Latar Belakang
B. DEFINISI UKS
Menurut Notoatmojo (2007), pendidikan kesehatan dapat menghasilkan
perubahan atau peningkatan dan akan berpengaruh pada sikap dan perilaku.
Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan dapat meningkatkan
ketrampilan dalam melaksanakan hidup sehat. Sementara menurut Depkes RI
(2006), Usaha Kesehatan Sekolah adalah wahana belajar mengajar untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat, sehingga meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik yang harmonis dan optimal, agar menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan juga diarahkan
untuk membiasakan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap,
ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta aktif berpartisipasi
dalam usaha kesehatan baik lingkungan sekolah, di lingkungan rumah tangga
maupun lingkungan masyarakat
2. Pelayanan kesehatan
Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan siswa SMP NEGERI 3
Peterongan, untuk itu diperlukan pelayanan kesehatan dilingkungan
sekolah. Dalam hal ini program- program untuk mendukung peningkatan
pelayanan kesehatan dilingkungan sekolah dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendataan kesehatan siswa
b. Penjaringan/ skrening
c. Penanganan warga SMP Negeri 3 Peterongan yang kurang sehat
d. Konsultasi
e. Cek Up
f. Register Pemeriksaan Siswa
g. Rujukan ke Puskesmas / RS UNIPDU MEDIKA
h. Kegiatan Peningkatan Kesehatan (Promotif)
i. Adanya penyuluhan kesehatan oleh petugas Puskesmas, PMI dan
Kepolisian
j. Latihan keterampilan tekhnis kesehatan
k. Pelayanan konseling kesehatan remaja oleh konselor sebaya
l. Kegiatan Pencegahan (Preventif)
m. Pengobatan sederhana oleh dokter kecil
n. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan berkala 6 bulan sekali
o. Penjaringan kesehatan
p. Pengawasan penjaja makanan di sekitar sekolah
q. Pengawasan kantin/warung sekolah
r. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
s. Pemberian obat ringan
t. Diagnosa dini
u. Pengobatan pada penyakit
v. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit bagi yang sakit
E. TUJUAN UKS
Menurut Kemendikbud (2012: 2) secara umum UKS bertujuan
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan
upaya meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta menjaga derajat
kesehatan peserta didik. Di satu sisi UKS bertujuan menciptakan lingkungan
yang sehat, sehingga perkembangan dan pertumbuhan peserta didik tercapai
dengan harapan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia yang berkualitas.
Sedangkan tujuan UKS secara khusus adalah untuk mengupayakan
terciptanya lingkungan sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap dan membentuk perilaku baik peserta didik maupun
masyarakat di sekolah yang sehat dan mandiri. Selain itu juga untuk
meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha peningkatan kesadaran
kesehatan di sekolah dan di lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat
umum. Memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan
peserta didik yang di dalamnya
mencakup:
1. Berpengetahuan, bersikap, dan berketrampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat serta beradaptasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan;
2. Sehat fisik, mental, maupun sosial; dan
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkap terhadap pengaruh buruk
narkotika, alkohol, rokok, dan sebagainya.
Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik.
Tujuan khusus ini meliputi beberapa hal sebagai berikut :
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan
kesehatan di sekolah dan di perguruan agama, di rumah tangga maupun di
lingkungan masyarakat.
2. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan.
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal
yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya
(Tim Pembina Kesehatan Sekolah, 2010:8).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan UKS adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan hidup sehat peserta didik
agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
sehat, baik fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya
tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya
F. SASARAN UKS
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan:
Menurut tim Pembina Kesehatan Sekolah (2010: 9), sasaran pembinaan dan
pengembangan UKS meliputi:
K. ORGANISASI UKS
Menurut Kemendikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Tahun
2012, struktur organisasi UKS antara lain:
1. Tingkat Pusat
Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan
Masyarakat terdiri dari beberapa seksi yaitu: seksi kesehatan anak sekolah
dan mahasiswa, seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga
kesehatan, seksi pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya:
membuat program kerja melakukan koordinasi, melakukan bimbingan
dan pengawasan pelaksanaan UKS di seluruh Indonesia, mengusahakan
bantuan teknis dan materiil, bersama-sama dengan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang kesehatan pada
umumnya dan UKS pada khususnya, menyelenggarakan lokakarya,
seminar, rapat kerja diskusi penataran dan lain-lain.
2. Tingkat Provinsi
Fungsi dan tanggung jawabnya adalah sebagai koordinator pelaksana
UKS di tingkat provinsi yang meliputi: membuat rencana program kerja,
membuat bimbingan teknis, melakukan koordinasi dan pengawasan,
menerima laporan kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota melaporkan
kegiatan ke tingkat pusat,memberi bantuan materi dan keuangan ke
daerah dan lain-lain usaha yang dianggap perlu.
3. Tingkat Kota/Kabupaten
Penanggung jawab UKS pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Fungsi
dan tanggung jawabnya meliputi: membuat rencana kerja harian,
melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada
anak didik dan masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan
UKS di sekolah,melaporkan kegiatan ditingkat provinsi,
menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan, kursus UKS bagi guru,
murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk kerjasama yang ada
hubungannya dengan pelaksanaan UKS.
4. Tingkat Kecamatan
Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di Kecamatan diketuai oleh Camat.
Kemudian terdapat ketua I Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Tingkat Kecamatan. Ketua II Kepala Puskesmas. Ketua III
Penilik/Pendais/Pergurais/PPA/KUA. Ketua IV Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kecamatan. Ketua V Ketua Tim Penggerak PKK
Kecamatan. Kemudian terdapat Sekretaris Kecamatan beserta anggotanya
yakni; Kantor Kecamatan, Puskesmas, Kementerian Agama, dan PKK
Kecamatan.
5. Tingkat Sekolah
Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di Sekolah ditetapkan oleh Kepala
Sekolah. Keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah Desa/Kelurahan
(bertindak sebagai Pembina), Kepala Sekolah, Guru, Ketua Komite,
Komite Sekolah, Petugas UKS Puskesmas, Guru, dan Siswa.
Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang
menunjukkan perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan
tidak sehat yang tinggi lemak, gula, garam, rendah serat, meningkatkan risiko
hipertensi, diabetes melitus dan obesitas, dan sebagainya. Apalagi sebelum
makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan
masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh. Selain itu meningkatnya perokok
pemula, usia muda, atau usia peserta didik sekolah sehingga risikonya akan
mengakibatkan penyakit degeneratif. Perilaku tidak sehat lainnya yang
mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan bebas, sehingga terjerumus ke
dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau tindakan
kriminal. Apalagi perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak
sehat, seperti kurang bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan
masyarakatnya.
Tantangan lain tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri peserta didik
sendiri. Aktifitas fisik mereka kurang bergerak, olahraga pun kurang, malas
sehingga tidak bergairah baik di rumah maupun atau di sekolah. Peserta didik
pun cenderung lebih menyukai dan banyak menonton televisi, bermain
videogames, dan play station, sehingga mengakibatkan fisiknya kurang
bugar. Akibatnya mereka rentan mengalami sakit dan beresiko terhadap
berbagai penyakit degeneratif di usia dini. Untuk itu diperlukan fasilitas dan
program pendidikan jasmani atau olah raga memadai dan terprogram dengan
baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini sangat
mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak, berkreasi, dan
berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan
dan kebugaran fisiknya. Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi positif
terhadap kematangan emosi sosialnya. Guru atau orang tua perlu memberikan
bekal yang penting bagi peserta didik yaitu menciptakan kematangan emosi-
sosialnya agar dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan,
termasuk tantangan untuk berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan
mampu mengendalikan stress yang dialaminya, karena jika stress tidak
dikendalikan akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan akan
menjadi kendala untuk keberhasilan belajarnya.
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu