Malnutrisi
Malnutrisi
PENDAHULUAN
Nutrisi yang adekuat sangat penting pada anak usia dini untuk
memastikan pertumbuhan yang sehat, pembentukan dan fungsi organ yang
tepat, sistem kekebalan yang kuat, dan perkembangan neurologis dan
kognitif. Diet rendah energi atau nutrisi tertentu, berbagai paparan lingkungan
antenatal dan postnatal, infeksi akut, penyakit kronis atau kelalaian
psikososial dapat menyebabkan malnutrisi. Masalah sosial juga merupakan
salah satu faktor penyebab malnutrisi, seperti usia ibu yang terlalu muda dan
rendahnya status sosio-ekonomi orang tua. Beberapa penyakit kongenital
seperti bibir sumbing, cerebral palsy, akalasia, dan penyakit jantung bawaan
juga merupakan faktor risiko terjadinya malnutrisi. Penyakit kongenital
tersebut sering kali menyebabkan sulitnya pemberian makanan pada anak.
Untuk itu penyebab malnutrisi pada penyakit kongenital terutama disebabkan
oleh kurangnya intake nutrisi.3,4,7,9
1
intervensi untuk mengurangi malnutrisi harus dilakukan sebelum bayi
tersebut lahir.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada
suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di
dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif. Penyakit ini
diakibatkan kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai
pertumbuhannya.3
Etiologi
3
Gejala klinis
Definisi
Etiologi
4
Patogenesis menjadi malnutrisi.
Gejala klinis
Gejala klinis utama dari penyakit ini adalah tampak celah pada bagian
bibir dan atau pada bagian palatum. Gejala klinis lainnya yang dapat muncul
akibat penyakit ini adalah masalah pada nutrisi, oleh karena terganggunya
asupan nutrisi. Untuk itu perlu dilakukan penanganan segera pada bayi
dengan celah pada bibir atau palatum.4
Definisi
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan salah satu defek lahir pada
bayi yang paling umum terjadi, karena adanya gangguan pada proses
perkembangan normal struktur embrional janin. Penyakit jantung bawaan
adalah suatu abnormalitas struktur dan fungsi sirkulasi jantung yang muncul
pada saat lahir, terkadang penyakit ini baru diketahui saat pasien sudah
dewasa, karena dapat bersifat asymptomatic jika ukuran defek tidak terlalu
besar.5,6
5
Etiologi/faktor risiko
6
penyakit jantung bawaan simptomatis juga diikuti dengan anemia. Anemia
lebih banyak terjadi pada penyakit jantung bawaan asianotik (54,6%)
dibandingkan dengan penyakit jantung bawaan sianotik (11,4%) dan
berhubungan dengan ditemukannya sel darah merah mikrositik hipokromik
pada lebih dari setengah kasus, yang menandakan bahwa anemia yang terjadi
merupakan anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi memiliki hubungan
yang linier dengan kejadian malnutrisi.5,6
Gejala klinis
2.2.1 Pneumonia
Definisi
7
Etiologi
Infeksi ini, sering terjadi pada usia 24 – 36 bulan jika anak tersebut
mengalami gangguan imunitas dan saat pertama kali terpapar pathogen.
Stimulasi dari respon imun akibat infeksi sistem respirasi meningkatkan
kebutuhan metabolik terhadap energi yang didapat melalui proses anabolik,
hal ini mengakibatkan penurunan status nutrisi. Terlebih lagi, infeksi sistem
respirasi itu sendiri dapat menyebabkan hilangnya cadangan protein dan
energi dalam tubuh. Saat terjadi respon imun kebutuhan energi semakin
tinggi dan disaat yang sama host yang terinfeksi mengalami penurunan intake
nutrisi. Ditambah lagi keseimbangan nitrogen negatif sepertinya berhubungan
dengan kehilangan berat badan total. Saat terjadi infeksi, keseimbangan
nitrogen negatif terjadi setelah terjadinya induksi demam, kemudian
meningkat dan menetap hingga hitungan hari bahkan minggu setelah fase
febris. Dengan demikian, malnutrisi dapat disebabkan oleh infeksi saluran
napas yang berulang, terutama anak usia dibawah lima tahun.7
Gejala klinis
8
mucoid atau purulen, kadang – kadang disertai darah. Pasien yang sudah
mengalami infeksi berat biasanya tampak sesak bahkan hingga hipoksia.7
2.2.2 Diare
Definisi
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lebih encer/cair dari
biasanya, lebih dari 2 kali per hari, dapat disertai dengan adanya lendir/darah
yang timbul secara mendadak.7
Etiologi
9
Diagram 2.1. Hubungan antara nutrisi dan infeksi.7
Laju perputaran protein pada mukosa usus sangat tinggi dan dengan
demikian sensitive terhadap perubahan status nutrisi host. Suatu penelitian
melaporkan adanya peningkatan permeabilitas usus yang signifikan pada
anak dengan malnutrisi dan berhubungan dengan aktivasi sel mononuclear
dan enterosit di lamina propria, yang mengakibatkan gangguan pada barrier
saluran pencernaan. Disamping itu gangguan permeabilitas saluran cerna
pada anak dengan kwashiorkor berhubungan dengan diare, sepsis dan
kematian. Diare dan kematian berhubungan dengan penurunan absorpsi
karena berkurangnya luas permukaan mukosa usus dan meningkatnya
permeabilitas usus akibat terganggunya fungsi barrier usus.7
10
lumen usus. Fungsi utama dari IgA sekretori adalah untuk menetralisir
pathogen dengan mencegah ikatan dan penetrasi pathogen terhadap sel epitel.
Selain itu, sitokin yang telah disekresikan meregulasi respon imun lokal dari
barrier mukosa. Imunitas mukosa usus sangat rentan terhadap malnutrisi, hal
ini berhubungan dengan disregulasi produksi sitokin.7
Gejala Klinis
Definisi
11
Etiologi
Gejala klinis
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14