Anda di halaman 1dari 10

HIJRAH GENERASI MILLENIAL MELALUI KOMUNITAS DENGAN

MEMANFAATKAN SOSIAL MEDIA UNTUK DAKWAH ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Didunia ini ada saja yang berlawanan, seperti baik-buruk, pintar-bodoh, laki-
laki – perempuan, dermawan-kikir dan sebagainya. Begitu pula pada era generasi
millenial ini, ada yang berpikiran sudah ke depan, ada pula yang masih berpikiran
dibelakang, bahkan ada yang masih sibuk memikirkan diri sendiri. Generasi
millenial yang tak lepas dari kata teknologi tentunya ada yang bijak
memanfaatkan teknologi ada pula yang tidak. Banyak yang belum sadar mengenai
teknologi yang mempunyai peluang nyata sedang berada didepannya,
kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar sangatlah rendah dan meyukai kata
kebebasan yang sebebas-bebasnya. Apabila disinggung dan dinasehati untuk
meninggalkan hedonismenya, mereka cenderung untuk berpikir panjang. Bagi
orang yang tidak memahami kata hijrah, menurutnya hijrah merupakan sebuah
tantangan terbesar dan terberat untuk dilalui, sehingga orang tersebut berpikir
berkali-kali untuk hijrah dan keluar dari zona nyaman. Orang yang memiliki
pengetahuan luas, tentunya akan menyambut kata hijrah dengan senang dan
bahagia, karena hijrah menjadi ladang amal tersendiri untuk mereka. Hijrah bagi
generasi millenial menjadi sebuah fenomena yang tak asing. Namun, sebagian
orang menganggap hijrah itu menjadi hal yang cukup memberatkan.

1.2 Analisis Masalah

Terdapat banyak faktor yang memicu umat muslim terutama para pemuda
mengalami perubahan yang cukup signifikan karena adanya globalisasi pada
zaman millenial ini. Perubahan tersebut meliputi pergaulan, cara pandang,
berpakaian, tingkah laku dan sebagainya. Apabila seseorang tidak memiliki
pondasi agama maka ia tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan. Adanya
arus globalisasi membuat para pemuda juga semakin malas untuk melakukan
perjuangannya dalam berhijrah karena merasa sudah nyaman pada zonanya
saat ini.

1.3 Rumusan Masalah


A. Pengertian hijrah
B. Perubahan adanya arus globalisasi berhijrah di zaman millenial
C. Peran dan solusi arus globalisasi berhijrah di zaman millenial
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah agar umat muslim dan terutama para
pemuda dapat mengetahui pengertian hijrah, perubahan dari adanya arus
globalisasi berhijrah di zaman millenial, serta peran dan solusi arus globalisasi
berhijrah di zaman millenial.
1.5 Manfaat
Agar dapat mengetahui perkembangan hijrah pada generasi millenial dan
dapat mengetahui penerapan serta manfaatnya dalam menjadi pribadi yang
lebih baik untuk kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian hijrah
Hijrah merupakan salah satu peristiwa penting yang menjadi titik
awal kebangkitan dakwah, dedikasi, keyakinan, tauhid, iman kepada
Allah, bukti kepatuhan, buah kesetiaan, dan ketaatan kepada prinsip-
prinsip ajaran tauhid.
Firman Allah SWT, Al-Anfaal: 26

Artinya: Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah
sedikit, lagi tertindas dimuka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang
(Mekah) akan menculikkamu, maka Allah memberikanmu tempat menetap
(Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan
diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.
(QS.Al-Anfaal:26).
Hijrah merupakan jawaban tegas seorang mukmin atas seruan
Allah, sebagai tanda kecintaan sejati mahabbah kepada Muhammad
Rasulullah SAW. Cinta akan Allah dan Rasul SAW dibuktikan oleh
kemampuan menundukkan kecintaan kepada harta benda, sanak keluarga
dan kerelaan menggantinya dengan keikhlasan menerima ajaran-Nya.
Hijrah pada umumnya melahirkan rasa semangat, penuh ghairah dalam
melakukan sesuatu di tengah umat tauhid itu.

B. Perubahan adanya arus globalisasi berhijrah di zaman millenial

Sekarang ini umat muslim mengalami perubahan yang cukup


signifikan karena adanya globalisasi. Perubahan tersebut meliputi
pergaulan, cara pandang, berpakaian, tingkah laku dan sebagainya.
Apabila seseorang tidak memiliki pondasi agama maka ia tidak akan
pernah mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan itu ada dua, kebahagiaan
duniawi dan ukhrawi. Kebahagiaan duniawi tidak akan pernah kekal,
karena tidak mendapatkan ketenangan hati. Kebahagiaan ukhrawilah yang
di dambakan oleh semua orang.
Adanya arus globalisasi membuat para pemuda juga semakin malas
untuk melakukan perjuangannya dalam berhijrah karena merasa sudah
nyaman pada zonanya saat ini. Maka diperlukan perubahan yang
membawa arus metode hijrah pada zaman sekarang karena hijrah tidak
harus dilakukan dengan cara yang selalu sama dari dulu hingga sekarang.
Sebuah revolusi hijrah pun mulai bermunculan dari merubah cara hijrah
yang lebih nyaman, asik, dan tidak monoton. Arus global membawa umat
untuk menyebarkan sangatlah mudah sebab dengan globalisasi di jaman
sekarang memunculkan perkembangan informasi yang sangat cepat.
Informasi ini lah yang menyatukan para umat dari ujung negara ke negara
lain, yang juga dapat memunculkan sebuah komunitas sedunia.

C. Peran dan solusi arus globalisasi berhijrah pada zaman millenial

Zaman millennial tidak lepas dari kecanggihan informasi.


Indonesia yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar didunia tentu
populasi generasi millenial cukup banyak. Generasi ini menggandrungi
dakwah dengan media sosial, menurutnya dengan berdakwah
menggunakan media sosial merupakan hal yang sangat efektif. Disisi lain
sebuah komunitas diperlukan sebagai wadah menyalurkan nilai-nilai
Islam dengan cara yang tidak biasa, maksudnya adalah dakwah Islam
dengan kreatif dan unik. Komunitas ini berisi dari berbagai latar belakang,
namun memiliki visi dan misi yang sama, yaitu ingin menyebarkan dan
mengajak secara luas orang lain untuk berbuat kebaikan serta menjadi
khalifah di muka bumi.
Komunitas di era millenial yang dimaksud penulis merupakan
hijrah masa kini komunitas yang berbasis informasi dan teknologi namun
dibungkus dengan sosial, masyarakat, politik dan menciptakan pergaulan
muda menjadi positif yang bermanfaat bagi orang lain. Komunitas ini
membuat kegiatan dan praktik secara langsung mengenai nilai agama.
Penyebarannya juga dengan menggunakan media sosial dengan cara
membuat video yang bermanfaat kemudian dibagikan kepada orang lain.
Berbeda dengan dakwah biasanya yang cenderung satu arah, ustadz
memberikan ceramah kepada jamaah hanya mendengarkan yang terkadang
membuat jenuh sehingga jamaah melakukan aktivitas lain seperti bermain
gadget, mengobrol, tidur dan sebagainya.
Maka dari itulah, peran kita bagaimana cara menghilangkan
pemikiran negatif mengenai hal tersebut. Solusi dari permasalahan tersebut
yaitu adanya komunitas yang menyesuaikan keadaan zaman sekarang.
Suatu perubahan inilah yang sangat di butuhkan sebab dengan adanya
perubahan ini para pemuda yang tidak tahu syariat mulai ingin
mempelajarinya dan ingin mengamalkannya dalam kehidupan. Metode
komunitas ini selalu memberikan hal-hal baru dan selalu up to date, namun
tetap tidak lupa dengan tujuan awalnya. Di Indonesia sendiri sudah ada
beberapa komunitas yang mengajak pemuda untuk bermain keluar,
mencari ilmu, megurangi dosa, dan bermanfaat tersebut salah satunya
yaitu pemuda hijrah (The Shift), yuk ngaji, dan fastabiqul khairat (FAST).
Selain dengan cara mengikuti tren komunitas – komunitas hijrah
yang menyenangkan, tetapi tetap syar’i sesuai syariat. Hijrah di era
millenial saat ini diikuti dengan perkembangan informasi teknologi yang
sangat berkembang dengan pesatnya pada peradaban manusia saat
sekarang. Dimana para pemuda lebih sering masuk pada dunia maya entah
memasuki ranah yang bermanfaat atau bahkan keranah yang dapat
merusak akhlak. Adanya informasi yang semakin pesat ini tidak membuat
semangat hijrah para pemuda hilang, mereka para ustadz, ustadzah, ulama,
dan kyai memanfaatkan fasilitas dunia agar dakwah mereka tersampaikan
kepada para pemuda era milenial.
Hijrah ala generasi milenial dengan cara mengubah sikap dan
perilaku yang sesuai dengan tuntunan. Media sosial yang mereka punya
digunakan untuk berdakwah, hijrah yang dilakukan dengan cara tidak
mengunggah sembarang foto mengenai dirinya. Konten lain berupa kata-
kata motivasi untuk memperbaiki diri agar jodohnya dipercepat, motivasi
untuk menjauhkan diri dari pacaran, termasuk konten-konten yang
menyerukan untuk melakukan nikah muda.
Generasi millenial perlahan melakukan perubahan yang signifikan
terhadap cara berpakaian, kini berubah menjadi lebih syar’I yang dulunya
memakai jeans dan pakaian ketat, dengan kerudung panjang dan lebar
menutupi dada dan baju yang longgar, bahkan bercadar. Laki-laki
cenderung memanjangkan jenggot dan memendekkan celananya di atas
mata kaki. Perubahan cara berpakaian diiringi dengan perubahan cara
berbicara, sikap, berlahan menjaga pandangan, dan terus mengalami
perubahan yang lebih baik walau berlahan namun pasti.
Tujuannya adalah meninggalkan segala hal yang buruk, negatif,
maksiat, kondisi yang tidak kondusif, menuju keadaan yang lebih baik,
positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan ajaran. Niat yang
kuat untuk melakukan hijrah harus diikuti jiwa yang istiqomah untuk tetap
bisa di jalan Allah SWT dan terus mengalami perubahan yang lebih baik.
Istiqomah harus dimulai dengan keikhlasan dan yakin untuk meninggalkan
semua maksiat dunia yang diringi dengan menambah wawasan mengenai
ilmu – ilmu dan memperkuat ibadah kepada Allah SWT, gencar mendekat
kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT, Ali Imran: 133


“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan

Banyak cara untuk berhijrah bagi generasi milenial pada era globalisasi
ini. Sudah tidak asing lagi tentunya, globalisasi membawa banyak kelebihan dan
kekurangan yang menjadi tantangan di era ini. Generasi millenial sudah akrab
dengan teknologi dan informasi yang serba canggih, internet menjadi sebuah
kebutuhan pokok yang harus terpenuhi disetiap hari, jam, menit bahkan detik
yang menjadikan sesorang menjadi kecanduan. Kebutuhan ini menjadi peluang
dan kesempatan bagi generasi milenial untuk meningkatkan diri menuju kebaikan,
misalnya media sosial. Media sosial ini dianggap efektif untuk komunikasi
dengan siapa saja. Bagi orang yang cerdas maka akan memanfaatkan media sosial
dengan bijak salah satunya untuk berdakwah, selain itu membangun komunitas
untuk mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai islam.
Surat Ali-Imran ayat 104

Artinya : dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

3.2 Saran

Para muda diharapkan dapat mengetahui syariat agama dan memulai untuk
semangat dalam mempelajari dan mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari
sehingga dapat mengubah cara, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan.

DAFTAR PUSTAKA
Surahman, Sigit. 2013. Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni dan Budaya
Indonesia. Jurnal Komunikasi. Volume 2. Nomor 1. halaman 29 – 38

Shihab M. Quraish, Tafsir al-Misbah. 2009. Pesan, Kesan, dan Keserasian


Alquran, Jakarta : Lentera Hati
Kulle Haris. 2015. Hijrah dalam Al Qur’an. Jurnal al-Asas, Vol. III, No. 1

Busthomi Ibrahim. 2017. Memaknai Momentum Hijrah. Jurnal Ilmiah Pendidikan


Vol.10 No.2. ISSN 1978-8169

Anda mungkin juga menyukai