Anda di halaman 1dari 40

ETIOLOGI MALOKLUSI

Drg. Budi Suhartono Sp.Ort.

1
ETIOLOGI MALOKLUSI
• Bidang ortodontik selalu berhadapan dengan maloklusi
• Maloklusi terjadi karena sebab  etiologi maloklusi
• Penentuan etiologi sangat sulit  pertumbuhan gigi dan kraniofasial
memerlukan waktu 20 tahun  faktor herediter dan lingkungan
• Menentukan maloklusi  informasi  mencegah, mengintersep,
merawat maloklusi
• Management ortodontik  identifikasi faktor etiologi dan usaha
menghilangkannya
• Kesalahan dan kelalaian dalam menentukan etiologi maloklusi 
perawatan kurang lengkap  relaps.
2
Pokok Penyebab Maloklusi :

1. Pola tulang muka yang tidak harmonis.


2. Ketidak seimbangan ukuran gigi – rahang.

ideal
Analisa Etiologi Maloklusi penyebab
murni?

3
Maloklusi secara klinis & klasifikasi = pola etiologi

Dockrell, Mayne, Harvold dan Moore:


Etiologi Maloklusi adalah jaringan/organ penyebab
utama maloklusi :
1.Sistem Neuromuskular
2.Tulang (Skeletal)
3.Gigi–gigi (Dental)
4.Jaringan lunak 4
PENYEBAB

DURASI FREKWENSI

WAKTU

LOKASI POSISI INTENSITAS

JARINGAN
ORGAN

MALOKLUSI 5
Etiologi ( penyebab ) Maloklusi
Dua klasifikasi pokok etiologi maloklusi :

I. Faktor Extrinsik (faktor sistemik/umum)

II. Faktor Intrinsik (faktor lokal)

I. Faktor Extrinsik
a. Herediter (keturunan)

b. Kelainan bawaan (congenital). Misal: sumbing,


serebral palsi, tortikolis, sipilis, dsb.
c. Pengaruh lingkungan :
- Prenatal : trauma, diet /metabolisme maternal, 6
dsb.
- Post Natal : luka kelahiran, luka TMJ, cerebral
d. Predisposisi gangguan metabolisme & penyakit:
- Gangguan endokrin/metabolism
• hipopituitari  perkembangan wajah & basis kranial kurang,
open bite, erupsi gigi yang terlambat, foramen apikal tidak
menutup sempurna
• hiperpituitari  perkembangan mandibula berlebih, lidah
besar, tulang tebal, hipersementosis, osteoporosis maturasi
tidak baik.
• Hipotiroid  pertumbuhan cacad, pengurangan dimensi
vertikal dan basis kranial, kecenderungan open bite, erupsi
terlambat, protusi maksila, spasing.
• Hipertiroid  percepatan pertumbuhan tulang peningkatan
tinggi muka, open bite, prognatik ringan.
• Hiperparatiroid  erupsi terlambat & cacat email.
7
- Penyakit infeksi
• bakteri osteomyelitis mengubah respon tulang
• Kongenital sipilis menyebabkan bentuk peg-shaped,
tuberkulum mulberry, hipoplasi enamel, erupsi terlambat,
pertumbuhan maksila yang kurang lengkung maksila
sempit
• Tubercolusis menyebabkan erupsi terlambat.
• Infeksi virus gondok, bila menyerang ibu hamil
menyebabkan hipoplasi enamel, erupsi terlambat, karies
yang menyeluruh, inflamasi pada gusi.
• Campak mengakibatkan kerusakan jalan nafas.
• Rubella mengakibatkan erupsi terlambat, hipoplasi gigi dan
perkembangan fisik yang terlambat

8
e. Kekurangan Nutrisi/gizi-> banyak pada negara yang
sedang berkembang seperti rickets, scurvy dan beriberi.
f. Kebiasaan jelek
Cara menyusui yang salah
Menggigit/menghisap jari/ibu jari-> gigi anterior maksila
tipping ke labial, overjet meningkat, openbite anterior,
muskulus pipi menekan lengkung menyebabkan lengkung
palatal sempit, bibir atas hipotonis, dapat bekembang
menjadi tongue thrust yang berakibat openbite.
9
 Cara penelanan yang salah-> proklinasi gigi anterior, openbite
anterior, protrusive bimaksiler, posterior open bite, posterior
crossbite
 Menjulur/menggigit lidah
 Menggigit kuku-> tidak menghasilkan maloklusi yang hebat,
namun terjadi irregularitas seperti rotasi, aus pada sudut insisal
dan crowding ringan.
 Menggigit bibir bawah menyebabkan proklinasi gigi anterior
maksila dan retroklinasi gigi anterior bawah, hipertropi bibir
bawah dan pecahnya bibir
 bernapas lewat mulut-> muka yang panjang dan sempit, hidung
yang sempit, bibir atas yang pendek, lengkung maksila yang
sempit dengan kemungkinan adanya crossbite posterior, blank10
face / expressionless, overjet yang besar akibat flaring incisivus,
gingivitis marginal anterior, mulut kering, anterior open bite
bruxism (kerot)-> keausan permukaan oklusal, fraktur gigi dan
restorasi, gigi goyah, hipertropi muskulus mastikasi, sakit
muskulus ketika bangun pagi, sakit TMJ
g.Posture tubuh (bentuk dan sikap tubuh)->menambah resiko
maloklusi (tekanan yang tidak normal dan ketidakseimbangan otot)
seperti bertopang dagu pada anak menyebabkan defisiensi
mandibula
h.Trauma dan kecelakaan pada daerah dentofacial-> mungkin
bertanggung jawab untuk gigi non vital yang tidak teresobsi dan
defleksi erupsi gigi permanen ke posisi abnormal

11
Faktor Herediter terhadap maloklusi :
a. Herediter Rasial ciri–ciri ras.
b. Herediter Keluarga :
- Salah satu Orang tua.

- Kombinasi (dominan / resesive).

Peranan Faktor Herediter :

- Pola pertumbuhan & perkembangan gigi, tulang rahang


dan muka.
- Pola bentuk gigi, tulang rahang dan muka.
12
A. Pengaruh Herediter Rasial : pada ciri – ciri muka dan
gigi.
- Ras yang homogen Maloklusi sedikit.
- Ras yang heterogen Maloklusi banyak dan
bermacam – macam.

B. Pengaruh Herediter Keluarga : pada macam dan


keparahan
maloklusi satu keluarga / dinasti.
Ciri–ciri faktor oklusi yang diturunkan (herediter):
1. Kedudukan dan penyesuaian antara otot–otot perioral
13

dengan bentuk dan ukuran lidah.


3. Ukuran gigi dan lengkung rahang ( lebar &
panjang ).
4. Tinggi palatum.
5. Berjejal atau celah gigi – gigi.
6. Besar overbite dan overjet.

Faktor Herediter menurut Lundstorm dapat dipelajari


pada anak kembar.
14
Kelainan Congenital :
- Kelainan bawaan/kelainan perkembangan.

- Kemungkinan berhubungan kuat dengan faktor

genetik.

Contoh :
- Celah Palatum
- Cerebral palsi : kelumpuhan atau gangguan
koordinasi
otot karena cacat intrakranial akibat luka
15

kelahiran
- Tortikolis : kelainan otot leher asymetri
muka.
- Syphilis kelainan bentuk dan malposisi
gigi.

Pengaruh Lingkungan :

T. Wingate Tood:

Bentuk muka o.k herediter/gen. Tetapi muka


bersifat plastis (adaptif respons), sehingga dalam
proses pertumbuhan perkembangan dapat
dilakukan percepatan, penghambatan, pembalikan,
penyimpangan atau penahanan oleh gangguan
16
kesehatan atau gangguan sekeliling (lingkungan)
Kebiasaan Jelek ( Bad Habit )
Lima faktor yang mempengaruhi keparahan
maloklusi akibat bad – habit :
1. Jenis : apa ?
2. PosiSI : bagaimana ?
3. DuraSI : awal – akhir kapan ?
4. FrekuenSi : berapa kali ?
5. IntenSitas : kekuatan ?

KEPARAHAN MALOKLUSI
17
KESEIMBANGAN RONGGA MULUT YANG MENDUKUNG
PERKEMBANGAN OKLUSI NORMAL :
O
K
L
U
S
I

N
O
R - Lidah memenuhi rongga mulut
M - Otot – otot perioral relax
A - Ditunjang interproksimal kontak &
18
L interdigitasi gigi geligi.
19
MALOKLUSI AKIBAT BOTOL YANG TIDAK BAIK

20

ANATOMIS & MEKANISME = ASI DOT BOTOL BENAR


- RA protrusif
- Anterior RB intrusi
- Open bite

21

- LIDAH TIDAK MEMENUHI RONGGA MULUT DOT BOTOL SALAH


MENGHISAP IBU JARI

- RA sempit & dalam


- Geligi anterior RA protrusif
- Geligi anterior RB retrusif &
intrusi
- Open - Bite

22
PENELANAN YANG SALAH

- RA & RB sempit
- Geligi anterior RA
& RB protrusif.
- Open - Bite

23
MEKANISME MALOKLUSI AKIBAT BLM
M
O
U
T
H Θ Θ

B
R
E
A
T
H - Lidah di dasar mulut
I - Otot buccal aktif
N - Bibir terbuka ( hipotonus ) 24

G - Mandibula retrusi
Θ Θ

25
AKIBAT BERNAPAS LEWAT MULUT ( BLM : MOUTH BREATHING )

Otot Bukal Maksila Tumbuh 1. Maksila protrusif


Aktif > ke depan 2. Palatum tinggi

Lidah Di Vol RB<RA,lidah


Dasar Mulut menjulur ke dpn
Mulut 3. Gigi anterior RA
Terbuka protrusif.
Bibir Tonus Bibir pada
terbuka akar gigi
Gigi anterior RB
tidak oklusi.

Posisi Distal
Mandibula Ekstrusi gigi ant RB
4. Maloklusi Angle
Retrusi 5. Deep Over Bite
kelas II.
26
CIRI – CIRI BLM :

SUBYEKTIF :
- Tidur mulut terbuka mendengkur /
ngorok.
- Bangun tidur mulut kering / haus.

OBYEKTIF :
- Gangguan saluran pernapasan
Amandel : Pembesaran tonsil, kel. Adenoid.
Polip atau septum nasi abnormal, bengkok
27

atau penebalan.
TEST :
- REFLEX ALANASI : BERGERAK: -
- COTTON BUTTERFLY : BERGERAK: -
- KACA MULUT : BEREMBUN: -

28
 Kontrol Alat musculature (Refleks alanasi) Pernafasan
yang normal lewat hidung menghasilkan refleks otot-otot
cuping hidung (alanasi) yang baik. Saat menarik nafas,
secara refleks cuping hidung bergerak dan lubang hidung
melebar (refleks alanasi positif), sedangkan pada
penderita pernafasan mulut, refleks alanasi negatif
(Salzmann, 1957; Moyers, 1969).

 Kaca mulutFungsi hidung pada penderita pernafasan


mulut dapat diketahui dengan cara menempatkan kaca 29

mulut 2 arah di bagian bibir atas. Bagian bawah kaca


 Test Cotton ButterflyPercobaan untuk mengetahui
apakah pada saat pasien menarik nafas, aliran udara
masuk melalui hidung atau tidak. Percobaan ini
dilakukan dengan menggunakan kapas tipis yang bagian
tengahnya dipelintir hingga berbentuk menyerupai
kupu-kupu, dan ditempelkan pada filtrum. Amati
masing-masing sayap di depan lubang hidung waktu
pasien menarik nafas. Kapas tidak bergetar menandakan
tidak ada aliran udara pernafasan lewat hidung (pasien
bernafas lewat mulut), sedangkan jika kapas bergetar, 30

berarti pasien bernafas lewat hidung (Moyers, 1969).


FAKTOR INTRINSIK ETIOLOGI
MALOKLUSI

A.Kelainan Jumlah Gigi


- Herediter
- Evolusi : Manusia purba jumlah gigi > besar,
pengaruh fungsi dan budaya mereduksi.
- Congenital : Celah bibir, celah palatum.

1. Supernumerary Teeth
- Terjadi di RA > RB.
- Terletak di midline mesiodens ( pal. 1
1 ). 31

- Bentuk konus, jumlah satu / sepasang.


2. Agenese
- Agenese > Supernumerary.
- Kadang bilateral atau unilateral.
- Terjadi di RB > RA.
- Urutan insidensi : 2 , 5 , 8 , 8 .

B. KELAINAN UKURAN GIGI


Normal ukuran gigi
- Makrodonsi ( ukuran gigi > normal ) gigi berjejal.
- Mikrodonsi ( ukuran gigi < normal ) gigi
diastema
atau diastemata. 32

- Urutan insidensi : 2 , 4 , 5 .
C. KELAINAN BENTUK GIGI

- Rudimenter / peg shape 2 diastema.


- Cingulum tidak mereduksi ( berlebihan ) 1 2
overbite dan overjet + ( bertambah besar ).
- Kelebihan tonjol lingual 5 , 6 .

D. FRENULUM LABII ABNORMAL


Tidak terjadi migrasi ( 10 – 12 thn ), “ Blanche Test “.
- Frenulum labii superior diastema sentral.
- Frenulum buccinator rotasi. 33
E. PREMATURE LOSS GIGI SUSU
Fungsi gigi susu : Akibat gangguan :
1. Pengunyahan, bicara, estetis Pertumbuhan – ( berkurang ).
2. Menyediakan ruang gigi tetap Migrasi (tipping) dari gigi tetangga
ruang menyempit.
3. Membimbing erupsi gigi tetap Erupsi tidak terarah impaksi
atau malposisi.
4. Mempertahankan tinggi oklusal Ekstrusi antagonis habitual
gigi antagonis oklusi ( occlusal interference ).

34
F. PROLONG RETENSI & GANGGUAN RESORBSI GIGI SUSU
- Gigi susu gangrene / partial necrose ( ro – foto )
resorbsi terganggu malposisi gigi permanen pengganti.

G. KELAINAN JALANNYA ERUPSI GIGI


- Merupakan akibat lanjutan.
Contoh :
- Persistensi / retensi.
- Supernumerary.
- Pengerasan tulang / mukosa.
- Tekanan mekanis, pencabutan, habit, tekanan ortodonti.
- Resorbsi yang tidak seimbang.
35

- Faktor – faktor ideopatik ( tidak diketahui ).


H. ANKILOSIS
- Sering terjadi pada usia 6 – 12 thn.
- Karena lamina dura robek lamina dura & cementum
bersatu dengan tulang rahang.
- Gangguan endokrin, penyakit congenital.
- Trauma.
I. KARIES GIGI
karies proksimal  reduksi panjang lengkung  migrasi gigi
tetangga.
J. RESTORASI YANG TIDAK BAIK.
under contour  gigi bergerak dan panjang lengkung
berkurang, over countour  ruang erupsi kurang.
36
PREMATURE LOSS DAN EARLY LOSS

Premature loss : tanggal terlalu awal lengkung


perimeter memendek.

Akibat premature loss :


- Bila terjadi sebelum gigi tetap pengganti erupsi ( mahkota
telah terbentuk dan akar gigi mulai terbentuk )
terbentuk tulang diatas benih gigi tetap kelambatan
erupsi gigi tetangga bergeser ruang untuk
gigi tetap pengganti menyempit.
37
- Pada gigi incisivus susu tidak berbahaya, kecuali sebelum
usia 4 thn ( ro - foto ) benih gigi incisivus tetap dan
observasi ruang yang ada.

- Pada kaninus susu : sangat berbahaya.


RA : Bila terjadi sebelum 2 1 1 2 merapat spacing
gigi anterior RA dan ektopik / labioversi kaninus tetap.
RB : Tipping lingual gigi anterior bawah, overbite besar dan
terhambatnya erupsi kaninus tetap ( !! Serial ekstraksi)

38
- Pada Molar Susu :
Lebar IV , V > 4 , 5 + ruang untuk erupsi 3 dan
oklusal adjustment. Bila terjadi sesudah occlusal adjustment
atau penyesuaian oklusi ( : relasi kl. I Angle ) kurang
berbahaya.

Akibatnya :
- Kekurangan ruang untuk 3 .
- Pergeseran 6 perubahan relasi 6 / klasifikasi Angle.
- Bila terjadi pada 2 atau lebih otot - otot temporo
mandibular abnormal pertumbuhan tulang muka dan
39

kedudukan gigi tetap terganggu.


THANK YOU

40

Anda mungkin juga menyukai