PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian
jantung dan kanker serta merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia.Stroke
dapat menyebabkan cacat tetap atau sementara. Sekitar 2 dari 10 orang yang mengalami
stroke akut akan meninggal dalam waktu satu bulan pertama, 3 dari 10 orang meninggal
dalam satu tahun, 5 dari 10 orang meninggal dalam lima tahun, dan 7 dari 10 orang
meninggal dalam satu tahun. Resiko terbesar kematian stroke adalah pada tiga hari
pertama sekitar 12%. Resiko meninggal dalam tujuh hari setelah stroke adalah sekitar
15-17%, dan dalam waktu satu bulan setelah stroke adalah sekitar 20-25%.Resiko
Hemiparese adalah kelemahan otot-otot lengan dan tungkai pada suatu sisi.Pada
hemiparese terjadi kelemahan sebagian anggota tubuh dan lebih ringan daripada
hemiplegi.Penyebab tersering hemiparesis pada orang dewasa yaitu stroke akibat infark
kelainan atau lesi sepanjang traktus piramidalis. Lesi ini dapat disebabkan oleh
penekanan langsung dan tidak langsungoleh massa (hematoma, abses, tumor). Hal
1
tersebut selanjutnya akan mengakibatkan adanya gangguan pada traktus kortikospinalis
yang bertanggung jawab pada otot-otot anggota gerak atas atau bawah.
yang terkena serangan stroke. Sekitar 2,5% meninggal dan sisanya mengalami
kecacatan baik ringan ataupun berat. Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat
oleh karena perubahan gaya hidup, lingkungan dan jenis makanan yang semakin
beragam. Stroke yang dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja baik laki-laki
Menurut berbagai literature, inseden stroke hemoralgik antara 15% - 30% dan
stroke non hemoralgik antara 70% - 80% tetapi untuk Negara-negara berkembang atau
Asia, kejadian stroke hemoralgik sekitar 30% dan stroke non hemoralgik 70% terdiri
Stroke biasanya ditandai dengan kelumpuhan anggota gerak atas maupun bawah
pada salah satu sisi anggota tubuh.Stroke dapat menyebabkan problematika pada
pengembalian fungsi dari anggota gerak serta gangguan lainnya dapat semaksimal
mungkin atau dapat beraktifitas kembali mendekati normal serta mengurangi tingkat
kecacatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Kata stroke berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu serangan
mendadak seperti disambar petir .Stroke adalah serangan otak yang terjadi
Karena sifatnya yang menyerang itu, sindrom ini diberi nama stroke yang
artinya kurang lebih pukulan telak dan mendadak. Stroke disebut juga
dan tidak langsung oleh massa hematoma, abses, dan tumor. Hal tersebut
dan bawah.
Masalah utama pada stroke adalah karena gangguan peredaran darah diotak,
3
a. Anatomi Otak
Otak merupakan bagian depan dari sistem saraf pusat yang mengalami
perubahan dan pembesaran. Bagian ini dilindungi oleh tiga selaput pelindung
(meninges) dan berada di dalam rongga tengkorak (Chusid, 1979). Selain itu
otak juga merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam
glukosa. Jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan akan oksigen dan
glukosa melalui aliran darah yang bersifat konstan (Wilson, 2002). Bagian –
1) Hemisferium Serebri
hemisferium kanan dan kiri yang dipisahkan oleh celah dalam yang
oleh suatu pita serabut lebar yang disebut dengan corpus calosum.
2) Korteks Serebri
4
Korteks serebri pada cerebrum mempunyai banyak lipatan yang
a) Lobus Frontalis
depan dari sulkus sentralis dan diatas sulkus lateralis. Bagian ini
sistem piramidalis.
spinalis.
5
b) Lobus Temporalis
fisura parieto-oksipitalis.
c) Lobus Parietalis
d) Lobus Oksipitalis
6
3) Ganglia Basalis
4) Traktus Extrapiramidalis
sadar.
5) Traktus Piramidalis
7
dan medulla spinalis sebagian besar traktus ini merupakan
8
subklavia kiri merupakan cabang langsung dari aorta.Arteri
9
3. Etiologi
Kerusakan otak yang paling utama disebabkan oleh stroke. Stroke adalah
tubuh sisi sebelah kiri, sedangkan gangguan peredaran darah di otak sebelah
thrombotic danembolic
arteriovenosa.
10
4) Cerebral amyloid angiopathy, yang membentuk protein amiloid
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.Hal ini dapat terjadi
2) Embolisme cerebral
pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada
3) Iskemia
11
4. Patofisiologi
pembuluh darah besar (ateri karotis) atau pembuluh darah sedang (arteri
aliran darah tidak lancar, mirip aliran air yang terhalang oleh batu. Darah
pasokan oksigen. Jika kelambatan pasokan ini berlarut, sel-sel jaringan otak
akan mati. Tidak heran ketika bangun tidur, korban stroke akan merasa
( Arif,muttaqin 2008 ).
pembuluh darah yang disebabkan oleh situasi tekanan darah tinggi, merokok
12
aliran darah yang berfungsi mengantar pasokan oksigen dan nutrisi yang
a. Problem motoric
Salah satu gangguan utama dan paling sering terjadi dari semua
5. Gejala Klinis
a. Stadium akut
Paralisis, pupil mata melebar. Kadang satu pupil lebih lebar dari yang
lain disebabkan oleh paralysis dari iris/otot mata, denyut jantung dan nadi
tidak teratur biasanya lambat. Anggota gerak yang terkena menjadi fleksid
paralysis, semua reflek hilang. Pada stadium ini terjadi penurunan kesadaran
yang dinamakan opopletik fit. Serangan ini dapat didahului dengan sakit
pucat, nafas bersuara berat karena saluran nafas terhalang oleh lidah.
b. Stadium recovery
13
Stadium ini dimulai dengan tanda pulsa/denyut nadi menjadi lebih cepat,
sulit tidur.Sistem reflek kembali seperti semula pada system sehat, otot yang
berada dalam keadaan fleksid untuk beberapa hari sampai 2 atau 3 minggu,
c. Stadium spastisitas
Keadaan otot dan reflek sudah mulai kembali, tetapi berlebihan, timbul
ankle klonus dan reflek patologi (babinski sign). Lengan masih dalam
shoulder, semi fleksi elbow, lengan bawah pronasi, wrist dan finger fleksi ini
lutut ekstensi, plantar fleksi, eksternal rotasi dan mengalami drop foot.Bila
wajah yang terkena serangan, dampaknya lebih ringan dan yang terkena
paralysis.
a. Definisi
Tonus otot adalah kontraksi yang terus dipertahankan oleh otot.Pada saat
keadaan otot tidak digerakkan otot tersebut memang tidak dalam keadaan
fleksi namun terdapat regangan dalam satuan tertentu antar otot, nah
keadaan regangan inilah yang disebut dengan tonus otot (kontraksi yang
14
terus dipertahankan oleh otot. Keadaan tonus otot menurun dinamakan
(perabaan) dan gerak pasif. Tonus otot disebabkan oleh impuls (potensi
kontraksi.
Grade Keterangan
minimal pada akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi atau ekstensi
sisa ROM
3 Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar ROM tapi
4 Peningkatan tonus otot sangat nyata sepanjang ROM, gerak pasif sulit
dilakukan
Hasil
1) Lengan : 2
2) TungkaI : 2
15
b. Anggota gerak dextra
1) Lengan : 5
2) Tungkai : 5
2. Tes Refleks
1) Definisi
secara optimal
pukulan harus dalam batas nilai ambang, tidak perlu terlalu keras
d) Oleh karena sifat reaksi tergantung pada tonus otot, maka otot
16
3) Jenis refleks fisiologis
m.quadrises femoris.
1) Definisi
bila dorsofleksi ibu jari, dan abduksi ke lateral empat jari lain
refleks
17
3. Tes Sensorik
a. Definisi
eksternal yang masuk melalui organ sensori berupa indra. Sistem sensori
sekecil mungkin
Teknik : Menyentuh pasien dengan alat stimulus pada tubuh pasien dan
yang disentuh.
18
Stimulus : ujung yang tajam dari ujung swab stick yang patah , jarum
atau peniti, ujung tumpul menggunakan ujung swab stick yang tidak
patah
kali saya menyentuh anda, apakah anda merasakan tajam atau tumpul
Stimulus : tabung reaksi yang diisi dengan air es (10-200 celcius) untuk
rasa dingin dan untuk rasa panas dengan air panas (40-500 celcius). Suhu
yang kurang dari 50C dan lebih dari 500C akan menimbulkan rasa nyeri.
Bagian yang simetris harus diusahakan agar berada dalam kondisi yang
kali saya menyentuh bagian tubuh anda, apakah anda merasakan rasa
19
Keseimbangan merupakan suatu proses komplek yang melibatkan 3
terhadap salah satu dari ketiga jalur tersebut akan membuat keseimbangan
ekstensi total, lalu pasien diminta untuk menyentuh ujung hidungnya sendiri
kemudian dengan gerakan cepat, baik dengan mata terbuka dan tertutup.
a. Definisi
sebagai ukuran kekuatan tidak akan sesuai atau cocok untuk seseorang
20
yang tidak dapat mengkontraksikan ototnya secara aktif dan
dilakukan MMT.
KLASIFIKASI
GRADE
gerakan
gravitasi dihilangkan
gravitasi dihilangkan
21
gravitasi
melawan gravitasi
tahanan sedang
1) Lengan : 2-
2) Tungkai : 2-
22
b. Anggota gerak dextra
1) Lengan : 5
2) Tungkai : 5
a. Definisi
mengukur performance dinilai pada skala ini dengan 0-10 poin untuk
setiap variable .
b. Prosedur Test
1) Tujuan
2) Persiapan alat
3) Persiapan pasien
dan focus
checklist
23
b) Index seharusnya digunakan sebagai catatan apa yang
lakukan
record pasien
1 = kadang – kadang
2 = mandiri
1 = kadang – kadang
2 = mandiri
gigi, cukur)
24
1 = mandiri
dibantu
2 = mandiri
2 = mandiri
1 = mampu duduk
dengan bantuan
2 = perlu sedikit
bantuan
3 = mandiri
bisa menjalankan
25
2 = dapat, tetapi
3 = mandiri
8. Berpakaian 0 = bergantung
orang lain
1 = sebagian dibantu
(misalnya
mengancing baju)
2 = mandiri
1 = perlu bantuan
2 = mandiri
orang lain
1 = mandiri
Total skor 4
26
0–4 = cacat sangat berat
10 – 14 = cacat sedang
15 – 19 = cacat ringan
a. Definisi
perlu ataupun salah yang melibatkan proses kognitif, ilmi perilaku dan
b. Tujuan
otomatis.
dipelajari.
yang berbeda-beda.
27
c. Tipe-tipe latihan
atas waktu larihan yang lebih banyak dari waktu istirahat. Pada
distributed practice, satu sesi latihan terdiri atas jumlah waktu latihan
28
2. Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
a. Definisi
b. Tujuan PNF
misalnya:
gerakan tangan
29
1) Rhythmical Initation
Caranya :
Indikasi :
yang berat atau ataxia, ritme gerak yang lambat dan keterbatasan
mobilisasi.
2) Repeated Contraction
Caranya :
3) Stretch Reflex
30
Untuk gerakan yang mempunyai efek fasilitasi terhadap otot-otot
yang terulur.
Caranya :
tepat.
Caranya :
Pada suatu patron gerak, bagian yang kuat ditahan di bagian yang
5) Hold Relax
Caranya :
31
b) Teraois memberikan penambahan tahanan pelan-pelan
6) Contract Relax
Caranya :
batas gerak.
32
dapat digunakan adalah rhythmical initation, timing for
SWD merupakan arus bolak balik dengan frekuensi tinggi. SWD digunakan
sel. SWD dapat mempercepat proses yang terlibat dalam respon inflamasi dan
terhadap jaringan ikat terutama otot, tendon, kapsul sendi dan ligamentum yang
juga meningkat. Dengan meningkatnya elastisitas otot maka tonus otot menurun
b. Penempatan/susunan elektroda
c. Indikasi SW
33
1) Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd
musculoskeletal)
peredarah darah)
d. Kontraindikasi SWD
e. Persiapan Alat
Meliputi pemeriksaan kabel apakah kabel berada pada kondisi baik atau
untuk tes sensasi, lampu detektor. Pasang elektrode pada mesin, kemudian
didekatkan pada kabel atau elektrode, apabila lampu menyala berarti siap
untuk digunakan atau bisa juga melihat lampu yang ada pada SWD.
f. Persiapan Pasien
pakaian, dibersihkan serta harus kering, pada daerah tersebut dilakukan tes
34
elektrode, posisi dari anggota yang diterapi dan dilarang merubah tombol-
g. Pelaksanaan terapi
Letak kan elektroda pada bagian yang akan di terapi dengan susunan
a. Definisi
massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Passive ROM exercise
pasien yang baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien
35
b. Indikasi dan tujuan latihan Passive ROM
ketika pasien tidak sadar, paralisis, complete bed rest, terjadi reaksi
tujuan untuk :
36
pemberian passive motion secara kontinyu dan bebas nyeri bermanfaat
pasien dan tangan yang satunya mengenggam tangan pasien dari sisi
deviasi.
37
Gambar : Latihan gerak pasif pada pergelangan tangan dan jari-jari
(Kisner, 1996)
ekstensi lengan atas dengan siku tetap lurus (Gb. a), gerak abduksi
a b
38
4) Ankle joint dan finger joint kaki, fisioterapis memegang jari jari
ekstensi jari jari kaki (Gb. a), dilanjutkan dengan gerakan inversi dan
eversi (Gb. b) serta gerak plantar fleksi dan dorsal fleksi pergelangan
a b
5) Knee joint dan hip joint dilakukan secara bersamaan : satu tangan
dengan fleksi dan ekstensi pada sendi lutut (Gb. 4.9) kemudian
39
Gambar 4.9 Latihan gerak fleksi dan ekstensi pasif pada
(Kisner, 1996)
a. Definisi
40
diberikan oleh fisioterapis berupa tahanan yang optimal, yaitu suatu
tahanan yang diberikan pada suatu otot yang berkontraksi dimana otot
tersebut masih bisa bekerja dengan LGS yang penuh dan koordinasi
2) Spesifik :
1) Inflamasi
2) Nyeri
41
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
1. Nama : Ny. M. P.
2. Umur : 69 tahun
4. Agama : Kristen
5. Pekerjaan : IRT
B. Anamnesis Khusus
kiri
bulan yang lalu , pasien terkena stroke pertama yang secara mendadak
Sakit Bayangkhara .
2. Pernapasan : 19 x / menit
42
4. Suhu : 36,4oC
D. Inspeksi/Observasi
1. Inspeksi Statis
2. Dinamis
Grade Keterangan
minimal pada akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi atau ekstensi
sisa ROM
3 Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar ROM tapi
4 Peningkatan tonus otot sangat nyata sepanjang ROM, gerak pasif sulit
dilakukan
43
Prosedur : fisioterapi menggerakan persendian pada lengan dan tungkai
Hasil
3) Lengan : 2
4) TungkaI : 2
3) Lengan : 5
4) Tungkai : 5
3. Tes Refleks
a. Reflex Fisiologis
1) Biceps
menempatkan ibu jari di atas tendon m. Biceps, lalu ibu jari diketok
Hasil : hiperrefleks
2) Triceps
itu, ketok pada tendon m. Triceps, yang berada sedikit di atas olekranon.
Hasil : hiperrefleks
3) KPR
Hasil : hiperrefleks
4) APR
44
Tungkai bawah diflexikan sedikit, kemudian Fisioterapi memegang kaki
Hasil : hiperrefleks
b. Reflex Patologis
1) Babinsky
Pasien dalam posisi tidur terlentang, kemudian tarik garis dari tumit
Hasil : positif
2) Refleks Chaddock
maleolus.
Hasil :negatif
3) Refleks Gordon
Hasil :negatif
4. Tes Sensorik
5. Tes koordinasi
45
b. Finger to finger fisioterapis : Tidak dapat dilakukan
6. Tes Keseimbangan
a. Keseimbangan statis
Berdiri statis
Pasien dan terapis saling berhadapan. Minta pasien untuk berdiri diatas
b. Keseimbangan dinamis
Duduk ke berdiri
pasien gerakan yang akan dilakukan yaitu dari posisi duduk ke berdiri
7. MMT :
KLASIFIKASI
GRADE
46
terlihat atau pemeriksaan palpasi
gerakan
gravitasi dihilangkan
gravitasi dihilangkan
gravitasi
47
melawan gravitasi
tahanan sedang
1) Lengan : 2-
2) Tungkai : 2-
3) Lengan : 5
4) Tungkai : 5
8. Gangguan ADL
48
No. Jenis AKS Kriteria
1 = kadang – kadang
2 = mandiri
1 = kadang – kadang
2 = mandiri
gigi, cukur)
1 = mandiri
dibantu
2 = mandiri
2 = mandiri
49
6. Berubah sikap dari berbaring ke duduk 0 = tidak mampu
1 = mampu duduk
dengan bantuan
2 = perlu sedikit
bantuan
3 = mandiri
bisa menjalankan
2 = dapat, tetapi
3 = mandiri
8. Berpakaian 0 = bergantung
orang lain
1 = sebagian dibantu
(misalnya
mengancing baju)
2 = mandiri
50
9. Naik turun tangga 0 = tidak mampu
1 = perlu bantuan
2 = mandiri
orang lain
1 = mandiri
Total skor 4
10 – 14 = cacat sedang
15 – 19 = cacat ringan
1. Diagnosa Fisioterapi
“Penurunan muscle tonus & gangguan muscle power lengan - tungkai sisi kiri
2. Problematik Fisioterapi
a. Impairment
51
2) Gangguan Keseimbangan
3) Gangguan Koordinasi
b. Activity Limitationan
2) Kesulitan berjalan
c. Participation restriction
4. Bridging Exercise
penyembuhan radang.
c. Persiapan Alat : Meliputi pemeriksaan kabel apakah kabel berada pada kondisi
reaksi untuk tes sensasi, lampu detektor. Pasang elektrode pada mesin, kemudian
52
kabel mesin dihubungkan dengan arus listrik. Mesin dihidupkan dari intensitas
untuk pemanasan mesin. Atur waktu ± 2 menit. Cara mengetahui tuning dapat
langsung dilihat pada lampu detektor yang didekatkan pada kabel atau elektrode,
apabila lampu menyala berarti siap untuk digunakan atau bisa juga melihat
dibebaskan dari pakaian, dibersihkan serta harus kering, pada daerah tersebut
dilakukan tes sensasi bilitas. Pasein diberi penjelasan tidak boleh merubah posisi
elektrode, posisi dari anggota yang diterapi dan dilarang merubah tombol-
e. Pelaksanaan terapi : Letakkan elektroda pada bagian yang akan di terapi dengan
dengan durasi 15 – 30 menit, intensitas sesuai patologis pasien dan juga tingkat
d. Teknik Pelaksanaan :
6) Wrist joint and finger joint : fisioterapis memegang tangan pasien yang lemah,
satu tangan fisioterapis memegang diatas pergelangan pasien dan tangan yang
satunya mengenggam tangan pasien dari sisi jari kelingking yang lumpuh
53
menutup jari-jari secara bersamaan, kemudian menggerakkan pergelangan
tangan pasien kearah fleksi, ekstensi pergelangan tangan, radial deviasi dan
ulnar deviasi.
Gambar : Latihan gerak pasif pada pergelangan tangan dan jari-jari (Kisner,
1996)
7) Elbow joint : satu tangan fisioterapis memegang pada pergelangan tangan pasien
yang lumpuh sedangkan tangan satunya memegang pada siku pasien, dengan
gentle fisioterapis menggerakkan lengan bawah pasien kearah fleksi dan ekstensi
Gambar 4.6 Latihan gerak pasif pada sendi siku (Kisner, 1996)
sedangkan tangan yang satunya memegang pada siku sebagai stabilisasi, gerakan
yang dilakukan adalah gerak fleksi, ekstensi lengan atas dengan siku tetap lurus
(Gb. a), gerak abduksi dan adduksi (Gb. b) setelah itu siku pasien difleksikan
54
a b
9) Ankle joint dan finger joint kaki, fisioterapis memegang jari jari pasien
kemudian secara bersamaan digerakkan kearah fleksi dan ekstensi jari jari kaki
(Gb. a), dilanjutkan dengan gerakan inversi dan eversi (Gb. b) serta gerak
a b
10) Knee joint dan hip joint dilakukan secara bersamaan : satu tangan fisioterapis
memegang tumit pasien yang lemah sedangkan tangan yang satunya memegang
ekstensi panggul disertai dengan fleksi dan ekstensi pada sendi lutut (Gb. 4.9)
55
kemudian menggerakkan abduksi dan adduksi sendi panggul (Gb. 4.10),
Gambar 4.9 Latihan gerak fleksi dan ekstensi pasif pada panggul dan
Gambar 4.10 Latihan gerak abduksi dan adduksi pada sendi panggul
(Kisner, 1996)
1996)
56
c. Posisi fisioterapis : Berada di samping bed
melakukan gerakan fleksi knee lalu meminta pasien untuk mendorong tangan
fisioterapis yang ada di bawah telapak kaki pasien untuk mengesktensikan kaki
4. Latihan Bridging
d. Teknik : Posisi pasien tidur terlentang dengan lutut ditekuk dan lengan lurus di
samping tumbuh, posisi terapis menyesuaikan posisi pasien. Minta pasien untuk
mengangkat pinggul nya ke atas dan terapis dapat membantu menarik lutut
I. Evaluasi
1. Adanya peningkatan tonus otot dan kekuatan otot pada ekstremitas superior
dan inferior
2. Pasien sudah bisa mengangkat pantatnya lebih tinggi dari yang sebelumnya
J. Edukasi
latihan bridging
57
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
belahan tubuh kontralateral yang ringan sampai sedang. Beberapa orang yang selamat
dari serangan stroke akan mengalami disabilitas neurologis yang permanen dan tidak
mampu lagi berpartisipasi aktif dalam peran sosial dan aktivitas fungsional. Sebagian
besar pemulihan signifikan dalam fungsi neurologis terjadi pada 3 bulan pertama pasca
Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10% penderita pasca stroke
mengalami gangguan sedang sampai berat dan membutuhkan perawatan khusus, 10%
B. Saran
1. Kepada pasien
Pasien disarankan untuk melakukan latihan – latihan yang telah diajarkan oleh
2. Kepada fisioterapi
meningkatkan keilmuan.
58
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/22475411/KTI-Hemiparese-Post-Stroke-Non-Hemoragik
https://mediskus.com/hemiparesis
https://www.scribd.com/doc/126038966/Hemiparese-Dd-Dead-Line
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://erepo.unud.ac.id/829
8/3/9d9825a203a1f153e178908c357b5e41.pdf&ved=0ahUKEwju1uK5mIDaAhVFQI8
KHUN0DjoQFggnMAQ&usg=AOvVaw25xeOnfuwdBwUhamOYMTvP
blogspot.com/stroke.html. 2009.
https://www.scribd.com/doc/135990087/LP-Hemiparesis
https://fandriang.blogspot.com/2014/02/range-of-motion-exercise-rom.html
http://indonesiafisioterapi.blogspot.com/2014/06/penatalaksanaan-ft-dengan-
menggunakan.html
59