Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui, semua Negara pasti mempunyai peraturan –peraturan dan
hukum yang berlaku, begitu juga dengan Negara Indonesia. Negara Indonesia adalah
Negara hukum, yang mempunyai peraturan –peraturan hukum yang bersifat memaksa
seluruh masyarakat atau rakyat Indonesia harus patuh terhadap peraturan – peraturan atau
kebijakan –kebijakan hukum di Indonesia. Negara pun membentuk badan penegak hukum
guna mempermudah dalam mewujudkan negara yang adil dan makmur. Tetapi tidak dapat
dipungkiri masih banyak kesalahan dalam menegakan hukum di Negara kita. Dan masih
banyak juga ketidakadilan dalam pelaksanaan hukum yang berlaku. Tetapi itu bukanlah
salah dalam perumusan hukum, melainkan salah satu keteledoran badan – badan pelaksa
hukum di Indonesia.
Akibat dari keteledoran tersebut banyak sekali pelangaran– pelangaran hukum, dan
pelangar – pelangar hukum yang seharusnya di adili dan dikenakan sangsi yang seharusnya,
malah dibiarkan begitu saja. Dan hal ini sangat berdampak buruk bagi masa depan Negara
ini. Oleh karena itu kita akan membahas apa dan bagaimana penegakan hukum yang adil.
Dan bagaimana upaya – upaya penegakan hukum di Negara kita ini.
Adapun pelaksanaan hukum juga harus bersumber dari Allah sebab Allah lah
yang menjadi sumber daripada hukum itu sendiri, maka hukum tersebut akan menjadi
sumber kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Setiap umat manusia harus menjunjung
tinggi hukum dan menaatinya dengan baik agar setiap manusia dapat mendapatkan
keadilan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dilakukan penulis, maka penulis merumuskan
masalah yang akan menjadi topik pembahasan dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan hukum ?
2. Apa tujuan dari hukum ?
3. Apa saja sifat – sifat dari hukum ?
4. Bagaimana Hukum Dalam Pandangan Kristen ?

1
5. Bagaimana Hubungan Hukum Dan Perintah Allah?
6. Apa saja Tugas Dan Peranan Kristen Terhadap Hukum?
7. Apa contoh kasus tentang hokum taurat?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengerti apa yang dimaksud dengan hukum.
2. Untuk mengetahui tujuan dari hukum.
3. Untuk mengetahui sifat – sifat dari hukum.
4. Untuk memahami hukum dalam pandangan Kristen.
5. Untuk memahami hubungan hukum dan pertintah Allah.
6. Untuk mengetahui tugas dan peranan Kristen terhadap hukum.
7. Untuk mengetahui contoh kasus dari hokum taurat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hukum

Pengertian Hukum Secara Umum,hukum merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani


yaitu tora yang sama artinya dengan ‘taurat’ dan diterjemahkan dalam kitab mazmur
terjemahan baru yaitu ‘undang-undang’. Tora berarti mengajar, menunjukkan.

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan
hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/ ketentuan yang
tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sanksi untuk orang yang melanggar hukum.

2.2 Tujuan Hukum

Tujuan secara umum

1) Mendatangkan kemakmuran masyarakat mempunyai tujuan


2) Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai
3) Memberikan petunjuk bagi orang-orang dalam pergaulan masyarakat
4) Menjamin kebahagiaan sebanyak-banyaknya pada semua orang
5) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin
6) Sebagai sarana penggerak pembangunan
7) Sebagai fungsi kritis

2.3 Sifat – Sifat Hukum

a.Besifat Mengatur

3
Hukum dikatakan memiliki sifat mengatur karena hukum memuat berbagai perarturan
baik dalam bentuk perintah maupun larangan yg mengatur tingkah laku manusia dalam hidup
bermasyarakat demi terciptanya ketertiban di masyarakat.

b.Bersifat Memaksa

Hukum dikatakan memiliki sifat memaksa karena hukum memiliki kemampuan dan
kewenangan memaksa anggota masyarakat untuk mematuhinya. hal ini dibuktikan dengan
adanya sanksi yg tegas terhadap orang-orang yg melakukan pelanggaran terhadap hokum.

c.Bersifat Melindungi

Hukum dikatakan memiliki sifat melindungi karena hukum dibentuk untuk melindungi
hak tiap-tiap orang serta menjaga keseimbangan yg serasi antara berbagai kepentingan yg ada.

2.4 Hukum Dalam Pandangan Kristen

Dalam PL (Perjanjian Lama) kata “Hukum” adalah merupakan terjemahan dari


kata”tora” (Bahasa Ibrani) yang kita kenal sebagai “taurat” atau “torat” yang diterjemahkan
dalam kitab mazmur terjemahan baru dengan “undang-undang” secara harafiahnya, kata tora
berarti : mengajar, menunjukkan. Apabila bangsa Israel berhadapan dengan suatu putusan yang
penting, maka dimintalah “tora” dengan perantaraan seorang nabi atau iman. Tora dalam hal
ini adalah petunjuk-petunjuk Ilahi atau keputusan Ilahi (1 Samuel 23:29). Dan juga dapat
diartikan sebagai seluruh petunjuk dan keputusan yang diberikan oleh Tuhan kepada umatNya
bangsa Israel. Untuk selanjutnya kata tora dipakai untuk menyebutkan segenap Pentateukh.
Tora dipandang sebagai suatu anugerah kasih setia Tuhan, sebagai tanda bukti bahwa ia
memelihara umatNya.

Dalam arti harafiah, hukum memiliki arti yang sama dengan Wahyu yang disampaikan
Allah kepada bangsa Israel untuk mengatur tingkah lakunya. Oleh sebab itu ‘hukum’ tidak bisa
dipisahkan dengan kehendak Allah karena hanya Tuhan Allah lah yang memberi nilai yang
penuh melalui Firman-Nya yang ajaib.

a. Hukum Allah

Hukum Allah ialah 10 hukum taurat yang diberikan Tuhan kepada Musa, yang berisi:

1.“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari
tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku”.

4
Dengan perkataan ini, Ia hendak mengingatkan kita bahwa Ia adalah Allah kita yang selalu
beserta dan menyertai kita di sepanjang hidup ini. Melalui ini juga, Ia menyatakan diriNya
sebagai Allah pembebas.

2.“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas,
atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan
sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu,
adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya,
kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang
mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.”

Perintah kedua membicarakan bagaimana cara kita menyembah Allah. Perintah ini
mengandung arti sebagai berikut :

1. Dilarang mematungkan Allah dengan cara atau bentuk apapun

2. Dilarang menyembah, berdoa dan memohon kepada patung atau berhala

3. Dilarang melakukan kebaktian dengan cara yang salah (Kel 32)

3.“Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN


akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan/”

Maksud perintah Tuhan yang ketiga, antara lain:

1. Perintah yang ketiga ini sebagai pemberitahuan bahwa kita harus menghormati Tuhan.
Kita harus menjaga kekudusan nama Tuhan. Sebutlah nama Tuhan di saat yang tepat,
misalnya saat kita berdoa. Jangan pula menyebut nama Tuhan saat kita melakukan
perbuatan dosa, dengan simbol Kristen menjadi arti yang penting dalam hidup kita.
2. Sebagai umat Kristen, kita selalu dituntut untuk melindungi nama Tuhan. Terutama dalam
segala bentuk penyalahgunaan. Jangan pernah menggunakan nama Tuhan untuk
keuntungan diri sendiri. Utamakanlah untuk melakukan segala sesuatu demi kemuliaan
nama Tuhan

4.“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat, enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki,

5
atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau
hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya
TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari
ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. “

Maksud dari perintah ini adalah :

1.Waktu atau hari yang di khususkan untuk Tuhan

2.Menyediakan waktu untuk merenungkan makna dan tujuan hidup kita di hadapan Tuhan agar
kita dapat menemukan rancangan/rencana Tuhan didalamnya.

Kata Minggu, berasal dari bahasa Portugis, yakni “dominggu” yang artinya “Tuhan”. Sehingga
hari minggu adalah hari Tuhan atau hari kemenangan Tuhan

5.“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu.”

Yang pertama kita hormati adalah orang tua kita, karena mereka adalah orang yang pertama
kali mempunyai hubungan dengan kita. Selain itu juga kalimat ini merujuk pada orang yang
lebih tua dari kita, seperti tokoh agama, guru, pemerintah, atasan kita, dan lainnya.

Sepanjang mereka melakukan tugas sesuai dengan kehendak Allah, kita harus mengikuti dan
menaatinya dengan sungguh-sungguh. Karena tugas penting orang tua adalah meneruskan
kisah karya penyelamatan Allah kepada anaknya (ulangan 6:4-9).

6.“Jangan Membunuh”

Melalui perintah ini, kita di anjurkan untuk dapat menghargai hidup manusia. Hal ini
dikarenakan, hidup adalah anugerah Allah yang mulia.

7.“Jangan Berzinah”

Perintah ini menganjurkan kita untuk menjaga kesucian tubuh kita. Maksud dari perintah ini
ialah

1.Seseorang dilarang mengambil suami atau isteri sesamanya (2 Samuel 11:1-27)

2.Bertingkah laku, memikirkan, dan mengucapkan perkataan yang tidak senonoh atau porno
(Efesus 4:29, Matius 5:28)

6
3.Melakukan persetubuhan dengan orang yang bukan dan belum menjadi suami istri atau bukan
suami atau istrinya.

Perintah ini menyatakan kehendak Tuhan akan kesucian pernikahan dan seluruh kehidupan
seksual di junjung tinggi sebagai pemberian Tuhan yang mulia. Pernikahan mencerminkan
persekutuan antara Kristus dengan jemaatNya dan tubuh kita merupakan tempat kediaman roh
kudus (Matius 5:27-28; Efesus 5:28-32; I Korintus 6:18-20).

8.“Jangan Mencuri.”

Artinya adalah :

1.Kita harus mampu menghargai milik dan hak orang lain

2.Bersyukur atas apa yang telah kita masing-masing punyai

3.Bersyukur atas pemberian Tuhan kepada kita

9.“Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.”

Perintah ini mengajak kita untuk :

1.Selalu hidup dalam kejujuran

2.Menjaga dan memperjuangkan kebenaran

3.Menjaga mulut kita sebagai alat komunikasi dan pembawa kasih yang baik.

Kata-kata yang kita ucapkan adalah alat dari Tuhan untuk mengadakan hubungan dan
membentuk persekutuan dengan sesama manusia. Melalui perintah ini, kita sebagai saksi
Kristus yang ada di tengah dunia ini diingatkan untuk selalu berkata secara jujur dan benar.

10.“Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya


laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang
dipunyai sesamamu.”

Perintah kesepuluh ini lebih bersifat batiniah, yakni tentang keinginan. Jika kita mampu
menguasai keinginan-keinginan, tentulah kita tidak akan memiliki keinginan untuk menguasai
milik orang lain.

7
b. Hukum Kasih

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua
hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 22:37-40.

Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8) dan Hukum Allah adalah Hukum Kasih. Kasih terbagi 2
yaitu Kasih kepada Allah dan Kasih kepada sesama manusia (Matius 22:37-39 yaitu ayat
diatas). Kasih kepada Allah adalah 4 hukum pertama dan Kasih kepada sesama manusia adalah
6 hukum kedua, total = 10 Hukum Allah (Keluaran 20:3-17).

Inilah sebabnya dikatakan ayat diatas dalam ayat 40 (Matius 22:40) bahwa “pada kedua hukum
inilah (kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia) tergantung seluruh hukum Taurat
dan kitab para nabi.”

Hubungan Hukum Kasih dan 10 Perintah ALLAH :

2.5 Hubungan Hukum Dan Perintah Allah

Perintah Tuhan dan hukum, keduanya sama - sama harus ditaati dan dijalankan. Hukum
dan perintah Tuhan sama mempunyai sanksi bagi yang melanggarnya. Perintah Tuhan Allah

8
adalah sesuatu yang harus dijalankan dan ditaati oleh seluruh umat manusia yang mempunyai
suatu patokan pada Hukum Taurat sehingga manusia tidak dapat merubah perintah Tuhan
Allah.

Hukum yang dibuat oleh suatu negara harus dapat dijalankan dan ditaati oleh seluruh
warganya dimana hukum dapat dibuat oleh suatu lembaga perundang – undangan dalam negara
dan disahkan oleh suatu pemerintahan dan hukum ini dapat diubah sewaktu – waktu sesuai
dengan kondisi masyarakat dan perubahan yang terjadi pada setiap zaman dan masyarakatnya.

Dalam Perjanjian Lama kata Hukum merupakan terjemahan dari “tora” (bahasa Ibrani)
yang artinya “taurat” atau “torat”. Alkitab menyebutkan banyak nama untuk mendeskripsikan
Hukum Kristus, namun hanya mempunyai 1 perintah yaitu ”mengasihi”. Sebab seluruh hukum
Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri” (Galatia 5:14) Hukum Kristus adalah satu – satunya hukum yang membawa kita ke
dalam kemerdekaan. Dalam Kitab Perjanjian Lama kita mengenal ada 10 hukum taurat Kristus
(Keluaran 20:1-17).

Sedangkan dalam Perjanjian Baru kata Hukum itu sama dengan kata “nomos” (bahasa
Yunani) yang diterjemahkan sebagai “pemakaian, kebiasaan hukum”, pengertian dari kedua
perjanjian ini akan mendekati makna yang sama dalam pengertiannya secara luas, karena
Allahlah yang telah memberikan petunjuk dan nilai menurut Firman–Nya dalam Alkitab. 2
Timotius 3:15 “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat
memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus
Kristus”. Perintah Perjanjian Baru adalah kita harus hidup dalam iman dan kasih. Perintah
dalam perjanjian baru adalah kasih, dan apapun yang dilakukan diluar kasih adalah dosa. Jadi
kita akan menemukan bahwa perintah Allah dalam Perjanjian Baru adalah bahwa kita harus
berjalan di dalam kasih, karena dengan demikian kita akan menggenapi hukum Taurat. Orang
yang mengasihi tidak mencuri, orang yang mengasihi tidak melakukan perzinahan. Orang yang
mengasihi tidak berdusta, orang yang mengasihi tidak membunuh. Dia yang mengasihi telah
memenuhi hukum Taurat (Roma 13:8-10).

2.6 Tugas Dan Peranan Kristen Terhadap Hukum

Orang Kristen mempunyai tugas dan peranan yang harus dilakukan dalam kehidupan terhadap
hukum, antara lain :

9
a. Menjauhi perbuatan – perbuatan yang melanggar hukum

Sebagai warga Negara yang baik yang telah diselamatkan oleh Kristus kita harus menjauhi
perbuatan yang melanggar hukum, karena hukum itu juga bersumber dari Allah dan Allahlah
yang telah mengaruniakan pengertian kepada manusia untuk bisa memahami peraturan itu.
Kita harus mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat, namun kita juga berhak untuk menyuarakan suara kita jika keputusan atau
kebijakan pemerintah tidak sesuai dan menyimpang. Perbuatan yang marak terjadi di Negara
kita saat ini adalah pembunuhan, korupsi dan tindakan – tindakan yang tidak terpuji lainnya.
Firman Tuhan berkata “Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan
rumahnya” (Habakuk 2:6,9).

b. Harus mampu bertindak kritis

Kita sebagai orang Kristen harus mampu bertindak kritis dan tidak ikut – ikutan dengan
orang lain serta tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar yang jelas – jelas telah
bertentangan dengan hukum, malah sebaliknya marilah kita saling mengingatkan, menguatkan
satu sama lain. Firman Tuhan berkata “ dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang
suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat
dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran ” (2 Timotius 2:25).

c. Menabur terus yang baik atau menjadi teladan dalam mematuhi hukum

Dalam berbuat hendaklah kita bisa menjadi teladan dalam melaksanakan hukum, tetapi
sebelum kita bisa menjadi teladan, terlebih dahulu kita menjadi pelaku hukum dan
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Kita juga harus menghormati pemerintah
yang sudah menjadi pilihan Allah dan menjadi wakil Allah didunia karena mereka adalah
hamba Allah, Roma 13:2 “ Sebab itu barang siapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan
Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya ”.

10
2.7 Contoh Kasus

Kasus Yang Dapat Menyebabkan Menyebabkan Seseorang Terjerat Hukuman Mati dan UU
Yang Mengaturnya
 membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau
Wakil Presiden memerintah. (KUHP pasal 104),
 Membantu atau melindungi musuh negara Indonesia pada saat perang (KUHP pasal
123 & 124) Penipuan dalam pengiriman bahan militer pada saat perang (KUHP pasal
127)
 Membunuh kepala negara dari negara sahabat (KUHP pasal 140) Pembunuhan
berencana (KUHP pasal 340)
 Perampokan atau pencurian yang mengakibatkan kematian (KUHP pasal 365)
Pembajakan yang menyebabkan kematian (KUHP pasal 444)
 Menyebabkan atau memperlancar timbulnya huru-hara, pemberontakan atau desersi
dikalangan Angkatan Perang. (KUHP)
 Pemerasan dengan kekerasan yang menyebabkan kematian (KUHP)
 Kepemilikan dan penyalahgunaan senjata api dan atau bahan peledak lainnya (UU
Darurat No. 12/1951)
 Tindak pidana dalam penerbangan udara atau terhadap infrastruktur penerbangan (UU
No. 4/1976).
 Penyalahgunaan dengan memproduksi, menggunakan, mengedarkan, mengimpor, dan
kepemilikan obat psikotropika golongan I secara terorganisasi (UU No. 5/1997 tentang
Psikotropika).
 Penyalahgunaan dengan memproduksi, mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk
dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima,menjadi perantara
dalam jual beli, atau menukar narkotika golongan I (UU No. No. 22/1997 tentang
Narkotika).
 Korupsi dalam "keadaan tertentu," termasuk korupsi yang dilakukan berulang-ulang
dan korupsi yang dilakukan selama masa darurat / bencana nasional (UU No. 31/1999
tentang Korupsi).

 Kasus Bullying Sonya Depari Sembiring


Kasus Cyberbullying di awal April 2016, Siswi SMA di Medan yang bernama Sonya
Depari Sembiring mendadak bikin heboh jagat media sosial. Bukan karena prestasinya,
melainkan sikap arogan saat ditilang seorang Polisi Wanita (Polwan) saat konvoi usai UN
kemarin. Sonya malah membentak-bentak polwan Ipda Perida Panjaitan, saat menindak mobil
yang ditumpanginya melintas dengan pintu belakang terbuka ke atas. Bahkan Sonya mengaku
anak seorang Jenderal. Cacian, ejekan, dan nyinyiran langsung mengarah pada Sonya. Bahkan

11
akibat ulahnya Sonya harus kehilangan ayah kandung nya akibat tak tahan karena anak nya
menjadi bahan bullying.
 Kasus Menyembah Berhala
Dalam kehidupan umat Kristen, seringkali orang yang sudah memeluk agama Kristen
dan mempercayai Allah Bapa tetap masih sering mempersembahkan makanan/minuman dan
berdoa kepada arwah nenek moyang. Mereka juga sering memanggil roh-roh orang mati dan
meminta pertolongan kepada dukun, yang jelas-jelas meminta pertolongan dari roh-roh lain
selain Tuhan. Hal ini juga termasuk penyembahan berhala, karena seseorang yang melakukan
hal ini jauh lebih mempercayai kekuatan roh nenek moyang daripada Roh Kudus atau Tuhan.
Hal ini cenderung sulit dihilangkan dalam beberapa adat istiadat suku tertentu, karena mereka
sudah mempraktekkan hal ini jauh sebelum memeluk agama Kristen.

Adapun Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah pelanggaran –pelanggaran yang ada
pada kasus tersebut antara lain:
• Berpegang teguh pada iman dan takut akan Tuhan
• Tetaplah untuk mengutamakan Tuhan di atas segalanya.
• Persembahkanlah talenta yang anda punya hanya untuk kemuliaan Tuhan.
• Tetap rendahkan hati, berdoa dan selalu merenungkan firman Tuhan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang materi Agama Kristen Hukum, maka diambil penulis
kesimpulan sebagai berikut :

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk memperoleh pembelaan didepan
hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/ ketentuan yang
tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sanksi untuk orang yang melanggar hukum.

Perintah Tuhan Allah adalah sesuatu yang harus dijalankan dan ditaati oleh seluruh umat
manusia yang mempunyai suatu patokan pada Hukum Taurat sehingga manusia tidak dapat
merubah perintah Tuhan Allah. Hukum yang dibuat oleh suatu negara harus dapat dijalankan
dan ditaati oleh seluruh warganya dimana hukum dapat dibuat oleh suatu lembaga
perundang – undangan dalam negara dan disahkan oleh suatu pemerintahan dan hukum ini
dapat diubah sewaktu – waktu sesuai dengan kondisi masyarakat dan perubahan yang terjadi
pada setiap zaman dan masyarakatnya.

3.2 Saran

Untuk lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat bermafaat dan dapat
membantu kita semua untuk mengurangi dan memperbaiki hukum yang berada di Indonesia
yaitu :

- Setiap warga negara ikut serta dalam menjaga dan menaati peraturan dan hukum yang
ada di Indonesia.

- Kita sebagai orang Kritsten harus menaati dan menuruti perintah dan hukum dari Allah.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/349626011/makalah-AGAMA-tentang-HUKUM
http://www.studialkitab.com/2010/04/hukum-taurat-pendahuluan.html

14

Anda mungkin juga menyukai