Asam asetat
dapat dibuat dari substrat yang mengandung alkohol, yang diperoleh dari berbagai macam bahan sepert
buah buahan, apel, kulit nanas, pulp kopi, dan air kelapa. Hasil dari fermentasi asam asetat sering
disebut sebagai vinegar yang berart sour wine. Vinegar berasal dari bahasa Perancis, vindiger (vin=wine,
digger=sour). Pada saat ini cuka atau vinegar dibuat dari bahan kaya gula sepert buah anggur, apel, nira
kelapa, malt, gula sendiri sepert sukrosa dan glukosa, dimana pembuatannya melibatkan proses
fermentasi alokohol dan fermentasi asetat secara berimbang
Cuka
Cuka adalah larutan encer asam asetat yang dihasilkan melalui dua tahap fermentasi, yaitu proses
fermentasi gula menjadi etanol oleh sel khamir dan proses oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh
bakteri asam asetat. Cuka dapat dibuat dari berbagai jenis bahan yang menghasilkan larutan atau sari
(juice) yang mengandung gula, terutama jenis gula yang dapat difermentasikan, antara lain buah –
buahan. Selain itu bahan yang mengandung pat sepert serealia dan umbi – umbian juga dapat
digunakan setelah terlebih dahulu dilakukan proses sakarifikasi, yaitu proses perubahan pat menjadi
gula – gula sederhana. Untuk menghasilkan cuka dengan konsentrasi asam asetat yang diinginkan,
substrat yang digunakan harus mengandung gula dalam jumlah yang cukup. Substrat dengan kandungan
gula yang rendah dapat ditambah dengan gula dari bahan lain atau dipekatkan dengan penguapan. Cuka
digunakan sebagai bahan penimbul rasa dan bahan pengawet. Daya pengawet cuka disebabkan karena
kandungan asam asetatnya. Tiga jenis bahan baku yang dapat digunakan ,yaitu: Bahan berkadar gula
rendah, bahan berkadar gula tnggi dan bahan berkadar pat tnggi
Faktor Faktor yang Diperhatkan dalam Pembuatan Vinegar (Asam Asetat) Pada Umumnya
a. Pemilihan mikroba
Bakteri yang dapat memenuhi syarat yaitu yang produktvitasnya tnggi dan mempunyai rasa enak.
Sebagai contoh Bacterium schutzen bachil / Baterium cuvrum biasanya dipakai untuk memproduksi
asam cuka biasanya dipakai asam cuka dari etanol dengan quick vinegar process, sedang Bacteruim
orleanense pada proses Orleans (proses lambat)
Sebagai bahan dasar adalah semua bahan yang dapat difermentasikan menjadi alkohol.bisa dari jus
buah buahan sepert buah apel, anggur, jeruk, bahan bahan bergula , beer, anggur/ wine.
d. Keasaman
Kadar alkohol terbaik dan dapat segera difermrntasikan 10-13%. Bila kadar alkohol 14% atau lebih
maka oksidasi alkohol menjadi asam cuka tdak atau kurang sempurna sebab perkembangan bakteri
asam cuka terhambat. Sedang bila kadar alkohol rendah mungkin akan banyak vinegar yang hilang
bahkan pada konsentrasi alkohol 1-2% ester dan asam cuka akan dioksidasi yang mengakibatkan
hilangnya aroma dan flavor( aroma dan flavor menjadi jelek).
Bahan penyagga ini dimaksudkan untuk memperluas permukaan yang berhubungan dengan udara
serta tempat melekatnya koloni bakteri bakteri asam cuka sehingga proses fermentasinya menjadi lebih
cepat. Sebagai bahan penyangga dapat dipakai chips/ pasahan/ tatal kayu, arang, rantng anggur, tongkol
jagung, dan sebagainya. Bahan penyangga tersebut tdak boleh bersifat racun, serta tdak boleh
mengandung besi, tembaga, sulfur, atau ion ion lainnya yang mempengaruhi vinegar.
f. Suhu
Suhu selama fermentasi mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri asam cuka. Bila suhu:
42-45˚C : sel bakteri akan memanjang membentuk semacam mycelium yang tdak bersekat
15-34˚C : pertumbuhan sel normal dan cepat Untuk fermentasi asam cuka suhu yang paling sesuai 26,7-
29,4˚C, sebab bila suhu rendah fermentasi akan berjalan lambat sedang bila suhu tnggi akan banyak
alkohol yang menguap bersama-sama dengan bahan bahan volatle yang membentuk flavor dan aroma
dari asam cuka sehingga asam cuka yang dihasilkan akan mempunyai flavor ataupu aroma yang kurang
sedap/ enak.
a. Fermentasi Alkohol
Sel khamir yang biasa digunakan dalam fermentasi alkohol adalah galur – galur dari spesies
Saccharomyces cereviceae. Proses fermentasi alkohol hampir tdak pernah bebas dari kontaminasi,
kecuali bila dilakukan sanitasi yang memadai baik terhadap lingkungan maupun alat yang digunakan.
Tahap fermentasi alkohol untuk memproduksi asam cuka dapat dilakukan tanpa memerlukan pengaturan
suhu, terutama bila dilakukan dalam skala kecil, karena suhu lingkungan sesuai untuk pertumbuhan dan
aktvitas sel khamir. Reaksi yang terjadi adalah:
Glukosa Etanol
Asetfikasi adalah proses oksidasi etanol oleh bakteri menjadi asam asetat dan air. Golongan bakteri yang
mengoksidasi etanol menjadi asam asetat disebut sebagai bakteri asam asetat. Bakteri yang biasa
digunakan adalah Acetobacter acet. Secara kimia proses oksidasi tersebut adalah :
Etanol oksigen As.Asetat Air 132 Asam cuka tdak boleh kontak dengan udara, sebab dapat teroksidasi
lebih lanjut menjadi air dan karbondioksida. Oleh karena itu Asam cuka harus dalam keadaan tertutup
rapat. Reaksinya menjadi:
Mengandung selulosa yang identk dengan selulosa kapas dalam mengabaikan sinar X. Hal ini
biasanya untuk mengadakan oksidasi. Adanya makanan dapat dibuktkan dengan sejenis asam organik
dan senyawa lain dalam medium murni yang mengandung substrat zat organik sepert selulosa, bakteri
notrogen bebas. Genus Acetobacter termasuk organisme aerob.
b. Acetobacter sub-oxydans
Bakteri asam asetat dipakai untuk oksidasi asam gula sorbitol untuk sarbose yang dipakai pada produksi
vitamin C dan oksidasi gliserol untuk dehidrasi aseton. Bakteri ini mempunyai kecenderungan kecil-kecil
untuk proses yang lebih cepat.