Anda di halaman 1dari 32

A.

Latar Belakang

Sekolah merupakan sebuah institusi yang terorganisasi dengan baik dan


sebagai wadah pembentukan karakter serta sebagai media yang mampu
menanamkan pengertian kebiasaan hidup sehat. Tak jarang melalui anak
didiknya,sekolah mampu memberikan pengaruh yang cukup baik dalam hal
berperilaku hidup sehat kepada para orang tua siswa. Sekolah merupakan
tempat yang baik untuk tumbuh dan kembangnya generasi penerus, maka
sekolah perlu memperhatikan hal-hal yang mendukung dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan, serta tercapainya status kesehatan, baik di
sekolah maupun di sekitar lingkungan hidupnya, sehingga mereka dapat
tumbuh secara harmonis,efisien, dan optimal, maka perlu diciptakan
lingkungan yang sehat dan memupuk kebiasaan hidup sehat. Perilaku hidup
sehat merupakan kebiasaan yang butuh ketelatenan dalam penanaman pada
setiap anak dan harus dimulai sedini mungkin.
Mengingat masyarakat sekolah merupakan bagian besar dari kehidupan
bermasyarakat, maka masalah kesehatan peserta didik merupakan salah satu
bidang yang sangat perlu diperhatikan. Untuk dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran, peserta
didik harus dalam kondisi yang sehat,baik secara jasmani maupun rohani agar
siap menerima semua pelajaran yang diberikan. Apabila peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran berada dalam keadaan tidak sehat atau
sakit, maka akan sulit untuk menerima pelajaran yang diberikan kepadanya
sehingga pembelajaran akan sulit mencapai tujuan secara optimal.
Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang
kesehatan ditegaskan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup peserta didik dalam lingkungan hidup sehat
sehingga peserta didik dapat belajar,tumbuh dan berkembang secara harmonis
dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia
yang berkualitas.Karena kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya
pendidikan itu berhasil sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat
mendukung terciptanya peningkatan status kesehatan seseorang,maka Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) sangatlah penting di sekolah karena sebagai pos
terdepan dalam pelayanan kesehatan dari pemerintah kepada peserta didik.
Pelaksana UKSadalah seseorang yang berdasarkan fungsinya tugas dan
kewajibannya ada hubungannya dengan peserta didik dan lingkungan
sekolah.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan kegiatan sekolah yang tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan di sekolah, baik untuk siswa maupun
guru/karyawan di sekolah tersebut. Menurut Ahmad Selvia (2009:1) Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) juga merupakan upaya pendidikan kesehatan yang
dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung jawab
dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing
untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari. Dengan telah diberlakukannya Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka berbagai program pelaksanaan UKS di
setiap daerah pada dasarnya diserahkan sepenuhnya kepada Tim Pembina
UKS di daerahnya masing-masing untuk menentukan prioritas programnya.
Berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS pusat, ternyata pelaksanaan
UKS sampai dengan saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya pemberdayaan tatanan
UKS pada setiap jenjang dalam rangka memantapkan pelaksanaan
programprogram UKS. Seperti yang kita ketahui, UKS merupakan salah satu
wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik sedini mungkin. Dengan adanya program dari pemerintah
tentang tingkat strata UKS, sekolah Kegiatan UKS salah satunya adalah
pelayanan kesehatan bagi warga sekolah. Dengan adanya pelayanan
kesehatan UKS di sekolah dasar maka peralatan UKS di sekolah dasar harus
memadai dan memenuhi standar yang ditentukan oleh pemerintah.Serta
sarana dan prasana UKS ini harus diperhatikan oleh setiap sekolah.
Keberadaan UKS di sekolah sangat bermanfaat dalam hal pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah, terutama pada aspek
status gizi dan kesehatannya. Hal ini disebabkan karena anak-anak usia
sekolah merupakan kelompok umur yang sangat rawan terhadap masalah gizi
dan kesehatan. Selain itu, siswa juga merupakan kelompok besar usia anak
yang wajib belajar. Pelaksana UKS didalam melakukan aktivitas di bidang
UKS, perlu memperhatikan dua aspek pokok, yaitu aspek fisik dan aspek
mental. Aspek fisik yang menyangkut aspek terlihat seperti bangunan
sekolah, peralatan, perlengkapan sekolah yang harus memenuhi syarat
kesehatan dan pemeliharaan serta pengawasan kebersihannya. Aspek mental
meliputi aspek pelaku atau penghuni sekolah atau warga sekolah yang
bersangkutan dengan UKS seperti siswa, guru, karyawan, termasuk petugas
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang terkandung di dalam program UKS
bertujuan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak didik,
mengetahui gangguan kesehatan sedini mungkin, dan upaya pencegahan
penyakit menular, serta rehabilitasi.

B. DEFINISI UKS
Menurut Notoatmojo (2007), pendidikan kesehatan dapat menghasilkan
perubahan atau peningkatan dan akan berpengaruh pada sikap dan perilaku.
Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan dapat meningkatkan
ketrampilan dalam melaksanakan hidup sehat. Sementara menurut Depkes RI
(2006), Usaha Kesehatan Sekolah adalah wahana belajar mengajar untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat, sehingga meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik yang harmonis dan optimal, agar menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan juga diarahkan
untuk membiasakan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap,
ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta aktif berpartisipasi
dalam usaha kesehatan baik lingkungan sekolah, di lingkungan rumah tangga
maupun lingkungan masyarakat

Pengertian UKS berbagai sumber


1. Usaha kesehatan sekolah atau UKS merupakan usaha yang dilakukan sekolah
untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu
sekolah.
2. Menurut Departemen Pendidikan & Kebudayaan,UKS adalah upaya membina
dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu
melalui program pendidikan dan yankes di sekolah, perguruan agama serta
usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
kesehatan dilin program Lingkungan sekolah.
3. Menurut Depkes RI: UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai
sasaran utama.UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada
gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.
4. Menurut Azrul Azwar: UKS adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang
menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah
dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan
kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar
anak sekolah setinggi-tingginya.
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan
bangsa-bangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang
memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial
yang optimal dari seseorang. Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal
45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan
hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya
manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri (2007), peserta didik itu harus sehat
dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang
bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam
proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart
dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan.
Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik
memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).
Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah segala usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur,
jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA/MAK
(Tim Pembina Kesehatan Sekolah, 2010: 7).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program
kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21
tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub
kelompok yaitu pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang di
maksud dengan UKS adalah usaha kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan
sekolah maupun yang di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah
peserta didik beserta masyarakat sekolah yang lainya yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta optimal, menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas.
C. Fungsi Usaha Kesehatan Sekolah
Fungsi menurut Drajat Martianto (2005: 5), yaitu sebagai:
1. Pusat pelatihan keterampilan P3K dan pencetak dokter kecil, perawat
kecil.
2. Media atau tempat pendidikan dan komunikasi gizi anak didik sehingga
sadar gizi dan untuk meningkatkan kesadaran prilaku hidup sehat.
3. Mitra kantin sekolah dalam menyelenggarakan makanan jajanan
yangbergizi,dan aman dikonsumsi bagi anak didik.
4. Mitra puskesmas dalam pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS),pemberian obat cacing, maupun program kesehatan lainya,bagi
anak didikkhusunya yang tinggal di perdesaan.
5. Mitra orang tua dalam kegiatan pendidikan gizi yang bersifat
nonkurikuler,dalam bentuk konseling gizi anak didik.
Daya guna UKS dapat dijadikan sebagai suatu usaha promotif dan
preventif kesehatan di sekolah dasar yang sesuai dengan tujuan tepat guna,
baik bagi peserta didik itu sendiri, bagi anggota masyarakat sekolah maupun
masyarakat lingkungan sekitar. Menurut Tim Esensi (2012: 5-6), dalam
pelaksanaannya UKS memiliki dua fungsi dasar yaitu:
1. Fungsi Pendidikan
UKS berperan dalam memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan
masalah-masalah kesehatan pada peserta didik.
2. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
a. Pemeriksaan kesehatan umum kepada murid dan warga sekolah.
b. Pencegahan penyakit menular, misalnya penyuluhan tentang gejala
penyakit dan pemberian masker.
3. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). UKS bisa menjadi tempat
pertolongan sementara untuk tindakan medis sebelum bantuan dari rumah
sakit/puskesmas.
4. Pengawas kebersihan sekolah. Lingkungan sekolah yang bersih adalah
syarat menciptakan lingkungan yang sehat.
5. Peningkatan kesehatan siswa dan warga sekolah. (pemberian vitamin,
makanan bergizi secara cuma-cuma).
Dari kedua definisi mengenai fungsi UKS dapat disimpulkan bahwa UKS
sangat berperan penting dalam tercapainya pendidikan kesehatan dalam
meningkatkan kesadaran peserta didik akan budaya hidup sehat. Pelatihan
dan keterampilan terhadap pencegahan, pertolongan dan pengawasan dalam
peningkatan kesehatan.Dapat juga dijadikan mitra kerjasama bagi orang tua
murid, kantin sekolah dan puskesmas dalam rangka mencapai kesehatan
manusia yang seutuhnya dan optimal.

D. RUANG LINGKUP UKS SMP


Ruang lingkup UKS adalah ruang ruang lingkup yang tercermin dalam
tiga program pokok usaha kesehatan sekolah (Trias UKS), yaitu pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah
sehat.Bagian-bagian jenis kegiatan tersebut termasuk dalam program kegiatan
UKS.Ada beberapa jenis kegiatan UKS dan jenis kegiatan UKS di
kelompokkan menjadi dua macam, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan UKS dan Trias UKS.
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya sadar untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat
baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau latihan yang diperlukan peranannya saat ini maupun
di masa yang akan datang.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah agar peserta didik memiliki
pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan
teratur; memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup
sehat; memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan
dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan; memiliki
kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan;
memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari; memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya
tinggi badan dan berat badan yang seimbang; mengerti dan dapat
menerapkan prinsipprinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan
kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari; memiliki daya
tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar; memilki tingkat kesegaran
jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan
tubuh yang baik terhadap penyakit (Ananto, 2006, Depdiknas, 2006).
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan di sekolah adalah upaya peningkatan (promotif),
pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)
yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada
khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Di bawah koordinasi guru
Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas
setempat (Ananto, 2006)
Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan penjaringan
(screening) antara lain pengukuran Tinggi Badan (TB), penimbangan
Berat Badan (BB), tes kesegaran jasmani, pemeriksaan mata (visus),
mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA). Pelayanan kesehatan ini
bertujuan dapat mengetahui gambaran keadaan kesehatan dan status gizi
remaja.
Menurut Tim Pembina UKS (2010:28-29), pelaksanaan pelayanan
kesehatan meliputi kegiatan-kegiatan antara lain :
1. Kegiatan peningkatan (promotif)
a. Latihan keterampilan teknis pemeliharaan kesehatan dan
pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran
kesehatan, antara lain: kader kesehatan sekolah, olahraga, kesenian,
berkebun dan lomba.
b. Pembinaan sarana lingkungan sekolah, antara lain: 1) pembinaan
warung sekolah, 2) lingkungan sekolah yang terpelihara dan 3)
pembinaan keteladanan berperilaku hidup sehat
2. Kegiatan pencegahan (preventif)
a. Memelihara kesehatan yang bersifat umum dan khusus
b. Penjaringan kesehatan bagi anak
c. Monitoring/memantau peserta didik
d. Usaha pencegahan penyakit menular
3. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)
a. Diagnose dini
b. Pengobatan pada penyakit
c. P3K dan P3P
d. Rujukan medis
Cara melakukan pelayanan kesehatan dilakukan dengan pendelegasian
kepada guru atau pembina UKS setelah ditatar atau dibimbing oleh petugas
Puskesmas selain itu pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan hanya oleh
petugas Puskesmas seperti misalnya imunisasi atau vaksinasi atau secara
terpadu dengan sekolah oleh petugas Puskesmas misalnya penyuluhan
kesehatan dan pemeriksaan berkala atau pelayanan kesehatan gigi di sekolah.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan, lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu unsur
penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena
lingkungan kehidupan yang sehat diperlukan untuk meningkatkan
kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan daya serap siswa
dalam proses belajar mengajar. Maka pembinaan lingkungan sekolah
sehat dilaksanakan melalui 7K. Menurut tim Pembina kesehatan sekolah
(2010: 10), pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, baik fisik,
mental, sosial maupun lingkungan yang meliputi:
a. Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan, kerindangan dan kekeluargaan).
b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas
asap rokok
c. pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, murid,
pegawai sekolah, orang tua murid dan masyarakat sekitar).
Menurut Ananto (2006: 63), program pembinaan lingkungan sekolah sehat
meliputi program pembinaan lingkungan fisik sekolah, lingkungan mental
dan sosial; pembinaan lingkungan keluarga; pembinaan masyarakat sekitar
dan program pembinaan unsur penunjang. Kegiatan yang dilakukan dalam
pembinaan lingkungan sehat lainnya seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN), pemeliharaan pertamanan, pembentukan Taman Obat Keluarga
(TOGA).
TRIAS SMP :
1. Pendidikan kesehatan
a. Pelatihan POKJAKES dan KADER kesehatan.
Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan di SMP NEGERI 3
Peterongan tahun pelajaran 2014-2015,UKS merencanakan
pelaksanaan kegiatan pelatihan/ penataran kesehatan bagi kader
kesehatan remaja (KKR) / anggota PMR dan guru yang terkait dalam
kegiatan UKS. Sedangkan waktu pelaksanaan akan disesuaikan
dengan kegiatan sekolah.Peserta kader diambilkan dari PMR dan seksi
kesehatan kelas, sedangkan untuk nara sumber mengundang penyaji
dari tim kesehatan puskesmas Peterongan. Dan guru UKS SMP
Negeri 3 Peterongan. Disamping itu juga mengirimkan kader untuk
mengikuti pelatihan jika ada pelatihan dari luar sekolah.
b. Pembinaan kader kesehatan remaja (KKR) / anggota PMR
Untuk mengaplikasikan kegiatan tersebut di SMPN 3 Peterongan,
kader kesehatan remaja (KKR) / anggota PMR akan dibekali pelatihan
dan dilakukan pembinaan dari sekolah oleh petugas UKS dan pembina
PMR. Pelaksanaan pembinaan akan di laksanakan sesuai dengan
jadwal yang akan ditetapkan.
c. HIV / AIDS
d. Bahaya Rokok, Alkohol dan Narkotika serta pencegahann
e. Penyuluhan kesehatan lingkungan
f. Ada buku pegangan guru tentang Pendkes.
g. Peran aktif “ Pendidik Sebaya” dlm PKHS
h. Program kemitraan Penkes dg instansi terkait (Puskesmas, PMI,
Kepolisian)
i. Pengenalan penggunaan obat yang benar

2. Pelayanan kesehatan
Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan siswa SMP NEGERI 3
Peterongan, untuk itu diperlukan pelayanan kesehatan dilingkungan
sekolah. Dalam hal ini program- program untuk mendukung peningkatan
pelayanan kesehatan dilingkungan sekolah dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendataan kesehatan siswa
b. Penjaringan/ skrening
c. Penanganan warga SMP Negeri 3 Peterongan yang kurang sehat
d. Konsultasi
e. Cek Up
f. Register Pemeriksaan Siswa
g. Rujukan ke Puskesmas / RS UNIPDU MEDIKA
h. Kegiatan Peningkatan Kesehatan (Promotif)
i. Adanya penyuluhan kesehatan oleh petugas Puskesmas, PMI dan
Kepolisian
j. Latihan keterampilan tekhnis kesehatan
k. Pelayanan konseling kesehatan remaja oleh konselor sebaya
l. Kegiatan Pencegahan (Preventif)
m. Pengobatan sederhana oleh dokter kecil
n. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan berkala 6 bulan sekali
o. Penjaringan kesehatan
p. Pengawasan penjaja makanan di sekitar sekolah
q. Pengawasan kantin/warung sekolah
r. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
s. Pemberian obat ringan
t. Diagnosa dini
u. Pengobatan pada penyakit
v. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit bagi yang sakit

3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat


3.1. Area Kegiatan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat meliputi:
3.1.1. Kantin sekolah
Kantin sekolah merupakan wahana pendidikan gizi dan
kesehatan, untuk itu diperlukan pemeriksaan kantin secara
rutin yang dilaksanakan minimal satu bulan sekali.
Hal hal yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Kebersihan tempat makan dan minum
2. Tanggal kedaluarsa makanan
3. Status gizi makanan
4. Tidak adanya kandungan bahan 6P dalam makanan
yang dilarang
Selain pemeriksaan jajanan kantin oleh tim UKS
sendiri,tim UKS juga akan bekerjasama dengan tim gizi
puskesmas dalam memberikan pembinaan secara rutin, selain
itu juga akan bekerjasama dengan laboratorium klinik dinas
kesehatan jombang dalam melakukan uji sampel makanan di
sekolah.
3.1.2 . Kamar mandi dan sanitasi lingkungan
Pemeriksaan kamar mandi / WC sehat akan
dilaksanakan secara rutin setiap satu bulan sekali.
Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan kamar mandi
sehat:
1. Bak mandi
2. Lantai kamar mandi
3. Kloset
4. Dinding / pintu kamar mandi
5. Bau
6. Jentik nyamuk
Selain itu UKS akan bekerjasama dengan pokja KM/WC
dalam menjaga kebersihan KM/WC.
3.1.3. Kerja bakti
Di SMP NEGERI 3 Peterongan setiap satu bulan sekali
tepatnya hari sabtu akan dilaksanakan kerja bakti yang
disebut sabtu bersih. Pelaksana kegiatan adalah semua warga
sekolah ( siswa, guru, pramu, TU,dan petugas lainnya).
Lingkungan sekolah yang dibersihkan adalah:
1. Ruang kelas
2. Kamar mandi
3. Laboratorium
4. UKS
5. Halaman/ taman
6. Perpustakaan
7. Kantin sekolah
8. Ruang guru
9. Mushollah
10. Tempat parkir

E. TUJUAN UKS
Menurut Kemendikbud (2012: 2) secara umum UKS bertujuan
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan
upaya meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta menjaga derajat
kesehatan peserta didik. Di satu sisi UKS bertujuan menciptakan lingkungan
yang sehat, sehingga perkembangan dan pertumbuhan peserta didik tercapai
dengan harapan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia yang berkualitas.
Sedangkan tujuan UKS secara khusus adalah untuk mengupayakan
terciptanya lingkungan sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap dan membentuk perilaku baik peserta didik maupun
masyarakat di sekolah yang sehat dan mandiri. Selain itu juga untuk
meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha peningkatan kesadaran
kesehatan di sekolah dan di lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat
umum. Memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan
peserta didik yang di dalamnya
mencakup:
1. Berpengetahuan, bersikap, dan berketrampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat serta beradaptasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan;
2. Sehat fisik, mental, maupun sosial; dan
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkap terhadap pengaruh buruk
narkotika, alkohol, rokok, dan sebagainya.
Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik.
Tujuan khusus ini meliputi beberapa hal sebagai berikut :
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan
kesehatan di sekolah dan di perguruan agama, di rumah tangga maupun di
lingkungan masyarakat.
2. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan.
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal
yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya
(Tim Pembina Kesehatan Sekolah, 2010:8).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan UKS adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan hidup sehat peserta didik
agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
sehat, baik fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya
tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya
F. SASARAN UKS
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan:

1. Sekolah taman kanak-kanak


2. Pendidikan dasar
3. Pendidikan menengah
4. Pendidikan agama
5. Pendidikan kejuruan
6. Pendidikan khusus(sekolah luar biasa)

Sementara pada tingkat Sekolah Dasar program UKS lebih diprioritaskan


pada kelas 1, 3, 6, antara lain dengan pertimbangan, pada kelas 1, merupakan
fase penyesuaian pada lingkungan sekolah baru, juga terkait imunisasi
ulangan. dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan
berbagai penyebab penyakit lebih besar, saat yang baik untuk diimunisasi
ulangan. Pada kelas 3, dengan tujuan evaluasi hasil pelaksanaan UKS pada
kelas, sementara pada kelas 6 sebagai persiapan kesehatan pada peserta didik
ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Menurut tim Pembina Kesehatan Sekolah (2010: 9), sasaran pembinaan dan
pengembangan UKS meliputi:

1. Sasaran primer : peserta didik


2. Sasaran sekunder : guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelola
pendidikan serta Tim Pembina UKS di setiap jenjang
3. Sasaran tertier : lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra-sekolah sampai
pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar
sekolah dan perguruan agama serta pondok pesantren beserta
lingkungannya (Purnomo Ananto, 2006:16-17).
G. Pembinaan UKS
Pembinaan program UKS, pada tingkat Kabupaten dan Kecamatan
dibentuk dengan membentuk tim pembina usaha kesehatan sekolah (TPUKS).
Beberapa kegiatan TPUKS tersebut antara lain meliputi:
1. Pembinaan sarana keteladanan gizi, seperti kantin sekolah.
2. Pembinaan sarana keteladanan lingkungan, seperti pemeliharaan dan
pengawasan pengelolaan sampah, SPAL, WC dan kamar mandi,
kebersihan kantin sekolah, ruang UKS dan ruang kelas, usaha mencegah
pengendalian vektor penyakit.
3. Pembinaan personal higiene peserta didik dengan pemeriksaan rutin
kebersihan kuku, telinga, rambut, gigi, serta dengan mengajarkan cara
gosok gigi yang benar.
4. Pengembangan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif dalam
pelayanan kesehatan antara lain dalam bentuk kader kesehatan sekolah
dan dokter kecil
5. Penjaringan kesehatan peserta didik baru
6. Pemeriksaan kesehatan secara periodic
7. Imunisasi, pengawasan sanitasi air, usaha P3K di sekolah
8. Rujukan medik, penanganan kasus anemia
9. Forum komunikasi terpadu dan pencatatan dan pelaporan Pelaksana
program UKS antara lain meliputi guru UKS, peserta didik, Tim UKS
Puskesmas, serta masyarakat sekolah (komite sekolah). Pada tingkat
Puskesmas, dengan seorang koordinator pelaksana terdiri dari dokter,
perawat, petugas imunisasi, pelaksana gizi, serta sanitarian.

H. Program Usaha Kesehatan Sekolah


Program Usaha Kesehatan Sekolah dapat dikelompokkan menjadi 3
bidang dan biasa disebut Trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan, usaha
pemeliharaan layanan kesehatan sekolah, dan menciptakan lingkungan
sekolah yang sehat.
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan menjadi salah satu materi pokok dalam
pembelajaran Pendidikan Jasmani yang dilaksanakan di sekolah Dasar
hingga lanjutan. Pendidikan kesehatan berarti menanamkan kebiasaan
hidup sehat dan mendorong anak-anak didik untuk turut serta dalam
usaha-usaha kesehatan dan bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
beserta lingkunganya (Soenarjo (2002: 9-10)).
Kegiatan yang dijalankan disekolah adalah memberikan pengertian
tentang segala sesuatu yang bersangkutan paut dengan masalah kesehatan,
dan menanamkan dasar-dasar kebiasaan hidup sehat, serta mendorong
anak didik untuk ikut serta secara aktif dalam setiap usaha kesejahteraan
diri, keluarga, dan lingkungannya dengan cara mengintegrasikan
pendidikan kesehatan kedalam berbagai mata pelajaran yang relevan, dan
semua kegiatan yang dilakukan disekolah. Mata pelajaran yang sangat
relevan adalah Pendidikan Jasmani atau Olahraga dan Kesehatan.
Selanjutnya menurut Depdiknas (2006: 37-45) pelaksanaan pendidikan
kesehatan di sekolah dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler. Adapun pemaparannya sebagai berikut:
a. Kegiatan Kurikuler.
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah
pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran. Pelaksanaannya diberikan
melalui peningkatan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan
kesehatan. Menteri pendidikan kesehatan yang diberikan mencakup:
1) Kebersihan dan Kesehatan Pribadi,
2) Makanan dan minuman sehat,
3) Kebersihan lingkungan (sekolah dan rumah),
4) Keselamatan diri didalam dan diluar rumah,
5) Mengenal UKS dan programnya,
6) KMS-AS (Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah),
7) Cara membuang sampah dan air limbah yang benar,
8) Rumah sehat,
9) Mengenal penyakit yang banyak menyerang anak usia sekolah
serta cara pencegahannya,
10) Pemeriksaan kesehatan berkala,
11) Pengenalan perubahan pada masa remaja, 12). P3P dan P3K.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler.
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaranbiasa
(termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah
ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain untuk memperluas
pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya.
Menurut Depdiknas (2006: 45-47) kegiatan ekstrakurikuler mencakup
kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat.
1) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan
kesehatan antara lain: Wisata siswa, Kemah (persami), Ceramah,
diskusi, Lombalomba antar kelas maupun antar sekolah,
(Bimbingan hidup sehat, Warung sekolah sehat, Apotik hidup, dan
Kebun sekolah
2) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan sekaligus merupakan upaya pendidikan bimbingan
hidup sehat berupa:Penyuluhan keterampilan, latihan keterampilan
antara lain: Dokter Kecil,Kader Kesehatan Remaja, Palang Merah
Remaja, dan Saka BaktiHusada/Pramuka/Santri
Husada,Membantu kegiatan posyandu pada masa liburan sekolah.
3) Kegiatan ektrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat: Kerja bakti kebersihan,
Lomba sekolah sehat,Lomba yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan,Pembinaan kebersihan lingkungan
mencakup pemberantasan sumber penularan penyakit,Piket
sekolah seperti dalam pelaksanaan 5K.
2. Pelayanan Kesehatan
Dalam program Trias UKS yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan
ini bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan
hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah tejadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
c. Menghentikan proses penyakit dan mencegah komplikasi akibat
penyakit, kelainan, pengembalian fungsi dan kemampuan peserta
didik yang cedera agar dapat berfungsi optimal.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah dilaksanakan oleh TIM
Kesehatan dari puskesmas bekerja sama dengan guru dan kader kesehatan
sekolah. Pelayanan kesehatan di sekolah dilaksanakan secara
komprehensif, dengan mengutamakan kegiatan promotif dan preventif
serta didukung kegiatan kuratif dan rehabilitative untuk mencapai derajat
kesehatan optimal meliputi:
a. Kegiatan promotif (peningkatan) yang dilaksanakan melalui
penyuluhan kesehatan dan latihan ketrampilan yang dilaksanakan
secara ekstrakulikuler,yaitu:
1) Latihan keterampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan,
dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan
kesehatan seperti dokter kecil, Kader Kesehatan Remaja, Palang
Merah Remaja, dan Saka Bhakti Husada.
2) Pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah
seperti pembinaan kantin sekolah sehat dan pembinaan lingkungan
sekolah yang terpelihara dan bebas faktor pembawa penyakit.
3) Pembinaan keteladanan berpilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
b. Kegiatan preventif (pencegahan) yang dilaksanakan melalui kegiatan
peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai
penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada
tahap dini sebelum timbul penyakit, yaitu:
1) Pemliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun khusus untuk
penyakit tertentu, seperti DB, kecacingan, dan muntaber,
2) Penjaringan kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah,
3) Pemeriksaanberkala kesehatan 6 bulan sekali,
4) Monitoring petumbuhan peserta didik, Usaha pencegahan penularan
penyakit dengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan
kebersiham lingkungan sekolah,
5) Konseling kesehatan remaja di sekolah oleh kader kesehatan
sekolah, guru BK, dan Puskesmas oleh dokter Puskesmas atau
tenaga keshatan lain.
c. Kegiatan rehabilitative (penyembuhan) yang dilakukan melalui
kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit
atau untuk meningkatkan kemampuan pesrta didik yang cedera atau
cacat dapat berfungsi optimal, yaitu: 1) Diagnose dini,2) Pengobatan
ringan, 3) Pertolongan pertama pada kecelakaan atau penyakit, dan 4)
Rujukan medis.
I. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah bertujuan untuk mewujudkan lingkungan
sehat yang memungkinkan setiap warga sekolah mencapai derajat kesehatan
setinggi-tingginya dalam rangka mendukung tercapainya proses belajar
maksimal bagi peserta didik. Dalam menciptakan lingkungan kehidupan
sekolah yang sehat, menurut Soenarjo (2002:13), komponen atau unsur utama
masyarakat sekolah adalah siswa, guru, dan pegawai sekolah (penjaga
sekolah).
Dalam kegiatan belajar mengajar, ketiga komponen itu saling
berinteraksi. Lingkungan sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak-anak. Lingkungan
sekolah itu terdiri dari dua unsur yakni fisik dan non fisik, antara lain;
bangunan sekolah (gedung sekolah, fasilitas, usaha perbaikan kesehatan, dan
pekarangan sekolah), halaman, ventilasi, kantin, kebisingan, hubungan yang
baik antara guru, siswa, dan pegawai sekolah, hubungan yang baik antara
masyarakat sekolah dengan masyarakat luar, terutama dengan orang tua siswa

J. Fasilitas/Sarana dan Prasarana UKS


Sarana dan prasarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) meliputi ruangan,
alat pemeriksaan kesehatan, alat-alat P3K, dan obatobatan. Secara rinci
sarana yang dibutuhkan dalam ruang UKS adalah meja obat/ meja alat
kedokteran, bed pemeriksa, meja dan kursi petugas UKS, sekat pembatas/
gurden, lemari obat atau kotak obat, alat pengukur tinggi badan, wastafel,
ember plastik untuk menampung bekas, pembalut dan lain-lain. Sedangkan
alat pemeriksaan yang dibutuhkan seperti stestoskop, tensimeter,
thermometer, lampu senter, Snellen‟s test chart, dan alat-alatPPPK.
Untuk standar normal peralatan pertolongan pertama seharusnya dapat
memenuhi setiap kebutuhan yang muncul secara tiba-tiba dan tidak diduga.
Oleh karena itu peralatan P3K meliputi kapas, perban atau pembalut, kasa
seteril, plester, tensoplas, kain segitiga, obat merah dan gunting kecil atau
besar, pinset, dan lain-lain (Suparyanto, 2012). Perlengkapan P3K dibutuhkan
pada saat perjalanan untuk menghindari masalah yang lebih serius jika terjadi
kecelakaan. Berikut beberapa perlengkapan P3K yang umumnya harus
tersedia di ruang UKS :
1. Plester luka (band aid)
2. Obat antiseptik (obat merah atau betadine) dan alkohol
3. Kain pembalut, kapas steril, kasa steril, perban kain, perban plastik,
plester.
4. Bidai atau spalk
5. Gunting, pisau kecil, peniti
6. Sabun antiseptik
7. Snake bite kit untuk mengantisipasi gigitan ular
8. Obat anti malaria
9. Obat-obatan yang umum digunakan (obat penghilang rasa sakit, sakit
kepala, demam, influenza, batuk, maag, alergi, sakit perut, dan lain-lain).
10. Krim anti sinar matahari (sunscreen)
11. Krim untuk luka bakar (bioplacenton),
12. Obat-obatan pribadi dan obat-obatan sehari-hari yang diperlukan adalah
seperti obat penawar nyeri atau sakit kepala, obat sakit perut/diare, obat
maag, obat anti alergi, obat merah, tetes mata, salep kulit, dan lain-lain.

K. ORGANISASI UKS
Menurut Kemendikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Tahun
2012, struktur organisasi UKS antara lain:
1. Tingkat Pusat
Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan
Masyarakat terdiri dari beberapa seksi yaitu: seksi kesehatan anak sekolah
dan mahasiswa, seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga
kesehatan, seksi pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya:
membuat program kerja melakukan koordinasi, melakukan bimbingan
dan pengawasan pelaksanaan UKS di seluruh Indonesia, mengusahakan
bantuan teknis dan materiil, bersama-sama dengan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang kesehatan pada
umumnya dan UKS pada khususnya, menyelenggarakan lokakarya,
seminar, rapat kerja diskusi penataran dan lain-lain.
2. Tingkat Provinsi
Fungsi dan tanggung jawabnya adalah sebagai koordinator pelaksana
UKS di tingkat provinsi yang meliputi: membuat rencana program kerja,
membuat bimbingan teknis, melakukan koordinasi dan pengawasan,
menerima laporan kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota melaporkan
kegiatan ke tingkat pusat,memberi bantuan materi dan keuangan ke
daerah dan lain-lain usaha yang dianggap perlu.
3. Tingkat Kota/Kabupaten
Penanggung jawab UKS pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Fungsi
dan tanggung jawabnya meliputi: membuat rencana kerja harian,
melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada
anak didik dan masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan
UKS di sekolah,melaporkan kegiatan ditingkat provinsi,
menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan, kursus UKS bagi guru,
murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk kerjasama yang ada
hubungannya dengan pelaksanaan UKS.
4. Tingkat Kecamatan
Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di Kecamatan diketuai oleh Camat.
Kemudian terdapat ketua I Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Tingkat Kecamatan. Ketua II Kepala Puskesmas. Ketua III
Penilik/Pendais/Pergurais/PPA/KUA. Ketua IV Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kecamatan. Ketua V Ketua Tim Penggerak PKK
Kecamatan. Kemudian terdapat Sekretaris Kecamatan beserta anggotanya
yakni; Kantor Kecamatan, Puskesmas, Kementerian Agama, dan PKK
Kecamatan.
5. Tingkat Sekolah
Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di Sekolah ditetapkan oleh Kepala
Sekolah. Keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah Desa/Kelurahan
(bertindak sebagai Pembina), Kepala Sekolah, Guru, Ketua Komite,
Komite Sekolah, Petugas UKS Puskesmas, Guru, dan Siswa.

Sehingga secara umum struktur organisasi UKS meliputi:


1. Tim Pembina Pembinaan dan pengelolaan UKS yang dilaksanakan dalam
organisasi UKS adalah tim Pembina dan tim pelaksana. Menurut Purnomo
Ananto dkk (1996: 5-6), untuk melaksanakan tugas pembinaan dan
pengembangan UKS secara terpadu dan terkoordinasi, maka dibentuk tim
pembina UKS pada setiap jenjang pemerintahan yaitu :
a) Tim pembina UKS Tingkat Pusat ;
b) Tim pembina UKS Tingkat Propinsi (Dati I)
c) Tim pembina UKS Tingkat Kab/Kodya/Kotip (Dati II) dan
d) Tim pembina UKS Tingkat kecamata
e) Untuk di sekolah/madrasah/pondok pesantren, dinamakan Tim
Pelaksana UKS
2. Struktur organisasi tim pelaksana UKS di Sekolah/Madrasah/Pondok
pesantren yang telah dibakukan adalah sebagai berikut: \
a) Pembina : Kepala Desa/Lurah (Surat Edaran Mendagri No.
411.5/2057/PUOD, 4 Juni 1988).
b) Ketua : Kepala sekolah/Madrasah/Pondok pesantren
c) Ketua I : Unsur Pemerintah Desa/Kelurahan/LKMD
d) Ketua II : Unsur BP3/POMG/Komite
e) Sekretaris : Unsur Guru
f) Anggota : Unsur Puskesmas dan unsur pengurus OSIS (dokter
kecil/kader kesehatan remaja).
3. Struktur organisasi tim Pembina UKS tingkat Kecamatan, yang bertugas
langsung membina sekolah dan madrasah di wilayah kerjanya adalah :
a) Ketua : Camat
b) Ketua I : Kakandep Dikbud Kecamatan
c) Ketua II : Kepala Puskesmas
d) Ketua III : Penilik/Pendaris/Pergurais/PPA
e) Ketua IV : Kepala Dinas P dan K tingkat kecamatan atau UPTD
Pendidikan tingkat kecamatan
f) Ketua V : Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan
g) Sekretaris : Staf Kecamatan
h) Anggota : Unsur Kandep Dikbud, unsur Puskesmas, Unsur Depag,
unsur Dinas PP/PK, dan unsur PKK Kecamatan.
L. Peran sekolah dalam meningkatkan kesehatan

Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang
menunjukkan perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan
tidak sehat yang tinggi lemak, gula, garam, rendah serat, meningkatkan risiko
hipertensi, diabetes melitus dan obesitas, dan sebagainya. Apalagi sebelum
makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan
masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh. Selain itu meningkatnya perokok
pemula, usia muda, atau usia peserta didik sekolah sehingga risikonya akan
mengakibatkan penyakit degeneratif. Perilaku tidak sehat lainnya yang
mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan bebas, sehingga terjerumus ke
dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau tindakan
kriminal. Apalagi perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak
sehat, seperti kurang bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan
masyarakatnya.

Tantangan lain tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri peserta didik
sendiri. Aktifitas fisik mereka kurang bergerak, olahraga pun kurang, malas
sehingga tidak bergairah baik di rumah maupun atau di sekolah. Peserta didik
pun cenderung lebih menyukai dan banyak menonton televisi, bermain
videogames, dan play station, sehingga mengakibatkan fisiknya kurang
bugar. Akibatnya mereka rentan mengalami sakit dan beresiko terhadap
berbagai penyakit degeneratif di usia dini. Untuk itu diperlukan fasilitas dan
program pendidikan jasmani atau olah raga memadai dan terprogram dengan
baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini sangat
mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak, berkreasi, dan
berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan
dan kebugaran fisiknya. Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi positif
terhadap kematangan emosi sosialnya. Guru atau orang tua perlu memberikan
bekal yang penting bagi peserta didik yaitu menciptakan kematangan emosi-
sosialnya agar dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan,
termasuk tantangan untuk berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan
mampu mengendalikan stress yang dialaminya, karena jika stress tidak
dikendalikan akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan akan
menjadi kendala untuk keberhasilan belajarnya.

Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam kesehatan


fisik dan jiwanya tersebut sekolah memilkki peran yang penting untuk
menciptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didik. Upaya yang
dilakukan antara lain dengan menciptakan lingkungan “Sekolah Sehat”
(Health Promoting School/HPS) melalui UKS. Konsep inilah yang oleh
Badan Kesehatan Dunia WHO disebut HPS (Health Promoting Schools) atau
Sekolah Promosi Kesehatan sehingga “a health setting for living, learning and
working” dengan tujuan (goal) “Help School Become Health Promoting
Schools.” Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga
sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan atau mempromosikan
derajat kesehatan peserta didiknya.

Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu

1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan


sekolah, yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat
maupun organisasi-organisasi di masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman,
meliputi sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk
kekerasan, bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat
berbahaya, suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan
percaya. Diciptakannya pekarangan sekolah yang aman, adanya dukungan
masyarakat sepenuhnya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum
yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagai keterampailan
hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu,
memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun
orang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan
kesehatan di sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan dan
perkembangan, imunisasi, serta pengobatan sederhana. Selain itu,
mengadakan kerja sama dengan puskesmas setempat, dan mengadakan
program-program makanan begizi dengan memperhatikan ‘keamanan’
makanan.
5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang
didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses
pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat
bagi seluruh masyarakat sekolah. Kebijakan berikutnya memberikan
pelayanan yang ada untuk seluruh peserta didik. Terakhir. kebijakan-
kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkotika termasuk
alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/peleceha
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi
di masyarakat. Cara lainnya berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan masyarakat.

Upaya mengembangkan “Sekolah Sehat” (Health Promoting School/HPS)


melalui program UKS perlu disosialisasikan dan dilakukan dengan baik.
melalui pelayanan kesehatan (yankes) yang didukung secara mantap dan
memadai oleh sektor terkait lainnya, seperti partisipasi masyarakat, dunia
usaha, dan media massa. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses
pembelajaran harus menjadi HPS, yaitu sekolah yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan warga sekolahnya. Upaya ini dilakukan karena sekolah
memiliki lingkungan kehidupan yang mencerminkan hidup sehat. Selain itu,
mengupayakan pelayanan kesehatan yang optimal, sehingga terjamin
berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik dan terciptanya kondisi
yang mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk beperilaku
hidup sehat. Semua upaya ini akan tercapai bila sekolah dan lingkungan
dibina dan dikembangkan. Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilakukan
melalui pemeliharaan sarana fisik dan lingkungan sekolah, melakukan
pengadaan sarana sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan yang
bersih dan sehat, melakukan kerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah
yang mengandung lingkungan besih dan sehat, dan melakukan penataan
halaman, pekarangan, apotik hidup dan pasar sekolah yang aman.

Upaya lain yang dilakukan dalam pembinaan lingkungan sekolah sehat


dan promosi gaya hidup sehat melalui pendekatan life skills education atau
pendidikan kecakapan hidup. Setiap individu akan mengalami kehidupan
yang sehat fisik dan mentalnya apabila dapat menuntaskan tugas-tugas
perkembangan sesuai dengan usianya. Implikasi tugas perkembangan ini
terhadap pendidikan adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan perlu
disusun struktur kurikulum yang muatannya dapat memfasilitasi
perkembangan kesehatan sebagai suatu kecakapan hidup (life skills).
Kecakapan hidup adalah kecakapan yang diperlukan untuk hidup. yang
meliputi pengetahuan, mental, fisik, sosial, dan lingkungan untuk
mengembangkan dirinya secara menyeluruh untuk bertahan hidup dalam
berbagai keadaan dengan berhasil, produktif, bahagia, dan bermartabat. WHO
atau World Health Organization) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai
keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku
positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan
dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Selain itu, dapat
membantu seseorang menarik keputusan yang tepat, berkomunikasi secara
efektif, dan membangun keterampilan mengelola diri sendiri yang dapat
membantu mereka mencapai hidup yang sehat dan produktif. Sedangkan
UNICEF memberikan definisi tentang kecakapan hidup yang merujuk pada
kecakapan psiko-sosial dan interpersonal yang dapat membantu orang untuk
mengambil keputusan yang tepat, berkomunikasi secara effektif,
memecahkan masalah, mengatur diri sendiri, dan mengembangkan sikap
hidup sehat dan produktif.

M. Kebijakan dalam peningkatan implementasi dalam peningkatan usaha


kesehatan sekolah

Untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik,


maka program peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat
akan terus dilaksanakan. Sehingga dapat terbentuk peserta didik yang sehat
dan bugar serta sekolah yang memenuhi standar sekolah sehat. Cara yang
dilakukan adalah mengoptimalkan berbagai upaya pengembangan sekolah
sehat antara lain dilakukan upaya peningkatan kemampuan profesionalisme
guru dan tenaga pendidik melalui berbagai pelatihan, bimbingan dan
penyuluhan, serta upaya-upaya sosialisasi dan implementasi di bidang UKS,
pendidikan kesehatan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan jasmani dan
kebugaran jasmani. Mengefektifkan pengkajian dan pengembangan
pendidikan antara lain dengan lebih memfokuskan upaya pengkajian dalam
rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat, melaksanakan evaluasi yang
sesuai dengan upaya peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan
sekolah sehat. Mengintensifkan pengkajian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi antara lain dengan memantapkan pengembangan
program dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan melaksanakan
pengkajian dan pengembangan bidang pengukuran, standarisasi, evaluasi
dalam rangka upaya peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah
sehat. Meningkatkan kegiatan analisis kajian kesegaran jasmani, pendidikan
jasmani dan pendidikan rekreasi yang dapat bermanfaat langsung bagi peserta
didik, tenaga kependikan dan masyarakat serta menunjang peningkatan mutu
pendidikan.
N. Prinsip Pengelolaan UKS
1. Mengikutsertakan peran serta masyarakat sekolah, yang antara lain
meliputi guru, peserta didik, karyawan sekolah, Komite Sekolah (orang
tua murid).
2. Kegiatan yang terintegrasi, dengan pelayanan kesehatan menyeluruh yang
menyangkut segala upaya kesehatan pokok puskesmas sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta
didik.
3. Melaksanakan rujukan, dengan mengatasi masalah kesehatan yang tak
dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau
rumah sakit.
4. Kolaborasi tim, dengan melibatkan kerja sama lintas sektoral dengan
pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
Cholid Narbuko. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Depdiknas. (2006). Panduan Pengembangan UKS. Jakarta: Depdiknas.
Depkes. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah. Jakarta:
Depkes.
Djonet Soetatmo. (1982). Pengantar Kesehatan Sekolah untuk SPG/SGO/SGPLB.
Jakarta: Pettsajaya.
Drajat Martianto. (2005). Menjadikan UKS Sebagai Upaya Promosi Tumbuh
Kembang Anak Didik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ibrahim Bafadal. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah, Teori, dan
Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.
Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kemendikbud. (2012). Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.
Nanang Martanto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Standar Sarana dan Prasarana SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/Mi
Soenarjo. (2002). Usaha Kesehatan Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suharsimi Arikunto. (1997). Operasional Variabel Penelitian. Bandung: Rineka
Cipta.
Suharsimi Arikunto, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sukandarumidi. (2006). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah. (2010). Pedoman Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Universitas Negeri Yogyakarta. (2011). Pedoman Penulisan Tugas Akhir.

Anda mungkin juga menyukai