Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, Cerebral Palsy yang dikenal sebagai gangguan yang berefek pada
gerakan dan postur. Pada cerebral palsy spastic otot-otot menjadi kaku.spastic diplegi
merupakan gangguan yang mengenai pada keempat ekstremitas tubuh (ekstremitas atas
dan bawah) dengan tingkat spastic ekstremitas bawah lebih berat dibandingkan
ekstremitas atas.

Diplegi adalah paralisis yang menyertai kedua sisi tubuh, paralisis bilateral
(Dorlan, 2005). Diplegi merupakan salah satu bentuk CP yang mengenai kedua belah
kaki. Cerebral Palsy Spastik Diplegi adalah suatu gangguan tumbuh kembang motorik
anak yang disebabkan karena adanya kerusakan pada otak yang terjadi pada periode
sebelum, selama dan sesudah lelahiran yang ditandai dengan kelemahan pada anggota
gerak bawah yang lebih berat dari pada anggota gerak atas.

Kelainan neuropatologi pada cerebral palsy bermacam-macam tergantung pada


bentuk dan besarnya hasil dan juga pada tingkat perkembangan system saraf pusat
(Molnar, 1992). Terdapat tiga jenis lesi neuropati (1) lesi yang dihasilkan oleh
perdarahan dibawah lapisan ventrikel (subependimal), (2) enchepalopathy yang
disebabkan oleh anoxia dan hypoxia, (3) neuropathy akibat malformasi system saraf
pusat.

Mekanisme patologi meliputi necrosis neurology selective dan ischemic


cerebral. Cerebral ischemic necrosis meliputi focal dan multifocal, sedangkan tipe
ischaemic lesi meliputi lesi hemorargic dan periventricular leukomalacia (Hill and
Volpe, dikutip oleh Shepherd, 1995). Periventrikular leukomalasia adalah pelebaran
ventrikel yang menekan kapsula interna yang berfungsi mengatur motor neuron dari
tungkai dan trunk. Pelebaran di kapsula interna menyebabkan gangguan di piramidalis
dan menyebabkan cerebral palsy spastik diplegi ( Sheperd, 1995).

1
Penyebab cerebral palsy spastik diplegi yaitu karena adanya kerusakan area 6
yang merupakan jalur ekstra piramidalis yang berfungsi untuk menghaluskan gerakan,
sehingga akan terjadi gerakan yang tangkas, harmonis dan efektif, sehingga kerusakan
pada area ini menyebabkan spastisitas.

Fisioterapi pada kasus CP berperan dalam memperbaiki postur, mobilitas


postural, control gerak, dan mengajarkan pola gerak yang benar. Cara yang digunanakan
yaitu dengan mengurangi spastisitas, memperbaiki pola jalan, dan mengajarkan pada
anak gerakan-gerakan fungsional sehingga diharapkan anak mampu mandiri untuk
melakukan aktifitasnya sehari-hari (Wikipedia Project, 2007). Salah satu pendekataan
yang telah dikembangkan untuk menangani kondisi CP adalah neuro developmental
treatment (NDT).

NDT yaitu suatu teknik yang dikembangkan oleh Karel dan Bertha Bobath
pada tahun 1997. Metode ini khususnya ditujukan untuk menangani gangguan system
saraf pusat pada bayi dan anak-anak. Agar lebih efektif, penanganan harus dimulai
secepatnya, sebaiknya sebelum anak berusia 6 bulan. Hal ini sesungguhnya masih
efektif untuk anak pada usia yang lebih tua, namun ketidak normalan akan semakin
tampak seiring dengan bertambahnya usia anak dan biasanya membawa terapi pada
kehidupan sehari-hari sangat sulit dicapai. ). Dasar dari tehnik terapi latihan dengan
metode pendekatan NDT yaitu menginhibisi pola spastisitas dan fasilitasi pola-pola
sikap dan gerakan. Melalui tindakan inhibisi spastisitas dan fasilitasi maka akan dicapai
tonus yang mendekati normal dan diharapkan anak dapat bergerak bebas serta
pengalaman sensoris akan bertambah banyak.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi dan fisiologi otak

Otak merupakan bagian pertama dan terdepan dari sistem saraf pusat yang
mengalami perubahan dan pembesaran. Otak ini dilindungi oleh tiga selaput pelindung
(meningen) dan berada di dalam rongga tulang tengkorak. Secara garis besar otak di
bagi menjadi beberpa bagian ,yaitu cortex cerebri, ganglion basalis,thalamus,
serta hipothalamus (Chusid, 1993).

Bagian-bagian otak

A. Cortex Cerebri

Cortex cerebri secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam


yaitu Allocortex dan Isocortex. Allocortexditemukan predominan pada rhinenchepalon
atau pada area yang berhubungan dengan fungsi pembau, dan juga Isocortex(Neocortex)
yamg merupakan tipe yang sebagian besar banyak dijumpai pada hemisperium
cerebri (Chusid,1993).

Beberapa daerah tertentu dari cortek serebri memiliki fungsi yang spesifik , yang
oleh para ahli berkebangsaan Jerman bernama Brodmann dibagi menjadi 47 area
berdasarkan struktur selularnya .Cortex serebri dapat dianggap mempunyai area primer
dan juga area asosiasi untuk berbagai fungsi (Price dan Wilson , 1992).

Cortex cerebri dibagi menjadi dua hemisperium kiri danhemisperium kanan


yang dihubungkan oleh corpus collasum.Cortex cerebri itu sendiri dibagi menjadi
empat lobus, antara lain adalah:

(1) lobus frontalis

Pada lobus frontalis terdiri dari area yaitu , area 4 yang merupakan daerah motorik yang
utama, area 6 yang merupakan bagian sirkuit traktus ekstrapiramidal,area 8

3
berhubungan dengan pergerakan mata dan pupil, area 9, 10, 11, dan 12, adalah daerah
asosiasi frontalis.

(2) lobus perientalis

Pada lobus parientalis terdiri dari area 3, 1, dan 2 yang merupakan daerah
sensorik postsentralis yang utama, area 4 dan 7 adalah daerah asosiasi sensorik.

(3) lobus temporalis

Pada lobus temporalis terdiri dari area 41 adalah daerah auditorius primer, area 42
merupakan cortex auditorius sekunder atau asosiasi, area 38, 40, 20, 21, dan 22 yang
merupakan daerah asosiasi.

(4) lobus occipitalis

Pada lobus occipitalis terdiri dari area 17 yaitu cortex striata, cortex visual yang utama,
area 18 dan 19 merupakan daerah asosiasi visual (Chusid,1993)

B. Ganglia basalis

Ganglia basalis merupakan sekelompok massa substansia grisea yang terletak di


dalam setiap hemispherium cerebri. Massa-massa tersebut adalah corpus
striatum, nucleus amygdala dan claustrum. Nucleus caudatus dan nucleus
lentiformis bersama fasiculus interna membentuk corpus striatum yang merupakan
unsur penting dalam sistemextrapyramidal.

4
Fungsi dari ganglia basalis adalah sebagai pusat koordinasi dan keseimbangan
yang berhubungan dengan keseimbangan postur, gerakan otomatis (ayunan lengan saat
berjalan) dan gerakan yang membutuhkan keterampilan.Ganglia basalis diduga
mempunyai peran dalam perencanaan gerakan dan sinergi gerakan (Japardi, 2007).

C. Cerebllum

Cerebllum ini terletak di fosa cranii posterior dan


dibagiansuperior ditutupioleh tentorium cerebelli merupakan bagian terbesar otak
belakang (rhomben chepalon )dan terletak di posterior ventriculus quartus, pons,
dan medulla oblongata.Cerebellum berbentuk agak lonjong dan menyempit pada bagian
tengahnya serta terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang dihubungkan oleh bagian
tengah yang sempit, yaitu vermis Cerebllum berhubungan dengan aspek posterior
batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang simetris yang disebut pendunculus
cereberallis superior, medius,daninferior.

Fungsi cerebellum adalah sebagai pusat koordinasi untuk


mempertahankan keseimbangan dan tonus otot. Cerebellummerupakan bagian dari
susunan saraf pusat yang diperlukan untuk mempertahankan postur dan keseimbangan
untuk berjalan dan berlari (Japardi, 2007).

5
2. Anatomi peredaran darah otak

Darah mengangkut zat asam, makanan dan substansi lainnya yang diperlukan
bagi fungsi jaringan hidup yang baik. Kebutuhan otak akan substansi tersebut sangat
mendesak dan vital, sehingga aliran darah yang konstan harus terus dipertahankan
(Chusid, 1990)

Peredaran darah otak dapat dipengaruhi oleh tekanan darah di kepala dan
resistensi cerebrovasculer. Resistensi cerebrovasculerdipengaruhi oleh beberapa faktor:

(a) Tekanan liquor cerebrospinalis intracranial,

(b) Viskositas darah,

(c) Keadaan pembuluh darah cerebral, terutama arteriole (Chusid,1990).

Circulus Willisi merupakan pokok anastomose pembuluh darah arteri yang


penting di dalam jaringan otak. Darah mencapai circulus willisi melalui arteri karotis
interna dan arteri vertebralis, anastomose terjadi di antara cabang-cabang arteriole dari
circulus willisi pada substansia alba subcortex.

Circulus willisi dibentuk oleh hubungan antara arteri karotis interna, arteri
basilaris, arteri cerebri anterior, arteri comunicans anterior, arteri cerebri posterior dan
arteri comunicans posterior.

Pemberian darah ke korteks serebri terutama melalui cabang-cabang cortical dari


arteri cerebri anterior, arteri cerebri media dan arteri cerebri posterior, yang mencapai
korteks di dalam piamater. Permukaan lateral masing-masing hemispherium
cerebrimendapatkan darah terutama dari arteri cerebri media. Permukaan medial
dan inferior hemispherium cerebri diperdarahi oleh arteri cerebri anterior dan arteri
cerebri posterior. Cerebellumdiperdarahi oleh arteri-arteri cerebelli (arteri cerebelli
superior, arteri cerebrlli anterior inferior, arteri cerebelli posterior inferior) (Chusid,
1990).

6
B. Patologi
CP spastic diplegi dari beberapa literature diasumsikan oleh karena adanya
haemorage dan periventricular leukomalacia pada area substansi alba yang merupakan
area terbesar dari kortek motor. Periventrium leukomalacia adalah nekrosis dari
substansi alba sekitar ventrikel akibat menurunnya kadar oksigen dan arus darah pada
otak yang biasanya terjadi pada spastic diplegi. Periventricular leukomalacia sering
terjadi bersamaan dengan lesi haemoragic dan potensi terjadi selama apnoe pada bayi
premature.

1. Definisi
Secara umum, Cerebral Palsy yang dikenal sebagai gangguan yang berefek pada
gerakan dan postur. Pada cerebral palsy spastic otot-otot menjadi kaku. Tipe ini
digolongkan berdasarkan bagian mana dari tubuh yang terpengaruh. Spastik Diplegi
merupakan gangguan yang mengenai pada keempat ekstremitas tubuh (ekstremitas
atas dan bawah) dengan tingkat spastic ekstremitas bawah lebih berat dari pada
ekstremitas atas.
Menurut (Dorlan, 2005) CP spastic diplegi adalah bersifat atau ditandai
dengan spasme, hipertonik, dengan demikian otot-otot kaku dan gerakan kaku.
Diplegi adalah paralisis yang menyertai kedua sisi tubuh, paralisis bilateral (Dorlan,
2005). Diplegia merupakan salah satu bentuk CP yang utamanya mengenai kedua
belah kaki (Dorlan, 2005).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa CP Spastik Diplegi adalah suatu
gangguan tumbuh kembang motorik anak yang disebabkan karena adanya
kerusakan pada otak yang terjadi pada periode sebelum, selama dan sesudah
kelahiran yang ditandai dengan kelemahan pada anggota gerak atas, dengan
karakteristik tonuspostural otot yang tinggi terutama pada region trunk bagian
bawah menuju ekstremitas bawah. Pada CP spastic diplegi kadang-kadang disertai
dengan retardasi mental, kejang dan gambaran ataksia.
2. Etiologi
Penyebab cerebral palsy sangat bervariasi biasanya tergantung pada suatu

7
klasifikasi yang luas yang meliputi terminology tentang anak yang secara
neurologic sakit sejak dilahirkan, anak yang lahir kurang bulan dengan berat badan
lahir rendah yang beresiko cerebral palsy dan terminology tentang anak yang lahir
dalam keadaan sehat dan mereka yang mengalami resiko cerebral palsy setelah
masa kanak-kanak (Swaiman,1998). Periode terjadinya kerusakan otak
dikelompokan dalam 3 katergori yaitu masa prenatal, perinatal, dan post natal.
1) Prenatal
Pada masa ini banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan otak,
antara lain :
(1) faktor herediter atau genetik
(2) infeksi virus (rubella, herpes),
bakteri dan parasit (toxoplasmosis)
(3) anoxia janin yang disebabkan oleh perdarahan akibat pemisahan plasenta yang
terlalu dini atau kelainan pertumbuhan plasenta
(4) inkompatibilitas rhesus (Rh) yang meliputi :
anemia hemolitik, hiperbilirubinemia, dan eritroblastosis janin
(5) gangguan metabolik ibu :
Diabetus mellitus
(6) gangguan perkembangan yang meliputi kelainan pertumbuhan otak, vaskuler,
struktur skeletal.
2) Perinatal
Pada masa ini faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan otak diantaranya :
(1) pecahnya pembuluh darah otak dan
(2) kompresi otak akibat proses persalinan yang lama atau sulit
(3) asfiksia akibat sedasi obat
(4) gawat janin
dalam persalinan
(5) solutio placentae
(6) placentae previa
(7) prematuritas.
3) Post natal

8
Pada masa ini faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan otak diantaranya :
(1) gangguan pembuluh darah otak,
(2) cedera kepala
(3) infeksi otak yang disebabkan bakteri atau encephalopati virus (4) keadaan
toksik seperti keracunan Pb (plumbum / timah hitam)
(5) anoxia karena tenggelam
(6) serangan epilepsy
(7) tumor
(8) cardiac arrest (Campbell, 1991).
3. Gambaran Klinis
Pada anak dengan Cerebral Palsy spastik diplegi pada umumnya ditandai
dengan adanya

(1) Gangguan yang lebih berat yang mengenai anggota gerak bawah dengan distribusi
yang seimbang diantara kedua tungkai, pada anggota gerak atas mengalami gangguan
yang sangat ringan bahkan tidak ada

(2) Hiper reflek patellar reflek,

(3) Gerak rotasi tidak berkembang secara sempurna,

(4) Gerakan yang terjadi adalah gerakan dengan pola gerak inner range pada sendi
anggota gerak.

C. Intervensi Fisioterapi
A.Terapi Latihan
Terapi latihan adalah suatu cara mempercepat penyembuhan dari
suatu injury/penyakit tertentu yang pernah mengubah cara hidupnya yang
normal. Terapi latihan adalah suatu usaha pengobatan dalam fisioterapi yang
dalam pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik
secara aktif maupun pasif (Wisnhu, 2010).

1. Passive exercise
Efek dan kegunaan Relaxed Passive Movement yaitu

9
(1) mencegah proses perlengketan jaringan untuk memelihara kebebasan
gerak sendi.

(2) mendidik kembali pola gerakan dengan stimulasi pada propioceptor.

(3) mencegah pemendekan otot.

(4) memperlancar sirkulasi darah/limfe.

(5) untuk relaksasi (Wisnhu, 2010).

kembali pola gerakan dengan stimulasi pada propioceptor. (3)


mencegah pemendekan otot. (4) memperlancar sirkulasi darah/limfe. (5)
untuk relaksasi (Wisnhu, 2010).

- Bobath Exercise
Metode Bobath merupakan metode latihan untuk mengatasi masalah-
masalah yang timbul pada keterlambatan atau kelumpuhan otak, yang
dikembangkan oleh Bobath dan istrinya Bertha Bobath (Bobath, 1972).

Adapun teknik-teknik yang akan digunakan pada kasus cerebral


palsy spastic quadriplegi pada metode Bobath ini yaitu (1) inhibisi yaitu
penurunan reflex sikap abnormal untuk memperoleh tonus otot yang lebih
normal, (2) fasilitasi sikap normal untuk memelihara tonus otot setelah
diinhibisi, (3) stimulasi yaitu upaya meningkatkan tonus dan pengaturan
fungsi otot sehingga memudahkan pasien melakukan aktivitasnya (Soekarno,
2002).

1. Latihan jongkok ke berdiri


2. Latihan berjalan
3. Latihan keseimbangan

2. Streaching
Stretching adalah suatu bentuk terapi yang di desain untuk mengulur
struktur jaringan lunak yang mengalami pemendekan secara patologis dan
dengan dosis tertentu dapat menambah range of motion.Passive
stretching dilakukan ketika pasien dalam keadaan rileks, menggunakan gaya dari
luar, dilakukan secara manual atau dengan bantuan alat untuk menambah
panjang jaringan yang memendek (Kisner & Colby, 1996).

10
B. Massage

Manfaat massage adalah memperlancar peredaran darah dan getah bening.


Dimana massage akan membantu memperlancar metabolisme dalam
tubuh. Treatment massage akan mempengaruhi kontraksi dinding kapiler
sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh darah kapiler
dan pembuluh getah bening. Aliran oksigen dalam darah meningkat,
pembuangan sisa-sisa metabolic semakin lancar sehingga memacu hormone
endorphin yang berfungsi memberikan rasa nyaman. Selain hal tersebut banyak
sekali manfaat massage bagi peningkatan fungsi-fungsi fisiologis tubuh.

11
BAB III

PROSES FISIOTERAPI

A. Identitas Umum Pasien


Nama : Nur aunilah
Tanggal lahir : 17 agustus 2014
Umur : 4 tahun 7 bulan
Alamat : Jln.Nuhung Dg.Bani,Bajeng Kab.Gowa
B. Anamnesis Khusus (History Taking)
1. Keluhan utama :
 Belum bisa berdiri dan berjalan secara mandiri
 Belum terlalu bisa berbicara lancar (hanya satu dua kata yang bisa
disebutkan)
2. Lokasi keluhan : Terdapat di kedua tungkai bawah
3. Riwayat penyakit dahulu : Sekitar umur 6 bulan terdapat benjolan di kepala
4. Riwayat penyakit sekarang : Adanya kelemahan di kedua tungkai akibatnya
tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri,Mengalami keterlambatan berbicara

C. Inspeksi/Observasi
Statis :
 Tungkai bawah terdapat kelemahan
 Kaki hyperextensi
Dinamis :
 Kedua tungkai atas normal
 Pasien mampu duduk dengan mandiri tanpa bantuan
 Pada saat diberdirikan pasien mampu berdiri namun tidak bertahan lama
 Ketika berdiri kaki belum bisa menapak secara sempurna

12
D. Pemeriksaan Spesifik (tumbuh kembang bayi/anak) dan Pengukuran tumbuh kembang
bayi/anak
1. Pemeriksaan tumbuh kembang (DDST / Denver Devlopment Screening Test)
- Hasil pemeriksaan tumbuh kembang pasien menurut skala Denver yaitu :
usis perkembangan pasien -1 tahun

a. Motorik halus : pemahaman menunjuk,mematuhi sesuatu yang di


inginkan
b. Motorik kasar : mengangkat kepala,tangan aktif bergerak,duduk
c. Bahasa : hanya kata tertentu (mama,papa,kakak)
d. Social : dapat menyatakan keinginan
2. Latihan berjalan
 Tujuan : agar anak dapat mempersiapkan tungkainya dari
duduk berlutut untuk selanjutnya berdiri.
 Posisi pasien : duduk
 Posisi terapis : di belakang pasien
 Teknik pelaksanaan :
Fisioterapis menginstruksikan pasien untuk bmencoba berdiri dan
bertahan selama 5x hitungan setelah itu pasien di pegang untuk
berjalan
 Dosis :
F : setiap hari
I : Toleransi pasien
T : mengamati
T : 10 menit

13
E. Algorhitma Asesmen Fisioterapi
- Buatlah algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan pengamatan dan
perlakuan anda terhadap kasus yang anda tangani !

History Taking :

Mengalami kelemahan pada kedua


tungkai di bagian bawah

Mengalami keterlambatan berbicara

Inspeksi :

Kelemahan pada kedua tungkai bawah

Kedua kaki hyperektensi

Pemeriksaan fisik

Palpasi : Pemeriksaan spesifik :


Quick Tes :
Tes Gerak pasif :
- Pemeriksaan tumbuh
- Suhu tubuh Belum bisa berdiri kembang berdasarkan
pasien
dan berjalan secara skala Denver II : usia
normal perkembangan -1 tahun
Tidak ada nyeri, dan mandiri
- Tidak ada - - tonus otot ex. Superior
keterbatasan pada oedema Belum bisa (5) inferior (4)
ekstremitas inferior - Tidak ada - MMT : Superior (4)
berbicara lancar
nyeri tekan inferior (3)
- Keseimbangan : ketika
berdiri tidak seimbang
-
- -

Diagnosa ICF :

“Cerebral Palsy Diplegi et causa klasifikasi ganglia basalis ”


14
F.Diagnosis Fisioterapi
Cerebral Palsy Diplegi et causa klasifikasi ganglia basalis
F. Problematik Fisioterapi dan Bagan ICF
 Pasien belum mampu berdiri dan berjalan sendiri
 Pasien belum bisa berbicara secara lancar
G. Tujuan Intervensi Fisioterapi
Jangka pendek :
Meningkatkan ROM
Meningkatkan keseimbangan
Jangka panjang :
Dapat berdiri dan berjalan sendiri

H. Program Intervensi Fisioterapi


- Terapi latihan
1. Passive exercise
 Tujuan : memperkuat otot-otot yang mengalami kelemahan dan
meningkatkan dan memelihara ROM
 Posisi pasien : berbaring terlentang di atas bed
 Posisi terapis : di samping pasien
 Teknik pelaksanaan :
Pasien pada posisi berbaring kemudian fisioterapis memberikan gerakan
passive pada extremitas inferior, serta disendi-sendi lainnya.
 Dosis :
F : 3 kali dalam 1 minggu
I : Toleransi pasien
T : kontak langsung
T : 30 menit
- Stretching
 Tujuan : meningkatkan fleksibilitas tubuh, melatih sensorik dan motorik
serta penguluran otot-otot.
 Posisi pasien : terlentang di bed
 Posisi terapis : di samping pasien
 Teknik pelaksanaan :
 Pasien tidur terlentang kemudian fisioterapis menggerakkan kedua tungkai
bergantian secara pasif disetiap persendian ke segala arah dan ditambah dengan
penguluran.
 Dosis :
 F : setiap hari

15
 I : penguluran max
 T : pasif stretching
 T : 8x hitungan
- Massage
 Tujuan : adalah memperlancar peredaran darah dan getah bening.
 Posisi pasien : terlentang di bed
 Posisi terapis : di samping pasien
 Teknik pelaksanaan :
 Pasien tidur terlentang kemudian fisioterapis memijat bagian tubuh tertentu
seperti punggung tangan dan kaki
 Latihan jongkok ke berdiri
 Tujuan : adalah untuk melatih keseimbangan
 Posisi pasien : duduk di hadapan fisioterapis
 Posisi terapis : di di hadapan pasien
 Teknik pelaksanaan :
 Fisioterapis membantu pasien untuk mencoba berdiri dari posisi jongkok secara
mandiri dan mempertahankan keseimbangannya

I.Evaluasi Fisioterapi (Follow-Up)


Setelah diberikan intervensi fisioterapi, pasien mengalami peningkatan kekuatan
otot pada ekstremitas inferior, koordinasi dan keseimbangan mulai membaik.

16
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Cerebral Palsy yang dikenal sebagai gangguan yang berefek pada gerakan dan
postur. Pada cerebral palsy spastic otot-otot menjadi kaku.spastic diplegi merupakan
gangguan yang mengenai pada keempat ekstremitas tubuh (ekstremitas atas dan bawah)
dengan tingkat spastic ekstremitas bawah lebih berat dibandingkan ekstremitas atas.

Diplegi adalah paralisis yang menyertai kedua sisi tubuh, paralisis bilateral
(Dorlan, 2005). Diplegi merupakan salah satu bentuk CP yang mengenai kedua belah
kaki. Cerebral Palsy Spastik Diplegi adalah suatu gangguan tumbuh kembang motorik
anak yang disebabkan karena adanya kerusakan pada otak yang terjadi pada periode
sebelum, selama dan sesudah lelahiran yang ditandai dengan kelemahan pada anggota
gerak bawah yang lebih berat dari pada anggota gerak atas.

17
DAFTAR PUSTAKA
Pediatric Physical Therapy, Jan S. Tecklin.2008. Functional Movement Development,
Donna J. Cech. Suzanne “Tink” Martin. 2012 Motor skill Acquisition in the First
Year,Lois Bly, M.A.,PT. 1994. Principal Of Neural Science, Eric R. Candel. 2000.
Motor Control, Anne Shumway Cook, PT, PhD. , Marjorie H. Wollacott, PhD. 2001.
Bobath Concept, Sue Raine, Linzie Meados, Marry Lynce- Ellerington. 2009

http://eprints.ums.ac.id/39694/20/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

http://eprints.ums.ac.id/39655/15/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

https://fisioterapidotme.wordpress.com/tag/latihan-bobath-pada-anak-cerebral-palsy/

http://eprints.ums.ac.id/36998/23/NASKAH%20PUBLIKASI-2.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai