Anda di halaman 1dari 20

Tugas Summary

Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis


“Penganggaran Modal (Capital Budgeting)”

Disusun Oleh :
Ni Made Sari Pirdayanti (1707521044)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan saya semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi tugas agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam tugas ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

Denpasar, 1 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………..i

Kata Pengantar……………………………………………………………………………..ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………….. iii

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………....1

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..1

PEMBAHASAN

2.1 Pengganggaran Modal......................................................................................................11

2.2Metode Dalam Keputusan Investasi..................................................................................13

2.3Proses Penganggaran Modal…………………………………………………………….20

2.4 Risiko dan Ketidakpastian……………………………………………………………...22

PENUTUP

3.1 Simpulan………………………………………………………………………..……….25

3.2 Daftar Pustaka ………………………………………………………………………26


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusan dalam berinvestasi harus dipertimbangkan dengan baik karena perusahaan


membutuhkan dana dalam jumlah yang besar untuk berinvestasi dan dana yang ditanamkan
dalam investasi tidak dapat diperoleh dalam waktu yang singkat. Kesalahan dalam pengambilan
keputusan investasi dapat berakibat fatal bagi suatu perusahaan atau kegiatan usaha sehingga
manajer harus melakukan perhitungan dengan teliti agar investasi yang dilakukan tidak
membawa kerugian bagi perusahaan.

Pengambilan keputusan mengenai penganggaran modal adalah pengambilan keputusan yang


didasarkan atas penyaringan (screening decisions) dan pengambilan keputusan yang didasarkan
atas preferensi (preference decisions).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan penganggaran modal?
b. Apa saja metode yang digunakan dalam penganggaran modal dalam keputusan investasi?
c. Bagaimana proses penganggaran modal?
d. Bagaimana pengaruh risiko dan ketidakpastian dalam penganggaran modal?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian penganggaran modal
b. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam penganggaran modal dalam keputusan
investasi
c. Untuk mengetahui proses penganggaran modal
d. Untuk mengetahui pengaruh risiko dan ketidakpastian dalam penganggaran modal
BAB 2

PEMBAHASAN

Penganggaran Modal

Pengambilan keputusan dalam rangka penganggaran modal memiliki bobot yang berbeda-beda
antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung pada besarnya perusahaan,
sifat industrinya, dan laju pertumbuhan dari perusahaan yang bersangkutan. Jenis jenis sumber
daya langka yang mungkin terkait dengan suatu proyek meliputi uang tunai (kas), jam tenaga
kerja utama, jam mesin, dan luas ruangan pabrik. Dalam mengestimasi biaya untuk proyek yang
diusulkan, alokasi sumber daya langka perusahaan harus dikonversikan kedalam satuan mata
uang.

Ketika suatu usulan investasi disetujui, maka harus dilakukan pengawasan terhadap pengeluaran
serta harus ada sistem pelaporan menyangkut status proyek tersebut. Pengeluaran harus diketahui
asal-usulnya dari proyek dan pengawasan ditempat guna memastikan bahwa pengeluaran
tersebut sesuai dengan usulan investasi yang telah disetujui. Pengawasan secara terus menerus
akan memperlihatkan seberapa baik pelaksanaan proyek, relatif terhadap rencana semula.

 Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Menentukan Belanja Barang Modal


a. Tingkat pengembalian
b. Pagu anggaran
c. Kemungkinan berhasil
d. Persaingan
e. Tarif pajak
f. Jumlah dana
g. Nilai waktu dari uang
h. Risiko
i. Likuiditas
j. Strategi bisnis jangka panjang
k. Alat peramalan
 Jenis-Jenis Keputusan Penganggaran Modal yang Harus Dibuat
a. Program pengurangan biaya
b. Melakukan kampanye periklanan
c. Penggantian aktiva
d. Perolehan fasilitas baru atau perluasan fasilitas yang sudah ada
e. Analisis merger
f. Evaluasi produk baru dan produk yang sudah ada
g. Investasi yang tidak mengejar laba (misalnya kesehatan, dan keselamatan kerja)

Berikut merupakan contoh dari pengajuan proyek :

Nama departemen No Pengajuan


Kode Departemen Ofensif
Kode Fungsi Defensif
Nama Proyek
Uraian/Sasaran

Jumlah Pengeluaran
Tahun Fiksal Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV Total
19
19
19
19
19
Total
Tanggal Diajukan Oleh :
Komentar

…………………………………………
Untuk Divisi
Selain itu berikut merupakan contoh sarana perubahan proyek :

Nama departemen Tanggal


Kode Departemen No. Permohonan Dana
Nama Proyek
Jumlah Pengeluaran
Pengesahan awal Perkiraan Terakhir Naik (Turun)
Modal
Biaya
Total

Jumlah Dana Yang Dibelanjakan Jumlah Dana Yang Disediakan


Hingga saat ini $.......................... Hingga Saat ini $.....................

MENGAPA JUMLAH DANA BARU INI DIAJUKAN?

SPONSOR PROYEK PENYELIA DEPARTEMEN/WILAYAH


Proyek Diteruskan
Perlu Permohonan Revisi
Lihat Komentar Di Balik Persetujuan akhir oleh
Halaman ini Tanggal

2.1 Tingkat Pengembalian Akuntansi (Sederhana)

Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of return / ARR) mengukur profitabilitas dari
sudut pandang akuntansi konvensional dengan membandingkan investasi yang dibutuhkan
(terkadang investasi rata-rata) dengan laba tahunan yang diperoleh dimasa depan, sebagai
pertimbangan pilihlah usulan proyek yang ARR nya tertinggi.

Contoh :
Investasi awal $8000
Umur proyek 15 tahun
Arus kas masuk tahun $1.300

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 ±𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎 8000 ±0


Penyusutan = = = 533
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 15
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ± 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 1300 ±533 767
ARR = = = = 9.6%
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙 8000 8000

Bila menggunakan investasi rata-rata, maka ARR nya adalah :


767 767
ARR = 8000/2 = = 19,2%
4000

Namun perlu diperhatikan bahwa apabila yang digunakan adalah investasi rata-rata dan bukan
investasi awal, maka nilai ARR akan menjadi dua kali lipat.

 Keunggulan Metode ARR


a. Mudah dipahami dan dihitung
b. Mempertimbangkan profitabilitas
c. Menyajikan angka-angka yang berkaitan dengan laporan keuangan
d. Mempertimbangkan umur manfaat proyek secara keseluruhan
 Kelemahan Metode ARR
a. Mengabaikan nilai waktu dari uang
b. Menggunakan data pendapatan, bukan data arus kas
2.2 Metode Periode Pemulihan

Periode pemulihan (payback period) adalah banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kembali nilai investasi awal. Metode pemulihan dapat membantu kita dalam
mengevaluasi risiko dan likuiditas suatu proyek, mempercepat tingkat pengembalian, dan
memperoleh kembali dana investasi secara lebih cepat. Manfaat dari metode ini adalah bahwa
metode ini memungkinkan perusahaan yang menghadapi persolan kas untuk mengevaluasi
perputaran sumber daya yang langka dalam rangka mendapatkan kembali dana investasi tersebut
secara lebih cepat, komitmen jangka pendek akan mengurangi kemungkinan risiko kerugian
akibat adanya perubahan kondisi ekonomi dan risiko tak terhindarkan lainnya.

 Keunggulan Metode Pemulihan


a. Mudah digunakan dan dipahami
b. Efektif dalam menangani risiko investasi
c. Pendekatan yang tepat bila posisi kas dan kredit yang lemah mempengaruhi
proses pemilihan usulan investasi
d. Dapat digunakan untuk melengkapi metode rumit lainnya, karena metode ini
mampu menunjukkan faktor risiko
 Kelemahan Metode Pemulihan
a. Tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang
b. Tidak memperhitungkan arus kas yang diterima sesudah periode pemulihan
c. Tidak mengukur profitabilitas
d. Tidak menunjukkan lamanya periode pemulihan maksimum yang seharusnya
e. Menyingkirkan proyek yang menghasilkan arus kas kecil pada tahun-tahun
awal pelaksanaannya dan arus kas yang besar pada tahun-tahun berikutnya.

Contoh :

Sebuah perusahaan menginvestasikan dana sebesar $40.000 dan menerima arus


kas masuk sebagai berikut :

Tahun 1 $15.000

Tahun 2 $20.000

Tahun 3 $28.000

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
Periode Pemulihan = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛

40.000
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 3 = 2,18 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
5000
15.000+20.000+
28000

35.000
2 tahun + 0,18

2.3 Kebalikan dari Metode Periode Pemulihan


Metode ini sering menghasilkan angka estimasi yang cepat dan akurat mengenai tingkat
pengembalian internal (IRR) atas investasi apabila umur proyek mencapai lebih dari dua kali
lipat periode pemulihan dan arus kas masuk selalu sama pada setiap periode.
2.4 Periode Pemulihan Yang Didiskontokan
Penggunaan analisis arus kas yang didiskontokan kurang dapat dipertanggungjawabkan
seandainya ada ketidakpastian di masa depan, perubahan lingkungan, dan arus kas itu sendiri
sukar untuk diprediksi. Oleh sebab itu, kita dapat menggunakan nilai waktu dari uang dengan
dengan menggunakan metode pemulihan yang didiskontokan. Periode pemulihan akan menjadi
lebih lama seandainya kita menggunakan metode ini karena nilai uang cenderung menyusut dari
waktu ke waktu. Cara perhitungannya dengan pemulihan yang didiskontokan dihitung dengan
menambahkan nilai sekarang dari arus kas masuk setiap tahunnya hingga mencapai nilai yang
sama dengan investasi.
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
Rumusnya adalah = 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛𝑡𝑜𝑘𝑎𝑛

2.5 Nilai Sekarang Bersih (NPV)


Metode nilai sekarang membandingkan nilai sekarang arus kas di masa depan yang diharapkan
berasal dari proyek investasi dengan pengeluaran kas awal untuk investasi tersebut. Arus kas
bersih adalah selisih antara perkiraan arus kas masuk yang diperoleh karena adanya investasi
dengan perkiraan arus kas krluar untuk investasi tersebut. Metode nilai sekarang bersih (NPV)
biasanya memberikan pertanda yang lebih dapat dipertanggungjawabkan ketimbang metode-
metode lainnya. Dengan menggunakan metode nilai sekarang bersih (NPV) dan memilih
estimasi tingkat reinvestasi yang terbaik, kita bisa menentukan proyek yang paling terbaik.

2.6 Indeks Profitabilitas


indeks profitabilitas (peringkat), yang juga disebut indeks selisih nilai sekarang atau rasio
biaya/manfaat, adalah indeks bersih dan bukunya indeks agregat serta digunakan untuk
membedakan investasi kas awal dengan investasi kas akhir. Gunakanlah indeks profitabilitas
sebagai alat untuk menyusun peringkat proyek berdasarkan daya Tarik terbesar hingga terkecil.
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑠
Indek rentabilistas = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑠

Penjatahan modal terjadi bilamana perusahaan tidak mampu melakukan invetasi pada proyek –
proyek yang nilai sekarang bersihnya lebih besar atau sama dengan nol. Biasanya, perusahaan
akan menetapkan batas atas terhadap anggaran belanja barang modalnya berdasarkan kendala
anggaran yang dihadapi.
2.7 Usulan Proyek yang Bersifat Kesatuan

Usulan proyek yang bersifat kesatuan adalah usulan yang mensyaratkan diterimanya usulan
proyek lain yang berkaitan. Karena itu, usulan – usulan proyek tersebut harus diperhitungkan
secara berkelompok. Menghitung indeks profitabilitas untuk kelompok proyek tersebut.

Contoh :

Usulan Nilai Sekarang dari Nilai Sekarang dari


Arus kas keluar Arus Kas Masuk

A $160.000 $210.000
B ___60.000 40.000
Total $220.000 $250.000

Indeks profitabilitas = $250.000 = 1,14


$220.000

2.8 Tingkat Pengembalian Internal (Tingkat Pengembalian Yang Disesuaikan Dengan


Waktu)

Tingkat pengembalian internal (IRR) adalah pengembalian yang berasal ari suatu usulan proyek
tertentu. IRR adalah tingkat diskonto yang membuat nilai sekarang bersih arus kas masuk sama
dengan nilai sekarang bersih arus kas keluar sama dengan nol. Pendekatan IRR mengasumsikan
bahwa arus kas masuk diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian internal yang besarnya
sama.

Metode ini menggunakan pula cara perhitungan coba – coba (trial-and-error). Akan tetapi,
penggunaan computer ataupun kalkulator yang dapat deprogram memudahkan proses
penghitungan IRR. Tingkat pengembalian internal (IRR) dapat diperbandingkan dengan
tingkatan pengembalian yang diinginkan (batas tingkat pengembalian). Bila tingkat
pengembalian internal (IRR) sama dengan atau lebih besar daripada tingkat pengembalian yang
diinginkan, maka proyek tersebut diterima. Tingkat pengembalian yang diinginkan biasanya
mengacu kepada biaya modal perusahaan, yang kadangkala disesuaikan terhadap risiko.

Keunggulan Metode IRR


a. Memperhitungkan nilai waktu dari uang
b. Lebih realistis dan akurat dibandingkan dengan metode tingkat pengembalian akutansi

Kelemahan Metode IRR

a. Sulit dan memakan waktu dalam proses penghitungannya, khusunya pada situasi dimana
aru kas tidak sama besar.
b. Tidak mempertimbangkan besarnya dana investasi yang berbeda–beda untuk proyek–
proyek yang sedang dipertimbangkan, serta profitabilitas nominal dari masing-masing
proyek.
c. Pada situasi dimana terdapat beberapa aliran arus kas yang negative, maka proyek
tersebut bisa jadi akan menghasilakn lebih dari satu angka IRR.

Untuk menyelesaiakn tingkat pengembalian internal dimana arus kas masuk tidak sama,
dapat menggunakan metode coba-coba disamping table nilai sekarang.

Panduan Penggunaan Metode IRR

1. Hitunglah nilai sekarang bersih pada biaya modal yang dinotasikan sebatai r1.
2. Lihat apakah nilai sekarang bersih tersebut positif atau negative.
3. Bila nilai sekarang bersih adalah positif, gunakan tingkat diskonto yang lebih tinggi (r2)
dari pada r1. Bila NPV-nya negatif, gunakan tingkat diskonto yang lebih rendah (r2)
daripada r1. IRR yang sesungguhnya dimana nilai sekarang bersih sama dengan nol akan
terletak diantara kedua tingkat diskonto tersebut.
4. Hitunglah nilai sekarang bersih dengan menggunakan r2.
5. Lakukan interpolasi untuk mendapatkan tingkat diskonto yang tepat.
2.9 Proyek-Proyek Nondiskresioner

Beberapa investasi dilakukan karena memang merupakan kewajiban dan bukannya karena
menghasilkan laba (misalnya, peralatan kendali polusi, peralatan keselamatan kerja). Untuk
proyek-proyek ini, hanya akan mempunyai arus kas yang negatif. Karena itu, proyek-proyek
yang leluasa dipilih harus menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya
modal guna menutup kerugian akibat pelaksanaan proyek-proyek yang bersifat kewajiban
(nondiskresiner).
Contoh :

Sebuah perusahaan mempunyai proyek barang modal senilai $30juta, dimana 25 persen
diantaranya merupakan proyek yang bersifat kewajiban. Biaya modal perusahaan adalah 14
persen. Dengan perusahaan tersebut harus memperoleh penghasilan sebesar $4,2 juta pertahun
(14% x $30 juta). Proyek diskresioner senilai $22,5 juta ($30juta – 25%) harus menghasilakan
18,7 persen ($4,2 juta/$22,5 juta) dan bukannya 14 persen agar sasaran perusahaan berupa
penghasilan sebesar $4,2 juta tercapai.

3. Perbandingan Beberapa Metode

Metode arus kas yang didiskontokan (nilai sekarang bersih, tingkat pengembalian internal, dan
indeks profitabilitas) menghasilkan kesimpulan yang sama terhadap proyek-proyek yang
diperbandingkan. Tetapi, dalam bebrapa hal, metode-metode ini dapat memberikan peringkat
yang berbeda untuk proyek – proyek yang sifatnya berdiri sendiri. Kondisi berikut dapat
menghasilkan peringkat yang berlawanan:

 Umur proyek berbeda-beda


 Biaya salah satu proyek relatif lebih tinggi dari proyek lainnya
 Kecenderungan arus kas dari salah satu proyek merupakan kebalikan dari arus kas
proyek lainnya.

Salah satu karakteristik perusahan berikut ini juga dapat menghasilkan peringkat yang
berlawanan :

 Peluang investasi dimasa depan diperkirakan berbeda dari peluang yang ada
sekarang, dan pihak investor mengetahui secara jelas apakah investasi mereka
akan menguntungkan atau merugikan.
 Ada penjatahan modal, yaitu tingkat pembiayaan maksimum untuk investasi
barang modal.

Metode - metode tingkat pengembalian internal (IRR) mengasumsikan bahwa arus kas
diinvetasikan kembali pada tingkat pengembalian internal yang sama. Metode nilai sekarang
bersih biasanya menghasilkan peringkat yang tepat karena biaya modal merupakan tingkat
reinvestasi yang lebih realistis. Biasanya pihak dewan direksi biasanya meninjau tingkat
pengembalian yang diharapkan perusahaan setiap tahunnya dan bisa jadi akan menaikan atau
menurunkannya, tergantung pada tingkat pengembalian dan biaya modal yang dihadapi
perusahaan saat ini.

Tingkat pengembalian minimum yang diharapkan dari suatu usulan proyek dapat saja diabaikan
dalam situasi dimana usulan proyek tersebut mempunyai manfaat yang besar dimasa depan (riset
dan pengembangan), merupakan program yang menjadi kebutuhan pokok (syarat keselamatan
kerja), dan memiliki manfaat kuanlitatif (mutu produk).

4. . Proses Penganggaran Modal

Pertanyaan – pertanyaan yang harus diajukan dalam proses penggaran modal adalah:

 Bagaimana cara memasukan risiko ke dalam analisis ?


 Apakah risiko turut dipertimbangkan, disamping tingkat pengembalian, dalam memilih
proyek yang akan dijalankan?
 Sebelum mengambil keputusan akhir, apakah semua hasil diperhitungkan dengan
menggunakan metode penganggaran modal telah dipertimbangkan dan dipadukan?
 Dalam memilih usulan proyek, apakah nilai nominal maupun nilai rill juga
dipertimbangkan?
 Apakah usulan proyek itu sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan?
 Apakah terhadap masing-masing proyek telah dilakukan analisi biaya manfaat?
 Apakah anda mengetahui usulan proyek maupun produk manakah yang paling
menguntungkan? Seberapa besar modal usaha yang harus disisihkan untuk masing-
masing proyek?
 Apakah ada proyek yang sifatnya tidak lazim?
 Apakah usulan proyek telah mempertimbangkan kesehatan keuangan perusahaan?
 Bagaimanakah kualitas proyek tersebut?
 Bagaimana dapat menentukan perkiraan umur proyek?
5. Penganggaran Modal Dan Inflasi

Ketepatan pengambilan keputusan mengenai penganggaran modal akan tergantung pada


keakuratan data arus kas masuk dan arus kas keluar. Sebagai contoh kelalaian memperhitungkan
perubahan tingkat harga akibat inflasi ke dalam situasi penganggaran modal dapat menghasilkan
kesalahan prediksi mengenai arus kas dan dengan demikian menghasilkan keputusan yang tidak
tepat.

Lazimnya, para manajer nonkeuangan memiliki dua pilihan dalam menghadapi situasi
penganggaran modal yang memperhitungkan inflasi

1. Nyatakan kembali arus kas menurut nilai nominalnya dan kemudian diskontokan arus kas
itu pada biaya modal ( tingkat pengembalian minimum yang diharapkan) nominal
2. Nyatakan kembali arus kas maupun biaya modal menurut harga konstan dan diskonstan
arus kas konstan itu dengan biaya modal yang konstan
6. Pemeriksaan Proyek Pasca-Krodit

Pemeriksaan proyek pasca-audit merupakan aspek kedua dari pemeriksaan kinerja proyek.
Dalam hal ini, kita mempertimbangkan arus kas actual dari oprasi proyek dengan estimasi arus
kas yang digunakan sebagai dalih bagi pelaksanaan proyek tersebut. Pihak manajemen puncak
akan mampu menilai penyimpangan yang mungkin diperkirakan dengan lebih baik pada saat
manajer tertentu mengajukan usulan proyek.

Pemeriksaan pasca-audit juga memberikan peluang kepada kita untuk :

1. Menguatkan proyek – proyek yang berhasil


2. Memperkuat atau menyelamatkan proyek – proyek yang bermasalah
3. Menghentikan pelaksanaan proyek yang gagal sebelum banyak menimbulkan kerugian
4. Meningkatkan kualitas usulan proyek di masa depan secara keseluruhan
Berdasarkan prinsip manajemen-dengan-pengecualian, para manajer yang bertanggung jawab
terhadap perkiraan awal harus dimintai keterangan agar diperoleh penjelasan yang lengkap dan
menyeluruh tentang mengapa terjadi perbedaan yang cukup besar antara angka perkiraan dengan
hasil-hasil aktualnya

7. Penganggaran Modal Dan Organisasi Nirlaba

Sehubungan dengan organisasi / lembaga nirlaba, satu – satunya persoalan nyata yang dihadapi
dalam rangka penggunaan penganggaran modal adalah memilih angka diskonto yang tepat.
Organisasi – organisasi lainnya menggunakan tingkat suku bunga yang dapat diperoleh dengan
menyimpan uang dalam rekening dana abadi daripada membelanjakannya untuk keperluan
peningkatan modal.

8. Risiko Dan Ketidakpastian

Analisis risiko sangatlah penting dalam membuat keputusan investasi modal meningkat bahwa
investasi tersebut melibatkan modal dalam jumlah besar di samping juga hakikat jangka panjang
dari investasi yang bersangkutan. Anda harus mempertimbangkan hubungan timbal – balik dari
risiko yang mungkin dihadapi di antara semua investasi. Perusahaan mungkin mampu
menanggung beberapa produk baru yang kurang berhasil seandainya ada satu produk baru yang
menghasilkan tingkat pengembalian yang sangat luar biasa.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memasukkan factor risiko ke dalam pengangguran
modal adalah

a. Tingkat diskonto yang disesuaikan terhadap risiko


b. Diviasi standar dan koefisien variasi
c. Ekuivalen kepastian
d. Simulasi
e. Analisis sensitivitas
f. Ranting pengambilan keputusan

a. Tingkat Diskonto yang Disesuaikan Terhadap Risiko

Risiko dapat dimasukkan ke dalam pengangguran modal dengan menghitung arus kas
yang mungkin diperoleh berdasarkan probabilitas dan menetapkan tingkat diskonto berdasarkan
tingkat risiko dari masing – masing usulan proyek.

Biaya modal ( tingkat diskonto ) disesuaikan terhadap risiko yang mungkin dihadapi dari
suatu proyek. Investasi yang menguntungkan ditunjukkan oleh nilai sekarang bersih (NPV) yang
positif. Dengan metode pendekatan ini, anda mengukur kelompok risiko dari suatu usulan
investasi model dan menetapkan tingkat diskonto yang disesuaikan suatu usulan investasi modal.

b. Deviasi Standar dan Koefisien Variasi


Risiko adalah ukuran penyebaran di sekitar distribusi probabilitas, atau dalam hal ini
penyimpangan arus kas terjadi di sekitar nilai yang diharapkan. Risiko dapat diukur berdasarkan
nilai absolut maupun milai relative.

c. Ekuivalen Kepastian

Pendekatan ekuivalen kepastian berkaitan dengan teori kepuasan ( utility theory ). Nilai
Ekuivalen kepastian dikalikan dengan arus kas semula untuk mendapatkan arus kas ekuivalen
kepastian. Kemudian anda menggunakan prosedur penganggaran modal seperti biasanya.

d. Semivarians

Semivarians adalah nilai yang diharapkan atas kuadrat deviasi negative dari keluaran
yang mungkin diperoleh bila diukur terhadap titik acuan yang dipilih secara sembarang.
Pendekatan semivarians mengukur risiko yang dapat diterapkan atas distribusi yang berbeda –
beda dengan mengacu pada titik tertentu yang telah anda tetapkan. Karena adanya biaya
oportunitas dari pengikatan modal, makan risiko investasi pada pokoknya diukur menurut
prospek kegagalan dalam menghasilkan pengembalian

e. Simulasi

Dengan melakukan simulasi, anda akan mendapatkan distribusi probabilitas untuk


sejumlah variable. Dengan memilih variable – variable ini secara acar dari distribusi tadi akan
diperoleh perkiraan nilai sekarang bersih, hasil simulasi berdasarkan angka acak memerlukan
penggunaan computer, makan simulasi proyek memerlukan biaya yang cukup besar

f. Analisis Senstivitas

Peramalan atau beberapa hasil perhitungan nilai sekarang bersih (NPV) dan tingkat
pengembalian internal (IRR), pada berbagai alternative. Anda menentukan apakah satu atau lebih
variable berpengaruh secara signifikan terhadap nilai bersih. Analisis sensitivitas memberikan
ukuran keuangan langsung atas kesalahan yang mungkin terjadi dalam peramalan.

Analisis sensitivitas dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, analisis sensitivitas dapat
pula digunakan untuk menguji kepekaan suatu keputusan terhadap perkiraan harga jual dan biaya
variable per unit.
g. Ranting Pengambilan Keputusan

Ranting (probabilitas) pengambilan keputusan memperlihatkan secara grafik rangkaian


keluaran yang mungkin muncul. Ranting penganggaran modal memperlihatkan arus kas dan nilai
sekarang bersih (NPV) proyek pada berbagai sutuasi yang mungkin dihadapi

h. Korelasi Arus Kas dari Waktu ke Waktu

Bila arus kas tidak saling mempengaruhi dari satu peroide ke periode berikutnya, maka
cukup mudah bagi kita untuk mengukur risiko keseluruhan dari usulan investasi. Namun
beberapa hal, khususnya yang berkaitan dengan pengenalan produk baru, arus kas yang terjadi
pada tahun – tahun awal mempengaruhi arus kas tahun berikutnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keputusan dalam keputusan dalam berinvestasi harus dipikirkan dengan matang karena berkaitan
dengan kebutuhan dana perusahaan dalam melakukan investasi. Ketika suatu usulan investasi
disetujui, maka harus dilakukan pengawasan terhadap pengeluaran serta harus ada sistem
pelaporan menyangkut status proyek tersebut. Adapun beberapa metode yang digunakan dalam
keputusan investasi ialah metode pemulihan, kebalikan dari metode periode pemulihan, periode
pemulihan yang didiskontokan, nilai sekarang bersih (npv), indeks profitabilitas, tingkat
pengembalian internal serta proyek-proyek nondiskresioner.
DAFTAR PUSTAKA

Budgeting, Jae K. Shim, Joel G, Siegel ; Alih bahasa, Julius Mulyadi, Neneng Natalia: Jakarta :
Erlangga, 2001.

Anda mungkin juga menyukai