Disusun Oleh :
Ni Made Sari Pirdayanti (1707521044)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan saya semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi tugas agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam tugas ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………..ii
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1 Simpulan………………………………………………………………………..……….25
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Penganggaran Modal
Pengambilan keputusan dalam rangka penganggaran modal memiliki bobot yang berbeda-beda
antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung pada besarnya perusahaan,
sifat industrinya, dan laju pertumbuhan dari perusahaan yang bersangkutan. Jenis jenis sumber
daya langka yang mungkin terkait dengan suatu proyek meliputi uang tunai (kas), jam tenaga
kerja utama, jam mesin, dan luas ruangan pabrik. Dalam mengestimasi biaya untuk proyek yang
diusulkan, alokasi sumber daya langka perusahaan harus dikonversikan kedalam satuan mata
uang.
Ketika suatu usulan investasi disetujui, maka harus dilakukan pengawasan terhadap pengeluaran
serta harus ada sistem pelaporan menyangkut status proyek tersebut. Pengeluaran harus diketahui
asal-usulnya dari proyek dan pengawasan ditempat guna memastikan bahwa pengeluaran
tersebut sesuai dengan usulan investasi yang telah disetujui. Pengawasan secara terus menerus
akan memperlihatkan seberapa baik pelaksanaan proyek, relatif terhadap rencana semula.
Jumlah Pengeluaran
Tahun Fiksal Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal IV Total
19
19
19
19
19
Total
Tanggal Diajukan Oleh :
Komentar
…………………………………………
Untuk Divisi
Selain itu berikut merupakan contoh sarana perubahan proyek :
Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of return / ARR) mengukur profitabilitas dari
sudut pandang akuntansi konvensional dengan membandingkan investasi yang dibutuhkan
(terkadang investasi rata-rata) dengan laba tahunan yang diperoleh dimasa depan, sebagai
pertimbangan pilihlah usulan proyek yang ARR nya tertinggi.
Contoh :
Investasi awal $8000
Umur proyek 15 tahun
Arus kas masuk tahun $1.300
Namun perlu diperhatikan bahwa apabila yang digunakan adalah investasi rata-rata dan bukan
investasi awal, maka nilai ARR akan menjadi dua kali lipat.
Periode pemulihan (payback period) adalah banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kembali nilai investasi awal. Metode pemulihan dapat membantu kita dalam
mengevaluasi risiko dan likuiditas suatu proyek, mempercepat tingkat pengembalian, dan
memperoleh kembali dana investasi secara lebih cepat. Manfaat dari metode ini adalah bahwa
metode ini memungkinkan perusahaan yang menghadapi persolan kas untuk mengevaluasi
perputaran sumber daya yang langka dalam rangka mendapatkan kembali dana investasi tersebut
secara lebih cepat, komitmen jangka pendek akan mengurangi kemungkinan risiko kerugian
akibat adanya perubahan kondisi ekonomi dan risiko tak terhindarkan lainnya.
Contoh :
Tahun 1 $15.000
Tahun 2 $20.000
Tahun 3 $28.000
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
Periode Pemulihan = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
40.000
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 3 = 2,18 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
5000
15.000+20.000+
28000
35.000
2 tahun + 0,18
Penjatahan modal terjadi bilamana perusahaan tidak mampu melakukan invetasi pada proyek –
proyek yang nilai sekarang bersihnya lebih besar atau sama dengan nol. Biasanya, perusahaan
akan menetapkan batas atas terhadap anggaran belanja barang modalnya berdasarkan kendala
anggaran yang dihadapi.
2.7 Usulan Proyek yang Bersifat Kesatuan
Usulan proyek yang bersifat kesatuan adalah usulan yang mensyaratkan diterimanya usulan
proyek lain yang berkaitan. Karena itu, usulan – usulan proyek tersebut harus diperhitungkan
secara berkelompok. Menghitung indeks profitabilitas untuk kelompok proyek tersebut.
Contoh :
A $160.000 $210.000
B ___60.000 40.000
Total $220.000 $250.000
Tingkat pengembalian internal (IRR) adalah pengembalian yang berasal ari suatu usulan proyek
tertentu. IRR adalah tingkat diskonto yang membuat nilai sekarang bersih arus kas masuk sama
dengan nilai sekarang bersih arus kas keluar sama dengan nol. Pendekatan IRR mengasumsikan
bahwa arus kas masuk diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian internal yang besarnya
sama.
Metode ini menggunakan pula cara perhitungan coba – coba (trial-and-error). Akan tetapi,
penggunaan computer ataupun kalkulator yang dapat deprogram memudahkan proses
penghitungan IRR. Tingkat pengembalian internal (IRR) dapat diperbandingkan dengan
tingkatan pengembalian yang diinginkan (batas tingkat pengembalian). Bila tingkat
pengembalian internal (IRR) sama dengan atau lebih besar daripada tingkat pengembalian yang
diinginkan, maka proyek tersebut diterima. Tingkat pengembalian yang diinginkan biasanya
mengacu kepada biaya modal perusahaan, yang kadangkala disesuaikan terhadap risiko.
a. Sulit dan memakan waktu dalam proses penghitungannya, khusunya pada situasi dimana
aru kas tidak sama besar.
b. Tidak mempertimbangkan besarnya dana investasi yang berbeda–beda untuk proyek–
proyek yang sedang dipertimbangkan, serta profitabilitas nominal dari masing-masing
proyek.
c. Pada situasi dimana terdapat beberapa aliran arus kas yang negative, maka proyek
tersebut bisa jadi akan menghasilakn lebih dari satu angka IRR.
Untuk menyelesaiakn tingkat pengembalian internal dimana arus kas masuk tidak sama,
dapat menggunakan metode coba-coba disamping table nilai sekarang.
1. Hitunglah nilai sekarang bersih pada biaya modal yang dinotasikan sebatai r1.
2. Lihat apakah nilai sekarang bersih tersebut positif atau negative.
3. Bila nilai sekarang bersih adalah positif, gunakan tingkat diskonto yang lebih tinggi (r2)
dari pada r1. Bila NPV-nya negatif, gunakan tingkat diskonto yang lebih rendah (r2)
daripada r1. IRR yang sesungguhnya dimana nilai sekarang bersih sama dengan nol akan
terletak diantara kedua tingkat diskonto tersebut.
4. Hitunglah nilai sekarang bersih dengan menggunakan r2.
5. Lakukan interpolasi untuk mendapatkan tingkat diskonto yang tepat.
2.9 Proyek-Proyek Nondiskresioner
Beberapa investasi dilakukan karena memang merupakan kewajiban dan bukannya karena
menghasilkan laba (misalnya, peralatan kendali polusi, peralatan keselamatan kerja). Untuk
proyek-proyek ini, hanya akan mempunyai arus kas yang negatif. Karena itu, proyek-proyek
yang leluasa dipilih harus menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya
modal guna menutup kerugian akibat pelaksanaan proyek-proyek yang bersifat kewajiban
(nondiskresiner).
Contoh :
Sebuah perusahaan mempunyai proyek barang modal senilai $30juta, dimana 25 persen
diantaranya merupakan proyek yang bersifat kewajiban. Biaya modal perusahaan adalah 14
persen. Dengan perusahaan tersebut harus memperoleh penghasilan sebesar $4,2 juta pertahun
(14% x $30 juta). Proyek diskresioner senilai $22,5 juta ($30juta – 25%) harus menghasilakan
18,7 persen ($4,2 juta/$22,5 juta) dan bukannya 14 persen agar sasaran perusahaan berupa
penghasilan sebesar $4,2 juta tercapai.
Metode arus kas yang didiskontokan (nilai sekarang bersih, tingkat pengembalian internal, dan
indeks profitabilitas) menghasilkan kesimpulan yang sama terhadap proyek-proyek yang
diperbandingkan. Tetapi, dalam bebrapa hal, metode-metode ini dapat memberikan peringkat
yang berbeda untuk proyek – proyek yang sifatnya berdiri sendiri. Kondisi berikut dapat
menghasilkan peringkat yang berlawanan:
Salah satu karakteristik perusahan berikut ini juga dapat menghasilkan peringkat yang
berlawanan :
Peluang investasi dimasa depan diperkirakan berbeda dari peluang yang ada
sekarang, dan pihak investor mengetahui secara jelas apakah investasi mereka
akan menguntungkan atau merugikan.
Ada penjatahan modal, yaitu tingkat pembiayaan maksimum untuk investasi
barang modal.
Metode - metode tingkat pengembalian internal (IRR) mengasumsikan bahwa arus kas
diinvetasikan kembali pada tingkat pengembalian internal yang sama. Metode nilai sekarang
bersih biasanya menghasilkan peringkat yang tepat karena biaya modal merupakan tingkat
reinvestasi yang lebih realistis. Biasanya pihak dewan direksi biasanya meninjau tingkat
pengembalian yang diharapkan perusahaan setiap tahunnya dan bisa jadi akan menaikan atau
menurunkannya, tergantung pada tingkat pengembalian dan biaya modal yang dihadapi
perusahaan saat ini.
Tingkat pengembalian minimum yang diharapkan dari suatu usulan proyek dapat saja diabaikan
dalam situasi dimana usulan proyek tersebut mempunyai manfaat yang besar dimasa depan (riset
dan pengembangan), merupakan program yang menjadi kebutuhan pokok (syarat keselamatan
kerja), dan memiliki manfaat kuanlitatif (mutu produk).
Pertanyaan – pertanyaan yang harus diajukan dalam proses penggaran modal adalah:
Lazimnya, para manajer nonkeuangan memiliki dua pilihan dalam menghadapi situasi
penganggaran modal yang memperhitungkan inflasi
1. Nyatakan kembali arus kas menurut nilai nominalnya dan kemudian diskontokan arus kas
itu pada biaya modal ( tingkat pengembalian minimum yang diharapkan) nominal
2. Nyatakan kembali arus kas maupun biaya modal menurut harga konstan dan diskonstan
arus kas konstan itu dengan biaya modal yang konstan
6. Pemeriksaan Proyek Pasca-Krodit
Pemeriksaan proyek pasca-audit merupakan aspek kedua dari pemeriksaan kinerja proyek.
Dalam hal ini, kita mempertimbangkan arus kas actual dari oprasi proyek dengan estimasi arus
kas yang digunakan sebagai dalih bagi pelaksanaan proyek tersebut. Pihak manajemen puncak
akan mampu menilai penyimpangan yang mungkin diperkirakan dengan lebih baik pada saat
manajer tertentu mengajukan usulan proyek.
Sehubungan dengan organisasi / lembaga nirlaba, satu – satunya persoalan nyata yang dihadapi
dalam rangka penggunaan penganggaran modal adalah memilih angka diskonto yang tepat.
Organisasi – organisasi lainnya menggunakan tingkat suku bunga yang dapat diperoleh dengan
menyimpan uang dalam rekening dana abadi daripada membelanjakannya untuk keperluan
peningkatan modal.
Analisis risiko sangatlah penting dalam membuat keputusan investasi modal meningkat bahwa
investasi tersebut melibatkan modal dalam jumlah besar di samping juga hakikat jangka panjang
dari investasi yang bersangkutan. Anda harus mempertimbangkan hubungan timbal – balik dari
risiko yang mungkin dihadapi di antara semua investasi. Perusahaan mungkin mampu
menanggung beberapa produk baru yang kurang berhasil seandainya ada satu produk baru yang
menghasilkan tingkat pengembalian yang sangat luar biasa.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memasukkan factor risiko ke dalam pengangguran
modal adalah
Risiko dapat dimasukkan ke dalam pengangguran modal dengan menghitung arus kas
yang mungkin diperoleh berdasarkan probabilitas dan menetapkan tingkat diskonto berdasarkan
tingkat risiko dari masing – masing usulan proyek.
Biaya modal ( tingkat diskonto ) disesuaikan terhadap risiko yang mungkin dihadapi dari
suatu proyek. Investasi yang menguntungkan ditunjukkan oleh nilai sekarang bersih (NPV) yang
positif. Dengan metode pendekatan ini, anda mengukur kelompok risiko dari suatu usulan
investasi model dan menetapkan tingkat diskonto yang disesuaikan suatu usulan investasi modal.
c. Ekuivalen Kepastian
Pendekatan ekuivalen kepastian berkaitan dengan teori kepuasan ( utility theory ). Nilai
Ekuivalen kepastian dikalikan dengan arus kas semula untuk mendapatkan arus kas ekuivalen
kepastian. Kemudian anda menggunakan prosedur penganggaran modal seperti biasanya.
d. Semivarians
Semivarians adalah nilai yang diharapkan atas kuadrat deviasi negative dari keluaran
yang mungkin diperoleh bila diukur terhadap titik acuan yang dipilih secara sembarang.
Pendekatan semivarians mengukur risiko yang dapat diterapkan atas distribusi yang berbeda –
beda dengan mengacu pada titik tertentu yang telah anda tetapkan. Karena adanya biaya
oportunitas dari pengikatan modal, makan risiko investasi pada pokoknya diukur menurut
prospek kegagalan dalam menghasilkan pengembalian
e. Simulasi
f. Analisis Senstivitas
Peramalan atau beberapa hasil perhitungan nilai sekarang bersih (NPV) dan tingkat
pengembalian internal (IRR), pada berbagai alternative. Anda menentukan apakah satu atau lebih
variable berpengaruh secara signifikan terhadap nilai bersih. Analisis sensitivitas memberikan
ukuran keuangan langsung atas kesalahan yang mungkin terjadi dalam peramalan.
Analisis sensitivitas dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, analisis sensitivitas dapat
pula digunakan untuk menguji kepekaan suatu keputusan terhadap perkiraan harga jual dan biaya
variable per unit.
g. Ranting Pengambilan Keputusan
Bila arus kas tidak saling mempengaruhi dari satu peroide ke periode berikutnya, maka
cukup mudah bagi kita untuk mengukur risiko keseluruhan dari usulan investasi. Namun
beberapa hal, khususnya yang berkaitan dengan pengenalan produk baru, arus kas yang terjadi
pada tahun – tahun awal mempengaruhi arus kas tahun berikutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keputusan dalam keputusan dalam berinvestasi harus dipikirkan dengan matang karena berkaitan
dengan kebutuhan dana perusahaan dalam melakukan investasi. Ketika suatu usulan investasi
disetujui, maka harus dilakukan pengawasan terhadap pengeluaran serta harus ada sistem
pelaporan menyangkut status proyek tersebut. Adapun beberapa metode yang digunakan dalam
keputusan investasi ialah metode pemulihan, kebalikan dari metode periode pemulihan, periode
pemulihan yang didiskontokan, nilai sekarang bersih (npv), indeks profitabilitas, tingkat
pengembalian internal serta proyek-proyek nondiskresioner.
DAFTAR PUSTAKA
Budgeting, Jae K. Shim, Joel G, Siegel ; Alih bahasa, Julius Mulyadi, Neneng Natalia: Jakarta :
Erlangga, 2001.