PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat
selalu berinteraksi dengan pasien dan bahaya- bahaya di rumah sakit, hal tersebut
membuat perawat beresiko terkena Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs
merupakan infeksi yang terjadi selama dalam proses asuhan keperawatan ataupun
selama bekerja di rumah sakit atau di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
(WHO, 2009).
Penggunaan APD merupakan bagian dari usaha perawat dalam menciptakan
lingkungan yang terhindar dari infeksi dan sebagai upaya perlindungan diri serta
pasien terhadap penularan penyakit (Potter & Perry, 2005). Penggunaan APD
salah satu program Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) yang termasuk
dalam kewaspadaan isolasi yang disusun oleh Centers for Disease Control and
Prevention (CDC). Kewaspadaan isolasi dibagi menjadi 2 pilar yaitu
Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions) dan kewaspadaan
berdasarkan cara transmisi (Transmission based Precautions. Kewaspadaan
standar yaitu pencegahan dan pengendalian infeksi diterapkan kepada semua
pasien yang berprinsip bahwa darah dan cairan tubuh pasien berpotensi
menularkan penyakit. Sedangkan,kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan
tambahan untuk kewaspadaan standar yaitu tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang dilakukan setelah jenis infeksi sudah diketahui. (Akib
et al, 2008; Nursalam, 2007)
Ketepatan penggunaan APD perawat yang dimaksud adalah tepat dan sesuai
dengan kebutuhan atau sesuai dengantindakan yang akan dilakukan, karena
terdapat tindakan yang tidak perlu menggunakan APD misalnya sarung tangan,
1
cukup dengan melakukan hand hygiene dapat mencegah dan melindungi perawat
dari perpindahan mikroorganisme berbahaya dari pasien dan potensi penyebaran
berikutnya kepada pasiendan petugas kesehatan lain (Rohani & Setio, 2010).
Sedangkan Kepatuhan penggunaan APD perawat berkaitan dengan sikap perawat
dalam penggunaan APD, dari data diatas menunjukkan bahwa sikap perawat
masih negatif atau kurang baik dalam penggunaan APD.Karena kepatuhan adalah
suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur, dan disiplin
(Pranoto, 2007).
B. Tujuan Penulisan
membrane mukosa atau kulit yang tidak utuh pada semua pasien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Alat- alat pelindung diri perawat :
C. Pengertian Streril
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik
yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen / non patogen (tidak
menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk vegetatif (siap untuk berkembang
biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis, tidak dapat berkembang
biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang kuat).
4
Tidak semua mikroba dapat merugikan, misalnya mikroba yang terdapat
dalam usus yang dapat membusukkan sisa makanan yang tidak terserap oleh
tubuh. Mikroba yang patogen misalnya Salmonella typhosa yang menyebabkan
penyakit typus, E.coli yang menyebabkan penyakit perut.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang / benda menjadi steril atau
suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Sedangkan sanitasi adalah suatu proses
untuk membuat lingkungan menjadi sehat..
5
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Alat Pelindung Diri atau APD sangat penting dan diperlukan oleh
pegawai,karyawan ,Enginering,administratif atau siapapun yang memiliki resiko
kecelakaan atauapun bahaya dalam bekerja.Oleh karena itu APD harus benar-
benar di pelajari dan di pahami baik dalam penggunaannya ataupun
pemeliharaannya agar APD bias berfungsi dengan baik.
C. Saran
2. Penyuluhan tentang Alat pelindung diri kepada semua masyarakat agar dapat
mengurangi angka kecelakaan.
6
4. Pemantauan terhadap Alat pelindung diri harus rutin dilakukan, agar dalam
penggunaan lebih optimal