Anda di halaman 1dari 12

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LETAK SUNGSANG


2.1.1 Definisi Letak Sungsang
Letak sungsang adalah suatu keadaan dimana posiis janin memanjang
(membujur) dalam Rahim dengan kepala berada pada bagian atas Rahim
(fundus uteri) dan bokong berada dibagian bawah ibu. Ada tiga macam
presentasi bokong: bokong murni (frank breech) bokong yang menjadi bagian
depan dengan kedua tungkai kaki lurus ke atas, bokong kaki sempurna
(complete breech) di samping bokong dapat teraba kedua kaki, bokong kaki
tidak sempurna (incomplete breech) hanya terdapat satu kaki disamping
bokong Auskultasi menunjukkan bahwa denyut jantung janin lokasinya lebih
tinggi daripada yang diharapkan dengan presentasi vertex, sedang pada
pemeriksaan vagina teraba bokong kaki. Factor yang menyebabkan terjadinya
kehamilan sungsang, bisa berasal dari factor ibu maupun janin.
Pengelolaan kehamilan dan persalinan dengan letak sungsang, tidak
harus diakhiri dengan seksio sesarea. Bila umur kehamilan masih kurang dari
36 minggu, maka bisa diupayakan dengan latihan, yaitu sujud secara teratur
(yang bertujuan untuk merubah posisi). Jika sudah masuk dalam persalinan
pada primigravida harus ditolong oleh ahlinya di Rumah Sakit. Jika tidak
dikelola dengan benar akan terjadi komplikasi baik pada ibu maupun bayinya.

2.1.2 Etiologi Letak Sungsang


Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya
letak sungsang:
1. Prematuritas karena bentuk Rahim relative kurang lonjong, air
ketuban masih banyak dan kepala anak relative besar.
2. Hidramnion karena anak mudah bergerak
7

3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam


pintu atas panggul.
4. Panggul sempit
5. Kelainan bentuk kepala: hydrocephalus, anencephalus, karena
kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
6. Multiparitas
7. Multi fetus
8. Persalinan sungsang sebelumnya
9. Kelaianan uterus dan tumor pelvis

2.1.3 Epidemologi Letak Sungsang


Pada primi dengan UK lebih dari 37 minggu dengan insiden 3-4%,
sebelum UK 28 minggu dengan angka kejadian 25-30% dan sebagian
besar berubah menjadi presentasi kepala setelah UK 34 minggu. Angka
kejadian 40% pada UK 20 minggu, 6-8% pada UK 34 minggu dan 3-4%
pada kehamilan aterm.

2.1.4 Diagnosis Letak Sungsang


Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak
dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah
berkonraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan
berdasarka pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI
(Magnetic Resonance Imaging).
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong
yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuberositas iskii, dan anus.
Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki
teraba tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya
tidak sejajar dengan jari-jari lain dan Panjang jari kurang lebih sama
dengan Panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin
8

mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan


bokong dengan muka.

Diagnosa kehamilan letak sungsang menurut Marni (2011), dapat


di tegakkan melalui beberapa pemeriksaan, yaitu:

1. Pemeriksaan abdominal
a) Letaknya memanjang
b) Diatas panggul teraba massa lunak, irregular dan tidak terasa
seperti kepala, dicurigai adalah bokong. Kadang-kadang
bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah
kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.
Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema,
sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong
dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan
bokong dengan muka karena jari yang akan di masukkan ke
dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang di
masukkan ke dalam mulut akan teraba tulang rahang dan
alveola tanpa ada hambatan.
c) Punggung ada disebalah kanan dekat garis tengah. Bagian-
bagian kecil ada disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan
belakang.
d) Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.
2. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau
diatas umbilicus dan pada sisi yang sama dengan punggung pada
RSA (Right Sacrum Anterior) denyut jantung janin terdengar
paling keras di kuadran kanan atau perut ibu. Kadang-kadang
denyut jantung janin terdengar dibawah umbilicus, dalam hal ini
banyak diagnose yang dibuat dengan palpasi jangan dirubah oleh
sebab itu denyut jantung janin terdengar tidak ditempat biasa
(Walsh, 2007)
9

3. Pemeriksaan dalam
a) Bagian terendah teraba tinggi
b) Tidak teraba kepala yang keras, melainkan teraba lunak dan
irregular, dicurigai adalah bokong. Kadang-kadang bokong
janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala,
tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Pada
persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga
kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.
Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan
muka karena jari yang akan di masukkan ke dalam anus
mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang di masukkan ke
dalam mulut akan teraba tulang rahang dan alveola tanpa ada
hambatan.
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya
bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuberositas
iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
dengan tangan. Pada kaki teraba tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari
lain dan Panjang jari kurang lebih sama dengan Panjang
telapak tangan.
4. Pemeriksaan Ultasonografi
Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar
tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus
mudah berkonraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis
ditegakkan berdasarka pemeriksaan dalam. Apabila masih ada
keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan
pemeriksaan ultrasonografik atau MRI (Magnetic Resonance
Imaging).
Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya
bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuberositas
iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
10

dengan tangan. Pada kaki teraba tumit, sedangkan pada tangan


ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain
dan Panjang jari kurang lebih sama dengan Panjang telapak tangan.
Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga
kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.

2.1.5 Faktor penyebab letak sungsang


Letak sungsang disebabkan oleh beberapa factor
2.1.5.1 Faktor ibu, meliputi:
a) Keadaan uterus, misalnya mengalami kelainan seperti mioma. Adanya
kelainan didalam uterus akan mempengaruhi posisi dan letak janin
dalam rahim, janin akan berusaha mencari ruang / tempat yang
nyaman.
b) Keadaan plasenta, misalnya plasenta previa. Keadaan dimana placenta
berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah Rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
(osteum uteri internal). Akibatnya keadaan ini menghalangi turunnya
kepala janin ke dalam pintu atas panggul sehingga janin berusaha
mencari tempat yang lebih luas yaitu di bagian atas rahim.
c) Keadaan jalan lahir, misalnya kelainan bentuk panggul atau panggul
sempit, dimana sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah
posisinya menjadi sungsang.
d) Multiparitas, yatu ibu/wanita yang pernah melahirkan bayi beberapa
kali, sehingga rahimnya sudah sangat elastis, keadaan ini membuat
janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke 37 dan
seterusnya.

2.1.5.2 Faktor janin, meliputi:


a) Tali pusat pendek atau terjadi lilitan tali pusat,
b) Kelainan kepala, seperti hidrosefalus atau keadaan dimana terjadi
penimbunan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak, sehingga
11

kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-


ubun. Karena ukuran kepala menjadi besar dan tidak dapat
berakomodasi dibagian bawah uterus, maka sering ditemukan dalam
letak sungsang.
c) Kehamilan kembar (gemeli), kehamilan dengan dua janin atau lebih
dalam Rahim sehingga menyebabkan terjadinya perebutan tempat.
Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga
ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin)
berada dibagian bawah Rahim.
d) Air ketuban yang berlebihan (hidramnion) dengan jumlah air ketuban
melebihi normal (lebih dari 2000 cc) sehingga hal ini bias
menyebabkan janin bergerak lebih leluasa walau sudah memasuki
trimester ketiga.
e) Lahir premature

2.1.6 Prognosis Letak Sungsang


 Bagi ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, ketuban pecah lebih
cepat, partus lama, sehingga mudah terkena infeksi.
 Bagi bayi
Prognosis tidak begitu baik karena adanya gangguan peredaran darah
plasenta setelah bokong lahir dan setelah perut lahir, tali pusat terjepit
antara kepala dan panggul, sehingga bayi biasanya mengalami asfiksia.
Oleh karena itu supaya janin hidup, kepala janin harus dilahirkan dalam
waktu maksimal delapan menit sejak lahir sebatas pusat.
12

2.1.7 Penatalaksanaan Sungsang

1. Pervaginam

Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat

yang harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban

sudah pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram.

Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan pervaginam

tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan pervaginam,

direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan yang sedemikian

cepat, persalinan terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan

bedah sesar, presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan

kelahiran janin kedua pada kehamilan kembar. Persalinan pervaginam

tidak dilakukan apabila didapatkan kontra indikasi persalinan pervaginam

bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat

bayi > 3600 gram, tidak adanya informed consent, dan tidak adanya

petugas yang berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan

(Prawirohardjo, 2008, p.593).

 Persalinan spontan (spontaneous breech)

Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu

sendiri (cara bracht). Pada persalinan spontan bracht ada 3

tahapan yaitu tahapan pertama yaitu fase lambat, fase cepat,

dan fase lambat. Berikut ini prosedur melahirkan secara bracht

:
13

(1) Ibu dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di

depan vulva.

(2) Saat bokong membuka vulva, dilakukan episiotomi.

Segera seteelah bokong lahir, bokong dicengkram

secara bracht yaitu kedua ibu jari penolong sejajr

sumbu panjang paha sedangkan jari-jari lain memegang

panggul.

(3) Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang, segera

kendorkan tali pusat tersebut.

(4) Penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin

dengan cara punggung janin didekatkan ke perut ibu.

Penolong hanya mengikuti gerakan tanpa melakukan

tarikan.

(5) Dengan gerakan hiperlordosis ini berturut-turut lahir

pusar, perut, bahu dan lengan, dagu, mulut dan

akhirnya seluruh kepala.


14

 Manual aid

Yaitu janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan

kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.

Pada persalinan dengan cara manual ai ada 3 tahapan yaitu

: Tahap pertama lahirnya bokong sampai pusar yang

dilahirkan dengan kekuatan ibu sendiri, tahap kedua

lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong

dengan cara klasik, mueller, lovset; tahap ketiga lahirnya

kepala dengan memakai cara mauriceau dan forceps piper.

Berikut ini cara melahirkan bahu dan lengan pada letak

sungsang dengan cara klasik :


15

(1) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan

penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi

ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin

mendekati perut ibu.

(2) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong

dimasukkan ke dalam jalan lahir dengan jari

telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa

cubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan

gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka

janin.

(3) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada

pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan

penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga

punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan

cara yang sama lengan dapat dilahirkan.


16

Berikut ini melahirkan bahu dan lengan pada letak sungsang dengan cara Mueller:

(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi curam

ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan di bawah simfisis dan lengan depan

dilahirkan dengan mengait lengan di bawahnya.

(2) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang

secara femuro-pelvis ditarik ke atas sampai bahu belakang lahir.

Berikut ini melahirkan bahu dan lengan dengan cara lovset :

(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil dilakukan traksi curam

ke bawah badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang

menjadi bahu depan.

(2) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang

berlawanan setengah lingkaran demikian seterusnya bolak-balik sehingga bahu

belakang tampak di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.


17

Berikut ini melahirkan kepala dengan cara mauriceau :

(1) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan

lahir.

(2) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta jari ke empat

mencengkeram fossa canina sedangkan jari yang lain mencengkeram leher.

(3) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-olah janin

menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke tiga penolong mencengkeram leher

janin dari arah punggung.

(4) Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang

asisten melakukan fundal pressure.

(5) Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi ke atas

dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut,

hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala.

Anda mungkin juga menyukai