PROPOSAL PENELITIAN
JAKARTA PUSAT
OLEH :
EVA MELIANA
NPM : 2010727187
3 FEBRUARI 2012
MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2012
PERYATAAN PERSETUJUAN
Proposal Penelitian ini telah disetujui dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing Bapak Muhammad
Hadi, SKM, MKep, dengan judul proposal gambaran epidemiologi Penyakit diare pada anak
Muhammadiyah Jakarta.
Pembimbing
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya penulis
Laporan proposal penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
tugas akhir semester pada Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Dalam penulisan proposal penelitian ini penulis memperoleh banyak bimbingan, saran, dan
bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada Muhammad Hadi, SKM, MKep atas segala
jerih payah beliau membimbing penulis selama penulisan hingga selesainya proposal penelitian
ini.
Penulis
DAFTARISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 3
A. Kerangka Konseptual............................................................... 23
A. Jenis Penelitian................................................................... . 26
C. Lokasi............................................................................... ... 27
F. Analisa Data....................................................................... . 27
LAMPIRAN ................................................................................................... 30
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan masyarakat
Indonesia, baik ditinjau dari segi angka kesakitan maupun angka kematiannya. Penyakit ini
dapat menyerang semua golongan umur dengan angka kesakitan berkisar 280 per 1000 penduduk
dan untuk balita menderita satu sampai satu setengah kali episode diare setiap tahunnya atau
Angka kematian diare pada semua umur selama dasawarsa terakhir dapat diturunkan dari 110,1
( 1995). Sedangkan kematian karena diare pada kelompok balita diturunkan dari 5,7 per seribu
balita menjadi 2,5 per seribu balita pada episode yang sama. (Dep. Kes.RI,1998)
Bedasarkan UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang ditetapkan bahwa pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
seiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan
berkesinambungan.
Diare dapat timbul dalam bentuk KLB dengan jumlah penderita dan kematian yang besar.
Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 proporsi penyakit infeksi
dan parasit sebagai penyebab kematian adalah 22,7%. Kematian bayi dibawah umur 1 tahun
33,5% disebabkan oleh gangguan prenatal dan 32,1% oleh penyakit sistem pernapasan. Diare
sebagai bagian dari kelompok penyakit infeksi dan parasit, proporsinya sebesar 9,6 % sebagai
Pada kematian anak balita golongan umur 1-4 tahun, proporsi penyebab kematian paling tinggi
adalah penyakit sistem pernapasan yaitu sebesar 38,8%, kemudian penyakit diare serta
Kematian anak pada kelompok umur 1-4 tahun terutama disebabkan oleh penyakit infeksi dan
parasit dengan proporsi sebesar 44,7%, pernapasan 13%. Sedangkan pada kelompok umur 15-34
tahun, penyakit infeksi dan parasit menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian
yaitu sebesar 36,5%, berturut-turut infeksi dan parasit lain 16,8%, kemudian TBC 13,9%.
Tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
antara lain kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi, kependudukan,
pendidikan, faktor musim dan geografi daerah, keadaan sosial pencegahan pemberantasan
penyakit diare tidak akan berhasil baik tanpa adanya kesadaran yang tinggi dari masyarakat
untuk ikut berpartisipasi didalamnya serta kesiapan petugas kesehatan dilapangan. yang ditandai
Gambaran Epidemiologi Penyakit Diare di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat pada
tahun 2004 menunjukkan bahwa angka kesakitan diare sebanyak 1.066 kasus.
Dengan melihat data di atas maka sangat penting sekali untuk dilakukan penelitian tentang
Gambaran Epidemiologi Penyakit Diare berdasarkan tempat, orang dan waktu pemberantasan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat suatu Rumusan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan mengetahui gambaran epidemiologi penyakit diare di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo
2. Tujuan Khusus
1) Diketahui hubungan antara karakteristik balita (umur, jenis kelamin, status gizi) terhadap
penyakit diare di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004.
penyakit diare di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004.
3) Diketahui hubungan antara faktor lingkungan (sumber air minum, jamban keluarga) terhadap
penyakit diare di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004
D. Ruang Lingkup
Mengingat luasnya masalah dan terbatasnya waktu serta kemampuan yang ada pada penulis,
maka penulis membatasi masalah yaitu bagaimanakah gambaran epidemiologi penyakit diare
pada anak balita dengan mewawancarai orang tua sebagai koresponden di Pulau laut RSAL Dr.
E. Manfaat Penelitian
1. Untuk Menambah ilmu pengetahuan tentang program penyakit menular khususnya penyakit
diare.
2. Sebagai bahan masukan untuk perencanaan dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit
diare dimasa yang akan datang di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Diare
Penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi
tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi gerak lebih dari biasanya, lazimnya
Penyebab penyakit diare bisa bermacam-macam yaitu antara lain infeksi, intoxikasi,
Bakteri, virus dan parasit adalah merupakan penyebab utama diare infeksius. Penyebab diare
karena infeksi dapat disebabkan oleh organisme yang berbeda-beda serta gejalanya sulit
a. Bakteri
Ada beberapa jenis bakteri yang merupakan penyebab paling penting penyakit diare terutama
b. Vibrio cholera
Vibrio cholera mempunyai 2 biotope yaitu tipe El Tor dan Mask selain itu ada 2 serotipe yaitu
Ogawa dan Inaba. Pada tauhn 1961 biotipe El Tor pernah menyebabkan pandemi ketujuh.
c. Shigella:
– Shigella flexneri, adalah kelompok yang paling sering terdapat di Negara berkembang.
– Shigella dysentriae tipe 1 adalah penyebab epidemi dengan angka kematian tinggi.
Pada umumnya Shigella hanya ditemukan pada manusia dan beberapa jenis binatang primata.
Penyebarannya melalui kontak langsung antara orang yang satu dengan orang yang lainnya.
Dengan dosis infeksius yang rendah (10 s.d 100 organisma) sudah dapat menyebabkan sakit.
Penularan penyakit terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Depkes RI,
1990).
d. Salmonella
Terdapat lebih dari 2.000 serotipe Salmonella, dimana sekitar 6 s.d 10 diantaranya menyebabkan
gastroenteritis pada manusia. Dalam hal ini binatang seperti misalnya unggas adalah reservoir
utama. Oleh karena itu penularan penyakit oleh Salmonella dapat terjadi apabila mengkonsumsi
makanan yang berasal dari hewan unggas, daging, telur dan susu. Gastroenteritis yang
diakibatkan Salmonella yang menyerang anak kecil relatif jarang terjadi di negara berkembang
dibanding dengan daerah industri. Hal ini dimungkinkan karena di negara berkembang pada
umumnya anak kecil jarang diberi makanan dalam kaleng yang merupakan media bagi
salmonella. Gastroenteritis yang diakibatkan Salmonella biasanya berbentuk diare cair akut
dengan diikuti rasa mual, nyeri perut dan demam (Depkes RI, (990).
Sampai saat ini sudah ditemukan lima kelampok Ecoli yaitu enterotoxigenic (ETEC),
enterohaemorrhagic (EPEC), enteroadherent (EAEC), enteroinvasive (EIEC), dan
enterohaemorrhagic (EHEC).
f. Infeksi Virus
Virus menyebabkan 50 % semua diare pada anak yang datang berobat kesarana kesehatan.
Rotavirus dapat menyerang sel-sel usus, mengubah fungsi dan regenerasinya. Keadaan ini
menyebabkan diare dan gejala umum misalnya malaise dan demam. Penyembuhan terjadi bila
g. Infeksi Parasit
Menurut Sunoto (1990) ada beberapa golongan protozoa yang dapat menyebabkan diare yaitu :
1. Entamoeba histolytica
Insiden penyakit ini bertambah sesuai dengan pertambahan usia. Infeksi ini sering salah
diagnosiskan sebab menentukan ptotozoa ini tidak mudah dan parasit ini sering dikira leukosit
polimorfonuklear. Penyebaran terjadi melalui makanan dan minuman. Kista E.histolytica sangat
2. Cyptosporidium
Cyptosporidium adalah parasit bentuk kokus yang ada pada awalnya dikenal sebagai penyebab
diare pada binatang. Mula-mula ditemukan sebagai penyebab diare cair pada yang menurun
kekebalan tubuhnya, khususnya penderita AIDS. Di negara berkembang parasit ini menyebabkan
4-11 % kasus diare pada anak Cryptosporidiasis ditularkan melalui jalur fekal-oral. (Depkes RI,
1990).
3. Giardia lamblia
Giardia lamblia tersebar luas di seluruh dunia, dengan angka prevalensi infeksi sampai 100 %
pada beberapa penduduk. Anak berumur 1-5 tahun paling sering dijangkiti. Infeksi Giardia
lamblia biasanya melalui makanan, minuman atau manular dari orang ke orang. Penularan dari
orang ke orang terjadi terutama pada anak yang tinggal di keluarga yang terlalu padat atau
C. Penyebab Lain
Selain beberapa penyebab di atas, diare juga bisa disebabkan oleh faktor faktor lain misalnya
obat, keadaan karena pembedahan, penyakit lain dan infeksi sistematik serta intoleransi
makanan.
lntoleransi makanan karena kekurangan laktase atau alergi terhadap makanan dapat
misalnya penyakit crohn dan beberapa jenis tumor dapat juga menimbulkan diare. (Depkes RI,
1990).
D. Cara Penularan
Agen infeksius yang menyebabkan penyakit diare biasanya ditularkan melalui jalur fecal-oral,
3. Beberapa faktor dikaitkan dengan bertambahnya penularan kuman enteropatogen perut termasuk
9. Tindakan penyapihan yang jelek (penghentian ASI yang terlaiu dini, susu botol, pemberian ASI
Ditinjau dari sudut epidemiologi, upaya mengukur frekwensi masalah kesehatan ini termasuk
dalam epidemiologi deskrihtif karena hanya sersifat menggambarkan tentang jumlah masalah
Beberapa ukuran frekwensi penyakit menurut Azrul Azwar adalah sebagai berikut :
1. Rate
"Rate" ialah perbandingan suatu peristiwa dibagi dengan jumlah penduduk memungkin terkena
peristiwa yang dimaksud (population at risk) dalam waktu yang sama yang dinyatakan dalam
persen atau permil. Runus yang dipergunakan untuk menghitung rate ialah :
Rate
Rate biasanya digunakan untuk menggambarkan morbiditas penduduk menderita suatu penyakit
naik atau turun disuatu daerah pada waktu tertentu. Beberapa ukuran rate yang biasanya
a. Insiden Rate
Insiden rate adalah jumlah penderita baru suatu, penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu (umunnya satu tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen
atau permil.
Isidenrate
contoh : pada suatu daerah dengan jumlah penduduk pada tanggal 30 Juli 1999 sebanyak seratus
ribu orang yang semuanya rentang terhadap penyakit, ditemukan laporan penderita baru sebagai
berikut : Bulan Januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan
b. Prevalen
Prevalen ialah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka tertentu ,disekelompok masyarakat tertentu. Dengan perkataan lain pada perhitungan nilai
prvalen dipergunakan jumlah seluruh penduduk. Ditinjau dari sudut ini, jelas bahwa angka
prevalen sebenamya bukan suatu rate yang murni, karena mereka yang tidak mungkin terkena
penyakit, juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum pervalen ini dibedakan atas dua
macam yakni:
Rumus yang dipergunakan untuk menghitung nilai period prevalen rate ialah:
contoh : suatu kantor dengan jumlah karyawarv sebanyak 100 orang, 20 orang diantaranya sejak
2 bulan yang lalu tidak masuk kantor karena menderita penyakit A, dan selanjutnya pada hari ini
30 orang lainnya terpaksa pulang karena juga menderita penyakit, Maka jawabnya:
Contoh : satu Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan mahasiswa sebanyak 100 orang, kemarin 5
orang mahasiswa menderita penyakit diare, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit
c. Atteck Rate
Rate
Contoh Dari 500 orang mahasiswa yang tercatat pacta FKM X temyata 100
Atteck Rate =
Atteck Rate atau angka serangan sebetulnya adalah suatu angka insiden tetapi ada angka
serangan resiko seseorang untuk mendapatkan penyakit eriangsung dalam waktu singkat, ini
mungkin karena faktor penyebab penyakit tersebut hanya bereaksi dalam tempo yang singkat
CFR =
Angka fatalitas biasa digunakan untuk melihat keganasan suatu penyakit dan dapat pula melihat
e. Ratio
"Ratio" merupakan suatu perbandingan yang pada umumnya dinyatakan sebagai berikut :
Ratio =
Misalnya sex ratio, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk perempuan. Ratio biasanya
digunakan untuk melihat kecenderungan ratio jumlah laki-laki terhadap jumlah perempuan pada
tahun tertentu, apakah lebih sedikit atau lebih banyak (Azrul Azwar, 1999).
f. Porsi
Proporsi" merupakan suatu perbandingan yang pada umumnya dinyatakan sebagai berikut :
Proporsi =
Misalnya, "proporsi penyakit diare di Rumah sakit A tahuan 1999 adalah 10 berarti jumlah
kejadian penyakit diare di Rumah sakit A tahun 1999 adalah dari seluruh kasus penyakit yang
ada di wilayah Rumah sakit A. Proporsi biasanya digunakan untuk mengukur angka suatu
penyakit terhadap penyakit lainnya. Semakin tinggi angka proporsi ini berarti semakin banyak
kejadian penyakit tersebut dibandingkan dengan penyakit lainnya dalam suatu wilayah dan
F. Epidemiologi Diare
Epidemiologi diare dapat diartikan sehagai suatu study menganai kejadian diare, penyebarannya
Penyakit diare lebih banyak menyerang golongan umur anak balita pada daerah endemis,
sedangkan pada waktu terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dapat menyerang semua golongan
semua umur. Kejadian diare di Indonesia diperkirakan 40-50 per 100 penduduk per tahun,
dimana 70 % - 80 % dari padanya terjadi pada golongan umur balita. Insiden tertinggi terdapat
pada usia dibawah 2 tahun (Sunoto, 1979 ; dalam Asnil dkk, 1982).
Penyebaran diare di suatu ternpat dengan tempat lainnya berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian diare itu diataranya keadaan geografis,
Secara teoritis diketahui bahwa penularan diare dipengaruhi oleh sanitasi dan hygiene
perorangan, namun adanya perbedaan insiden di suatu tempat juga dipengaruhi oleh spesifikasi
tempat tersebut. Misalnya tempat pemukiman kumuh dengan jumlah penduduk yang padat akan
lebih mudah terjadi penularan secara cepat bila dibandingkan dengan pemukiman lain yang tidak
padat.
Penyebaran diare dapat berada dalam frekwensi dan waktu tertentu. Variasi kajadian diare
rnenurnt waktu berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya. WHO pemah mengadakan
penelitian dimana diketahui bahwa insiden diare dipengaruhi oleh iklim (WHO, 1985).
Rumah Sakit, Balai Pengobatan, Puskesmas, berdasarkan laporan dari seluruh Indonesia adalah
penderita penyaklit diare serta terlihat pula adanya variasi musim hujan (September - Januari).
1. Faktor Gizi
Beratnya dan lamanya diare sangat dipengaruhi oleh status gizi penderita. Pada penelitian yang
cermat insiden diare pada anak bergizi kurang ternyata saran dengan anak yang gizinya baik.
Namun anak yang gizinya menderita diare lebih berat dan keluaran tinja lebih banyak sehingga
dehidrasi lebih berat. Juga diare pada anak bergizi kurang berlangsung lebih lama, sebagian
karena penyembuhan dan perbaikan kerusakan usus akibat infeksi lebih lambat terjadi pada anak
Jadi proses diare dan gizi kurang merupakan lingkaran setan. Diare mendorong anak ke arah gizi
kurang, dan gizi kurang mendorong anak ke arah diare yang lebih berat. Bila lingkaran ini tidak
diputus pada waktunya mungkin dapat amat berat atau karena infeksi lain menimbulkan
Jumlah penduduk yang padat dapat memudahkan terjadinya penularan diare. Kelompok usia di
bawah lima tahun merupakan kelompok umur yang paling banyak menderita diare. Penelitian
tentang hubungan pengetahuan, sikap dengan kejadian diare pada anak balita yang tinggal
bersama ibu dan jumlah anggota keluarga banyak mempunyai hubungan yang bermakna.
(Tandiyo, 1984).
Selain itu rumah tinggal dengan kepadatan 10 meter persegi atau lebih untuk tiap orang, didapati
kejadian diare anak balita 10,3 % di kota dan 9,7 % di desa. Sedangkan kepadatan kurang dari 10
tinggal di rumah maha seharusnya rumah memenuhi kebutuhan kondisi tempat tinggal yang
sehat. Rumah yang sehat dengan memenuhi tata ruang yang memenuhi syarat dapat menghindari
terjadinya dan menularnya penyakit. Kepadatan hunian adalah satu unsure kenyamanan tinggal
di rumah, perlu dipikirkan dan diupayakan 10 meter persegi atau lebih tiap orang, mengingat
kepadatan hunian termasuk factor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kejadian diare
anak balita. Dalam analisis ini hampir 60,% anak balita tinggal di rumah dengan kepadatan
kurang dari 10 meter persegi tiap orang. Anilisis faktor ini menunjukkan anak-anak balita yang
tinggal di rumah dengan kepadatan kurang dari 10 meter persegi tiap orang mempunyai resiko
menderita diare 1,37 kali dibanding anak balita yang tinggal di rumah dengan kepadatan 10
meter persegi atau lebih tiap orang. Risiko ini mengingat menjadi 1,85 setelah kepadatan hunian
berinteraksi dengan faktor sosial demografi dan lingkungan yang lain (Joko Iriantc dkk ; Analisis
Sosial ekonomi masyarakat yang rendah dapat mempengaruhi tingkat partisipasi aktif dalam
kesehatan, meningkatkan status gizi masyarakat. Hal ini merupakan faktor yang berhubungan
dengan kejadian diare di masyarakat. Selain itu masyarakat yang berpenghasilan rendah pada
umumnya mempunyai keadaan sanitasi dan hygiene perorangan yang buruk (Tandiyo, 1984).
Kebiasaan yang berhubungan dengan keberhasilan. adalah bagian terpenting dalam penularan
kuman diare, mengubah kebiasaan tertentu seperti mencuci tangan dapat memutuskan penularan.
Mencuci tangan dengan sabun terutama sesudah buang air besar dan sebelum menyiapkan
makanan atau makan, telah dibuktikan mempunyai dampak dalam kejadian diare dan harus
menjadi sasaran utama dalam pendidikan kebersihan, Sebagai contoh rotavirus dapat terdeteksi
dalam air mencuci tangan dari 79 % perawat pasien yang datang dan dirawat di sebuah rumah
Menurut Sunoto (1990) penurunan 14-48 % kejadian diare dapat diharapkan sebagai hasil
Kebiasaan adat istiadat dapat mempeugaruhi kesenatan individu. Oleh sebab itu faktor kebiasaan
merupakan faktor yang penting dalam penyebaran terjadinya penyakit diare antara lain
penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak saniter. Tindakan penyapihan yang jelek
(penghentian ASI yang terlalu dini, susu botol 4-6 bulan pertama) serta kebersihan perorangan
Kesehatan lingkungan rnerupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi kejadian diare di
masyarakat. Keadaan kesehatan lingkungan yang berkaitan erat dengan diare adalah pengadaan
Menurut Warsito Sidik (1986) tidak rnereukupinya kebutuhan air bersih akan menyebabkan
masyarakat menggunakan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan rumah
tangga sehari-hari. Hal ini dapat memudahkan masuknya kuman penyakit dan terkontaminasinya
rnakanan yang akan dikonsumsi masyarakat. penggunaan jamban yang tidak saniter akan
semudahkan cara penularan penyakit diare. Berdasarkan penelitian Sidik Wasito di Sumedang
menunjukkan bahwa pada kelompak keluarga yang membuang kotoran secara saniter
mempunyai angka terkena penyakit diare lebih rendah dibandingkan dengan keluarga yang
(minum) Sutrisno Eram (1977) meingatakan bahwa kejadian tersangka kolera ternyata lebih
tinggi di wilayah air dangkal (Kabupaten Sleman, Bantul dan Kodya Yogyakarta). Sedangkan
Sumantri dkb: (1979) mendapatkan dari 68 keluarga di pinggiran kota Semarang, sebanyak 17,65
% mempergunakan air minum "baik" dan 82,35 % air minum kotor (rakteri E. Col' positif)
Selain itu penggunaan jamban yang benar dapat mengurangi risiko diare lebih baik dari pada
perbaikan sumber air, walaupun dampak yang paling tinggi dapat diharapkan dari gabungan
kebersihan dan perbaikan sumber air. Hasil penelitian dampak proyek sumber air dan kebersihan
28 negara menunjukkan penurunan angka kesakitan diare 22-27 % dan penurunan angka
6. Faktor Musim
Penyakit diare adakalanya dipengaruhi oleh musim. Pada daerah yang bermusim tropis, diare
oleh bakteri cenderung terjadi lebih sering pada musim panas. Sedangkan diare oleh virus
terutama oleh rotavirus cenderung terjadi Sepanjang tahun dengan peningkatan kekerapan
sepanjang bulan musim kemarau. Sedangkan diare oleh bakteri cenderung memuncak pada
Faktor-faktor yang mempengaruhi diare kejadian diare pada masyarakat telah dirumuskan oleh
Direktorat Jenderal PPM & PLP Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai berikut :
Kejadian Diare
Sumber Depkes RI Ditjen PPM & PLP, Diare dan Upaya Pemberantasannya, 1981
BAB III
A. Kerangka Konseptual
Sesuai dengan masalah yang dibahas maka penulis mencoba menuangkan kerangka konsep atau
kerangka berpikir, dengan menggunakan hubungan yang paling dasar yaitu hubungan antar dua
Variabel yaitu variabel pengaruh (indevenden variabel ) atau variabel bebas dengan variabel
terpengaruh (deveneden variabel ) atau variabel terikat ( Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi,
KejadianDiare
B. Definisi Operasional
1. Definisi Diare
Kejadian diare adalah buang air besar, lembek cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari)
2. Umur
< 1 tahun
1 - 4 tahun
> 5 tahun
Definisi Operasional
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat diskriptif analistik dengan menggunakan pendekatan desain cross
sectional untuk mengetahi masalah kesehatan khususnya penyakit diare yang menimpa pada
masyarakat yang bertujuan untuk. Mengetahui gambaran tentang pola dan kecenderungan diare
pada anak balita di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004 dan
1. Populasi
Populasi datam penetitian ini adalah 1066 penderita diare yang berada dalam di Pulau laut RSAL
2. Sampel
Sampel datam penelitian ini adalah 10% dari 1066 populasi kasus diare yang tercatat dalam
laporan di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004 yaitu ± 107 anak balita
C. Lokasi
Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat alasan pemilihan lokasi ini
karena mudah dijangkau serta memiliki Jumlah Populasi yang memadai
D. Instrumen Penelitian
lnstrumen yang dipakai adalah data sekunder berupa arsip laporan bulanan program P2
diare. Dan data penunjang seperti W2 (Laporan Mingguan Wabah), laporan bulanan sistem
survailans terpadu, serta kasus diare yang dilaporkan oleh bidan desa dan kader diare petugas
puskesmas pembantu.
E. Pengumpulan data
dengan melihat dan membagi kuesioner) dan data sekunder yang tercatat di Pulau laut RSAL
Dr. Mintohardjo Jakarta pusat serta kasus yang dilaporkan oleh Bidan Desa, petugas
puskesmas pembantu, serta kader diare dari tahun 2004 yang ada di puskesmas Ciracas
Jakarta Timur
F. Analisa Data
Data dikumpulkan dan dianalisa serta secara manual dengan membuat tabal,
distribusi dan grafik dari tabel dan grafik itu dilakukan analisa dan interprestasi :
a. Analisa univariat
Untuk mengetahui gambaran penyakit diare dan distribusi berdasarkan karakteristik penderita
penyakit diare.
b. Analisa Bivariat
Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel dependen dan variabel independen dengan
Rumus =
= Statistik Chi Square
= Jumlah
LEMBAR PERTANYAAN
IDENTITAS RESPONDEN
Alamat : …………………………………………………………………...
……………………………………………………………………
Petunjuk Pengisian :
2. lsilah kotak kosong yang disediakan disamping pertanyaan dengan' memberi tanda ceklis (v)
3. Sebagai contoh : apabila ibu mengetahui ten tang penyakit diare isilah kolom sebelah kanan
dengan memberi tanda ceklis (v) yang anda anggap benar ? Contoh :
1) Tidak [v]
2) Ya [ ]
1. Pendidikan :
1. Tidak tamat SD [ ]
2. SD [ ]
3. SLTP [ ]
4. SLTA [ ]
5. Perguruan Tinggi [ ]
2. Pekerjaan :
1. PNS [ ]
2. Karyawan Swasta [ ]
3. Pedagang [ ]
4. Petani [ ]
5. Buruh [ ]
3. Jenis Kelamin :
1) Laki-laki [ ]
2) Perempuan [ ]
4. Status gizi :
1) Baik [ ]
2) Sedang [ ]
3) Buruk [ ]
5. Apakah anda mendengar atau mendapat penyuluhan dari petugas kesehatan tentang
pcnyakit diare ?
1. Pernah [ ]
2. Tidak Pemah [ ]
3. Tidak tahu [ ]
2. Padat [ ]
3. Bercampur darah [ ]
4. Cair/encer [ ]
8. Bila seorang anak menderita diare/mencret, berapa kali sehari ia buang air besar?
1) 1 kali [ ]
2) 2 kali [ ]
3) 3 kali [ ]
4) > 3 kali [ ]
1) Tidak tahu [ ]
2) Masuk angin [ ]
3) Cacingan [ ]
10. Menurut ibu, apakah anak yang diare dapat menularkan penyakitnya pada orang lain?
1) Tidak tahu [ ]
1) Tidak tahu [ ]
1) Tidak [ ]
2) Ya [ ]
13. Mcnurul ibu bagaimana cara mcncuci peralalan makanan yang benar?
1) Tidak tahu [ ]
14. Menurut anda, apa tindakan yang dilakukan petugas kesehatan di Puskesmas I Klinik
terhadap diare ?
1. Diberi oralit [ ]
3. Di infuse [ ]
4. Pertolongan lambat [ ]
15. Setelah diberi obat dari Puskesmas, apakah obat tersebut diberikan sesuai instruksi
dokter ?
1. Ya, diberikan [ ]
2. Kadang-kadangjika ingat [ ]
16. Menurut anda, berapa meter jarak yang benar antara We ke sumur ?
1. 1 m – 3 m [ ]
2. 4 m – 6 m [ ]
3. 7 m – 10 m [ ]
17. Menurut anda, sumber air minum yang baik berasal dari mana?
1. Air pam [ ]
2. Sumur gali [ ]
4. Air sungai [ ]
18. Jika anda tidak setuju, apa yang anda lakukan dalam pemberian makanan terhada
penyakit diare ?
1. Setuju [ ]
2. Tidak setuju [ ]
19. Jika anda tidak setuju, apa yang anda lakukan dalam pemberian makanan terhadap
1. Ditingkatkan [ ]
2. Biasa saja [ ]
3. Dikurangi [ ]
1. WC [ ]
2. Empang [ ]
4. Kebun / sawah [ ]
5. Sungai /se\okan [ ]