net/publication/275958131
CITATIONS READS
0 1,103
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Zulfansyah Muchtar on 07 May 2015.
ABSTRAK
Tandan kosong sawit (TKS) yang dihasilkan oleh pabrik CPO merupakan bahan
lignoselulosa terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Sayangnya,
pemanfaatan limbah ini tidak optimal sehingga menimbulkan pencemaran
lingkungan. Penelitian ini mempelajari perilaku delignifikasi melalui fraksionasi
TKS dalam media asam formiat untuk meningkatkan kemungkinan proses
pemasakan satu tahap. Asam formiat dengan konsentrasi 70-90%-berat, asam
peroksida dengan konsentrasi 5%-berat sebagai katalisator, dan waktu reaksi 5-
240 menit digunakan sebagai kondisi operasi, sehingga akan didapat yield pulp,
kadar lignin pulp dan lignin sisa TKS. Hasil penelitian menunjukkan mekanisme
delignifikasi merupakan reaksi paralel orde satu. Model yang ada untuk
delignifikasi biomassa dalam media asam organik ternyata sesuai untuk
menggambarkan perilaku delignifikasi TKS dalam media asam formiat. Selain itu,
kenaikan konsentrasi asam formiat ternyata tidak mempengaruhi selektifitas
delignifikasi.
PENDAHULUAN
Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah padat berlignoselulosa yang
memiliki kadar selulosa, lignin dan hemiselulosa. Limbah ini berasal dari
pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil (CPO). Pada tahun
2010, diperkirakan jumlah produksi TKS mencapai 12 juta ton per tahun
[Darianto 2008]. Setiap pengolahan 1 ton TBS akan menghasilkan limbah padat
berupa TKS sebanyak 200-250 kg. Jumlah biomassa yang dikeluarkan cukup besar
sehingga jika tidak dimanfaatkan berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan. Selama ini, penanganan limbah TKS dilakukan dengan cara
membakar TKS pada incenerator sehingga dihasilkan abu yang bisa dijadikan
pupuk kalium. Penanganan dengan cara tersebut selain tidak ekonomis juga
ISBN 978–979-8510-20-5
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III
Lembaga Penelitian – Universitas Lampung, 18 – 19 Oktober 2010
“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi – III
“Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa“ PROSIDING III
airnya. Sebagian kecil TKS dianalisis untuk mengetahui kadar lignin sebelum
delignifikasi. Percobaan dilakukan dalam erlenmeyer 1000 ml secara batch yang
dilengkapi dengan erlenmeyer 250 ml dan hot plate. Skema percobaan
delignifikasi TKS berdasarkan metode yang dilakukan oleh Villaverde dkk. [2009],
dapat dilihat pada Gambar 1. Tahap-tahap percobaan meliputi, pemasakan,
penyaringan, pencucian padatan, pengeringan dan analisa lignin dalam pulp.
Sedang analisa cairan hasil pemasakan tidak dilakukan.
terdapat dalam kayu keras (23-30%) maupun kayu lunak (26-34%), lignin TKS
relatif lebih rendah sehingga membuktikan TKS mudah untuk didelignifikasi.
DELIGNIFIKASI
Delignifikasi biomassa dalam media asam organik telah dimodelkan oleh
beberapa peneliti [Parajo dkk. 1993 dan Vazquez dkk. 1995], dengan beberapa
asumsi dalam mekanisme yang terjadi dalam proses delignifikasi. Perilaku
delignifikasi TKS yang didapat mendekati model dari Parajo dkk. [1993] dengan
asumsi adanya dua fraksi lignin dalam biomassa, yaitu fraksi lignin bereaksi
cepat, (Lf) dan fraksi lignin bereaksi lambat, (Ls). Kedua fraksi tersebut
mengalami depolimerisasi dengan kelajuan berbeda menghasilkan lignin terlarut,
(Ld). Sedangkan Vazquez dkk. [1995] mengasumsikan bahwa mekanisme
delignifikasi terjadi dengan reaksi seri orde satu tanpa membedakan fraksi cepat
maupun fraksi lambat.
Secara sederhana mekanisme yang terjadi pada proses delignifikasi TKS
dalam media asam formiat adalah reaksi paralel orde satu sebagai berikut:
Lf Ld ............................................................................………. (1)
Ls Ld ………............................................................................ (2)
………....................................................... (3)
dengan,
PRL = lignin sisa, %
Y = perolehan pulp, %
LC = kadar lignin setelah delignifikasi, %
LCO = lignin sebelum delignifikasi, %
= fraksi lignin yang bereaksi cepat
t = waktu reaksi, menit
kf = koefisien fraksi lignin bereaksi cepat
ks =koefisien fraksi lignin bereaksi lambat
awal reaksi (5-15 menit) dan berlangsung sangat lambat pada tahap berikutnya.
Pada tahap awal persentase lignin sisa mencapai 35% dari lignin awal biomassa,
artinya jumlah lignin yang dapat disisihkan mencapai 65% dari lignin awal TKS
sebelum delignifikasi dan bereaksi cepat dengan pelarut. Untuk penambahan
waktu reaksi yang lebih lama (sampai 240 menit) ternyata penurunannya hanya
bertambah 5% dan lignin bereaksi lambat dengan pelarut.
Perilaku delignifikasi TKS dalam media asam formiat mengikuti trend umum
dalam delignifikasi pulping, baik proses konvensional (kraft) [Thomas dkk. 2007]
maupun proses organosolv [Parajo dkk. 1993, Vazquez dkk. 1995, Fadhlah dkk.
2002, Kham dkk. 2005 dan Villaverde 2009], yaitu awal terjadi delignifikasi sangat
cepat (bulk delignifikasi) dan diikuti dengan delignifikasi lambat (residual
delignifikasi).
Kenaikan konsentrasi asam formiat sebagai pelarut dan peningkatan waktu
reaksi juga memperbesar derajat delignifikasi TKS. Semakin tinggi konsentrasi
asam formiat maka semakin tinggi kemampuan pelarut dalam menyisihkan lignin
karena semakin banyak jumlah ion H+ yang dapat memutus ikatan lignin dari
makromolekul lignin. Selain itu, lamanya waktu reaksi dapat memperbesar
jumlah lignin tersisihkan karena semakin banyak lignin yang dapat bereaksi
dengan pelarut. Namun reaksi lignin dengan pelarut ternyata semakin lama akan
menjadi lambat seiring dengan peningkatan waktu reaksi. Kemudian dalam
kondisi proses yang dipelajari, pengaruh penambahan katalis ternyata tidak
mengakibatkan terjadinya polimerisasi kembali lignin terlarut, terlihat dari
persentase lignin sisa yang cenderung terus menurun dari waktu ke waktu.
dibandingkan dengan pulp berbahan baku kayu yang diproses dengan pelarut
sama [Dapia dkk. 2003].
Variabel Operasi
Yield Pulp Kadar Lignin
Run Konsentrasi Asam Formiat Waktu (%) (%)
(%-berat) (menit)
1 70 5 63,120 13,480
2 70 10 60,732 13,203
3 70 15 54,504 13,046
4 70 30 49,093 12,652
5 70 45 48,640 12,074
6 70 60 47,612 11,270
7 70 90 44,498 11,147
8 70 120 43,561 10,852
9 70 240 44,438 10,532
10 80 5 53,507 12,593
11 80 10 51,844 12,578
12 80 15 49,305 11,752
13 80 30 44,800 11,071
14 80 45 44,317 10,958
15 80 60 43,924 10,654
16 80 90 42,866 9,396
17 80 120 41,868 9,241
18 80 240 39,117 9,089
19 90 5 49,637 13,129
20 90 10 47,672 12,150
21 90 15 44,861 11,805
22 90 30 43,168 11,137
23 90 45 43,682 11,099
24 90 60 42,654 10,234
25 90 90 41,173 9,455
26 90 120 41,838 9,786
27 90 240 35,611 8,033
SELEKTIFITAS
Adanya penambahan sejumlah kecil katalis H2O2 dalam asam formiat
memberikan pengaruh positif terhadap delignifikasi. Penambahan hidrogen
peroksida dalam asam formiat akan membentuk asam peroksiformiat sehingga
mempercepat berlangsungnya delignifikasi dan melindungi selulosa dari
hidrolisis asam formiat [Azman dkk 2002 dan Kham 2005]. Hasil percobaan juga
menunjukkan bahwa hidrogen peroksida sebagai katalis menambah kelarutan
lignin dalam cairan pemasak dan mempercepat reaksi yang terjadi sehingga
meningkatkan derajat delignifikasi. Selain itu, H2O2 tidak reaktif terhadap
polisakarida dapat memperbesar selektifitas delignifikasi.Selektifitas delignifikasi
dapat dihitung dari perbandingan yield pulp terhadap persentase lignin sisa. Pada
Gambar 3. menyajikan selektifitas delignifikasi TKS dalam media asam formiat terhadap
variabel operasi yang digunakan. Peningkatan konsentrasi asam formiat dari 70%
menjadi 90% ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap selektifitas delignifikasi.
Kecenderungan nilai perbandingan yield pulp dan persentase lignin sisa untuk
peningkatan konsentrasi asam formiat hampir sama, yang ditandai dengan garis linear.
KESIMPULAN
Penelitian delignifikasi TKS dalam media asam formiat memberikan
beberapa kesimpulan yaitu, delignifikasi TKS dalam media asam formiat dengan
konsentrasi asam formiat 70, 80 dan 90%-berat serta katalis H2O2 5%-berat dapat
terjadi dan peningkatan konsentrasi asam formiat memperbesar jumlah lignin
yang dapat disisihkan dari TKS. Perilaku delignifikasi TKS dalam media asam
formiat yang diperoleh juga menguatkan kembali asumsi mekanisme delignifikasi
yang diajukan Parajo dkk. [1993], bahwa lignin bereaksi terdiri dari fraksi lignin
cepat dan lambat berupa reaksi paralel orde satu, dengan tingkat kesesuaian
model pada data percobaan melebihi 95% (R-square > 95%). Selain itu,
peningkatan konsentrasi asam formiat ternyata tidak memberikan pengaruh
terhadap selektifitas delignifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azman, N., A. E. Putra, Zulfansyah dan P.S Utama, 2002, Pembuatan Pulp dari
Tandan Kosong Sawit dengan Proses Milox, Prosiding Skripsi Terbaik
Universitas Riau 2002, Lembaga Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru.
2. Dapia S., H. Sixta, Borgards A., Harms H., Parajó J.C., 2003, TCF Bleaching of
Hardwood Pulps Obtained in Organic Acid Media: Production of Viscose-
Grade Pulp, Das Papier, 61: 363-368.
3. Darianto, J.S., 2008, Limbah Sawit, Bahan Baku Pulp yang Murah,
http://www.SitusHijau.co.id, 21 November 2009.
4. Dewi S. K., 2007, Pembuatan Pulp Tandan Kosong Sawit Dengan Proses Milox
Tahap Tunggal. Laporan Peneltian [Tidak Dipublikasikan], Sarjana
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
5. Fadhlah, S., Indra, A., Zulfansyah dan Peratenta, M., 2002, Delignifikasi Sisa
Ketaman Kayu Dalam Media Asam Asetat, Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan Teknologi Proses dan Pemanfaatannya Teknik Kimia
2002, Medan: A01-102-7.
6. Jahan M. S., Rubaiyat A., Sabina R., 2007, Evaluation of Cooking Process for
Trema Orientalis Pulping, Pulp and Paper Research Division, 66: 853-
859.
7. Kham L., Bigot Y. L., Delmas M., Avignon G., 2005, Delignification of Wheat
Straw Using A Mixture of Carboxylic Acids and Peroxoacids, Industrial
Crops and Products An International Journal, 21: 9-15.
8. Ligero P., Villaverde J. J, Vega A., Bao M., 2008, Pulping cardoon (Cynara
cardunculus) with Peroxiformic Acis (Milox) in One Single Stage,
Bioresource Technology, 99: 5687-5693.
9. Parajo J.C., Alonso J.L , and Vazquez D., 1993, On The Behavior of Lignin And
Hemicellulose During Acetosolv Processing, Bioresource Technology,
46:233-240.
10. Shatalov A. A., Pereira H., 2006, Papermaking Fibers from Giant Reed
(Arundo Donax L.) by Advanced Ecologically Friendly Pulping and
Bleaching Technologies, Bioresource Technology, 1(1), 45-61.
11. Thomas R., Singh S. P. dan Subrahmanyam S. V., 2007, A Study On Oxygen
Delignification of Melocanna Baccifera (Muli Bamboo) Kraft Pulp,
Bioresource Technology, 2(3), 430-441.
12. Vazquez G., Antorrena G. Gonzales J., 1995, Acetosolv Pulping of Eucalyptus
Globulus Wood by Acetic. Part I. The Effect of Operational Variable on
Pulp Yield , Pulp Lignin Content and Pulp Potential Glucose Content,
Wood Science and Technology, 28:387-402.
13. Villaverde J. J., Ligero P., Vega A., 2009, Formic And Acetic Acid as Agent for a
Cleaner Fractionation of Miscanthus x gigantus, Journal of Cleaner
Production, 18: 395-401.