbaiki sinergi sehingga forum ini dapat mempercepat pelaksanaan
penanggulangan bencana setempat.
Salah satu yang difokuskan terkait kemitraan dalam forum ini adalah peran
dunia usaha (swasta) dalam pengurangan risiko bencana di tingkat daerah.
Perusahaan swasta diharpakan dapat mengurangi kerentanan ekonomi
masyarakat dalam menghadapi bencana.
Fokus-fokus dari strategi ini adalah;
1) Meningkatkan kapasitas daerah melalui kemitraan dan pengarusutamaan
budaya pengurangan risiko bencana
2) Meningkatkan Kapasitas masyarakat dan semua pemangku kepentingan
b. Strategi khusus dalam tiap tahap penanggulangan bencana untuk tiap jenis
bencana
Strategi-strategi berikut dipisahkan berdasarkan tiap tahap penanggulangan
bencana dan tiap kegiatan spesifik pada tiap jenis bencana.
Hal 69
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 70
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Bagian ini adalah bagian utama dan paling penting dalam perencanaan PB. Pertama-tama
kumpulkan semua kegiatan yg terkait PB pada masing-masing fase bencana berikut
keterangan mengenai kegiatan tersebut. Setelah itu, dengan mempertimbangkan kondisi
anggaran, kegiatan tersebut akan dipilih dan dimasukan ke dalam Rencana Aksi.
Bagian ini dapat menggunakan
Silahkan mengacu pada Langkah 3 dalam LAMPIRAN 2.
Sebagian besar jenis kegiatan akan mirip dengan dengan kegiatan yg di lakukan oleh
BPBD Kab/Kota lainnya, akan tetapi harus di ingat bahwa masing-masing Kab.Kota
memiliki karateristik yg berbeda-beda, sehingga harus dipikirikan untuk memasukan
kegiatan yg cocok untuk daerah anda (juga harus mengacu kepada kegiatan yg ada di
RPB tingkat Provinsi semaksimal mungkin). Berikut adalah contoh kegiatan yg perlu di
pertimbangkan:
1: Kab/Kota di kepulauan
Menjaga jalur komunikasi dengan provinsi (berisiko tinggi putusnya komunikasi).
Menjaga jalur transportasi ke pulau-pulau lain, dsb.
2: Kab/Kota yg banyak dikunjungi wisatawan
Menjaga keselamatan wisatawan (membuat brosur dlm beberapa bahasa,
Peringatan Dini, adanya koordinasi dgn para pelaku wisata seperti agen
perjalanan, hotel, tempat wisata, dll).
Hal 71
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Tuliskan semua Kegiatan di tiap
tahapan penanggulangan bencana
untuk semua jenis bencana
Mohon tuliskan isi yang sama (Tabel berbeda) seperti (1) Perkuatan Regulasi dan Kapasitas
Kelembagaan
2) Tsunami
Mohon tuliskan isi yang sama (Tabel berbeda) untuk setiap jenis bencana seperti halnya
Gempabumi
Tabel 5-1 Daftar contoh Kegiatan untuk Penguatan Regulasi dan Kapasitas
Kelembagaan
FOKUS
PROGRAM AKSI
PRIORITAS
Menyusun Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang
Revisi dan Penataan Peraturan 1
Penanggulangan Bencana Daerah
Bupati/Walikota dan atau Peraturan
Menyusun Rancangan Peraturan Daerah Kab/Kota tentang
Daerah tentang Penanggulangan 2
Penanggulangan Bencana Daerah
Bencana
3 Menyusun aturan daerah tentang penganggaran darurat bencana
Melakukan Sinkronisasi Peraturan Daerah tentang Tata Guna
4 Lahan dengan Peraturan Bupati/Walikota / Daerah / tentang
Penanggulangan Bencana
Melakukan Sinkronisasi Peraturan Daerah tentang Ijin Mendirikan
Penyelarasan peraturan lain yang telah 5 Bangunan (IMB) dengan Peraturan Bupati/Walikota / Daerah /
berlaku dengan Undang-Undang dan tentang Penanggulangan Bencana
atau dengan Peraturan Daerah tentang Melakukan Sinkronisasi Peraturan Daerah tentang Pengelolaan
Penguatan Kerangka
Penanggulangan Bencana 6 Sumberdaya Air dengan Peraturan Bupati/Walikota / Daerah /
Hukum Penyelenggaraan
tentang Penanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana
Melakukan Sinkronisasi Peraturan Daerah tentang Pengelolaan
7 Lingkungan Hidup dengan Peraturan Bupati/Walikota / Daerah /
tentang Penanggulangan Bencana
Menyusun tata aturan dan mekanisme penggalangan bantuan dari
8
pihak lain dalam Penanggulangan Bencana di Daerah
Penyempurnaan Peraturan Teknis
9 Menyusun Prosedur Operasi Standar Penanganan Darurat Bencana
Penanggulangan Bencana
Menyusun Prosedur Operasi Standar Monitoring dan Evaluasi
10
Penanganan Tanggap Darurat dan Pemulihan pasca bencana
Peningkatan Implementasi kerangka
hukum penyelenggaraan Melakukan Pra Tinjau terhadap Peraturan Daerah yang telah
11
penanggulangan bencana yang telah diberlakukan berkaitan dengan kebencanaan daerah
diperkuat
Membangun Sistem Informasi dan Data Kebencanaan Daerah
dalam bentuk website yang memadai yang dapat diakses oleh
12
struktur pemerintahan paling bawah dan masyarakat pengguna
secara luas
Pengembangan Sistem Informasi -
Melakukan pembaharuan Data dan Informasi Kebencanaan Daerah
Implementasi Rencana Penanggulangan
13 Kab/Kota Secara periodik sesuai dengan perkembangan Kejadian
Bencana Daerah
Kebencanaan Daerah
Mengangkat 2 orang tenaga profesional yang mengendalikan
14 website dan melakukan Pembaharuan Data dan Informasi
Kebencanaan Daerah secara periodic
Menyusun Kajian Risiko Bencana dan Peta Penanggulangan
Bencana yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk membuat
Memahami risiko bencana di daerah 15
Peningkatan Kapasitas dan kebijakan penanggulangan bencana serta meningkatkan kesadaran
Akuntabilitas Tata Kelola masyarakat akan tingkat risiko bencana ditingkat lokal
Penanggulangan Bencana Peningkatan Kapasitas Sumbedaya
Manusia Pada Lembaga-lembaga terkait
16 Penyelenggaraan Latihan Kesiapsiagaan secara berkala
penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
Pengadaan peralatan dan perlengkapan untuk kesiapsiagaan
17
daerah
Peningkatan Kapasitas Sarana dan
Pengadaan peralatan dan perlengkapan untuk tanggap darurat
Prasarana kelembagaan untuk 18
bencana
Penanggulangan Bencana
Pengadaan peralatan dan perlengkapan untuk Pemulihan Pasca
19
Bencana
Monitoring, Evaluasi, dan Pemutakhiran
Menyusun mekanisme monitoring, evaluasi, dan pemutakhiran
Rencana Penanggulangan Bencana 20
secara berkala RPB Kab/Kota
Daerah (RPBD)
Hal 73
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 74
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Tabel 5-3 Daftar contoh Kegiatan untuk Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan
FOKUS
PROGRAM AKSI
PRIORITAS
Menyusun kurikulum kebencanaan untuk pendidikan formal pada :
1 1. Tingkat Sekolah Dasar (SD), 2. Tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan 3. Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mensosialisasikan kurikulum kebencanaan untuk pendidikan formal
pada : 1. Tingkat Sekolah Dasar (SD), 2. Tingkat Sekolah
2
Menengah Pertama (SMP), dan 3. Tingkat Sekolah Menengah Atas
Pendayagunaan Lembaga Pendidikan
(SMA)
sebagai media pembangun budaya sadar
Peningkatan Kemitraan Mengadakan Pelatihan tanggap darurat bencana di sekolah tingkat
bencana
Multi pihak dalam 3 dasar sampai dengan menengah atas terhadap bencana-bencana
penanggulangan bencana prioritas yang berdampak paling besar
Memberikan pelatihan praktek penanganan bencana pada saat pra
bencana, saat terjadi bencana, maupun pasca bencana kepada
4
guru-guru dan sivitas akademika dari tingkat sekolah dasar sampai
perguruan tinggi
Penguatan dan peningkatan peran 5 Membangun Kelurahan siaga bencana daerah
relawan dalam Penanggulangan Bencana Melakukan Pendidikan dan Pelatihan terhadap masyarakat relawan
6
(PB) siaga bencana
Memberikan kebijakan tentang arah dan orientasi inovasi riset
7 kebencanaan yang jelas Kepada perguruan tinggi dan para peneliti
daerah
Melakukan inovasi teknologi tepat guna yang mampu diterapkan di
8
tingkat masyarakat
Peningkatan Efektivitas Perkuatan Riset dan Penerapan hasilnya
Membuat dan menyusun kebijakan penanggulangan bencana
Pencegahan dan Mitigasi untk efektivitas pencegahan dan mitigasi 9
berbasis hasil riset khas daerah
Bencana bencana
Membentuk forum riset kebencanaan daerah sebagai wadah
10 komunikasi dan sinkronisasi antar pelaku riset kebencanaan di
daerah
Membuat pustaka hasil riset kebencanaan daerah yang dapat
11
diakses secara luas
Tabel 5-4 Daftar contoh Kegiatan untuk Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi
Masyarakat
FOKUS
PROGRAM AKSI
PRIORITAS
Menyusun Konsepsi Forum Masyarakat PRB beserta Diskripsi
Redifinisi dan Optimalitas pemberdayaan
Optimalisasi 1 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawabnya dalam
masyarakat yang sinergis berbasis
pemberdayaan Penanggulangan Bencana
lokalitas, dan proses saling berbagi antar
masyarakat untuk Menyusun Rencana Strategis Forum PRB Kab/Kota yang
pelaku dengan mengedepankan
penanggulangan bencana 2 mendukung pencapaian Rencana Penanggulangan Bencana
kemandirian sumberdaya
Daerah
Membentuk Forum Masyarakat Pengurangan Risiko Bencana
3 (Forum Masyarakat PRB) Kab/Kota dengan Surat Keputusan dari
Bupati/Walikota Setempat
Memetakan aktor didaerah yang terlibat dalam diskusi informal
antar kelompok (baik pemerintah, LSM, Akademis,tokoh
4
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pemuda) untuk
Penguatan Forum PRB Daerah dan pengurangan risiko bencana daerah yang berkelanjutan
tematik sebagai media untuk saling Konsolidasi dan koordinasi berkala Forum PRB Kab/Kota dengan
Peningkatan Kemitraan berbagi dalam penyelenggaraan 5 para pemangku kepentingan dalam mendukung penyelenggaraan
Multi Pihak dalam penanggulangan bencana penanggulangan bencana
Penanggulangan Bencana Membangun komunikasi dan memperpendek birokrasi antar
6
penyelenggara penanggulangan bencana
Membuat kegiatan dengan melibatkan seluruh aktor PRB dengan
7
momentum tertentu
Melaksanakan diskusi diskusi yang melibatkan seluruh kelompok
8
(pemerintah, LSM dll)
Penguatan Kemitraan untuk kemandirian Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penanganan
9
dan keberlanjutan penyelenggaraan penanggulangan bencana
penanggulangan bencana 10 Mengadakan Pelatihan ketrampilan kerja UMKM untuk
Hal 75
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
FOKUS
PROGRAM AKSI
PRIORITAS
meningkatkan pendapatan masyarakat
Membangun dukungan partisipasi sektor swasta dan dunia usaha
11
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
Membuat MoU Kontrak kerjasama antara Pemerintah dan pihak
12 pihak lain yang mendukung persediaan kebutuhan-kebutuhan
penanganan darurat dan pemulihan bencana
Membangun dukungan partisipasi dengan Media Massa Lokal
13 (TV, Berita Online, Radio, Koran ) dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Menggalang kerjasama dengan daerah tetangga dalam
14 pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan bencana pada masa
sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana
Tabel 5-5 Daftar Contoh Kegiatan untuk Masing-Masing Tipe Bencana [Pengurangan
Risiko Bencana]
JENIS BENCANA
Kebakaran Hutan
PRIORITAS
Cuaca Ekstrim
Konflik Sosial
Gempa Bumi
Kekeringan
Tsunami
Longsor
Banjir
Mensosialisasikan ancaman bencana dan dampak yg
1 akan ditimbulkan kepada masyarakat, anak sekolah dan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
media
Membuat Peta inundasi tsunami dari hasil modeling
2 1
berbagai sumber gempa
Menerapkan hasil riset untuk membangun peredam
3 tekanan gelombang tsunami di Zona Prioritas PB 1
Tsunami.
Mengangkat 5 orang pengawas penerapan standar
4 1
pengelolaan air dan daerah aliran sungai
Adanya reward and punishment bagi aparat hingga
5 seluruh lapisan masyarakat dalam mendukung standar 1
pengelolaan sumber daya air dan daerah aliran sungai
Peningkatan Melakukan pelatihan ketahanan pangan dengan
kapasitas penganekaragaman pangan untuk antisipasi bencana
6 1
Peningkatan kelembagaan Kekeringan pada masyarakat di daerah-daerah rawan
Efektivitas dan komunitas bencana Kekeringan
Pencegahan dan dalam Membangun kerjasama antara pemerintah, sektor
Mitigasi Bencana pencegahan 7 industri dan masyarakat untuk meningkatkan tingkat 1
dan mitigasi keselamatan kerja di daerah industri.
bencana Melakukan Deteksi Dini dengan cara Survey berkala
8 serta pengaturan pemberantasan penanggulangan 1
epidemi dan wabah penyakit
Melakukan penyuluhan untuk Peningkatan pengetahuan
9 1
masyarakat pada pola hidup sehat
Melakukan promosi, Sosialisasi, dan Koordinasi Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Mandiri (JPKM) Untuk
10 1
Menurunkan Angka Kesakitan, PHBS, dan pelayanan
kesehatan pada penduduk miskin dan rentan
Membangun Budaya siap siaga dalam melakukan
11 1
penanganan bencana konflik sosial
Melakukan sosialisasi tentang Budaya Hidup Damai dan
12 1
Toleran untuk mencegah terjadinya Konflik Sosial
13 Melakukan simulasi dan kegiatan bersama dalam bentuk 1
Hal 76
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
JENIS BENCANA
Kebakaran Hutan
PRIORITAS
Cuaca Ekstrim
Konflik Sosial
Gempa Bumi
Kekeringan
Tsunami
Longsor
Banjir
seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan pada
masyarakat yang rawan konflik untuk penanggulangan
bencana konflik sosial
Zonasi daerah rawan bencana gempa bumi dan
14 1
pengaturan penggunaan lahan
Penerapan standar bangunan aman gempa hingga ke
15 tingkat kelurahan yang di adopsi dari Building Code 1
provinsi
Menerapkan peraturan building code hingga tingkat
16 1
kelurahan
Menerapkan peraturan tata guna lahan dan IMB
17 1
berdasarkan kajian risiko bencana gempa bumi
Penetapan peraturan terkait tata guna lahan dan Izin
18 1 1 1 1 1 1 1
Medirikan Bangunan
Menyusun Peraturan Bupati/Walikota tentang Standar
19 pengelolaan Sumber daya air dan Daerah Aliran Sungai 1
di daerah rawan bencana Banjir
Melakukan pembangunan dan peningkatan jaringan
20 1
utama irigasi dan DAM Air, atau bendungan
Meningkatkan kapasitas daerah tangkapan air di
21 1
kawasan rawan bencana tanah longsor
Penegakan Peraturan Lingkungan Hidup terkait
22 1
pencegahan bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Optimalisasi Membatasi pembangunan permukiman di daerah rawan
23 1
pengelolaan bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi
sumberdaya Melakukan Reklamasi pantai sedemikian rupa untuk
24 1
serta Penataan mengurangi dampak Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Ruang dan Menyediakan dukungan, melaksanakan pembangunan
Lahan untuk 25 dan perbaikan jaringan utama irigasi, waduk dan 1
Upaya bendungan
pencegahan Melakukan Rehabilitasi Lahan Kritis Menjadi Ruang
26 1
dan mitigasi Terbuka Hijau atau Hutan Kota
bencana Memanfaatkan kawasan budidaya sebagai kawasan
27 1
RTH sekaligus kawasan lindung
Menerapkan peraturan tentang pengamanan dan
28 1
pelestarian Sumber daya air
Menerapkan aturan kriteria dan standar pengamanan
29 1
dan penanggulangan bencana pada kawasan hutan
Membangun zonasi tanggul pengaman (buffer) antara
30 1
kawasan hutan dan kawasan pemukiman
Pengendalian, pengendalian dan penyelenggaraan izin
31 1
pemanfaatan hasil hutan produksi dan pariwisata alam
Membuat perlindungan dan pengamanan kelembaban
32 1
kawasan hutan terutama pada saat musim kemarau
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan yg berkaitan dengan pembangunan di
33 1
kawasan industri yang lebih memperhatikan aspek
pengurangan risiko bencana.
Melakukan Pendataan Lingkungan Sehat
34 dan Tidak Sehat pada tingkat Lingkungan / 1
RW di tiap-tiap Kelurahan
Melakukan Penataan dan Rehabilitasi
35 1
Lingkungan Kumuh dan Tidak Sehat
Hal 77
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
JENIS BENCANA
Kebakaran Hutan
PRIORITAS
Cuaca Ekstrim
Konflik Sosial
Gempa Bumi
Kekeringan
Tsunami
Longsor
Banjir
Melakukan Penataan dan Rehabilitasi Saluran
36 1
Pembuangan Limbah Padat, Cair, dan Udara
Melakukan penataan pengelolaan sampah perkotaan
37 1
dengan prinsip 3R (Re-Use, Reduce, dan Recycling)
Membangun dan memelihara tempat perlindungan dan
38 1 1 1 1 1 1 1 1
tempat evakuasi.
Membuat perencanaan penempatan pemukiman untuk
39 mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan 1
bencana gempa bumi
Membuat rumah percontohan rumah tahan gempa
40 1
sebagai model yang dapat ditiru oleh masyarakat luas
Melakukan identifikasi fasilitas pemerintah dan fasilitas
41 publik berdasarkan standar pendirian bangunan aman 1
gempa
Membangun dan melakukan retrofit gempa terhadap
42 bangunan pemerintah dan fasilitas umum sehingga lebih 1
tahan terhadap gempa.
43 Retrofit gempa terhadap infrastruktur yg ada 1
Mensosialisakan panduan pedoman standar pendirian
44 1
bangunan aman gempa hingga ke tingkat kelurahan
Pembangunan daerah penyangga dan peredam dampak
45 1
bencana Tsunami
Proteksi kawasan terumbu karang 2-3 km dari pantai di
46 1
Zona Prioritas PB Tsunami
47 Konstruksi Seawall /Tanggul Laut 1 1
Membangun saluran untuk mengalihkan aliran lahar dari
48 1
daerah pemukiman
Pengelolaan Memasang peralatan untuk memantau erupsi gunung
49 1
Mitigasi api
Bencana Pengamanan dan pelestarian Sumber Daya Air melalui
50 1
reklamasi sungai di daerah rawan Bencana Banjir
Mengoptimalkan inovasi pintu air dengan teknologi
51 1
sederhana dan tepat guna
Pengembangan Kolam Retensi untuk menampung dan
52 menghambat arus aliran air yang memiliki daya rusak 1
pada daerah yang dilewatinya
Rehabilitasi Saluran Darinase Perkotaan di wilayah
53 1
rawan banjir
Membuat sumur resapan dalam, sumur resapan
54 1
dangkal, dan biopori di daerah rawan bencana banjir
55 Pembangunan tanggul di daerah rawan bencana banjir 1
Memasang peralatan untuk memantau curah hujan dan
56 1
tinggi muka air
Membangun fasilitas untuk mencegah terjadinya longsor
57 1
di daerah rawan longsor
Memasang peralatan untuk memantau tingkat curah
58 1
hujan
Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
59 1
Pengendali Gelombang ekstrim dan Abrasi
Budidaya Tanaman Mangrove dan Terumbu Karang di
60 1
kawasan rawan Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Melakukan pembersihan DAS minimal 2 kali/tahun di
61 1
Setiap DAS berpotensi abrasi
Hal 78
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
JENIS BENCANA
Kebakaran Hutan
PRIORITAS
Cuaca Ekstrim
Konflik Sosial
Gempa Bumi
Kekeringan
Tsunami
Longsor
Banjir
Memasang peralatan untuk memantau tinggi muka air
62 1 1
laut
Mengembangkan inovasi teknologi untuk deteksi dini
potensi bencana cuaca ekstrim dan menggunakannya
63 1
teknologi tersebut untuk mengetahui adanya bahaya
cuaca ekstrim
Penentuan teknologi antisipatif (pembuatan embung,
teknologi pemanenan hujan, penyesuaian pola tanam
64 1
dan teknologi budidaya dll) dan sistem pengiliran air
irigasi yang disesuaikan dengan hasil prakiraan iklim
Penyediaan anggaran khusus untuk
65 pengembangan/perbaikan jaringan pengamatan iklim 1
pada daerah‐daerah rawan kekeringan
Memonitor dan mengevaluasi data curah hujan,
kelembaban, suhu udara harian dan informasi lain yang
66 diperlukan untuk meramalkan kejadian kekeringan dan 1
identifikasi daerah-daerah yang masuk dalam zona
kekeringan
Pembentukan pasukan pemadaman kebakaran
67 1
khususnya untuk penanggulangan kebakaran secara dini
Pembuatan sekat bakar, terutama antara lahan,
68 1
perkebunan, pertanian dengan hutan
Melakukan penanaman kembali daerah yang telah
69 1
terbakar dengan tanaman yang heterogen
Melakukan Vaksinasi kepada penduduk rentan di daerah
70 1
berisiko bencana epidemi dan wabah penyakit
Memberikan pelayanan pencegahan dan
71 penanggulangan penyakit menular Minimal di tingkat 1
kecamatan
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik
dengan Melakukan deteksi dini perkembangan penyakit
72 1
endemik di masyarakat, terutama penyakit DBD, Malaria,
HIV/AIDS, dan Campak
Peningkatan Surveilance Epidemiologi dan
Penanggulangan Wabah dengan melakukan survei
73 1
lingkungan dan kontrol tempat-tempat tumbuh suburnya
wabah penyakit
Pengendalian dan pengendalian pemberian izin
74 1
pengadaan keramaian yang mengundang masa
Menyusun tata aturan pemberian izin pengadaan
75 1
keramaian yang mengundang massa
Menyusun tata aturan pemberian izin pengadaan
76 1
keramaian yang mengundang masa
Menerapkan aturan kriteria dan standar pengamanan
77 dan penanggulangan bencana pada daerah-daerah 1
rawan konflik sosial
Hal 79
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Tabel 5-6 Daftar Contoh Kegiatan untuk Masing-Masing Tipe Bencana [Peningkatan
Efektivitas Penanganan Darurat Bencana]
JENIS BENCANA
Kebakaran Hutan
PRIORITAS
Cuaca Ekstrim
Konflik Sosial
Gempa Bumi
Kekeringan
Tsunami
Longsor
Banjir
Melakukan sosialisasi tentang kesiapsiagaan dan
cara menyelamatkan diri apabila terjadi bencana
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
kepada pelajar dan masyarakat yg tinggal di daerah
rawan bencana
Melakukan sosialisasi tentang sistem peringatan
2 1 1 1 1 1 1 1 1
dini di daerah rawan bencana
Menyusun Rencana Evakuasi tingkat Kab/Kota di
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pembangunan zona prioritas bencan
Kapasitas Menyusun pedoman standar penyelamatan diri dan
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kesiapsiagaan evakuasi saat terjadi bencana
Bencana Melaksanakan latihan evakuasi masyarakat yg
5 1 1 1 1 1 1 1
tinggal di daerah rawan bencana
Melaksanakan latihan kesiapsiagaan bencana
6 1 1 1 1 1 1 1
secara teratur
Melakukan pelatihan pertolongan pertama pada
korban bencana Epidemi dan Wabah Penyakit pada
7 1
masyarakat di daerah-daerah rawan bencana
Epidemi dan Wabah Penyakit
Melaksanakan perencanaan logistik dan
Accelerating
8 penyediaan dana, peralatan dan material yang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
the
diperlukan untuk kegiatan/upaya tanggap darurat
Development of
Menyiapkan logistik obat-obatan, infus, oralit,
Facility,
kantong darah, yang memadai untuk persiapan
Infrastructure, 9 1
Peningkatan tanggap darurat bencana epidemi dan wabah
and Logistics in
Kesiapsiagaan penyakit
Emergency
dan Penanganan Mengadakan fasilitas dan infrastruktur tanggap
Management 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Darurat Bencana darurat bencana.
Menyediakan tempat dan jalur evakuasi, tempat
11 pengungsian sementara, dan sarana prasarana air 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
bersih dan sanitasi lingkungan / MCK
Memasang sistem peringatan dini untuk
12 menyebarkan informasi peringatan dini kepada 1 1 1 1 1 1 1 1
masyarakat, media, dll
Percepatan
Menyiapkan peta daerah rawan banjir dilengkapi
pembangunan
dengan “plotting” rute pengungsian, lokasi
sarana
13 pengungsian sementara, lokasi POSKO, dan lokasi 1
prasarana dan
pos pengamat debit banjir / ketinggian muka air
logistik dalam
banjir di sungai penyebab banjir
penanganan
Memonitor dan mengevaluasi data perkembangan
darurat
14 sumber-sumber penyakit endemik, dan terjadinya 1
KLB di lokasi-lokasi yang telah terdeteksi sejak dini
Menyiapkan tenaga medis dan para medis yang
siap sedia sepanjang waktu untuk antisipasi
15 1
terjadinya KLB dan tanggap darurat bencana
epidemi dan wabah penyakit
Peningkatan 16 Membentuk Pos Komando Tanggap Darurat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kapasitas Mengumpulkan & menyebarkan informasi kepada
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Penanganan publik
darurat 18 Kaji Cepat Bencana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
bencana 19 Meminta & menerima bantuan dari pemerintah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Hal 80
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
JENIS BENCANA
Kebakaran Hutan
PRIORITAS
Cuaca Ekstrim
Konflik Sosial
Gempa Bumi
Kekeringan
Tsunami
Longsor
Banjir
Provinsi
20 Tindakan SAR untuk korban bencana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Mendukung upaya memberikan pertolongan
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pertama kepada korban
22 Mendukung upaya evakuasi warga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 Memadamkan kebakaran 1 1 1 1 1 1
Memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
24 pakaian, tempat berlindung, kesehatan, air bersih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dan sanitasi
25 Mengelola tempat evakuasi korban bencana 1 1 1 1 1 1 1 1
26 Mengurus korban yang meninggal dunia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Melindungi dan memberikan pertolongan kepada
27 1 1 1 1 1 1 1
kelompok rentan
28 Menerima bantuan dari relawan 1 1 1 1 1 1 1
Pemulihan darurat untuk fungsi fasilitas &
29 1 1 1 1 1 1 1
infrastruktur vital
Pemulihan darurat untuk fungsi lifeline(sarana dan
30 1 1 1 1 1 1 1
prasarana vital)
31 Membersihkan limbah padat dan reruntuhan 1 1 1 1 1 1 1 1
32 Menjaga kebersihan dan mencegah wabah penyakit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Mengamankan jaringan transportansi darurat
33 1 1 1 1 1 1 1
berserta seluruh aktivitasnya
34 Menjaga keamanan di lokasi bencana 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 Mencegah terjadinya kepanikan 1 1 1 1 1 1 1 1
Tabel 5-7 Daftar Contoh Kegiatan untuk Masing-Masing Tipe Bencana [Optimalisasi
Pemulihan Dampak Bencana]
JENIS BENCANA
Gelombang Ekstrim & Abrasi
FOKUS
PROGRAM AKSI
Kebakaran Hutan
PRIORITAS
Cuaca Ekstrim
Konflik Sosial
Gempa Bumi
Kekeringan
Tsunami
Longsor
Banjir
Hal 81
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Pagu Indikatif
Dibagi untuk setiap strategi
Untuk 5 (lima) tahun ke depan
Hal 82
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Asumsi Anggaran
1% dari APBD Kab/Kota
Mempertimbangkan inflasi per tahun (10%)
Hal 83
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Bagian ini merupakan bagian Rencana Aksi berdasarkan kegiatan yang dituliskan
pada Bab 5 dan prioritas kegiatan. Rencana Aksi merupakan kegiatan yang telah
disaring untuk dilaksanakan karena sangat penting dan mendesak untuk dilakukan
dan dapat dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan kebencanaan
Bagian ini dapat digunakan
Silahkan mengacu pada LAMPIRAN 1, 2, dan 3.
Alokasi Anggaran
Alokasi pagu indikatif untuk tiap kegiatan
Hal 85
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
●:Pelaku Utama
○:Pendukung
Hal 86
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Rencana aksi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kab/Kota XXX disusun dalam
suatu kerangka program yang mengedepankan aspek-aspek penting yang perlu
segera ditangani. Upaya tersebut tersusun di dalam program dan kegiatan yang
menjadi prioritas bagi pengurangan risiko bencana. Program – program tersebut
disusun berdasarkan kebijakan strategis dan fokus prioritas yang ada di Kab/Kota
XXX terkait pengurangan risiko bencana.
Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana Kab/Kota XXX
diproses dengan merumuskan prioritas program yang disusun oleh semua pihak,
mempertimbangkan aspek berkelanjutan dan bersifat partisipatif serta membuat
komitmen yang kuat dengan mengedepankan tindakan-tindakan yang harus
diprioritaskan.
Rencana aksi daerah disusun dengan menggunakan tabel sehingga lebih ringkas
dan mudah dipahami baik pada saat implementasi maupun dalam Pengendalian dan
evaluasi RPB. Rencana aksi daerah Kab/Kota XXX dalam penanggulangan bencana
terbagi dalam Rencana Aksi Daerah pada Strategi Generik, dan Rencana Aksi
Daerah pada Strategi Spesifik
Hal 87
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Mohon tuliskan isi yang sama (Tabel berbeda) seperti (1) Perkuatan Regulasi dan Kapasitas
Kelembagaan
(2) Tsunami
Hal 88
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 89
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 90
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 91
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 92
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
INSPEKTORAT BAPPEDA
Hal 93
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Pengawasan
Evaluasi
Hal 95
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
7-2. Pelaporan
Berikan deskripsi pada bagian dibawah ini dengan memasukan konten berikut:
Prinsip Pelaporan
Hal 97
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Hal 98
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
BAB 8. PENUTUP
Hal 99
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
RPBD
RPBD perlu dilengkapi dengan beberapa dokumen penting sebagai LAMPIRAN.
Gambaran tentang LAMPIRAN dapat dilihat di contoh RPBD, dsb.
[Contoh LAMPIRAN]
1. Peta (Peta Ancaman, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas dan Peta RIsiko)
3. Rencana Aksi
Hal 100