OLEH:
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuansehingga paper ini bisa
selesai pada waktunya. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga paper ini dapat disusun dengan baik
dan rapi.
Kami berharap semoga paper ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari, kami memahami bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengaharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya paper
selanjutnya yang lebih baik lagi.
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada era sekarang ini, kebutuhan akan suatu barang tentunya semakin meningkat.
Manusia melakukan banyak cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar. Salah satu cara
mereka adalah dengan berbisnis. Bisnis diartikan sebagai suatu usaha untuk mendapatkan
laba atau keuntungan. Seiring dengan perkembangan jaman pula, bisnis menjadi lebih
beragam jenisnya. Dengan berkembangnya dunia bisnis ini, kebutuhan dana menjadi hal yang
tak dapat dielakkan lagi baik oleh kalangan usahawan perseorangan maupun usahawan yang
tergabung dalam suatu badan hukum di dalam mengembangkan usahanya maupun di dalam
meningkatkan mutu produknya, sehingga dapat dicapai suatu keuntungan yang memuaskan
maupun tingkat kebutuhan bagi kalangan lainnya.
Salah satu lembaga pembiayaan yang berkembang pesat saat ini adalah sewa guna
usaha atau biasa disebut juga dengan leasing. Saat ini, leasing merupakan salah satu cara
perusahaan memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang
berkepanjangan. Leasing juga merupakan salah satu langkah penghindaran resiko tinggi yang
saat ini sudah disadari oleh para usahawan yang ada. Dengan adanya Leasing dan Modal
ventura ini, tentunya akan lebih memudahkan seseorang yang berkecimpung dalam dunia
bisnis atau yang ingin berkecimpung di dunia bisnis untuk dapat memperoleh dana sebgai
modal usahanya.
RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana konsep leasing dan perkembangannya di Indonesia?
b. Bagaimana mekanisme Leasing?
c. Bagaimana penggolongan leasing serta teknik-teknik pembiayaan leasing?
d. Apa saja manfaat leasing serta peran asuransi dalam leasing?
e. Bagaimana mekanisme pembyaran sewa guna usaha?
f. Bagaimana konsep modal ventura serta perkembangannya di Indonesia?
g. Apa manfaat, Jenis, serta mekanisme Modal ventura?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Leasing dan Perkembangannya di Indonesia
Konsep Leasing
Beberapa pengertian sewa guna usaha atau yang dikenal dengan istilah leasing yang
dikemukakan oleh beberapa sumber adalah sebagai berikut :
Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik
secara leasing dengan opsi (finance lease) ataupun leasing tanpa hak opsi (operating
lease) untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala. Yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan
leasing dimana lesse pada akhir kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek
leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sedangkan yang dimaksud dengan
operating lease adalah kegiatan leasing dimana lesse pada akhir kontrak tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing.
Pada prinsipnya, leasing mengandung pengertian yang sama, yaitu memiliki unsur-
unsur seperti :
Pembiayaan perusahaan
Penyediaan barang-barang modal
Jangka waktu tertentu
Pembayaran berkala
Adanya hak pilih atau hak opsi
Adanya nilai sisa yang disepakati bersama
Dalam transaksi leasing setidaknya melibatkan 4 pihak yang berkepentingam, antara lain:
1. Lessor
Yaitu perusahaan leasing atai pihak memberikan jasa pembiayaan kepada lesse dalam
bentuk barang modal. Dalam finance lease, lessor bertujuan untuk mendapatkan
kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal
dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang dan pemberian jasa-jasa yang
berkenaan dengan pemeliharaan dan pengoperasian barang modal tersebut.
2. Lesse
Yaitu perusahaa atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuj barang modal
dari lessor. Dalam finance lease, lesse bertujuan untuk mendaptkan pembiayaan
berupa barang atau peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala.
Sedangkan pada operating lease, lesse bertujuan dapat memenuhi kebutuhan
peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa resiko bagi
lesse terhadap kerusakan.
3. Pemasok
Yaitu perusahaan atau pihak yang mengadakan atu menyediakan barang untuk dijual
kepada lesse dengan pembayaran tunai oleh lessor. Dalam fianace lease, pemasok
langsung menyerahkan barang kepada lesse tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak
yang meberikan pembiayaan. Sedangkan dalam operating lease, pemasok menjual
barangnya langsung kepada lessor dengan pembayran sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak baik secara tunai maupun angsuran.
4. Bank atau Kreditur
Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing pihak bank atau kreditur tidak terlibat
secara langsung dalam kontrak tersebut tetapi bank memegang peranan penting dalam
hal penyediaan dana kepada lessor.
Keterangan Gambar L
Pengaruh finansial yang timbul dari transaksi leasing adalah berapa besarnya
uang sewa atau angsuran yang harus dibayar kepada lessorsampai akhir periode
kontrak. Besarnya angsuran yang dibayarkan oleh lessee terdiri atas unsur bunga dan
cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga tersebut akan
semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Pembayaran angsuran dapat
dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu payment in advance danpayment in ar
rears.
a) Payment In Advances
Yaitu pembayaran sewa yang dilakukan di muka pada saat kontrak disetujui.
Perlu diingat bahwa pembayaran sewa tersebut merupakan jumlah amortisasi atas
saldo pokok karena sebenarnya dalam jumlah tersebut belum ada perhitungan bunga
di dalamnya.
b) Payment In Arrears
Yaitu sewa dibayar di belakang. Pembayaran sewa dengan cara ini unsur
bunga dan pembayaran cicilan pokoknya langsung dihitung. Besarnya pembayaran
sewa setiap periodenya ditentukan oleh faktor-faktor antara lain sebagai berikut:
Simpanan jaminan
Nilai sisa
Adalah perkiraan wajar atas nilai suatu barang modal yang di-
lease pada akhir masa kontrak. Pada akhir kontrak ini sering nilai sisa
tersebut jumlahnya relatif lebih besar terutama apabila umur ekonomis
barang modal yang di-lease-kan tersebut melebihi jangka waktu
kontrak.
Jangka waktu
Tingkat bunga
Di samping pengertian tersebut, modal ventura oleh beberapa pihak diberi batasan
sebagai berikut:
Mengingat usaha modal ventura mempunyai dua dimensi, yaitu bisnis dan
sosial maka manfaat utama yang didapat diperoleh Perusahaan Modal Ventura
juga meliputi dua hal yaitu : pertama Perusahaan Modal Ventura memperoleh
balas jasa atas pembiayaan yang telah dilakukan kepada Perusahaan Pasangan
Usaha. Kedua Perusahaan Modal Ventura membantu peningkatan kesejahteraan
rakyat banyak melalui pengembangan usaha yang sedang mengalami kesulitan
pembiayaan. Di samping itu ada juga manfaat lainnya, seperti :
Jenis
1). Berdasarkan pada cara pemberian bantuan
Bantuan yang diberikan Perusahaan Modal Ventura kepada Perusahaan
Pasangan Usahadapat meliputi dua hal, yaitu bantuan finansial dan bantuan
manajemen, maka atas dasar itu mekanisme modal ventura dapat dibedakan
menjadi :
a. single tier approah : pendekatan ini menempatkan pada sebuah Perusahaan
Modal Ventura dalam dua fungsi sekaligus yaitu sebagai pemberi bantuan
pembiayaan (fund company) dan juga sebagai pemberi bantuan manajemen
atau pengelolaan dana (management company). Berdasarkan itu, maka
pihak-pihak uatama yang terkait dalam kegiatan modal ventura hanya
terdiri atas (1) Perusahaan Modal Ventura dan (2) Perusahaan Pasangan
Usaha (investee company)
b. two tier approach : pendekatan ini memungkinkan sebuah Perusahaan
Pasangan Usaha untuk menerima bantuan pembiayaan dan bantuan
manajemen dari Perusahaan Modal Ventura yang berbeda. Berdasarkan
itu, maka pihak-pihak yang terkait meliputi tiga pihak yaitu : (1)
Perusahaan Modal Ventura yang memberikan bantuan pembiayaan; (2)
Perusahaan Modal Ventura yang memberikan bantuan manajemen; dan (3)
Perusahaan Pasangan.
Perusahaan Modal Ventura dapat menghimpun dana dari pinjaman dan juga
dari modal sendiri dalam berbagai bentuk. Sumber modal sendiri ini bisa
berasal dari investor perorangan, perusahaan dana pensiun, perusahaan
asuransi, bank , suatu perusahaan besar, pemerintah, dan lain-lain. Maka
berdarkan cara menghimpunnya modal ventura dibedakan menjadi :
Mekanisme pembiayaan akan meliputi prinsip bantuan yang diberikan tahap atau
saat perusahaan pasangan mulai menerima bantuan modal ventura, bentuk bantuan dana
yang diberikan, bentuk kesepakatan antara perusahaan modal ventura dengan perusahaan
pasangan usaha dan cara divestasi.
Prinsip bantuan
Terdapat 3 prinsip bantuan yang diberikan kepada suatu perusahaan
pasangan usaha, yaitu :
a. Prinsip pertama : pembiayaan melalui modal ventura dapat
diberikan dalam bentuk penyertaan modal secara langsung, yaitu
ekuitas dan atau dapat pula diberikan dalam bentuk pinjaman
subordinasi atau obligasi konversi pada perusahaan yang disertai
yaitu ekuitas kuasi (quasy equity).
b. Prinsip kedua : mengingat pada dasarnya bentuk dari investasi
modal ventura adalah berupa penyertaan, maka pendekatan dalam
pengambilan keputusan oleh perusahaan modal ventura yang
berkaitan dengan perusahaan pasangan usahanya adalah
berdasarkan pada pemikiran jangka panjang. Pendekatan jangka
panjang ini mewarnai perilaku perusahaan model ventura terhadap
perusahaan pasangan usaha, yang anatar lain dapat dilihat dari cara
pembagian keuntungan. Pada tahap awal penyertaan, perusahaan
modal ventura biasanya dapat proporsi bagi hasil yang sangat kecil
atau bahkan tidak sama sekali . Kebijakan ini diharapkan akan
dapat meningkatkan kemampuan arus kas perusahaan pasangan
usaha unttuk mendanai kegiatan usahanya dan juga melakukan
ekspansi usaha sehingga dalam jangka panjang perusahaan
pasangan usaha akan berkembang menjadi lebih sehat dan besar.
c. Prinsip ketiga : penyertaan yang dilakukan oleh modal ventura
pada dasarnya bersifat sementara sampai dengan batas waktu
tertentu . batas waktu ini sangat bervariasi dari negara ke negara,
dan di Indonesia batas waktunya hanyalah sampai dengan 10 tahun.
Pada akhir masa penyertaan, perusahaan modal ventura harus
memilih berbagai macam cara untuk melakukan divestasi.
SIMPULAN
Dari beberapa paparan diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa Leasing adalah suatu
kegiatan pembiayaan kepada perusahaan ( badan hukum ) atau perorangan dalam bentuk
pembiayaan barang modal. Pembayaran kembali oleh peminjam dilakukan secara berkala dan
dalam jangka waktu menengah atau panjang.
Sejarah perkembangan sewa guna usaha atau leasing moderen menurut T.M Tom
Clarkdimulai sekitar tahun 1850, pada saat tercatatnya perusahan pertama yang menyewakan
kereta api,di America Serikat.Kemudian mendorong munculnya usaha Leasing di
Inggris,Jerman dan Jepang. Di Indonesia ,Leasing mulai muncul pada tahun 1974.Proses
Leasing secara umum meliputi hal-hal berikut :Tahap Perjanjian
Pricing, dan Rental
Modal ventura adalah suatu bentuk pembiayaan oleh perusahaan modal ventura
kepada badan usaha ( perusahaan ) kecil yang berupa penyertaan modal untuk jangka waktu
sementara. Munculnya konsep pembiayaan dengan modal ventura diawali antara tahun 1920
– 1930 pada saat keluarga – keluarga kaya di Amerika Serikat seperti Ford, Rockefeller,
Payson dan lain lain membentuk suatu pendanaan. Pendanaan ini diarahkan untuk menolong
usaha usaha individu yang sedang mengalami kesulitan modal dalam suatu kegiatan investasi
yang potensial dan kegiatan ini terus menerus berkembang ke seluruh dunia termasuk di
Indonesia yang dikenal sebagai usaha modal ventura.Sebelum membicarakan mekanisme
pemberian modal ventura kepada suatu Perusahaan Pasangan Usaha, perlu di ingatkan lagi
bahwa bantuan yang di berikan oleh perusahaan modal ventura meliputi dua bentuk, yaitu
bantuan dana dan bantuan manajemen.
SARAN
Demikian paper yang dapat kami sampaikan, kami memohon maaf apabila ada
kekurangan dan kesalahan dalam menulis dan menerangkan materi yang ada pada RPS ini.
Selain itu, kami juga memohon saran, masukan, dan kritikannya untuk perbaikan paper kami
yang akan datang. Semoga apa yang kami sapaikan dalam paper ini bisa bermanfaat bagi kita
semua. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat