Anda di halaman 1dari 10

RMK PERILAKU KEORGANISASIAN

“KONSEP KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI”

Dosen Pengampu : Anak Agung Ayu Sriathi, S.E., M.M.

Oleh Kelompok 7 :

Laras Malda Putri 1707521001

Komang Sri Ayu Widiani 1707521099

Dwiky Mahendra Arjana 1707521113

I Gusti Ayu Putu Candra Santi 1707521154

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
POKOK PEMBAHASAN

1. Hakekat Keputusan
2. Definisi pengambilan keputusan dan urgensinya
3. Proses pengambilan keputusan dalam elemen-elemen dasarnya
4. Tipologi pengambilan keputusan
5. Jenis keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi
6. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
7. Pengambilan keputusan kelompok
8. Implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan
1. Hakekat Keputusan
Keputusan muncul saat seseorang menetapkan pilihan Atas beberapa alternatif yang
tersedia dihadapannya, tetapi konsekuensinya sangat menentukan di masa selanjutnya. Sebagai
individu, setiap saat manusia melakukan pembuatan keputusan, baik untuk kepentingan pribadi
maupun untuk orang banyak atau organisasi. Jadi keputusan itu adalah keputusan tindakan pilih
/ pilihari di antara sekian banyak alternatif. Mengambil keputusan itu adalah mengambil /
memilih alternatif. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan
permasalahan/persoalan setiap keputısan yang dibuat adalah dalam rangka yang mencapai
suatu tujuan tertentu. Manajer akan selalu dituntut untuk membuat keputusan dalam kerangka
pemecahan masalah. Kualitas dan efektifitas manajer dapat dilihat pada saat dia mengambil
keputusan. sering membuat keputusan, ia adalah manajer yang kreatif dan produktif,
keputusannya selalu tepat menandakan ia manajer yang pintar, dan bila keputusan berskala
besar baik hasil maupun risiko itu mencerminkan ia manajer yang sejati.

2. Definisi Pengambilan Keputusan dan Urgensinya

1). Sebagai Pemilihan tindakan dari sejumlah alternatif yang ada

2). Merupakan tindakan yang melekat erat dan terpadu secara berkesinambungan dalam
keseluruhan kegiatan administrasi.

Doe dan Drake (1980) dalam Djatmiko (2002) memandang bahwa pengambilan
keputusan merupakan jantung dan hati totalitas kegiatan administrasi. Bahkan Ivencevich
(1989) dalam Djatmiko (2002) lebih tegas mengatakan bahwa pengambilan keputusan
berpengaruh kuat secara langsung terhadap kinerja individu yang selanjutnya berpengaruh
terhadap efektivitas organisasi. Oleh sebab itulah pengambilan keputusan merupakan tanggung
jawab utama setiap manajer organisasi.

Agar sukses memerankan tanggung jawab itu paling tidak manajer harus memiliki
empat kepakaran atau ketereampilan dasar yaitu sebagai berikut :

1). Keterampilan/kepakaran teknis (technical skill), yakni pemahaman dan kecakapan serta
kesanggupan untuk mengerti dan mengerjakan aktivitas tertentu, meliputi pengetahuan dan
pemahaman konsep, proses, metode yang diperlukan untuk mengenali, menganalisis dan
memecahkan masalah dalam bidang tertentu.

2). Keterampilan/kepakaran insani (human skill), yakni kesanggupan untuk bekerja dengan
orang lain secara efektif sebagai anggota sebuah kelompok dan dapat membangun kerjasama
yang baik dalam kelompok yang dipimpinnya. Termasuk didalamnya kemampuan
berkomunikasi, memahami tingkah laku orang lain serta melakukan pendekatan-pendekatan.

3). Keterampilan/kepakaran konseptual (conceptual skill), yakni kesanggupan untuk melihat


usaha-usaha sebagai suatu totalitas. Kesanggupan analisis.

4). Keterampilan/manajerial (manajerial skill), yang merupakan kecakapan dalam


menjalankan fungsi- fungsi manajemen, yang meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang
konsep dan fungsi yang ada dalam manajemen.

3. Proses Pengambilan Keputusan dan Elemen-elemen Dasarnya

1) Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman sudita (1997).

a. Menetapkan tujuan.

b. Mengidentifikasi Masalah.

c. Mengembangkan sejumlah alternatif.

d. Penilaian dari pemilihan alternatif.

2) Menurut Herbert. A Simon (1992) dalam Djatmiko (2012)

a. Penemuan masalah (Intelligence), meliputi pengumpulan data, mewaspadai


lingkungan, dan mendeteksi masalah yang dihadapi.

b. Pemahaman masalah (Design), meliputi pengkajian masalah secara sistematis,


menciptakan alternatif berdasarkan hasil evaluasi atas hasil-hasilnya.

c. Pemilihan alternatif (Choice), kegiatan yang berakitan dengan pemilihan alternatif


yang disukai.

d. Implementasi (Implementation), adalah pelaksanaan keputusan yang meliputi


pemberian penjelasan kepada pihak-pihak terkait serta membuat consensus bahwa
keputusan menitikberatkan pada kebaikan dan menanamkan komitmen.

3) Menurut Finch dan McGough (1982) dalam Djatmiko (2002)

a. Mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan.

b. Mengidentifikasikan masalah.
c. Menetapkan alternative-alternatif pemecahan masalah.

d. Mengidentifikasikan konsekuensi-konsekuensi pemecahan masalah.

e. Memilih alternative terbaik

f. Menguji Konsekuensi Keputusan

4) Menurut Dalft (1986) dalam Djatmiko (2002)

a. Memantau lingkungan keputusan yang meminta informasi internal maupun


eksternal yang akan memungkinkan terjadinya penyimpangan dari perilaku yang
direncanakan.

b. Mengidentifikasikan masalah, berkaitan dengan rincian mendasar tentang


masalah meliputi dimana, bagaimana, siapa yang dilibatkan, siapa yang terkena,
dan bagaimana kegiatan yang akan terpengaruh.

c. Menspesifikasi sasaran keputusan, yakni menentukan hasil kinerja , yang harus


dicapai dengan suatu keputusan.

d. Mendiagnosa masalah, yaitu menganlisa sebab-sebab terjadinya masalah untuk


mendapatkan perlakuan yang tepat.

e. Mengembangkan alternatif pemecahan masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan


mempertimbangkan pengalaman terdahulu serta menampung masukan-masukan.

f. Mengevaluasi alternative pemecahan masalah . hal ini dapat dilakukan melalui


cara-cara statistis atau pengalaman pribadi untuk meperediksi kemungkinan
keberhasilan (meritis)

g. Memilih alternatif terbaik, yaitu alternatif yang mengandung peluang berhasil


terbaik.

h. Mengimplementasikan pilihan terbaik. Kegiatan ini dilaksanakan dengan


menggunakan kemampuan manajerial, administratif dan persuasif serta
meyakinkan bahwa keputusan dilaksanakan.

4. Tipologi Pengambilan Keputusan

Ada berbagai tipe yang mewarnai pengambilan keputusan yaitu:


1) Berdasarkan atas analisis psikologis personalitasnya Erich Form , maka oleh Ernest
Dale (1976) yang dikutip oleh Djatmiko (2002) Dikelompokkan lima tipe
pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut :

a. Tipe resensif atau depensif.

Tipe ini memandang semua kebaikan berada diluar dirinya, sehingga


cenderung melakukan pengambilan keputusan berdasarkan ide penasehatnya serta
membebankan tanggung jawab kepada pihak luar dengan delegasi secara libral.

b. Tipe eksploitatif atau agresif.

Tipe ini memandang semua kebaikan berada di luar dirinya yang harus dikuasai
dengan kekuatan atau kecerdikan. Ciri-ciri tipe ini adalah memanipulasi individu
untuk kepentingan pribadi dengan pengawasan yang ketat dan struktur organisasi
yang kaku.

c. Tipe Hoarding

Tipe ini memiliki kepercayaan yang sangat minim kepada pihak eksternal,
menyusun struktur organisasi sebagai alat untuk membentengi kedudukannya.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan sendiri.

d. Tipe marketing

Tipe ini memandang dirinya sebagai komoditi dan memandang nilai dirinya
sejalan dengan imbalan. Bagi tipe ini struktur organisasi dan keputusan harus
memberikan imbalan yang memadai bagi pengambil keputusan

e. Tipe produktif

Tipe ini memiliki kemampuan untuk memakai dan mewujudkan potensi yang
dimilikinya. Dalam pengambilan keputusan, cenderung membantu pihak lain dalam
mengembangkan dirinya mencapai kemampuan maksimal dengan
mengintegritaskan suksesnya dengan sasaran organisasi.

2) Berdasarkan Kriteria sumber keputusan, Chung dan Meginson (1981) yang mengutip
pendapat Barnard (1938) dalam Djatmiko (2002) pengambilan keputusan ada tiga
tipe yakni :
a. intermediary decisions adalah pengambilan keputusan yang dilaksanakan atas
desakan atasan dalam hirarki adminitrasi.

b. appellate decisions merupakan pengambilan keputusan atas desakan bawahan

c. creative decisions merupakan pengambilan keputusan atas inisiatif sendiri.

3) Berdasarkan atas kriteria struktur dan hubungan interpersonal (Lipham,1974) dalam


Djatmiko (2002) maka ada tiga jenis yaitu :

a. Pengambilan keputusan rutin/terprogram adalah pengambilan keputusan yang


pelaksanaannya bersifat hirarkis, terstruktur dan diprogramkan dengan seksama
serta dilaksanakan secara berulang baik karena dorongan atasan maupun bahawan.

b. Pengambilan keputusan heuristic pengambilan keputusan yang lebih


memberikan keleluasaan dalam mengembangkan gagasan-gagasan secara terbuka.

c. Pengambilan Keputusan kompromis/negosisasi adalah pengambilan keputusan


yang dapat dipakai untuk mengatasi konflik karena perbedaan seperti nilai, budaya,
peran yang diharapkan , dan minat pribadi individu-individu, antara kelompok
kepentingan . disini pemimpin berperan sebagai mediator.

5. Jenis keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi

Menurut Herbert Simon (1992), ada dua jenis keputusan yaitu :

 Keputusan yang diprogram, keputusan rutin dan berulang-ulang dan dapat diprediksi
sebelumnya. Biasanya karena masalah yang dihadapi terstruktur dengan baik.
 Keputusan tidak diprogramkan, keputusan baru tidak terstruktur dan tidak terprediksi
sebelumnya yang membutuhkan solusi yang dirancang secara khusus supaya sesuai
dengan masalahnya. Biasanya masalah yang dihadapi strukturnya buruk atau unik.
6. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan

Menurut Gibson dan kawan-kawan (1997) faktor-faktor yang berpengaruh secara individual
adalah sebagai berikut:

 Nilai/tata nilai, pedoman dasar dan kepercayaan yang dianut pengambil keputusan jika
berhadapkan pada situasi harus menentukan pilihan. Dalam proses pengambilan
keputusan tata nilai yang terlihat tidak hanya meliputi tanggung jawab hukum, ekonomi
juga etika.
 Kepribadian

Pengambil keputusan sering dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, baik sadar


maupun tidak. Salah satunya adalah kepribadian yang diwujudkan dalam pilihan yang
diambil. Variabel kepribadian itu antara lain: sikap, kepercayaan, dan kebutuhan. Di
Jepang lebih berorientasi ke kelompok, sementara di Barat orientasi individual.

 Kecenderungan mengambil resiko


Pengambil keputusan akan berhadapan dengan risiko. Akan ada yang berani
mengambil sebaliknya ada yang kurang berani, semuanya akan berpengaruh terhadap
kualitas keputusan.
 Potensi ketidaksesuaian, terutama pada saat keputusan sudah dipuat. Sering terjadi
setelah keputusan dibuat yang muncul adalah kebimbangan dan berpikir ulang atas
pilihan yang telah dibuat.
7. Pengambilan keputusan kelompok

Proses pengambilan keputusan kelompok adalah salah satu corak proses pengambilan
keputusan dalam organisasi. Ciri dari prosesnya ditandai dengan keterlibatan dan partisipasi
dari banyak orang. Sering keputusan semacam ini dianggap ideal dan digunakan secara luas.
Berikut merupakan keunggulan dan kekurangan dari keputusan kelompok yang dikutip dari
pendapat Umar Nimran (1999) sebagai berikut:

1. Keunggulan keputusan berkelompok


a. Informasi dan pengetahuan lebih lengkap
b. Keragaman pandangan lebih banyak
c. Penerimaan keputusan lebih besar
d. Akan tetapi, bila orang yang akan dikenai oleh keputusan itu dan orang yang
akan melaksanakannya dapat diambil bagian dari proses pembuatannya, maka
mereka cenderung untuk menerimanya.
2. Legitimasi keputusan lebih kuat
Masyarakat kini menghargai metode-metode yang demokratis. Proses pengambilan
keputusan kelompok yang konsisten dengan sikap demokratis itu, karenanya dipandang
sebagai lebih memiliki keabsahan dari pada keputusan yang dibuat oleh seorang
individu.
3. Kekurangan keputusan kelompok
a. Memakan waktu
b. Tekanan untuk sependapat
c. Dominasi oleh minoritas
d. Tanggung jawab yang kabur
4. Teknik-teknik keputusan kelompok
Umar Nimran (1999) mengatakan bahwa bentuk yang paling lazim/tradisional dalam
proses pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam interaksi tatap muka. Ia lebih
lanjut mengatakan bahwa teknik-teknik brainstorming, nominai group dan delphi telah
dianggap sebagai cara yang baik untuk meminimalkan berbagai masalah yang timbul
dalam interaksi kelompok.
a. Brainstorming
Pada pokoknya teknik ini berusaha untuk menggali dan mendapatkan gagasan-
gagasan dari anggota kelompok. Karenanya teknik ini berfokus pada penggalian
gagasan ketimbang evaluasi gagasan. Semakin banyak gagasan semakin besar
peluang untuk mendapatkan solusi kreatif atau sesuatu masalah yang dihadapi.
b. Nominal Group Technique (NGT)
Teknik ini berkenan dengan penggalian dan evaluasi terhadap gagasan secara
sekaligus. Pada mulanya gagasan digali secara nominal (tanpa interaksi) guna
menghindari hambatan. Selanjutnya pada saat evaluasi gagasan, interaksi dan
diskusi dimungkinkan, namun dalam situasi yang terstruktur agar setiap
gagasan mendapatkan perhatian dan proporsional.
c. Delphi Technique
Teknik yang semata-mata tergantung pada kelompok nominal (para pakar)
sebagai partisipan yang semuanya tidak melakukan interaksi tatap muka
8. Implikasi Manajerial

Pengambilan keputusan adalah intisari dari manajemen organisasi dan oleh karnanya
dapat berpengaruh terhadap masa depan organisasi. Setiap anggota organisasi lebih-lebih yang
berada dalam level manajemen wajib hukumnya untuk terampil dalam mengambil keputusan
baik ketika merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan. Prosen dalam
pengambilan keputusan tersebut akan banyak berkaitan dengan jenis masalah apakah
terstruktur atau tidak terstruktur, kondisi, pendekatan serta gaya dalam mengambil keputusan.
DAFTAR PUSAKA

Robbins Stephen P dan Judge Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12, Jakarta:
Salemba Empat

Robbins Stephen P dan Judge Timothy A. 2014. Perilaku Organisasi Edisi 16, Jakarta:
Salemba Empat

Ardana, Komang., Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2009. Perilaku
Keorganisasian, Edisi Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai