Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR LAMBANG

KCa : Koefisien transfer massa (detik¹)


At : Luas penampang tabung gelas (cm2)
Ap : Luas penampang pipa (cm2)
Dt : Diameter dalam tabung pipa (cm)
Dp : Diameter dalam pipa (cm)
G : Kecepatan linier udara (cm/dt)
G’ : Laju volumetric udara (cm3/dt)
L : Tinggi tumpukan (cm)
M : Mol Naftalen yang tersublimasi (gmol)
CAS : Konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm³)
CAg :Konsentrasi zat padat setiap saat (gmol/cm³)
t : Waktu (detik)
w : Berat awal naftalen (gram)
Δw : Berat naftalen yang hilang (gram)
µ : Viskositas (gram/cm.detik)
ρ : Densitas (gram/cm3)

i
BAB I

1.3 Tinjauan pustaka


Tranfer massa adalah gerakan dari satu komponen atau lebih dalam satu fasa ke
fasa yang lain. Peristiwa transfer massa diantaranya adalah peristiwa difusi, ekstraksi,
destilasi, dan lain –lain.(Mc Cabe,1983)

1 Adanya gerakan komponen tersebut disebabkan oleh gaya pendorong (driving


force) yang berupa perbedaan konsentrasi.Gaya pendorong ini akan merubah kondisi sistem
ke kesetimbangan dimana pada semua bagian sistem konsentrasinya sama.
Di laboratorium proses sublimasi dapat dijalankan dengan cara fixed bed dan
fluidized bed.Penyubliman kapur barus pada fixed bed, fasa padat dilalui gas secara
kontinyu.Bila konsentrasi antar muka kedua fasa lebih besar daripada konsentrasi gas yang
mengalir maka terjadi transfer massa langsung dari fasa padat ke fasa gas. (Brown, 1978)
Pada keadaan steady state, kecepatan perpindahan massa dari padat ke gas.
NA
K Ca C AS C Ag
t …………..1
Dimana:
NA
t :kecepatan zat padat yang hilang tiap satuan waktu(gmol/cm³ detik)
KCa :koefisien transfer massa keseluruhan volumetric(detik¹)
CAS :konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm³)
CAg :konsentrasi zat padat setiap saat(gmol/cm³)
(Hardjono,1985)
KCa adalah nilai transfer massa persatuan bidang persatuan beda konsentrasi dan
biasanya didasarkan kecepatan molal yang seragam.(Mc Cabe,1983)
Dengan menganggap diameter zat padat konstan pada elemen volume tertentu
dalam kondisi steady state dapat ditulis:
G. CAg2 Z +ΔZ
ΔZ
G. C Z
Ag1

Gambar 2. Perpindahan Massa

Neraca massa :
Kecepatan masuk – kecepatan keluar=kecepatan akumulasi

G.A.CAg z- G.A.CAg z z - KCa.A. CAS CAg . ΔZ = 0 …………..2

dx = -CAg
C Ag 2
dx K Ca L
dz
C Ag 1
x G 0

C K Ca L
Ln.x C AgAg12 z 0
G
C AS C Ag 1 K Ca
Ln .L
C AS C Ag 2 G

Pada aliran masuk belum ada zat padat yang terikat, sehingga CAg dianggap

2
nol,sehingga
C AS C Ag 1 K Ca
Ln .L
C AS C Ag 2 G

G C AS
Ca Ln
L C AS C Ag K …………..3
Kecepatan perpindahan massa zat padat dalam gas ekivalen dengan
pengurangan berat zat padat satuan waktu, maka dapat ditulis:
m
C Ag 2 )
G.A(CAS1 t

Karena CAg1 = 0 ,maka


m
C Ag 1 )
G.A(CAS1 t

1
.m
G
CAg1 …………..4
A. t
Persamaan (4) disubstitusikan ke (3) menjadi:
G C AS
Ln
L m
C AS
KCa G. A. t …………..5
Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap besarnya koefisien transfer massa
dapat ditentukan dengan analisa dimensi:
KCa= f (G. Dt. Ds. L. ρ. μ.C )
t-1 = k (Lt-1)a (L)b (L)c (L)d (ML-3)e (ML-1t-1)f (ML-2)g

M = e +f + g = 0 …………..6
L = a + b + c + 3e – f - 3g = 0 …………..7 t
= -a – f = -1 …………..8
Dari persamaan (6) diperoleh :e=-f-g
(8) diperoleh:a=1-f
Persamaan yang diperoleh disubstitusikan ke (7):
(1-f) + b + c + d – 3 ( -f – g) –f – 3 g = 0

3
1+f+b+c+d =0B = -d – c – f – c t-1
= K (G) 1-f(Dt)-d-c-f-1(DS)c(L)d(ρ)-f-g(μ)f(C)g

Kca=K G(G)1-f (Dt)-d(Dt)c(Dt_)-f(Dt)-1(Ds)c(L)d(ρ)-f(ρ)-g(μ)f(C)g


= K G Dt -1 (G-1 Dt-1 ρ-1 μ)f(Dt-1 L)d(Dt-1 DS)c(ρ-1t)g

……..(9)
Dengan mengasumsi L sebagai suatu peubah, sedangkan besaran- besaran
lainnya tetap,maka dari persamaan (9) didapat:
Log K CA = Log K+(Log G-Log Dt)-[f Log μ-f Log (G Dt ρ)]+(d Log L –d Log
Dt)+(c Log Ds-cLog Dt)+(g Log c-g Log ρ)
=d Log L +[Log K + Log G+fLog μ+c Log Ds+g Log c-Log Dt-f Log (G Dt ρ)-d Log Dt – g
Log ρ]
Log KCA =d Log L + c

4
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

2.1 Alat
2.1 Tabung gelas
2.2 Statif
2.3 Blower
2.4 Timbangan

Bahan
2.1 Naptalen (C10H8)
2.2 Aliran gas (udara)

2.2 Rangkaian Alat 1


3 2
Keterangan
1. Tabung gelas dengan tutup
2. Tumpukan naptalen
3. Statif
4 4.
Blower

Gambar 3. Rangkaian Alat Transfer Massa

5
2.3 Diagram Alir Cara Kerja

6
2.4 Analisa Perhitungan
*) Menentukan Luas
- Luas penampang tabung gelas : At = ¼ . 3,14 . Dt2
- Luas penampang pipa: Ap = 1/4 . 3,14 . Dp2
Dimana: At = Luas penampang tabung gelas (cm2)
Ap = Luas penampang pipa (cm2)
Dt = Diameter dalam tabung pipa (cm)
Dp = Diameter dalam pipa (cm)
*) Menentukan Kecepatan linier Gas
G'
G=
Ap
Dimana: G = Kecepatan limier udara (cm/dt)

G‟ = Kecepatan volumetric udara (cm3/dt) *)


Menghitung Koofisien transfer massa (KCa)

G CAS
KCa= LN
M
C
AS G. At. t L

Dimana: KCa = Koefisien transfer massa keseluruhan volumetric(detik¹)


L = Tinggi tumpukan (cm)
ΔM = Mol Naftalen yang tersumblimasi (gmol)
CAS = Konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm³)
*) Menghitung % kesalahan

Ydata Yterhitung
% Kesalahan = X100%
Ydata

7
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan Diketahui


:
Kecepatan udara masuk : 360 cm3/dtk
Cs : 4,5982.10-6
Diameter tabung :6 cm
BM Napthalen : 128 gr/gmol
Luas penampang tabung : 28,26 cm2
Diameter pipa : 1,4 cm
Luas penampang pipa : 1,5386 cm2

Untuk L= 3,5 cm
no t (detik) Massa Naftalen (gr) W (g) M (gmol)

Awal Akhir

1 140 79,5301 79,385 0,1451 0,0011

2 280 79,385 79,2333 0,1517 0,0012

3 420 79,2333 79,0822 0,1511 0,0012

4 560 79,0822 78,9208 0,1614 0,0013

5 700 78,9208 78,7557 0,1651 0,0013

Σ 2100 396,1514 395,377 0,7744 0,0061

Untuk L= 5,5 cm
massa naftalen (gr)
no t (detik) W (g) M (gmol)
Awal Akhir

8
1 140 107,1015 106,9131 0,1884 0,0015

2 280 106,9131 106,6884 0,2247 0,0018

3 420 106,6884 106,4634 0,2250 0,0018

4 560 106,4634 106,2274 0,2360 0,0018

5 700 106,2274 105,9816 0,2458 0,0019

Σ 2100 533,3938 532,2739 1,1199 0,0087

Untuk L= 7,5 cm
Massa Naftalen (gr)
no t (detik) W (g) M (gmol)
Awal Akhir

1 140 140,6283 140,4596 0,1687 0,0013

2 280 140,4596 140,1296 0,33 0,0026

3 420 140,1296 139,8542 0,2754 0,0022

4 560 139,8542 139,5766 0,2776 0,0022

5 700 139,5766 139,305 0,2716 0,0021

Σ 2100 700,6483 699,325 1,3233 0,0103

9
PEMBAHASAN

3.2 Pembahasan

Secara teori hubungan antara koefisien transfer massa dengan tinggi tumpukan kapur
barus (naftalen) adalah semakin tinggi tumpukan kapur barus (naftalen) maka harga
koefisien transfer massa semakin kecil, hal ini dapat dijelaskan dengan rumus:

G CAs
ln
KCA = L m
CAs
G. At. t

Dari persamaan yang digunakan dalam perhitungan dapat diketahui bahwa harga KCA
berbanding terbalik dengan harga L, sehingga semakin besar harga L maka semakin kecil
harga KCA.
Pada percobaan transfer massa digunakan naftalen dengan ketinggian tumpukan yang
berbeda yaitu 3,5 cm, 5,5 cm, dan 7,5cm. Perbedaaan ketinggian tumpukan naftalena
menyebabkan nilai KCA yang berbeda pula. Semakin tinggi tumpukan naftalena, semakin
kecil nilai KCA. Hal ini disebabkan karena ketinggian Naftalena menghambat laju alir
udara menuju ke tumpukan naftalena paling atas. Sehingga transfer massa paling besar
terjadi pada bagian paling bawah, dimana tumpukan paling bawah dekat dengan datangnya
udara masuk selain itu dapat diketahui bahwa semakin tinggi tumpukan kapur barus berarti
selubung gasnya semakin tebal dan tahanan udaranya semakin besar sehingga nilai
koefisien transfer massanya (KCA) semakin kecil.

10
Gambar 4. Grafik Hubungan log KCa vs log L

Hubungan tinggi tumpukan naftalen dan nilai KCA juga dapat dilihat dari grafik. Dari grafik
di atas diperoleh semakin rendah tumpukan naftalen berarti semakin besar luas permukaan
kontak antar naftalen dengan udara, sehingga transfer massa antara kedua fasa akan semakin
besar dan kecepatan transfer massanya juga akan semakin besar.
Pada percobaan ini didapat persen kesalahan rata-rata 0,5522%. Persen kesalahan ini
dapat terjadi karena sebagian besar naftalen yang tersedia sudah jenuh karena sudah terlalu
sering digunakan dalam percobaan, sehingga dapat mempengaruhi harga ∆w akibatnya
harga KCA yang dihasilkan tidak maksimal. Kurangnya ketelitian dalam penumpukan
naftalen dan pembacaan ketinggian tumpukan naftalen dalam tabung gelas didapatkan
persentase kesalahan. Selain itu jarak ketinggian (range) naftalen yang ditentukan dalam
percobaan cukup kecil sehingga perbedaan harga KCA juga kecil.

11
BAB IV
KESIMPULAN

1. Semakin besar tinggi tumpukan kapur barus (naptalen) maka semakin kecil
koefisien transfer massanya.
2. Hasil percobaan diperoleh:
a. Percobaan I dengan L =3,5 cm diperoleh harga KCA = 0,0190 detik-1
b. Percobaan II dengan L=5,5 cm diperoleh harga KCA = 0,0175 detik-1

c. Percobaan III dengan L=7,5 cm diperoleh harga KCA = 0,0152 detik-1


d. Persen kesalahan rata-rata : 0,5522%
3. Dengan metode „Least square‟ diperoleh harga KCA untuk berbagai L mengikuti
persamaan linier =
Y= -0,28861 x - 1,55813

12
DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G, 1978, “Unit Operation”, Modern Asia Edition, Tokyo.


Hardjono, 1985, “Operasi Teknik Kimia II”, Edisi Pertama, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik UGM.
Mc Cabe, dkk. 1983, “Operasi Teknik Kimia” Edisi keempat, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Treyball, R.E, 1981, “ Mass Transfer Operation”, Third Edition, Mc.Graw Hill Book
Company, New York.

13
LAMPIRAN

A. Cara Perhitungan
Luas penampang tabung: A = ¼ . л . (Dt2)
= ¼ . 3,14 . (6 cm)2
= 28,26 cm2

Luas penampang pipa: A = 1/4 . л .(Dp2)


= ¼ . 3,14 . (1,4 cm)2
= 1,5386 cm2

360
Kecepatan udara masuk : G 1,5386 cm/dt

= 233,9789 cm/dt

Menentukan Harga Koefisien Transfer Massa (KCa)


Pada L =3,5 cm
Untuk data 1, M = 0,001134 gm

= 0,0178 dt-1

Unutk data selanjutnya, perhitungan dengan cara yang sama sehingga diperoleh data:

14
no M (gmol) kCa (dt-1)

1 0,001134 0,0178

2 0,001185 0,0186

3 0,001180 0,0185

4 0,001261 0,0198

5 0,001290 0,0203

Σ 0,006050 0,0950

Tabel 1. Perhitungan KCa dengan ketinggian tumpukan 3,5 cm

kCa 0.0950
Kca rata-rata= = =0.0190
3 3

Pada L =5,5 cm
Untuk data 1, M=0,001472

= 0,0147 dt-1

Untuk data yang lainnya analog dan didapat nilai seperti yang terdapat dalam table berikut :

no M (gmol) kCa

15
1 0,001472 0,0147

2 0,001755 0,0175

3 0,001758 0,0176

4 0,001844 0,0184

5 0,001920 0,0192

Σ 0,008749 0,0875

Tabel 2. Perhitungan KCa dengan ketinggian tumpukan 5,5 cm

kCa 0.0875
Kca rata-rata= = =0.0175
3 3

Pada L =7,5 cm

= 0,0097 dt-1

Untuk data yang lainnya analog dan didapat nilai seperti yang terdapat dalam table berikut :

no M (gmol) kCa

1 0,001318 0,0097

2 0,002578 0,0189

16
3 0,002152 0,0158

4 0,002169 0,0159

5 0,002122 0,0156

Σ 0,010338 0,0758

Tabel 3. Perhitungan KCa dengan ketinggian tumpukan 7,5 cm

kCa 0.0758
Kca rata-rata= = =0.0152
3 3

Menentukan hubungan KCa dan L

Bentuk umum: Y= aX + b
Dimana: Y = Log KCa
X = Log L
a = slope
b = intersep

a = (n*∑XY - ∑X*∑Y) / (n*ΣX2 –(ΣX)2)

b = (∑Y – a* ∑X) / n

no L Kca x=log L y=logkca x² x.y

1 3,5 0,0190 0,544068 -1,721109 0,296010 -0,936400

2 5,5 0,0175 0,740363 -1,757162 0,548137 -1,300937

3 7,5 0,0152 0,875061 -1,819361 0,765732 -1,592053

Σ 16,5 0,0517 2,159492 -5,297632 1,609879 -3,829390

Tabel 4. Hubungan log Kca dengan log L

17
a = ((3)(-3,829390)-(2,159492)(-5,297632)) / ((3)(1,609879)-(2,159492)2)
= -0,28861 b = ((-5,297632)-( -0,28861)(
2,159492)) / 3
= -1,55813

Y= aX + b
Log KCa = -0,28861 Log L-1,55813

Menghitung % kesalahan

Ydata Yterhitung
% Kesalahan = X100%
Ydata

Persamaan : Log KCa = -0,28861 Log L-1,55813

Y hitung= -0,28861 log L -1,55813


= -0,28861 (0,544068) – 1,55813
= -1,715150

1,721109 ( 1,715150)
% Kesalahan = X100%
1,721109

= 0,346194%
Untuk data yang lainnya analog dan didapat nilai seperti yang terdapat dalam table berikut :

no x=log L y=logkca y hitung %kesalahan

1 0,544068 -1,721109 -1,715150 0,346194

2 0,740363 -1,757162 -1,771803 0,833244

3 0,875061 -1,819361 -1,810678 0,477259

Σ 2,159492 -5,297632 -5,297632 1,656698

18
Tabel 5. Y perhitungan dan persentase kesalahan

%kesalahan
% kesalahan rata-rata =
3

=
= 0,5522 %

Membuat grafik hubungan antara log kCa dengan log L

Gambar 4. Grafik Hubungan log KCa vs log L

19

Anda mungkin juga menyukai