Proses transportasi darah dalam tubuh dapat digantikan oleh suatu mesin
dimana mesin tersebut menunjang kerja organ vital tubuh tertentu yaitu
klinis gagal ginjal kronik atau gagal ginjal terminal dimana fungsi penyaring
pada organ ginjal tidak bekerja sehingga berdampak sistemik pada organ-
organ lain ditubuh penderita. Oleh karena itu dialisa dibutuhkan oleh
aliran darah, sehingga dibuatkan hubungan diantara arteri dan vena (fistula
B. Etiologi
1
uremia, hiperkalemia berat, kelebihan cairan yang tidak responsive dengan
diuretic, asidosis yang tidak bisa diatasi, batu ginjal, dan sindrom hepatorenal.
C. Tujuan
D. Indikasi
Tidak ada petunjuk yang jelas berdasarkan kadar kreatinin darah untuk
apabila penderita sudah tidak sanggup lagi bekerja purna waktu, menderita
biasanya juga dapat dimulai jika kadar kreatinin serum diatas 6 mg/100 ml
pada pria , 4 mg/100 ml pada wanita dan glomeluro filtration rate (GFR)
berbaring ditempat tidur atau sakit berat sampai kegiatan sehari-hari tidak
dilakukan lagi.
a. Kegawatan ginjal
2
4. Hiperkalemia (terutama jika terjadi perubahan ECG, biasanya
K >6,5 mmol/l )
7. Ensefalopati uremikum
8. Neuropati/miopati uremikum
9. Perikarditis uremikum
11. Hipertermia
membran dialisis.
hemodialisis.
sehingga dialisis dianggap baru perlu dimulai jika dijumpai salah satu
muntah.
3
E. Kontraindikasi
6. Instabilitas hemodinamik
7. Koagulasi
8. Penyakit alzheimer
F. Prinsip
dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Ada tiga prinsip
Toksin dan zat limbah di dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi
dengan cara bergerak dari darah, yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke
dari dalam tubuh melalui proses osmosis. Pengeluaran air dapat dikendalikan
dengan menciptakan gradien tekanan: dengan kata lain, air bergerak dari
daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang lebih
tekanan negatif yang dikenal dengan ultrafiltrasi pada mesin dialisis. Tekanan
negatif diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan pengisap pada membran dan
4
memfasilitasi pengeluaran air. Karena pasien tidak dapat mengekskresikan
Prinsip dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi penderita gagal
hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin
dialiser (yang berfungsi sebagai ginjal buatan) untuk dibersihkan dari zat-zat
beracun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk
dialisis (dialisat).
tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun
di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses
darah akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul
5
Gambar 1. Skema Hemodialisa
pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Sedangkan tusukan
3. Lokasi pompa darah biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan
6
G. Komplikasi
1. Komplikasi akut
mual muntah, sakit kepala, sakit dada, sakit punggung, gatal, demam, dan
menggigil.
No Komplikasi Penyebab
7
charcoal
a. Pompa darah
Pompa ini berguna untuk memompa darah dari dalam tubuh ke alat
c. Ultrafiltrate path
zat terlarut, creatinin, dan zat tertentu lainnya dari darah pasien. Zat-zat
Cairan yang diambil oleh pompa ketiga, dipanaskan, dan dipompa kembali
e. Quinton catheter
8
Kateter ini memiliki ujung terbuka (bercabang). Masing-masing ujung
f. Hemofilter
g. Membran
semipermeabel.
h. Air detector
Detektor udara ini berguna untuk memantau blood path utama, memantau
kondisi darah sebelum kembali ke tubuh pasien agar tidak terdapat udara
j. Transducer
tekanan negatif, yaitu ketika darah ditarik ke luar tubuh pasien. Venous
9
berfungsi untuk mengukur tekanan yang berasal dari blood leak detector
k. Circuit heater
fluid bags, karena cairan pada replacement fluid bags akan terasa dingin
I. Prosedur
pasien, suatu mekanisme yang mentraspor darah ke dan dari dialisator, dan
produk sisa berlangsung). Cara utama yang masuk ke aliran darah pasien
terdiri dari :
a. Fistula aerteriovena
10
shunt lama masuk sering mengenai perdarahan
(mingguan 2. Dapat pada tempat masuk
atau bulanan) segera dipakai 2. Mengkaji kepatenan
untuk masuk masuk yang sering dan
ke vaskuler memperhatikan aliran darah
2. Masuk lewat shunt
dalam 3. Shunt merupakan tempat
beberapa jam potensial menjadi infeksi
Kateterisasi 1. Langsung 1. Aktifitas 1. Mengkaji klien yang
vena masuk klien tidak sering mengenai perdarahan
subclavia 2. Waktu terbatas pada tempat masuk
pendek atau 2. Hanya 2. Teknik sterilitas
panjang diperlukan diperlukan bila mengelola
satu kateter kateter
3. Perlu dibilas dengan
larutan heparin untuk
pemeliharaan kepatenan
ke system sirkulasi dicapai melalui salah satu dari beberapa pilihan: fistula
atau tandur arteriovenosa (AV) atau kateter hemodialisis dua lumen. Dua
fistula atau tandur AV. Kateter dua lumen yang dipasang baik pada vena
11
Gambar 2. Fistula (Arteriovenous Fistula)
Jika akses vaskuler telah ditetapkan, darah mulai mengalir, dibantu oleh
dalamnya sebagai darah yang belum mencapai dialiser dan dalam acuan
Pada kejadian hipotensi, darah yang mengalir dari pasien dapat diklem
dan plasma ekspander juga dapat disambungkan ke sirkuit pada keadaan ini
dan dibiarkan untuk menetes, dibantu dengan pompa darah. Infus heparin
12
Dialiser adalah komponen penting selanjutnya dari sirkuit. Darah
pertukaran cairan dan zat sisa. Darah yang meninggalkan dialiser melewati
detektor udara dan foam yang mengklem dan menghentikan pompa darah bila
terdeteksi adanya udara. Pada kondisi seperti ini, setiap obat-obat yang akan
diakhiri dengan mengklem darah dari pasien, membuka selang aliran normal
salin, dan membilas sirkuit untuk mengembalikan darah pasien. Selang dan
dialiser.
dan sarung tangan wajib untuk digunakan oleh perawat yang melakukan
hemodialisis.
(Brescia-) Cimino Fistula, melalui pembedahan yang cukup baik agar dapat
diperoleh aliran darah yang cukup besar. Fistula arteriovenosa dapat berupa
kateter yang dipasang di pembuluh darah vena di leher atau paha dan bersifat
temporer.
13
Gambar 3. Pemasangan selang inlet dan outlet
Kemudian aliran darah dari tubuh pasien masuk ke dalam sirkulasi darah
mesin HD yang terdiri dari selang Inlet/arterial (ke mesin) dan selang
dan kanula yang ditusukkan ke pembuluh darah pasien. Selama proses HD,
darah pasien diberi Heparin agar tidak membeku ketika berada di luar tubuh
Selama menjalani HD, posisi pasien dapat dalam keadaan duduk atau
diperlukan antara lain obat yang mengatasi anemia seperti suntikan hormon
eritropoetin serta pemberian zat besi. Selain itu obat yang menurunkan kadar
14
diperlukan sesuai kondisi pasien misalnya obat hipertensi, obat-obat antigatal,
vitamin penunjang (yang bebas fosfor maupun mineral yang tidak perlu).
15
BAB II
A. Pengkajian Keperawatan
pendidikan
BAK tidak lancar, mual, muntah, tidak nafsu makan, susah tidur
keracunan.
riwayat dehidrasi.
genogram 3 generasi.
16
menghilang serta impotensi, dipresi akibat sakit yang kronis dan
hemodialisis.
7. Pengkajian persistem
infertil
metabolik, kejang-kejang
tahan tubuh,
17
8. Pemeriksaan penunjang : Kadar kreatinin serum diatas 6 mg/dl
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre HD
ansietas
2. Intra HD
Nyeri akut
Risiko Infeksi
Risiko perdarahan
3. Post HD
Risiko infeksi
18
C. Rencana / intervensi keperawatan
Pre Hemodialisa
No Daftar Diagnosa NOC NIC
1 Resiko ketidakseimbangan elektrolit- Keseimbangan elektrolit dan asam Manajemen elektrolit
(00195) basa - Lakukan dialisis jika perlu
Domain : nutrisi - Keseimbangan cairan - Konsultasikan dengan ahli gizi untuk
Kelas : hidrasi - Hidrasi memberikan diet pembatasan natrium.
Definisi:Beresiko mengalami Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Pantau hasil laboratorium yang relevan
perubahan kadar elektrolit serum selama 1x24 jam pasien mampu untuk: terhadap retensicairan (misalnya,
yang dapat mengganggu kesehatan 1. Tercapainya keseimbangan elektrolit peningkatan berat jenis urine, peningkatan
dan asam-basa, dengan indikator: BUN, penuranan hematocrit dan
Faktor resiko - Jumlah elektrolit serum dalam batas peningkatan kadar osmolalitas urine)
- Defisiensi volume cairan normal - Observasi khususnya terhadap kehilangan
- Kelebihan volume cairan - Tanda-tanda vital seperti nadi dan cairan yang tinggi elektrolit (misalnya diare,
- Gangguan mekanisme regulasi pernapasan dalam batas normal. drainasse luka, pengisapan nasogastric,
(mis, diabetes insipidus, sindrom - pH urine dalam batas normal diaphoresis, dan drainasse ileustomi)
ketidaktepatan sekresi hormon2. Tercapainya keseimbangan cairan, - Laporkan abnormalitas elektrolit
antidiuretik) dengan indikator: Pemantauan elektrolit
- Muntah - Tidak ada asites - Observasi khususnya terhadap kehilangan
- Disfungsi ginjal - Tidak ada edema perifer cairan yang tinggi elektrolit (misalnya diare,
- Berat badan dalam keadaan stabil drainase luka, pengisapan nasogastrik,
- Mempertahankan output urine yang diaforesis, draninase ileostomi)
sesuai dengan usia dan BB, BJ urine - Kaji ekstremitas atau bagian tubuh yang
normal, HT normal edema terhadap gangguan sirkulasi dan
3. Mempertahankan hidrasi yang integritas kulit
adekuat, dengan indikator: - Pantau secara teratur lingkar abdomen dan
- Tidak mengalami haus yang tidak ekstremitas
19
normal
- Menunjukkan hidrasi yang baik Manajemen cairan
(membran mukosa lembab, mampu - Pantau status hidrasi (misalnya,
berkeringat) kelembapan membran mukosa, keadekuatan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi nadi, dan tekanan darah ortostatik)
- Tidak demam - Timbang berat badan setiap hari dan pantau
kecenderungannya
- Pertahankan keakuratan catatan asupan dan
haluaran
- Pantau indikasi kelebihan atau retensi
cairan (misalnya crakcle, peningkatan CVP
atau tekanan baji kapiler paru, edema,
distensi vena leher, dan asites), sesuai
dengan keperluan
- Berikan terapi IV, sesuai program
- Konsultasi ke dokter jika tanda dan gejala
kelebihan volume cairan menetap atau
memburuk
- Pasang kateter urine, jika perlu
- Berikan cairan, sesuai dengan keperluan
Manajemen cairan/elektrolit
- Identifikasi faktor terhadap bertambah
buruknya dehidrasi (misalnya obat-obatan,
demam, stres, dan program pengobatan)
- Kaji adanya vertigo ataun hipotensi
postural
- Tentukan lokasi dan derajat edema
- Kaji komplikasi pulmonal atau
20
kardiovaskular yang diindikasikan dengan
peningkatan tanda gawat nafas, peningkatan
frekuensi nadi, peningkatan tekanan darah,
bunyi jantung tidak normal, atau suara nafas
tidak normal.
- Kaji efek pengobatan (misalnya steroid,
diuretik, litium) pada edema
- Berikan terapi IV sesuai program
Health Education:
- Ajarkan pasien tentang penyebab dan cara
mengatasi edema;pembatasan diit;dan
peggunaan, dosis, dan efek samping obat
yang digunakan
- Anjurkan pasien untuk menginformasikan
perawat bila haus
Terapi intravena (IV)
- Observasi daerah pemasangan infus secara
kontinyu
- Monitor tetesan infus
- Hindarkan pasien dari trauma selama terapi
IV
- Berikan posisi yang nyaman untuk pasien
- Kolaborasi dalam pemberian cairan IV
Health education:
- Anjurkan pasien untuk melaporkan
ketidaknyamanan selama pemasangan terapi
intravena.
- Anjurkan pasien melaporkan jika adanya
21
nyeri dan bengkak pada daerah sekitar
pemasangan infus.
Pemantauan cairan
- Kaji riwayat jumlah dan jenis intake cairan
dan eliminasi
- Pantau warna, jumlah dan frekuensi
kehilangan cairan
2 Kerusakan Integritas Kulit (00046) - Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC
Domain : keamanan/perlindungan Membranes Pressure Management
Kelas : cedera fisik - Wound Healing : primer dan sekunder - Kaji lingkungan dan peralatan yang
Definisi : menyebabkan terjadinya tekanan.
Perubahan/gangguan epidermis Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Hindari adanya lipatan pada tempat tidur.
dan/atau dermis selama 3 x 24 jam kerusakan integritas - Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kulit teratasi dengan kriteria hasil : kering.
Batasan karakteristik - Capilarry refill < 3 detik - Lakukan mobilisasi pasien (ubah posisi
- Kerusakan pada lapisan kulit - Tidak ada pitting edema pasien) setiap dua jam sekali.
(dermis). - Integritas kulit yang baik bisa - Monitor integritas kulit akan adanya
- Kerusakan pada permukaan kulit dipertahankan (sensasi, elastisitas, kemerahan.
(epidermis) temperatur, hidrasi, pigmentasi - Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
derah yang tertekan .
Faktor-faktor yang berubungan - Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien.
- Perubahan status cairan - Monitor status nutrisi pasien.
- Perubahan tugor - Mandikan pasien dengan sabun dan air
- Faktor perkembangan hangat.
- Ketidakseimbangan nurtisi
- Gangguan sirkulasi Healt Education
- Gangguan status metabolik - Anjurkan pasien untuk menggunakan
pakaian yang longgar.
22
3 Ansietas (00146) - Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
Kelas : koping/toleransi stres - Coping kecemasan)
Domain : respons koping - Gunakan pendekatan yang menenangkan
Definsi : Perasaan gelisah yang tak Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
jelas dari ketidaknyamanan atau selama 1x24 jam diharapkan kecemasan pelaku pasien
ketakutan yang disertai respon yang dirasakan klien berkurang dengan - Jelaskan semua prosedur dan apa yang
autonom (sumner tidak spesifik atau Kriteria Hasil : dirasakan selama prosedur
tidak diketahui oleh individu); - Klien mampu mengidentifikasi dan - Temani pasien untuk memberikan
perasaan keprihatinan disebabkan mengungkapkan gejala cemas keamanan dan mengurangi takut
dari antisipasi terhadap bahaya. - Mengidentifikasi, mengungkapkan dan - Berikan informasi faktual mengenai
Sinyal ini merupakan peringatan menunjukkan tehnik untuk mengontol diagnosis, tindakan prognosis
adanya ancaman yang akan datang cemas - Dorong keluarga untuk menemani anak
dan memungkinkan individu untuk - Vital sign dalam batas normal - Lakukan back / neck rub
mengambil langkah untuk - Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa - Dengarkan dengan penuh perhatian
menyetujui terhadap tindakan tubuh dan tingkat aktivitas - Identifikasi tingkat kecemasan
menunjukkan berkurangnya kecemasan - Bantu pasien mengenal situasi yang
Batasan karakteristik menimbulkan kecemasan
- Gelisah - Dorong pasien untuk mengungkapkan
- Insomnia perasaan, ketakutan, persepsi
- Resah - Instruksikan pasien menggunakan teknik
- Ketakutan relaksasi
- Sedih - Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
- Fokus pada diri
- Kekhawatiran
- Cemas
23
Intra Hemodialisa
No Daftar Diagnosa NOC NIC
1 Nyeri Akut - Pain Level, Pain Management
Kelas : - pain control, - Lakukan pengkajian nyeri secara
Domain : - comfort level komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
Definisi : setelah dilakukan tindakan keperawatan durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
Sensori yang tidak menyenangkan selama 1x 24 jam diharapkan nyeri presipitasi
dan pengalaman emosional yang berkurang dengan Kriteria Hasil: - Observasi reaksi nonverbal dari
muncul secara aktual atau potensial - Mampu mengontrol nyeri (tahu ketidaknyamanan
kerusakan jaringan atau penyebab nyeri, mampu menggunakan - Gunakan teknik komunikasi terapeutik
menggambarkan adanya kerusakan tehnik nonfarmakologi untuk untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
(Asosiasi Studi Nyeri Internasional): mengurangi nyeri, mencari bantuan) - Kaji kultur yang mempengaruhi respon
serangan mendadak atau pelan - Melaporkan bahwa nyeri berkurang nyeri
intensitasnya dari ringan sampai dengan menggunakan manajemen nyeri - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
berat yang dapat diantisipasi dengan - Mampu mengenali nyeri (skala, - Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
akhir yang dapat diprediksi dan intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
dengan durasi kurang dari 6 bulan. - Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri masa lampau
berkurang - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
Batasan karakteristik : - Tanda vital dalam rentang normal dan menemukan dukungan
- Laporan secara verbal atau non - Kontrol lingkungan yang dapat
verbal mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
- Fakta dari observasi pencahayaan dan kebisingan
- Posisi antalgic untuk menghindari - Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri - Pilih dan lakukan penanganan nyeri
- Gerakan melindungi (farmakologi, non farmakologi dan inter
- Tingkah laku berhati-hati personal)
- Muka topeng - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
- Gangguan tidur (mata sayu, menentukan intervensi
24
tampak capek, sulit atau gerakan - Ajarkan tentang teknik non farmakologi
kacau, menyeringai - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Terfokus pada diri sendiri - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Fokus menyempit (penurunan - Tingkatkan istirahat
persepsi waktu, kerusakan proses - Kolaborasikan dengan dokter jika ada
berpikir, penurunan interaksi dengan keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
orang dan lingkungan) - Monitor penerimaan pasien tentang
- Tingkah laku distraksi, contoh : manajemen nyeri
jalan-jalan, menemui orang lain Analgesic Administration
dan/atau aktivitas, aktivitas - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
berulang-ulang derajat nyeri sebelum pemberian obat
- Respon autonom (seperti - Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
diaphoresis, perubahan tekanan dosis, dan frekuensi
darah, perubahan nafas, nadi dan - Cek riwayat alergi
dilatasi pupil) - Pilih analgesik yang diperlukan atau
- Perubahan autonomic dalam tonus kombinasi dari analgesik ketika pemberian
otot (mungkin dalam rentang dari lebih dari satu
lemah ke kaku) - Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
- Tingkah laku ekspresif (contoh : dan beratnya nyeri
gelisah, merintih, menangis, - Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,
waspada, iritabel, nafas dan dosis optimal
panjang/berkeluh kesah) - Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
- Perubahan dalam nafsu makan dan pengobatan nyeri secara teratur
minum - Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Faktor yang berhubungan : - Berikan analgesik tepat waktu terutama
- Agen injuri (biologi, kimia, fisik, saat nyeri hebat
psikologis) - Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
25
gejala (efek samping)
2 Hambatan mobilitas fisik Ambulasi Ambulasi
Definisi : Pergerakan Terkoordinasi 1. Kaji kebutuhan belajar klien
Keterbatasan dalam pergerakan fisik Mobilitas 2. Kaji kebutuhan terhadap bantuan
mandiri dan terarah pada tubuh atau pelayanan kesehatan daari lembaga
satu ektremitas atau lebih. Tingkat 2 Tujuan dan Kriteria Hasil: kesehatan dirumah sakit dan alat kesehatan
: memerlukan bantuan dari orang Setelah dilakukan tindakan keperawatan yang tahan lama
lain untuk pertolongan, pengawasan 2 x 24 jam mobilitas fisik teratasi 3. Instrusikan klien untuk menyangga berat
atau pengajaran. dengan indicator : badannya
Kelas : Melakukan aktifitas kehidupan 4. Instrusikan dan dukung klien untuk
Domain : sehari-hari secara mandiri dengan alat menggunakan trapeze atau pemberat untuk
Batasan Karakteristik : bantu misalnya kursi roda meningkatkan serta mempertahankan
Penurunan waktu reaksi Meminta bantuan untuk aktifitas kekuatan ektremitas atas
Kesulitan membolak-balik posisi mobilisasi, jika diperlukan 5. Instrusikan klien untuk memperhatikan
tubuh Menggunakan kursi roda secara kesejajaran tubuh yang benar
Dispnea saat beraktifitas efektif 6. Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi
Perubahan cara berjalan (misalnya sebagai suatu sumber untuk
penurunan aktifitas dan kecepatan mengembangkan perencanaan dan
berjalan, kesulitan untuk memulai mempertahankan atau meningkatkan
berjalan, langkah kecil, berjalan mobilitas
dengan menyeret kaki, pada saat 7. Gunakan sabuk penyongkong saat
berjalan badan mengayuh ke memberikan bantuan ambulasi atau
samping) perpindahan
Tremor yang diinduksi oleh 8. Awasi sluruh upaya mobilitas dan bantu
pergerakan klien jika diperlukan
Ketidakstabilan postur tubuh (saat HE
melakukan rutinitas aktivitas 9. Ajarkan dan dukung klien dalam latihan
kehidupan sehari-hari) ROM aktif atau pasif untuk
26
Melambatnya pergerakan mempertahankan atau meningkatkan
Faktor yang berhubungan : kekuatan dan ketahanan otot
Perubahan metabolisme sel
Intoleran aktivitas dan penurunan 10. Ajarkan dan bantu klien dalam proses
kekuatan dan ketahanan berpindah (misalnya dari tempat tidur ke
Nyeri kursi roda)
Gangguan neuromuscular 11. Ajarkan tekhnik ambulasi dan berpindah
Kaku sendi atau kontraktur yang aman
2 Resiko Infeksi (00004) - Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Domain : keamanan/perlindungan - Knowledge : Infection control - Bersihkan lingkungan setelah dipakai
Kelas : infeksi - Risk control pasien lain
Definisi : - Pertahankan teknik isolasi
Peningkatan resiko masuknya Setelah dilakukan tindakan keperawatan- Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
organisme patogen dalam 1x24 jam diharapkan klien tangan
terhindar dari resiko infeksi dengan- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil : tindakan kperawtan
- Prosedur Infasif - Klien bebas dari tanda dan gejala- Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
- Trauma infeksi pelindung
- Kerusakan jaringan dan - Jumlah leukosit dalam batas normal - Pertahankan lingkungan aseptik selama
peningkatan paparan lingkungan pemasangan alat
- Agen farmasi (imunosupresan) - Ganti letak IV perifer dan line central dan
- Peningkatan paparan lingkungan dressing sesuai dengan petunjuk umum
patogen - Gunakan kateter intermiten untuk
- Ketidakadekuatan imum buatan menurunkan infeksi kandung kencing
- Tidak adekuat pertahanan - Tingktkan intake nutrisi
sekunder (penurunan Hb, - Berikan terapi antibiotik bila perlu
Leukopenia, penekanan respon
inflamasi) Infection Protection (proteksi terhadap
27
- Tidak adekuat pertahanan tubuh infeksi)
primer (kulit tidak utuh, trauma - Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
jaringan, penurunan kerja silia, dan lokal
cairan tubuh statis, perubahan - Monitor hitung granulosit, WBC
sekresi pH, perubahan peristaltik) - Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
- Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
- Laporkan kecurigaan infeksi
2. Risiko Perdarahan (00206) - Status sirkulasi Pencegahan Perdarahan
Domain : keamanan/perlindungan - Status koagulasi - Memonitor pasien secara ketat untuk
Kelas : cedera fisik - Prosedur pengobatan perdarahan
Definisi : - Kontrol resiko - Catatan tingkat hemoglobin / hematokrit
Beresiko mengalami penurunan sebelum dan sesudah kehilangan darah,
volume darah yang dapat Setalah dilakukan tindakan keperawatan seperti yang ditunjukkanMemantau tanda-
mengganggu kesehatan selama 1x24 jam diharapkan klien tidak tanda dan gejala perdarahan yang persisten
mengalami perdarahan dengan kriteria (misalnya memeriksa semua sekresi atau
Faktor resiko hasil: darah okultisme)
- Aneurisme - TTV dalam batas normal - Melindungi pasien dari trauma, yang dapat
- Defisiensi pengetahuan - Adanya pembentukan bekuan darah menyebabkan perdarahan
- Koagulopati inheren (mis., - Pengetahuan mengenai tindakan - Menginstruksikan pasien untuk
trombositoenia) pengobatan yang dijalani meningkatkan asupan makanan yang kaya
- Trauma - Resiko perdarahan dapat dikenali vitamin K
- Efeksamping terkait terapi - Menginstruksikan pasien dan / atau
keluarga pada tanda-tanda perdarahan dan
tindakan yang tepat (misalnya,
memberitahukan perawat)
Perawatan Sirkulasi
28
- Lakukan penilaian yang komprehensif dari
sirkulasi perifer (misalnya, memeriksa
denyut nadi perifer, edema, pengisian
kapiler, warna, dan suhu ekstremitas)
- Evaluasi edema dan tekanan perifer
- Turunkan ekstremitas untuk meningkatkan
sirkulasi arteri, yang sesuai
- Ubah posisi pasien minimal setiap jam 2,
yang sesuaiMendorong berbagai latihan
gerak pasif atau aktif selama istirahat di
tempat tidur, yang sesuai
- Mempertahankan hidrasi yang adekuat
untuk mencegah viskositas darah meningkat
- Memantau Status cairan, termasuk intake
dan output
Post Hemodialisa
No Daftar Diagnosa NOC NIC
1. Harga Diri rendah : situasional - Adaptasi Adaptasi
(00120) - Support system - Rencana memperkenalkan pertemuan
Domain : persepsi diri - Manajemen perasaan aktivitas sehari-hari
Kelas : harga diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Support system yang baik dari kelompok
Definisi : selama 1x 24 jam diharapkan perasaan - Fasilitasi lingkungan dan kegiatan yang
Perkembangan persepsi negatif harga diri rendah klien dapat berkurang akan meningkatkan harga diri klien
tentang harga diri rendah sebagai dengan kriteria hasil: - Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
respon terhadap situasi saat ini - Klien dapat menyesuaikan dengan - Membuat pernyataan positif tentang
29
(terapi) kemampuan verbal klien/apa yang sudah klien lakukan
Support system
Batasan karakteristik - Bantu klien mengenali keuntungan dan
- Evaluasi diri bahwa individu tidak ketidakuntungan masing-masing alternative
mampu menghadapi peristiwa support system
- Evaluasi diri bahwa individu tidak - Fasilitasi teman yang bisa diajak kerjasama
mampu menghadapi situasi untuk membuat keputusan
- Ekspresi ketidakberdayaan - Menjalani hubungan antara klien daan
keluarga
Faktor yang berhubungan Manajemen Perasaan
- Perubahan perkembangan - Pantau status fisik klien
- Gangguan citra tubuh - Ajarkan klien dalam kemampuan membuat
- Gangguan fungsional keputusan sebagai kebutuhannya
- Perubahan peran sosial - Gunakan dengan simple, konkret, belajar
untuk berinteraksi dengan kesadaran yang
disetujui klien.
2. Resiko Infeksi (00004) - Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Domain : keamanan/perlindungan - Knowledge : Infection control - Bersihkan lingkungan setelah dipakai
Kelas : infeksi - Risk control pasien lain
Definisi : - Pertahankan teknik isolasi
Peningkatan resiko masuknya Setelah dilakukan tindakan keperawatan- Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
organisme patogen dalam 1x24 jam diharapkan klien tangan
terhindar dari resiko infeksi dengan- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil : tindakan kperawtan
- Prosedur Infasif - Klien bebas dari tanda dan gejala- Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
- Trauma infeksi pelindung
- Kerusakan jaringan dan - Jumlah leukosit dalam batas normal - Pertahankan lingkungan aseptik selama
peningkatan paparan lingkungan pemasangan alat
30
- Agen farmasi (imunosupresan) - Ganti letak IV perifer dan line central dan
- Peningkatan paparan lingkungan dressing sesuai dengan petunjuk umum
patogen - Gunakan kateter intermiten untuk
- Ketidakadekuatan imum buatan menurunkan infeksi kandung kencing
- Tidak adekuat pertahanan - Tingktkan intake nutrisi
sekunder (penurunan Hb, - Berikan terapi antibiotik bila perlu
Leukopenia, penekanan respon
inflamasi) Infection Protection (proteksi terhadap
- Tidak adekuat pertahanan tubuh infeksi)
primer (kulit tidak utuh, trauma - Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
jaringan, penurunan kerja silia, dan lokal
cairan tubuh statis, perubahan - Monitor hitung granulosit, WBC
sekresi pH, perubahan peristaltik) - Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
- Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
- Laporkan kecurigaan infeksi
31
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A.H. & Kusuma, H.K. 2013. Aplikasi Asuhan Kepreawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction Publishing
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
32