Anda di halaman 1dari 14

Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No.

1 Mei 2018

Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap


Peningkatan Kualitas Tidur pada Lansia di Desa Gondoriyo
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Anggi Prasetia Arnata1, Rosalina2, Puji Lestari3


1,2,3
Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
email: nayadzaky@gmail.com

Abstrak

Lansia merupakan tahap akhir proses perkembangan. Lansia mengalami proses


kemunduran baik dari aspek psikologis dan aspek fisiologis. Salah satu bentuk
kemunduran yang terjadi adalah kualitas tidur. Ada dua jenis penatalaksanaan
yang bisa dilakukan yaitu penatalaksanaan farmakologi dan non-farmakologi,
penatalaksanaan non-farmakologi salah satunya adalah terapi Spiritual Emotional
Freedom Technique(SEFT). Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh
terapi SEFT terhadap peningkatan kualitas tidur. Desain penelitian ini adalah
Quasi-eksperimental dengan pendekatan Nonequivalent Control with Pretest and
Posttest Design, populasi sebanyak 96 lansia dan jumlah sampel adalah 34
responden pada kelompok kontrol dan intervensi dengan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data dengan Instrumen Pittburgh Sleep Quality Index
(PSQI). Analisis data menggunakan Independent t-test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi SEFT terhadap peningkatan kualitas
tidur pre test dan post test pada kelompok intervensi dengan nilai p value 0,000,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan dengan nilai p value 0,188.
Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan masyarakat menjadikan
terapi SEFT sebagai penatalaksanaan non-farmakologi untuk meningkatkan
kualitas tidur.

Kata Kunci: Lansia, Kualitas Tidur, Spiritual Emotional Freedom Technique.

Abstract

Elderly is the last stage of the development process. Elderly suffered a setback
from both the psychological and the physiological aspects. One of the setbacks is
the quality of sleep. There are two types of management that can be done that is
pharmacology and non-pharmacology management, non pharmacology
management one of them is spiritual emotional freedom technique. The aim of this
research is to analyze the influence of spiritual emotional freedom technique to
increase sleep quality. Design of this studi is Quasi-experimental research with
Non equivalent Control with Pretest and Posttest Design approach, the
population was 96 elderly and total sample were 34 respondent in control group
and intervention with purposive sampling technique. Pittburgh Sleep Quality
Index Instrument was used for data collection. Independent t-test was used for
data analysis.The results showed there is influence of spiritual emotional freedom
technique to increase sleep quality in pre test and post test of intervention group,

48
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

that p value 0,000, than in pre test and post test of control group no influence that
p value 0.188. Based on the results of research conducted, it is expected the
Society to make spiritual emotional the therapy freedom technique as
nonfarmakologi management to increasing the quality of sleep.

Keywords: Elderly, Quality of sleep, Spiritual Emotional Freeddom Technique.

PENDAHULUAN kurang lincah, serta terjadi penimbunan


Usia lanjut adalah kelompok orang lemak di perut dan pinggul (Maryam, 2008).
yang sedang mengalami suatu proses Kebutuhan terbesar bagi lansia untuk
perubahan yang bertahap dalam jangka memenuhi kebutuhan biologisnya adalah
waktu beberapa dekade. Usia lanjut peningkatan kesehatan. Salah satu aspek
merupakan tahap perkembangan normal yang utama dari peningkatan kesehatan untuk
akan dialami oleh setiap individu yang lansia adalah pemeliharaan tidur untuk
mencapai usia lanjut dan merupakan memastikan pemulihan fungsi tubuh sampai
kenyataan yang tidak dapat dihindari tingkat fungsional yang optimal dan untuk
(Notoatmodjo, 2007). memastikan keterjagaan pada siang hari
Secara umum dikatakan lanjut usia untuk menyelesaikan tugas-tugas dan
(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. menikmati kualitas hidup yang tinggi
Lansia bukan suatu penyakit, namun (Stanly, 2007). Pemeliharaan tidur ini
merupakan tahap lanjut dari suatu proses meliputi kuantitas dan kualitas tidur.
kehidupan yang ditandai dengan penurunan Kualitas tidur merupakan konstruksi
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan yang penting. Hal ini di karenakan keluhan
stres lingkungan. Lansia adalah keadaan akan kualitas tidur umum terjadi di
yang ditandai oleh kegagalan seseorang masyarakat dan kualitas tidur yang buruk
untuk mempertahankan keseimbangan merupakan gejala penting dari adanya
terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan gangguan tidur dan penyakit lainnya (Smyth,
ini berkaitan dengan penurunan daya 2012). Potter & Perry (2005) juga
kemampuan untuk hidup serta peningkatan menambahkan bahwa pentingnya menjaga
kepekaan secara individual (Efendi, 2009). kualitas tidur adalah yang terbaik dalam
Menjadi tua ditandai dengan adanya upaya peningkatan kesehatan dan pemulihan
kemunduran biologis yang terlihat sebagai individu yang sakit.
kemunduran yang terjadi adalah Kualitas tidur adalah suatu keadaan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti tidur yang dijalani seorang individu
suka lupa, kemunduran orientasi terhadap menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat
waktu, ruang, tempat, serta tidak mudah terbangun (Khasanah, 2012). Kualitas tidur
menerima hal ide baru. Kemunduran lain mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti
yang dialami adalah kemunduran fisik antara durasi tidur, letensi tidur serta aspek subjektif
lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, dari tidur. Kualitas tidur adalah kemampaun
rambut beruban, gigi mulai ompong, setiap orang untuk mempertahankan keadaan
pendengaran dan penglihatan berkurang, tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur
mudah lelah, gerakan menjadi lambat dan

49
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

REM dan NREM yang pantas untuk dicapai efektif dalam menangani penurunan kualitas
(Khasanah, 2012). tidur pada lansia dengan insomnia ini.
Menurut data Depkes Indonesia, lansia Berbagai upaya dalam bidang
yang mengalami gangguan tidur per tahun kesehatan yang dapat dilakukan untuk
sekitar 750 orang. Insomnia merupakan membantu lansia yang menderita gangguan
gangguan tidur yang paling sering tidur yaitu dengan penatalaksanaan
ditemukan. Setiap tahun diperkirakan sekitar farmakologis atau nonfarmakologis. Secara
35%-45% orang dewasa melaporkan adanya farmakologis, penatalaksanaan insomnia
gangguan tidur dan sekitar 25% mengalami yaitu dengan memberikan obat dari golongan
gangguan tidur yang serius. Prevalensi sedatif-hipnotik seperti benzodiazepin
gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu (ativan, valium, dan diazepam) (Widya,
sekitar 50 % pada tahun 2009. (Depkes RI, 2010). Terapi farmakologis memiliki efek
2010.) yang cepat, akan tetapi jika diberikan dalam
Kualitas tidur pada lansia mengalami waktu jangka panjang dapat menimbulkan
perubahan tidur normal yaitu terdapat efek berbahaya bagi kesehatan lansia.
penurunan pada NREM 3 dan 4, lansia Penggunaan obat tidur secara terus menerus
hampir tidak memiliki tahap 4 atau tidur dalam waktu yang lama pada lansia dapat
dalam. Perubahan pola tidur lansia di menimbulkan efek toksisitas, karena pada
sebabkan perubahan sistem neurologis yang lansia terjadi penurunan aliran darah,
secara fisiologis akan mengalami penurunan motilitas pencernaan serta penurunan fungsi
jumlah dan ukuran neuron pada sistem saraf ginjal dan efek samping lainya seperti
pusat. Hal ini mengakibatkan fungsi dari habituasi, ketergantungan fisik dan
neurotransmiter pada sistem neurologi psikologis, gangguan kognitif dan
menurun, sehingga distribusi norepinefrin psikomotor, mengantuk dan cemas pada
yang merupakan zat untuk merangsang tidur siang hari serta dapat terjadi gangguan tidur
juga akan menurun. Lansia yang mengalami iatrogenik (Sykes, 2003). Begitu juga dengan
perubahan fisiologis pada neurologis pemberian sedatif untuk mengobati gangguan
menyebabkan gangguan tidur (Potter&Perry, tidur pada lansia yang berefek terjadinya
2010). inkontinensia terutama terjadi pada malam
Menurunnya kualitas tidur lansia akan hari (Amir, 2007). Efek samping tersebut
berdampak buruk terhadap kesehatan, karena menyebabkan semakin berkurangnya kualitas
dapat menyebabkan kerentanan terhadap tidur lansia (Watson, 2003). Terapi non
penyakit, stres, konfusi, disorientasi, farmakologis untuk penderita insomnia
gangguan mood, kurang fresh, menurunnya diantaranya latihan relaksasi otot progresif
kemampuan berkonsentrasi, kemampuan (Sulidah, 2013), murottal Al Qur‟an (Oktora,
membuat keputusan (Potter & Perry, 2009). Purnawan, Achiriyati, 2013) dan terapi musik
Dampak lebih lanjut dari penurunan kualitas (Sutrisno, 2007).
ini menyebabkan menurunnya kemandirian Menurut Subandi (2008), terapi non
lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari farmakologi meliputi terapi pembatasan
yang nantinya akan berujung pada penurunan tidur, terapi kontrol stimulus, terapi
kualitas hidup pada lansia (Lo & Le, 2012). pencatatan waktu tidur (sleep diary), serta
Untuk itu perlu adanya intervensi yang terapi komplementer meliputi pengobatan

50
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

herbal, terapi teknik relaksasi (progresif, tenang. Pernafasan menjadi teratur, denyut
meditasi, yoga, hipnotis), pijat refleksi, terapi jantung menjadi teratur dan stabil akan
medan magnet, serta terapi bekam dan melancarkan sirkulasi darah yang mengalir
akupuntur. Terapi komplementer lain yang kedalam tubuh dan mereka benar-benar
dapat dipelajari dan direkomendasi oleh berada dalam keadaan yang luar biasa rileks,
perawat komunitas untuk gangguan tidur dan ketika seseorang dalam keadaan rileks
adalah terapi Spiritual Emosional Freedom maka akan mudah untuk memulai tidur.
Tehnique (SEFT). Terapi ini merupakan Mills (2012) menjelaskan proses teknik
suatu teknik penggabungan dari sistem energi relaksasi membuat seseorang menjadi rileks.
tubuh (energy medicine) dan terapi Prosesnya yaitu dimulai dengan membuat
spiritualitas dengan menggunakan metode otot-otot polos pembuluh darah arteri dan
tapping (ketukan) beberapa titik tertentu pada vena menjadi rileks bersama dengan otot-otot
tubuh. Banyak manfaat yang dihasilkan lain dalam tubuh. Efek dari relaksasi otot-
dengan terapi SEFT yang telah terbukti otot ini menyebabkan kadar neropinefrin
membantu mengatasi berbagai masalah fisik dalam darah menurun. Otot-otot yang rileks
maupun emosi (Faiz, 2008). ini akan menyebarkan stimullus ke
Terapi spiritual emotional freedom hipotalamus sehingga jiwa dan organ dalam
tehnique (SEFT) termasuk teknik relaksasi, manusia merasakan ketenangan dan
merupakan salah satu bentuk mind-body kenyamanan (rileks).
therapy dari terapi komplementer dan Pada SEFT digunakan stimulasi berupa
alternatif keperawatan yang memanfaatkan ketukan ringan atau tapping pada titik
sistem energi tubuh untuk memperbaiki acupoint. Pada saat tapping terjadi
kondisi pikiran, emosi dan perilaku manusia peningkatan proses perjalanan sinyalsinyal
(Zainuddin, 2009). SEFT merupakan teknik neurotransmitter yang menurunkan
penggabungan dari sistem energi tubuh regulasihipotalamic-pitutiary-adrenal Axis
(energy Medicine) dan terapi spiritual dengan (HPA axis) sehingga mengurangi produksi
menggunakan tapping pada titik-titik kunci hormon stres yaitu kortisol (Church, 2009).
sepanjang 12 jalur energy (energy medicine) Hasil penelitian sebelumnya dari
tubuh. Bedanya dibandingkan dengan metode Rofacky (2015) yang berjudul “Pengaruh
akupuntur akupresure adalah teknik SEFT Terapi SEFT Terhadap Tekanan Darah
menggunakan unsur spiritual, cara yang Penderita Hipertensi” menunjukkan bahwa
digunakan lebih aman, lebih mudah dan lebih ada pengaruh terapi Spiritual Emotional
sederhana, karena SEFT hanya menggunakan Freedom Technique (SEFT) terhadap
ketukan tangan (tapping). (Zainuddin, 2009) tekanan darah penderita hipertensi di wilayah
Menurut Faiz (2008), terapi SEFT kerja puskesmas bergas kecamatan bergas
berfokus pada kata atau kalimat yang kabupaten semarang, dengan p-value 0,000 <
diucapkan berulang kali dengan ritme yang α 0.05 sistole, sedangkan diastole p-value
teratur disertai sikap pasrah kepada Allah 0.019 < α 0,05
SWT. Ketika seorang pasien berdoa dengan Hasil penelitian sebelumnya dari
tenang (disertai dengan hati ikhlas & pasrah) Bakara (2012) yang berjudul “Pengaruh
maka tubuh akan mengalami relaksasi dan Spiritual Emotional Freedom Techniq
menyebabkan seorang pasien menjadi (SEFT) terhadap penurunan tingkat gejala

51
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

depresi, kecemasa dan stress pada pasien hari serta mengurangi mengkonsumsi kopi
sindrom koroner akut (SKA) Non dan memanfaatkan waktu tidur siang. Namun
Percutenous Coronary Intervention (PCI) demikian upaya yang mereka lakukan belum
menunjukkan bahwa ada pengaruh intervensi ada perubahan yaitu kualitas tidur mereka
SEFT terhadap penurunan tingkat depresi, belum meningkat.
kecemasan, dan stress pada pasien SKA Berdasarkan uraian di atas peneliti
secara bermakna. tertarik untuk meneliti tentang pengaruh
Hasil Penelitian sebelumnya yang di terapi spiritual emotional freedom technique
lakukan oleh Rajin (2012) yang berjudul (SEFT) terhadap peningkatan kualitas tidur
“pengaruh terapi SEFT terhadap pemenuhan pada lansia di Desa Gondoriyo Kecamatan
kualitas tidur pasien paska operasi”. Bergas Kabupaten Semarang.
Rancangan penilitian menggunakan Pre-post
test control group design, besar sampel METODE PENELITIAN
masing-masing kelompok 10 responden, Penelitian ini menggunakan
dengan menggunakan teknik Purposive pendekatan kuantitatif, metode yang di
sampling. Terapi SEFT dilakukan selama 5 gunakan dalam penelitian ini adalah quasi
menit satu kali sehari, kualitas tidur pasien experiment atau eksperimen semu.Penelitian
dievalusi menggunakan skala analog visual quasi experiment. Jenis desain dalam
closs. Analisis Statistik menggunakan uji penelitian ini berbentuk desain non
Anova dengan signifikansi P ≤ 0.05. Hasil uji equivalent (pretest dan postest) control group
statistik one way Anova pada hari pertama design. Desain quasi experiment populasi
didapatkan nilai P= 0.009 dan pada hari sejumlah 17 responden intervensi dan 17
ketiga nilai P= 0.000. Berdasarkan hasil responden kontrol pada lansia di Desa
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi Gondorio dengan menggunakan teknik
SEFT dapat meningkatkan kualitas tidur purposive sampling yang memenuhi kriteria
pasien dengan signifikan. inklusi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan pada tanggal 20 Juni tahun 2017di HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas Analisis Univariat
Kabupaten Semarang. Peneliti membagikan 1. Gambaran Kualitas Tidur Lansia
kuisionerPittsburgh Sleep Quality Sebelum dan Sesudah Diberikan SEFT
Index(PSQI)kepada 10 lansia didapatkan pada Kelompok Intervensi.
hasil lansia yang mengalami gangguan
tidursebanyak 7 orang, dan yang tidak
mengalami gangguan tidur sebanyak 3 orang.
Upaya yang mereka lakukan untuk
meningkatkan kualitas tidur dengan membuat
kamar tidur lebih nyaman yaitu
menggunakan lampu yang redup menjelang
tidur, bahkan mereka juga sambil menonton
TV untuk mempercepat tidur nya. Mereka
juga melakukan olah raga jalan kaki di pagi

52
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur menjadi kategori 11 (64,7%) setelah


Lansia Sebelum dan Sesudah perlakuan.
Diberikan Spiritual Emotional
Freedom Technique (SEFT) pada Analisis Bivariat
Kelompok Intervensi. 1. Perbedaan Kualitas Tidur Sebelum dan
Pre test Post test Sesudah Diberikan Spiritual Freedom
Kualitas f (%) f (%) Technique (SEFT) Pada Lansia di
tidur
Kecamatan Bergas Pada Kelompok
Ringan 10 58,5
Intervensi.
Sedang 9 52,9 7 41,2
Tabel 3. Perbedaan Kualitas Tidur
Buruk 8 47,1
Jumlah 17 100 17 100 Sebelum dan Sesudah
Diberikan Spiritual Emotional
Berdasarkan tabel 1 setelah dilakukan Freedom Technique pada
uji analisis univariat pada 17 responden, Lansia di Kecamatan Bergas
diketahui bahwa sebelum diberikan spiritual pada Kelompok Intervensi.
emotional freedom technique menunjukan p-
Variabel Perlakuan n Mean SD t
value
gangguan istirahat tidur pada kategori sedang Kualitas Sebelum 17 13,8 1,99 7,621 0,000
9 (52,9%) berubah menjadi 7 (41,2%) setelah Tidur Sesudah 17 7,58 1,69
diberikan terapi spiritual emotional freedom
technique.
2. Gambaran Kualitas Tidur Lansia Berdasarkan tabel 4.3 setelah dilakukan
Sebelum dan Sesudah Diberikan uji statistik didapatkan rata-rata perbedaan
Perlakuan pada Kelompok Kontrol. skor kualitas tidur sebelum dan sesudah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kualitas diberikan perlakuan adalah sebesar 6,29,
Tidur Lansia Sebelum dan dimana rata-rata skor sebelum terapi adalah
Sesudah Diberikan Spiritual 13,8 dalam kategori sedang berubah menjadi
Emotional Freedom Technique 7,58 dalam kategori ringan.
(SEFT) pada Kelompok Berdasarkan uji t dependen, didapatkan
Kontrol. nilai p-value sebesar 0,000. Karena p-value
Pre test Post test 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada
Kualitas f (%) f (%) perbedaan yang signifikan kualitas tidur
tidur sebelum dan sesudah diberikan spiritual
Sedang 7 41,2 6 35,3 emotional fredom technique (SEFT).
Buruk 10 58,5 11 64,7 2. Perbedaan Kualitas Tidur Sebelum dan
Jumlah 17 100 17 100 Sesudah Diberikan PerlakuanPada
Lansia di Kecamatan Bergas Pada
Berdasarkan tabel 2 setelah dilakukan Kelompok Kontrol.
uji analisis univariat pada 17
responden,diketahuibahwasebelumdiberikan
perlakuan menunjukan kualitas tidur pada
kategori buruk 10 (58,5%), meningkat

53
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

Tabel 4 Perbedaan Kualitas Tidur Sebelum Hasil uji, menunjukan nilai p-value
dan Sesudah Diberikan Perlakuan sebesar 0,000. Karena p-value 0,000<
Pada Lansia di Kecamatan Bergas (0,05), maka H0 ditolak. Hal ini dapat
pada Kelompok Kontrol. disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
p- signifikan Spiritual Emotional Freedom
Variabel Perlakuan n Mean SD t
value Technique Terhadap Peningkatan Kualitas
Kualitas Sebelum 17 14,64 1,69 - 0,188
Tidur Lansia Di Kecamatan Bergas.
Tidur Sesudah 17 14,82 1,62 1,376

1. Gambaran kualitas tidur sebelum


diberikan perlakuan pada kelompok
Berdasarkan tabel 4 setelah dilakukan
intervensi dan kelompok kontrol.
uji statistik didapatkan rata-rata perbedaan
Berdasarkan hasil penelitian yang
skor kualitas tidur sebelum dan sesudah
dilakukan pada 34 responden pada kelompok
diberikan perlakuan adalah sebesar -0,17,
intervensi dan kelompok kontrol, diketahui
dimana rata-rata skor sebelum terapi adalah
bahwa sebelum diberikan spiritual emotional
14,64 dalam kategori sedang menjadi 14,82
freedom technique pada kelompok intervensi
tanpa ada penurunan.
menunjukan kualitas tidur pada kategori
Berdasarkan uji t dependen, di
sedang 9 (52,9%), sedangkan pada kelompok
dapatkan nilai p-value sebesar 0,188. Karena
control sebelum diberikan perlakuan
p-value 0,188> (0,05), ini menunjukkan
menunjukan kualitas tidur pada kategori
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
berat 9 (58,5%). Gangguan istirahat tidur
kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan
yang terjadi pada penelitian ini menunjukan
spiritual emotional fredom technique
bahwa waktu lansia tidur rata-rata lebih dari
(SEFT).
pukul 22.00, hal ini menyebabkan pendeknya
3. Pengaruh Spiritual Freedom Technique
durasi tidur dimana sebagian lansia
(SEFT) Terhadap Peningkatan Kualitas
terbangun rata-rata pukul 04.30. Gangguan
Tidur pada Lansia diDesa Gondoriyo
istirahat tidur dari hasil penelitian tersebut
Kecamatan Bergas Kabupaten
tidak terlepas merujuk pada beberapa faktor
Semarang.
yang mempengaruhi kualitas, durasi tidur
Tabel 5. Pengaruh Spiritual Emotional
seperti penyakit, stres emosional, obat-
Freedom Terhadap
obatan, gaya hidup, lingkungan, aktivitas
Peningkatan Kualitas Tidur
fisik, dan diet (Potter dan Perry, 2009).
Variabel Kelompok N MD SD p-value Kualitas tidur kelompok intervensi pada
kategori sedang dan kelompok kontrol berat
Kualitas Intervensi 17 -7,235 0,571 0,000 kategori berat berdasarkan jawaban
Tidur
responden dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, yakni lingkungan yang kurang
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa kondusif.
rata-rata skor gangguan istirahat tidur Berdasarkan teori lain menjelaskan
responden kelompok intervensi sebelum dan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi
sesudah berubah menunjukan perbedaan skor kualitas tidur lansia adalah penyakit dan
sejumlah 7,235. ketidaknyamanan fisik, masalah suasana hati

54
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

seperti kecemasan atau depresi dapat efisiensi tidur. Hal ini menunjukan bahwa
mempengaruhi masalah tidur (Potter & seseorang lansia yang mempunyai masalah
Perry, 2009). Kondisi perasaan yang tidak terhadap mekanisme koping dapat berisiko
stabil pada lansia dapat mempengaruhi mengalami gangguan istirahat tidur yang
kualitas tidur, karena ketidaknyamanan yang lebih buruk dari keadaan normalnya.
ditimbulkan akibat proses penuaan dan Lansia umumnya menggunakan
perubahan siklus hidup tanpa adaptasi yang pendekatan obat-obatan dalam
baik terhadap perubahan situasi dapat mengantisipasi masalah tidur. Sedangkan
menyebabkan seseorang terjaga dan obat tidur seringkali membawa efek samping
mengalami gangguan tidur (Harvey et al, seperti ketergantungan obat tidur. Beberapa
2006). juga menimbulkan efek samping penurunan
Hal ini didukung oleh penelitian tidur REM (Potter & Perry, 2010). Hal ini
Lalluka et al (2014), tentang Sleep and diperkuat oleh penelitian Dalui et al (2017),
Sickness Absence: A Nationally tentang Self-medication of sleeping pills
Representative Register-Based Follow-Up among MBBS students in a medical college
Study yang menunjukan bahwa seseorang of West Bengal, India. Hasil penelitian ini
yang sedang sakit berisiko mengalami menunjukan bahwa ada hubungan yang
penurunan durasi tidur kurang dari 7,76-5,53 signifikan orang yang rutin mengkonsumsi
jam perhari. Kecemasan menjadi salah satu obat-obatan memiliki risiko lebih tinggi
dari beberapa faktor yang mempengaruhi sebesar 12,5 % mengalami gangguan tidur.
kualitas tidur. Kecemasan atau emosianalitas Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
tentang masalah pribadi dapat mempengaruhi lansia memiliki risiko mengalami gangguan
situasi tidur. Stres menyebabkan seseorang tidur akibat pengaruh lingkungan yang
mengalami gangguan untuk tidur, karena kurang kondusif.
selama siklus tidurnya klien sering 2. Gambaran kualitas tidur setelah
terbangun. Stres yang berlanjut akan diberikan perlakuan pada kelompok
mempengaruhi kebiasaan tidur yang buruk intervensi dan kelompok kontrol.
(Potter & Perry, 2009). Rasa marah, rasa Berdasarkan hasil penelitian yang
cemas, rasa bersalah berperan penting dalam dilakukan pada 34 responden pada kelompok
mempengaruhi rasa nyaman, sehingga intervensi dan kelompok kontrol, diketahui
eksresi endorphin mengalami hambatan bahwa setelah diberikan spiritual emotional
sehingga tidak dapat menciptakan rasa freedom technique pada kelompok intervensi
nyaman yang dapat mempengaruhi tidur menunjukan peningkatan kualitas tidur
(Harvey et al, 2006). Penelitian Leblanc et al dimana sebelumnya kualitas tidur berada
(2015) mendukung pernyataan tersebut pada kategori sedang sejumlah 9 responden
dalam penelitian tentang sleep problems in (52,9%) berubah menjadi 7 responden
anxious and depressive older adults, yang (41,2%) setelah diberikan terapi spiritual
menunjukan bahwa seseorang yang sedang emotional freedom technique, sedangkan
mengalami cemas 34,7% beresiko pada kelompok kontrol terjadi penurunan
mengalami penurunan efisiensi tidur, kualitas tidur dimana sebelumnya 10 (58,5%)
sedangkan pada seseorang yang sedang responden pada kategori buruk berubah
depresi 38,5% mengalami penurunan menjadi 11 (64,7%) setelah perlakuan.

55
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bisa menyumbat atau menghambat aliran
pendekatan non-farmakologis, tindakan energi, yang mengakibatkan rasa tidak
SEFT merupakan intervensi yang bisa nyaman atau perasaan sesak di tubuh kita
diterapkan pada setiap penderita gangguan (Faiz, 2008). Terapi SEFT mampu
istirahat tidur. Selain efektif dalam meningkatkan kualitas tidur jika dilakukan
menurunkan gangguan istirahat tidur juga dengan teknik yang baik serta sesuai
dapat meningkatkan kualitas dan durasi tidur. prosedur pelaksanaanya.
Terapi SEFT merupakan bagian dari Hal ini dibuktikan oleh penelitian Rajin
teknik relaksasi. Kaplan (dalam Sudjiwati, (2012) pada pasien pasca operasi, tentang
2010), mengatakan bahwa relaksasi dapat TerapiSpiritual Emotional Freedom
menghasilkan efek fisiologis yang Tehnique (SEFT) Untuk Meningkatkan
berlawanan dengan kecemasan, seperti Kualitas Tidur Pasien Pasca Operasi di
kecepatan denyut jantung yang lambat, Rumah sakit. Hasil penelitian ini menunjukan
peningkatan aliran darah perifer dan setelah dilakukan terapi selama 3 hari
stabilitas neuromuskular. Hal ini menunjukann perubahan istirahat tidur yang
disebabkan karena adanya hiperaktifitas berfokus pada peningkatan kualitas dan
impuls listrik otak yang meningkatkan durasi tidur.
aliran darah di otak sehingga terjadi 3. Perbedaan kualitas tidur sebelum
pelebaran pembuluh darah otak , serta dan setelah diberikan perlakuan
proses inflamasi (luka radang). Maka ada pada kelompok intervensi
ketegangan pada otak dan otot sehingga Berdasarkan hasil penelitian dengan uji
dengan mengaktifkan saraf parasimpatetis, t dependen, di dapatkan nilai p-value sebesar
dengan teknik relaksasi maka secara otomatis 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada
ketegangan berkurang sehingga membuat perbedaan yang signifikan kualitas tidur
seseorang mampu mengurangi tidak nyaman sebelum dan sesudah diberikan spiritual
yang diderita yang berakibat dari sikap relaks emotional fredom technique (SEFT).
yang ada atau pada kondisi ini saraf Perbedaan nilai skor rata-rata kualitas
simpatetik yang membuat tegang dapat tidur sebelum dan sesudah diberikan
diturunkan fungsi-fungsinya dan perlakuan adalah sebesar 6,29, dimana rata-
menaikkan saraf parasimpatetik (Potter & rata skor sebelum terapi adalah 13,8 dalam
Perry, 2010). Sprititual Emotional Freedom kategori sedang berubah menjadi 7,58 dalam
Technique (SEFT) menetralisir kembali kategori ringan. Berdasarkan hal tersebut
gangguan energi dalam tubuh akibat aliran menunjukan bahwa terapi spiritual emotional
energi yang tersumbat di beberapa titik kunci freedom merupkan terapi non-farmakologi
di tubuh kita yang harus dibebaskan hingga yang dapat diterapkan dalam upaya
mengalir lagi karena di setiap ujung jari kita mengatasi masalah gangguan tidur serta
merupakan saluran masuk dan keluarnya efesien, efektif dan mudah tanpa
energi atau dalam istilah ilmu akupunktur menggunakan instrument.
disebut miridian (energy channel) yang Peran spiritual emotional freedom
berhubungan dengan organ-organ di dalam dalam menurunkan gangguan tidur atau
tubuh kita. Perasaan yang tidak seimbang meningkatkan kualitas tidur tidak terlepas
misal sedih, takut, marah yang berlebihan dari mekanisme yang terjadi dari proses

56
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

SEFT terhadap rasa nyaman yang stimulasi pada titik acupoint maka secara
menstimulasi tubuh untuk rileks dan otomatis akan melenyapkan atau
menimbulkan keinginan untuk tidur lebih mengeluarkan energi negatif dari sistem
awal sehingga durasi dan kualitas tidur energi individu. Pada SEFT digunakan
terjaga. Spiritual Emotional Freedom stimulasi berupa ketukan ringan atau tapping
Technique (SEFT) bekerja dengan prinsip pada titik acupoint. Pada saat tapping terjadi
yang kurang lebih sama dengan akupuntur peningkatan proses perjalanan sinyal-sinyal
dan akupressur. Ketiga teknik ini berusaha neurotransmitter yang menurunkan regulasi
merangsang titik–titik kunci di sepanjang hipotalamic-pitutiary-adrenal Axis (HPA
12 jalur energi (energi meridian) tubuh axis) sehingga mengurangi produksi
yang sangat berpengaruh pada kesehatan hormon stres yaitu kortisol (Church, 2009).
kita (Zainuddin, 2012). SEFT merupakan Efek tapping menunjukkan bahwa ketika
salah satu bagian komplementer dari human seseorang yang dalam keadaan takut,
mind control system, yaitu kemampuan cemas, marah, penurunan rasa nyaman,
mengontrol pikiran manusia untuk gangguan tidur kemudian dilakukan tapping
mengendalikan pikiran bawah sadar pada titik acupointnya maka terjadi
sehingga mampu mengubah pola kebiasaan penurunan akitivitas amygdala, dengan kata
dan penerimaan pasien terhadap rasa tidak lain terjadi penurunan aktivitas gelombang
nyaman dan gangguan tidur. SEFT (spiritual otak, hal tersebut juga membuat respons fight
emotional freedom technique) or flight pada partisipan terhenti. Untuk
menggabungkan antara sistem kerja energy kemudian memunculkan efek relaksasi
psychology dengan kekuatan spiritual yang akan menetralisir segala ketegangan
sehingga menyebutnya dengan amplifying emosi yang dialami individu. Efek ini
effect (efek pelipat gandaan) (Zainudin, sama dengan respon yang muncul ketika
2012). seseorang distimulasi dengan jarum
Menurut teori energy psychology, akupuntur pada titik meridiannya (Feinsten
gangguan psikologis atau sakit fisik terjadi & Ashland, 2019). Pernyataan ini didukung
jika terdapat sejumlah hambatan energi oleh penelitian Church et al (2013), tentang
negatif pada pembuluh meridian tempat Clinical EFT as an Evidence-Based Practice
mengalirnya chi. Oleh karena itu, jika ada for the Treatment of Psychological and
seseorang mengalami gangguan seperti Physiological Condition. Penelitian ini
gangguan kecemasan, fobia ataupun depresi, dilakukan pada 10 lansia yang mengalami
gangguan istirahat tidur itu insomnia berarti insomnia, setelah diberikan terapi EFT
telah terjadi ketidakseimbangan berupa terjadi penurunan gangguan tidur atau terjadi
adanya hambatan berupa energi negatif peningkatan kualitas tidur dan terjadi
pada sistem jalur meridiannya (Feinsten & peningkatan durasi atau lama tidur.
Ashland, 2009). Mengatasi gangguan
tersebut dapat dilakukan dengan
menstimulasi dengan menyentuh, menekan,
ataupun dengan ketukan ringan pada titik-
titik acupoint yang berhubungan dengan
persoalan yang dialami. Dengan melakukan

57
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

4. Perbedaan kualitas tidur sebelum yang secara fisiologis akanmengalami


dan setelah diberikan perlakuan penurunan jumlah dan ukuran neuron pada
pada kelompok kontrol. sistem saraf pusat. Halini mengakibatkan
Berdasarkan uji t dependen pada fungsi dari neurotransmiter pada sistem
kelompok intervensi, di dapatkan nilai p- neurologi menurun,sehingga distribusi
value sebesar 0,188. Karena p-value 0,188 norepinefrin yang merupakan zat untuk
> (0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada merangsang tidur juga akan menurun. Lansia
perbedaan yang signifikan kualitas tidur yang mengalami perubahan fisiologis pada
sebelum dan sesudah perlakuan, atau sistem neurologis menyebabkan gangguan
cenderung kualitas tidur mentap tanpa tidur (Potter & Perry, 2010).
perubahan yang berarti. Dan didapatkan rata- Tanpa pemberian pentalaksanaan,
rata perbedaan skor kualitas tidur sebelum menunjukan bahwa kualitas tidur seseorang
dan sesudah diberikan perlakuan adalah tidak akan lebih baik daripada sebelumnya,
sebesar -0,17, dimana rata-rata skor sebelum karena gangguan tidur dipengaruhi oleh
terapi adalah 14,64 dalam kategori sedang banyak factor seperti penyakit, stress
menjadi 14,82 tanpa ada penurunan. emosional, obat-obatan, gaya hidup,
Penurunan kualitas tidur yang terjadi lingkungan, aktifitas fisik, dan diet (Potter &
pada kelompok kontrol tidak terlepas dari Perry, 2009).
pengaruh faktor-faktor eksternal. 5. Pengaruh terapi Spiritual Freedom
Berdasarkan distribusi frekuensi kualitas Technique (SEFT) terhadap
tidur yang buruk jika dianalisa berdasarkan peningkatan kualitas tidur.
kuesioner penelitian, menunjukan bahwa Hasil uji, menunjukan nilai p-value
lansia tidak mampu tertidur selama 30 menit sebesar 0,000, maka dapat disimpulkan
sejak berbaring, terbangun ditengah malam bahwa ada pengaruh yang signifikan
atau terlalu dini, terbangun untuk ke kamar Spiritual Emotional Freedom Technique
mandi, tidak mampu bernafas dengan leluasa, Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia
dan suasana yang kurang kondusif. Oliviera di Kecamatan Bergas. Berdasarkan hasil
(2010), menjelaskan bahwa perubahan tidur penelitian didapatkan rata-rata perubahan
yang mempengaruhi kualitas tidur yang skor responden kelompok intervensi sebelum
berhubungan dengan proses penuaan pada dan sesudah diberikan terapispiritual
seperti meningkatkan latensi tidur, efisiensi emotional freedom sebesar 7,235.
tidur berkurang, bangun lebih awal, Salah satu upaya yang dapat dilakukan
mengurangi tahapan tidur nyenyak dan untuk mangatasi masalah gangguan tidur
gangguan irama sirkardian, peningkatan tidur adalah dengan menggunakan terapi
siang. Jumlah waktu yang dihabiskan untuk medikasi dan non-medikasi. Terapi
tidur lebih dalam menurun. Lansia medikasi dapat mengakibatkan gangguan
melaporkan sering tidur siang dan mengalami fisik tubuh yang lain dan jika terlalu
kesulitan jatuh tertidur dan tetap tidur. lama digunakan dapat menyebabkan
Lingkungan yang kurang kondusif membuat ketergantungan (Potter, 2009). Salah satu
suasan tidur mendalam menjadi menurun. terapi non-medikatif yang dapat dilakukan
Secara fisiologis perubahan pola tidur lansia adalah dengan menggunakan terapi
disebabkan perubahan sistem neurologis Spiritual Emosional Freedom Tehnique

58
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

(SEFT). Terapi ini merupakan suatu teknik menunjukan bahwa Emotional Freedom
penggabungan dari sistem energi tubuh Technique lebih efektif dalam meningkatkan
(energy medicine) dan terapi spiritualitas kualitas tidur sebesar 4,75% setelah
dengan menggunakan metode tapping diberikan terapi.
(ketukan) beberapa titik tertentu pada Berdasarkan analisis, teori dan
tubuh (Faiz, 2008). penelitian sebelumnya yang menunjang
Terapi SEFT menggunakan stimulasi penelitian ini, maka dapat disimpulakn
berupa ketukan ringan atau tapping pada titik bahwa terapi spiritual emotional freedom
acupoint. Pada saat tapping terjadi technique (SEFT) bisa menjadi
peningkatan proses perjalanan sinyal-sinyal penatalaksanaan alternatif pada seseorang
neurotransmitter yang menurunkan yang mengalami gejala gangguan kualitas
regulasihipotalamic-pitutiary-adrenal Axis tidur. Penatalaksanaan ini bisa dilakukan
(HPA axis) sehingga mengurangi produksi secara mandiri, mudah dilakukan, efektif dan
hormon stres yaitu kortisol (Church, 2009). efisien dalam meningkatkan kualitas tidur.
Efek tapping menunjukkan bahwa ketika Pelaksanaan penelitian ini, peneliti
seseorang mengalami gangguan tidur menjumpai suatu keterbatasan dari hasil
kemudiandilakukantapping pada titik penelitian ini yaitu: beberapa variabel yang
acupointnya maka terjadi penurunan kemungkinan dapat menimbulkan bias tidak
akitivitas amygdala,dengan kata lain terjadi bisa dikontrol sepenuhnya seperti hal lain
penurunan aktivitas gelombang otak, hal yang dapat mepengaruhi kualitas tidur seperti
tersebut juga membuat respons fight or flight kegiatan rekreasi, penggunaan aktivitas fisik,
pada partisipan terhenti. Untuk kemudian fase menopause yang memunculkan gejala
memunculkan efek relaksasi yang akan sehingga mengganggu kualitas tidur lansia.
menetralisir segala ketegangan emosi yang
dialami individu (Feinsten & Ashland,2009). PENUTUP
Hal ini didukung oleh penelitian Kualitas tidur pre test pada kelompok
Babamahmoodi et al (2015), tentang Intervensi sebagaian besar pada kategori
Emotional Freedom Technique (EFT) Effects sedang sejumlah 9 (52,9%), dan kualitas
on Psychoimmunological Factors of tidur post test sebagian besar pada kategori
Chemically Pulmonary Injured Veterans, ringan sejumlah 10 (58,5%). Kualitas tidur
hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadi pre test pada kelompok kontrol sebagian
perubahan kualitas tidur/insomnia sebesar besar berada pada kategori berat 10 (58,5%),
24,03% setelah diberikan terapi. Penelitian dan kualitas tidur post test sebagian besar
lain juga menunjukan hal yang sama yaitu berada dalam kategori berat 11 (64,7%). Ada
penelitian Lee et al (2015), tentang A perbedaan yang signifikan kualitas tidur
comparison of Emotional Freedom sebelum dan sesudah diberikan Spiritual
Techniques (EFT-I) and Sleep Hygiene Emotional Fredom Technique (SEFT) pada
Education (SHE) in a geriatric population : kelompok intervensi dengan nilai p-value
A randomized controlled trial. Hasil 0,000. Tidak ada perbedaan yang signifikan
penelitian ini menggunakanperbandingan kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan
penggunaan terapi Sleep Hygiene Education Spiritual Emotional Fredom Technique
dengan Emotional Freedom Technique, (SEFT) pada kelompok kontrol dengan nilai

59
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

p-value 0,188. Ada pengaruh yang signifikan Colten RH, Altevogt MB. 2006. Sleep
Spiritual Emotional Freedom Technique disorder and sleep deprivation: An
terhadap peningkatan kualitas tidur lansia di unmet public health problem.
Kecamatan Bergas dengan nilai p-value Washington, DC: The National
0,000. Academic Press.
Dalui, Saikat Kumar et al. 2017. Self-
DAFTAR PUSTAKA medication of sleeping pills among
Azizah, Lilik Ma‟rifatul. 2011. Keperawatan MBBS students in a medical college
Lanjut Usia,Ed.1. Yogyakarta: of West Bengal, India. Akses 30 juli
Graha Ilmu. 2017.
Babamahmoodi, Abdolreza et al. 2015. Departemen Kesehatan RI. 2010. Pedoman
Emotional Freedom Technique (EFT) pembinaan kesehatan lanjut usia bagi
Effects on Psychoimmunological petugas kesehatan. Jakarta.
Factors of Chemically Pulmonary Efendi Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan
Injured Veterans. Akses 29 juli 2017. Komunitas: Teori dan Praktik dalam
BKKBN. 2009. Jumlah Lansia di Jateng Keperawatan. Jakarta: Salemba
Terbesar Kedua. Medika.
http://www.bkkbn.go.id, diunduh 7 Feinstein, D. & Ashland, O. 2012. What
November 2011. Does Energy Have To Do With
BoedhiDarmojo.2009.Geriatri (Ilmu Energy Psychology?. Energy
Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 4. Psychology.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI Hidayat. A. A. 2008. Pengantar kebutuhan
Boedhi Darmojo. 2014. Buku ajar geriatric dasar manusia aplikasi konsep dan
(ilmu kesehatan usia lanjut). Jakarta: proses keperawatan. Jakarta:
Fakultas Kedoteran Universitas Salemba medika.
Indonesia. Khasanah, K. 2012. Kualitas Tidur Lansia:
Cahyono. H.K.2013. Pengaruh Senam Lansia Jurnal Nursing Studies Volume 1,
Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Nomor 1. Hal 189-196.
Di Desa Leyangan Kecamatan Lalluka, Tea et al. 2014. Sleep and Sickness
Ungaran Timur. Absence: A Nationally Representative
perpusnwu.web.id/karyailmiah/docu Register-Based Follow-Up Study.
ments/3556.pdf. Akses 29 juli 2017.
Church, Dawson. et al. 2013. Clinical EFT Leblanc, Maria France. et al. 2015. Sleep
as an Evidence-Based Practice for problems in anxious and depressive
the Treatment of Psychological and older adults. Akses 29 juli 2017.
Physiological Condition.Akses 30 Lee et al. 2015. A comparison of Emotional
juli 2017. Freedom Techniques (EFT-I) and
Church, D. 2009. The Effect Of EFT Sleep Hygiene Education (SHE) in a
(Emotional Freedom Techniques) On geriatric population : A randomized
Athletic Performance: A Randomized controlled trial.
Controlled Blind Trial. The Open
Sports Sciences Journal.

60
Indonesian Journal of Nursing Research Vol. 1 No. 1 Mei 2018

Maryam, R. S. 2008. Mengenal Usia Lanjut Practice. Edisi 7. Vol. 3. Jakarta :


dan Perawatannya. Jakarta: Salemba EGC
Medika. Priyoto. 2015. Nursing Intervention
Mills, Chaterin J. A. 2012. Comparision of Classification (NIC) dalam
relaxation techniques on blood Keperawatan Gerontik.Jakarta:
preassure reactivity and recovery Salemba Medika.
assessing the moderating effect of Rajin, Mukhamad. 2012. Terapi Spiritual
anger coping style. Dissertation Old. Emotional Freedom Tehnique (SEFT)
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Pasien Pasca Operasi di Rumah
Cipta. sakit. Akses 30 juli 2017.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Smyth 2012. The Pittsburgh Sleep Quality
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Index (PSQI).
Rineka Cipta. Stanly 2007. Buku ajar keperawatan
Nugroho. W. 2008. Keperawatan Gerontik & gerontik. Jakarta: PT. Gramedia
Geriatik. Jakarta: EGC. pustaka utama
Potter, P.A. & A.G. Perry. 2005. Buku ajar Subandi .A 2008. Pengobatan alternatif.
fundamental keperawatan: Konsep, Jakarta: PT elex media komputindo.
proses, dan praktik. (Edisi 4 volume Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
2). Alih bahasa: Renata Komalasari, Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
dkk. Jakarta: EGC. Bandung: Alfabeta.
Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. 2009. Widyanto. 2014. Keperawatan Komunitas.
Fundamental Keperawatan. Buku 1 Yogyakarta : Nuha Medika.
Ed. 7. Jakarta: Salemba Medika. Zainuddin, AF. 2009. Spiritual Emotional
Potter, Perry. 2010. Fundamental Of Freedom Technique. Jakarta ; Afzan
Nursing: Consep, Proses and Publising

61

Anda mungkin juga menyukai