Anda di halaman 1dari 26

PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN

“LKBB: Leasing dan Modal Ventura”

OLEH:

Ni Luh Gede Krismonita Sari (1707521022)

Made Bintang Sriwahyuni (1707521026)

Elianora Inguk (1707521032)

Epsilon Ellyonara N.Q (1707521117)

Putu Agus Setiawan (1707521127)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuansehingga paper ini bisa
selesai pada waktunya. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga paper ini dapat disusun dengan baik
dan rapi.

Kami berharap semoga paper ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari, kami memahami bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengaharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya paper
selanjutnya yang lebih baik lagi.

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pada era sekarang ini, kebutuhan akan suatu barang tentunya semakin meningkat.
Manusia melakukan banyak cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar. Salah satu cara
mereka adalah dengan berbisnis. Bisnis diartikan sebagai suatu usaha untuk mendapatkan
laba atau keuntungan. Seiring dengan perkembangan jaman pula, bisnis menjadi lebih
beragam jenisnya. Dengan berkembangnya dunia bisnis ini, kebutuhan dana menjadi hal yang
tak dapat dielakkan lagi baik oleh kalangan usahawan perseorangan maupun usahawan yang
tergabung dalam suatu badan hukum di dalam mengembangkan usahanya maupun di dalam
meningkatkan mutu produknya, sehingga dapat dicapai suatu keuntungan yang memuaskan
maupun tingkat kebutuhan bagi kalangan lainnya.
Salah satu lembaga pembiayaan yang berkembang pesat saat ini adalah sewa guna
usaha atau biasa disebut juga dengan leasing. Saat ini, leasing merupakan salah satu cara
perusahaan memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang
berkepanjangan. Leasing juga merupakan salah satu langkah penghindaran resiko tinggi yang
saat ini sudah disadari oleh para usahawan yang ada. Dengan adanya Leasing dan Modal
ventura ini, tentunya akan lebih memudahkan seseorang yang berkecimpung dalam dunia
bisnis atau yang ingin berkecimpung di dunia bisnis untuk dapat memperoleh dana sebgai
modal usahanya.

RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana konsep leasing dan perkembangannya di Indonesia?
b. Bagaimana mekanisme Leasing?
c. Bagaimana penggolongan leasing serta teknik-teknik pembiayaan leasing?
d. Apa saja manfaat leasing serta peran asuransi dalam leasing?
e. Bagaimana mekanisme pembyaran sewa guna usaha?
f. Bagaimana konsep modal ventura serta perkembangannya di Indonesia?
g. Apa manfaat, Jenis, serta mekanisme Modal ventura?

BAB II

PEMBAHASAN
1. Konsep Leasing dan Perkembangannya di Indonesia

Konsep Leasing

Beberapa pengertian sewa guna usaha atau yang dikenal dengan istilah leasing yang
dikemukakan oleh beberapa sumber adalah sebagai berikut :

 Financial Accounting Standard Board (FASB 13)


Leasing adalah suatu perjanjian penyediaan barang-barang modal yang
digunakan untuk suatu jangka waktu tertentu.
 The International Acoounting Standard (IAS 17)
Leasig adalah suatu perjanjian dimana pemilik asset atau perusahaan sewa guna usaha
(lessor) menyediakan barang atau asset dengan hak penggunaan kepada penyewa
guna usaha (lessee) dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu
tertentu.
 The Equipment leasing Association (ELA-UK)
Leasing adalah suatu kontrak antara lessor ntuk penyewaan suatu barang atau asset
tertentu secara langsung dari pabrik atau agen penjual oleh lesse. Hak kepemilikan
barang tersebut tetap pada lessor. Lesse memiliki gak pakai atas barang tersebut
dengan membayar sewa dengan jumlah dan jangka waktu yang telah ditetapkan.

Amembal dan Isom


Dari segi pandangan huum, kegiatan leasing memiliki empat ciri, yaitu :
1. Perjanjian antara lessor dengan pihak lesse.
2. Berdasarkan perjanjian leasing, lessor mengalihkan hak penggunaan barang ke
pihak lesse.
3. Lesse membayar kepada pihak lessor uang sewa atas penggunaan barang atau
asset.
4. Lesse mengembalikan barang atau asset tersebut kepada lessor pada akhir periode
yang ditetapkan lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur ekonomi
barang tersebut.

Keputusan bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Mentero


Perdagangan Nomor Kep.122/MK/TV<74, Nomor 32/M/SK/2174, Nomor
30/Kpb/I/74 Tanggal 7 Januari 1974

Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan


barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka
waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala disertai dengan hal pilih
bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang modal bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01,1991 Tanggal 21 Novermber


1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (leasing)

Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik
secara leasing dengan opsi (finance lease) ataupun leasing tanpa hak opsi (operating
lease) untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala. Yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan
leasing dimana lesse pada akhir kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek
leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sedangkan yang dimaksud dengan
operating lease adalah kegiatan leasing dimana lesse pada akhir kontrak tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing.

Pada prinsipnya, leasing mengandung pengertian yang sama, yaitu memiliki unsur-
unsur seperti :

 Pembiayaan perusahaan
 Penyediaan barang-barang modal
 Jangka waktu tertentu
 Pembayaran berkala
 Adanya hak pilih atau hak opsi
 Adanya nilai sisa yang disepakati bersama

Perkembangan Leasing di Indonesia

Kegiatan leasing baru diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1974 dengan


Surat Keputusan bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Mentero
Perdagangan Nomor Kep.122/MK/TV<74, Nomor 32/M/SK/2174, Nomor
30/Kpb/I/74 Tanggal 7 Januari 1974 tentang Perizinan Udaha Leasing. Selanjutnya,
Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan no.6491 MKIIV/5/1974 tertanggal
6 Mei 1974 yang mengarur mengenai ketentuan cara perizinan kegiatan usaha leasing
di Indonesia. Untuk mendukung perkembangannya, Menteri Keuangan mengeluarkan
Surat Keputusan Nomor 650/MK/IV/511974 tertanggal 6 Mei 1974 tentang
Penegasan Ketentuan Pajak Penjualan dan Besarnya Bea Materia terhadap Usaha
Leasing. Dengan Dikeluarkannya kebijakan deregulasi 20 Desember 1988, kegiatan
leasing termasuk dalam perusahaan pembiayaan. Disamping itu, Keppres Nomor 61
tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1998 tanggal
20 Desember 1988 menyatakan lembaga pembiayaan dana atau barang modal dengan
tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Ketentuan minimum modal
disetor untuk mendirikan usaha leasing diatur dalam Pakdes 20 Tahun 1988 dengan
keputusan Menteri Keuangan Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1998 tanggal 20
Desember 1988, dimana jumlah modal disetor atau simpanan wajib dan pokok
ditetapkan sebagai berikut

1. Perusahaan swasta nasional sebesar Rp. 3 Miliar


2. Perusahaan patungan Indonesia-asing sebesar Rp. 10 miliar
3. Koperasi sebesar Rp. 3 miliar
2. Mekanisme Leasing

Dalam transaksi leasing setidaknya melibatkan 4 pihak yang berkepentingam, antara lain:

1. Lessor
Yaitu perusahaan leasing atai pihak memberikan jasa pembiayaan kepada lesse dalam
bentuk barang modal. Dalam finance lease, lessor bertujuan untuk mendapatkan
kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal
dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang dan pemberian jasa-jasa yang
berkenaan dengan pemeliharaan dan pengoperasian barang modal tersebut.
2. Lesse

Yaitu perusahaa atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuj barang modal
dari lessor. Dalam finance lease, lesse bertujuan untuk mendaptkan pembiayaan
berupa barang atau peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala.
Sedangkan pada operating lease, lesse bertujuan dapat memenuhi kebutuhan
peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa resiko bagi
lesse terhadap kerusakan.

3. Pemasok
Yaitu perusahaan atau pihak yang mengadakan atu menyediakan barang untuk dijual
kepada lesse dengan pembayaran tunai oleh lessor. Dalam fianace lease, pemasok
langsung menyerahkan barang kepada lesse tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak
yang meberikan pembiayaan. Sedangkan dalam operating lease, pemasok menjual
barangnya langsung kepada lessor dengan pembayran sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak baik secara tunai maupun angsuran.
4. Bank atau Kreditur
Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing pihak bank atau kreditur tidak terlibat
secara langsung dalam kontrak tersebut tetapi bank memegang peranan penting dalam
hal penyediaan dana kepada lessor.

Keterangan Gambar L

1. Lesse menghubungi pemasok untuk pemilihan dan penentuan jenis barang,


spesifikasi, harga, jangka waktu penagihan, dan jaminan purna jual atas barang yang
akan disewa
2. Lesse melakukan negosiasi dnegan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan barang
modal. Dalam hal ini, lesse dapat meminta lease quitation yang tidak mengikat dari
lessor. Dalam quatitaion terdapat syarat-syarat pokok pembiayaan leasing, antara lain:
keterangan barang, harga barang, cash security deposit, residual value, asuransi, biaya
administrasi, jaminan uang sewa (lease rental), dan persyaratan lainnya
3. Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter kepada lesse yang berisi
syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang
dibutuhkan lesse menandatangani dan mengembalikannya kepada lessor
4. Penandatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lesse dimana
kontrak tersebut mencakup hal-hal: pihak-pihak yang telibat, hak milik, jangka waktu,
jasa leasing, opsi bagi less, pemutupan asuransi, tanggung jawab atas objek leasing,
perpajakan jadwal pembayaran angsran sewa dan sebagainya.
5. Pengriman order beli kepada pemasok disertai instruksi pengiriman barang kepada
lesse sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui
6. Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lesse sesuai pesanan serta
menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar yang selanjutnya diserahkan
kepada pemasok
7. Penyerahan dokumen oleh pemasok kepada lessor termasuk faktur dan bukti-bukti
kepemilikan barang lainnya
8. Pembayaran oleh lessor kepada pemasok
9. Pembayaran sewa (lease payment) secara berkala oleh lesse kepada lessor selama
masa leasing yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai beserta
bunganya.
3. Penggolongan Leasing dan Teknik-Teknik Pembiayaan Leasing
 Penggolongan leasing
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan leasing dapat digolongkan ke
dalam 3 kelompok, antara lain:
a. Independent Leasing Company
Perusahaan leasing ini mewakili sebagian besar dari industri leasing di mana
perusahaan ini berdiri sendiri atau independen dari pemasok yang mungkin dapat
memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya (lessee). Selain itu, perusahaan
dapat membelinya dari berbagai pemasok atau produsen yang kemudian disewa
kepada pemakai. Lembaga keuangan yang terlibat dalam kegiatan usaha leasing
adalah bank, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan lainnya yang disebut
sebagai lessor independen.
b. Captive Lessor
Sering juga disebut two party lessor yang melibatkan dua pihak, yaitu:
- Pihak pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak perusahaan leasing
(subsidiary)
- Pihak kedua adalah lessee atau pemakai barang
Captive lessor akan tercipta apabila pemasok atau produsen mendirikan
perusahaan leasing sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini dapat
terjadi apabila pihak pemasok menyediakan pembiayaan leasing sendiri, maka
akan dapat meningkatkan kemampuan penjualan melebihi tingkat penjualan
dengan menggunakan pembiayaan tradisional.
c. Lease broker atau packager
Perusahaan leasing ini berfungsi mempertemukan calon lessee dengan pihak
lessor yang membutuhkan suatu barang modal dengan cara leasing, tetapi
leasebroker ini tidak memiliki barang atau peralatan untuk menangani transaksi
leasing untuk atas namanya. Namun, perusahaan ini memberikan satu atau lebih
jasa-jasa dalam usaha leasing yang tergantung pada apa yang dibutuhkan dalam
suatu transaksi leasing.
 Teknik-Teknik Pembiayaan Leasing
Teknik pembiayaan leasing secara garis besar dapat dibagi dalam dua kategori,
yaitu:
1) Finance Lease
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna (lessor) adalah pihak yang
membiayai penyediaan barang modal. Selama masa sewa guna usaha, penyewa
guna usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dengan
jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa atau nilai residu yang
akan mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai serta
bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaan sewa guna usaha. Teknik
finance lease biasanya juga disebut fill pay out leasing yaitu suatu bentuk
pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan lessee.
Dalam praktiknya, finance lease dapat dibagi dalam beberapa bentuk transaksi
antara lain sebagai berikut:
a. Direct Finance Lease. Dalam transaksi direct finance lease, pihak lessor
membeli barang modal atas permintaan dari lessee dan langsung
disewagunakan kepada lessee. Lessee dapat terlibat dalam proses pembelian
barang modal dari pemasok.
b. Sale and Lease Back. Pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor
untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut
dengan jangka waktu yang disepakati bersama. Metode transaksi ini
membantu lessee yang mengalami kesulitan modal kerja.
c. Leveraged Lease. Dalam proses sewa guna usaha ini, pihak yang terlibat
adalah lessor, lessee, dan kreditor jangka panjang dalam membiayai objek
leasing.
d. Syndicated Lease. Metode ini terjadi apabila pembiayaan sewa guna usaha
dilakukan oleh lebih dari satu lessor.
e. Vendor Program. Merupakan suatu metode penjualan yang dilakukan oleh
dealer kepada konsumen dengan mendapatkan fasilitas leasing.
2) Operating Lease
Dalam teknik operating lease, pihak pemilik objek leasing atau lessor membeli
barang modal dan disewagunausahakan kepada lessee. Operating lease dapat
juga disebut leasing biasa yaitu suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan
lessee, dengan catatan bahwa:
a. Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada
pihaklesseeuntuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek
daripada umur ekonomis barang modal tersebut.
b. Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah sewa
secara berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah
keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta bunganya. Hal ini
disebut non full pay out lease.
c. Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-
barang tersebut.
d. Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objeklease kepada lessor.
e. Lease dapat membatalakan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu
(cancelable)
4. Manfaat Leasing dan Peran Asuransi dalam Leasing
 Manfaat Leasing
Pembiayaan melalui leasing memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut:
a. Menghemat modal. Penggunaan sistem leasing menggunakan lessee tidak perlu
menyediakan dana dalam jumlah besar untuk menyiapkan barang-barang modal.
b. Diversifikasi sumber-sumber pembiayaan. Adanya sumber pembiayaan selain
dari bank akan memberikan keleluasan dan alternatif untuk membiayai usahanya
tanpa khawatir adanya kebijaksanaan pengetatan ekspansi kredit perbankan yang
akan membahayakan kelanjutan usahanya.
c. Persyaratan yang kurang ketat dan lebih fleksibel. Perjanjian leasing tidak sekaku
dan seketat dalam bank, meskipun lessor tetap mempertimbangkan risiko yang
biasanya dilakukan melalui pricing dari suatu kontrak leasing dengan
penyesuaian atas keuntungan-keuntungan yang diinginkan.
d. Biaya lebih murah. Penggunaan suatu barang atau peralatan melalui metode
leasing jauh lebih murah dibandingkan dengan kredit bank berdasarkan
perhitungan nilai sekarang.
e. Di luar neraca (off-balance sheet). Tidak adanya ketentuan yang mengharuskan
untuk mencantumkan transaksi leasing dalam neraca perusahaan, memberi daya
tarik tersendiri bagi lessee yang berarti prosedur pembelian aktiva tidak perlu
dipenuhi secara terperinci karena masih dalam batas kewenangan direksi.
f. Menguntungkan arus kas. Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah
penting dalam perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai
dampak yang berarti bagi pendapatan lessee.
g. Proteksi inflasi. Leasing dapat memberikan perlindungan terhadap inflasi.
Setelah kontrak leasing dilakukan yang berdasarkan tarif suku bunga tetap maka
lessee membayar dengan jumlah tetap atas sisa kewajibannya yang berasal dari
pelunasan pembelian yang dilakukan di masa lalu.
h. Perlindungan akibat kemajuan teknologi. Dengan memanfaatkan leasing, lessee
dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang disewa tersebut mengalami
ketinggalan model atau sistem yang disebabkan oleh pesatnya perkembangan
teknologi.
i. Sumber pelunasan kewajiban. Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit
dapat diatasi melalui leasing karena pelunasan atau pembayaran sewa hampir
selalu diperkirakan berasal dari modal kerja yang dihasilkan oleh aktiva yang
disewa.
j. Kapitalisasi biaya. Adanya biaya-biaya tambahan selain harga perolehan seperti
biaya penyerahan, instalasi, pemeriksaan, konsultan, percobaan, dan sebagainya,
dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam leasing
dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya masa leasing.
k. Risiko keusangan. Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease
yang berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee
terhadap risiko keusangan (obsolescence).
l. Kemudahan penyusunan anggaran. Adanya pembayaran sewa secara berkala
yang jumlahnya relatif tetap merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran
tahunan lessee.
m. Pembiayaan proyek skala besar. Adanya keengganan untuk memikul risiko
investasi dalam pembiayaan proyek yang sering kali menjadi masalah diantara
pemberi dana biasanya dapat diatasi melalui perusahaan leasing sepanjang
tersedianya suatu jaminan penuh yang dapat diterima dan kemudahan untuk
menguasai aktiva yang dibiayai apabila terjadi suatu kelalaian.
 Peran Asuransi dalam Leasing
Untuk menghindari risiko kerugian yang besar dalam kegiatan leasing,
dilibatkan asuransi dalam proses leasing. Oleh karenanya dalam perjanjian kontrak,
ditegaskan adanya asuransi yang biasanya ditanggung oleh lessee. Pihak lessee harus
menanggung premi asuransi dengan alasan lessee adalah pihak yang mengerti seluk
beluk barang modal yang digunakan dan pihak lessor hanya mendapatkan keuntungan
dari selisih antara biaya dana (cost of fund) dengan tingkat bunga yang ditawarkan
kepada lessee (Triandaru dan Budisantoso, 2009:196-198).
5. Mekanisme Pembayaran Sewa Guna Usaha

Pengaruh finansial yang timbul dari transaksi leasing adalah berapa besarnya
uang sewa atau angsuran yang harus dibayar kepada lessorsampai akhir periode
kontrak. Besarnya angsuran yang dibayarkan oleh lessee terdiri atas unsur bunga dan
cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga tersebut akan
semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Pembayaran angsuran dapat
dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu payment in advance danpayment in ar
rears.

a) Payment In Advances
Yaitu pembayaran sewa yang dilakukan di muka pada saat kontrak disetujui.
Perlu diingat bahwa pembayaran sewa tersebut merupakan jumlah amortisasi atas
saldo pokok karena sebenarnya dalam jumlah tersebut belum ada perhitungan bunga
di dalamnya.

b) Payment In Arrears

Yaitu sewa dibayar di belakang. Pembayaran sewa dengan cara ini unsur
bunga dan pembayaran cicilan pokoknya langsung dihitung. Besarnya pembayaran
sewa setiap periodenya ditentukan oleh faktor-faktor antara lain sebagai berikut:

 Nilai barang modal

Nilai barang modal pada prinsipnya merupakan penjumlahan harga


barang modal dengan nilai sisanya pada akhir periode kontrak. Nilai
tersebut merupakan pula nilai kontrak leasing.

 Simpanan jaminan

Simpanan jaminan dalam transaksi jual beli biasa fungsinya barangkali


dapat dikatakan sebagai uang jaminan atau uang mukalessee atas suatu
kontrakleasing. Besarnya simpanan jaminan ini tergantung pada
kesepakatan antara lessordengan lessee. Dalam hubungannya dengan
pembayaran sewa, semakin besar simpanan jaminan, semakin kecil
pembayaran sewanya.

 Nilai sisa

Adalah perkiraan wajar atas nilai suatu barang modal yang di-
lease pada akhir masa kontrak. Pada akhir kontrak ini sering nilai sisa
tersebut jumlahnya relatif lebih besar terutama apabila umur ekonomis
barang modal yang di-lease-kan tersebut melebihi jangka waktu
kontrak.

 Jangka waktu

Jangka waktu kontrak leasing secara teoritis, dikaitkan dengan jangka


waktu kegunaan ekonomis atau manfaat barang modal tersebut. Namun
dalam praktiknya, proyeksi arus kaslessee merupakan faktor yang
sangat penting dalam penentuan jangka waktuleasing. Semakin lama
jangka waktu lease ini semakin rendah pula pembayaran sewa.

 Tingkat bunga

Tingkat bunga yang umum digunakan dalam perhitungan


pembayaranleasing adalah bunga efektif yang ditetapkan oleh lessor
yang dihitung berdasarkan besarnya biaya dana ditambah dengan tingkat
keuntungan yang diinginkan lessor. Tingkat keuntungan ini sering juga
disebut spread.

6. Konsep Modal Ventura dan Sejarah serta Perkembangannya di Indonesia


 Konsep Modal Ventura
Modal ventura yaitu suatu pembiayaan oleh suatu perusahaan kepada suatu
perusahaan pasangan usahanya yang prinsip pembiayaannya adalah penyertaan
modal. Perusahaan yang menerima penyertaan modal disebut Perusahaan Pasanga
Usaha atau Investee Company, dan perusahaan yang melakukan penyertaan modal
disebut Perusahaan Modal Ventura. Meskipun prinsip pembiayaan dari modal
ventura adalah “penyertaan”, hal tersebut tidak berarti bahwa bentuk formal dari
pembiayaannya selalu penyertaan. Bentuk pembiayaannya bisa berupa obligasi atau
bahkan pinjaman, namun obligasi atau pinjaman itu tidak sama dengan obligasi atau
pinjaman biasa karena mempunyai sifat khusus yang pada intinya mempunyai syarat
pengembalian dan syarat jasa yang lebih lunak. Syarat yang lebih lunak itu dapat
bermacam-mcam antara lain :
a. Bagi hasil
b. Pembayaran pinjaman hanya jika perusahaan pasangan usaha mampu (mengalami
tingkat keuntungan tertentu)
c. Pinjaman dapat dikonversikan menjadi saham/penyertaan
d. Dan lain-lain

Di samping pengertian tersebut, modal ventura oleh beberapa pihak diberi batasan
sebagai berikut:

a. Perusahaan modal ventura adalah badan usaha yang melakukan


pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaaan
penerima bantuan untuk jangka waktu tertentu (Keppres No. 61 Tahun
1988) .
b. Modal ventura adalah usaha penyediaan pembiayaan untuk
memungkinkan pembentukan dan pengembangan usaha-usaha baru di
berbagai bidang (Robert White).
c. Modal ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk pemberian
modal yang mengandung risiko, dimana penyedia dana (Perusahaan Modal
Ventura) terutama mengaharapkan capital gain di samping pendapatan
bunga atau deviden (Tony Lorenz).
d. Modal ventura adalah dana yang diinvestasikan kepada perusahaan atau
individu yang memiliki risiko tinggi (Clinton Richardson).
 Sejarah
Munculnya konsep pembiayaan dengan modal ventura diawali antara 1920-
1930 pada saat keluarga-keluarga kaya di Amerika Serikat, seperti Ford, Rockefeller,
Payson, dan lain-lain membentuk suatu pendanaan. Pendanaan ini diarakan untuk
menolong usaha-usaha individu yang sedang mengalami kesulitan modal dalam suatu
kegiatan investasi yang potensial dan kegiatan ini terus-menerus berkembang ke
seluruh dunia termasuk di Indonesia yang dikenal sebagai usaha modal ventura.
Awal pengakuan secara formal adanya usaha modal ventura di Indonesia
adalah pada saat berlakunya paket 20 Desember 1988 (Pakdes 20,88) yang
menempatkan usaha modal ventura sebagai salah suatu kegiatan pembiayaan di
saping bentuk-bentuk kegiatan pembiayaan di samping bentuk-bentuk kegiatan
pembiayaan yang lain. Pada kenyataannya, usaha modal ventura relatif kurang
berkembang di Indonesia dibandingkan lembaga pembiayaan lainnya.Kurang
berkembangnya usaha modal ventura di Indonesia terutama disebabkan karena hal-
hal berikut :
a. Belum dikenal : meskipun modal ventura sudah berkembang sejak awal abad ke-
20, usaha ini relatif belum dikenal oleh masyarakat di Indonesia, baik Perusahaan
Pasangan Usaha yang potensial maupun pihak-pihak yang mempunyai kapasitas
untuk mengembangkan atau menjadi Perusahaan Modal Ventura.
b. Risiko : meskipun pembiayaan dengan cara penyertaan memungkinkan adanya
rate of return yang lebih tinggi bagi Perusahaan Modal Ventura, namun salah satu
konsekuensi dari pembiayaan dalam bentuk penyertaan adalah adanya risiko yang
lebih tinggi terhadap tidak terbayarnya kembali pembiayaan atau penyertaan serta
tidak terbayarnya balas jasa modal.
c. Kesesuaian : masing-masing Perusahaan Modal Ventura mempunyai karakteristik
dan selera yang berbeda-beda serta spesifik mengenai calon perusahaan pasangan
usahanya. Di sisi lain masing-masing calon Perusahaan Pasangan Usaha juga
mempunyai karakteristik dan selera yang berbeda-beda serta spesifik mengenai
calon Perusahaan Modal Ventura yang akan membiayai usahanya. Mengingat hal
tersebut di atas serta perlunya kesesuaian dalam banyak hal anara Perusahaan
Pasangan Usaha dengan Perusahaan Modal Ventura dalam suatu kegiatan
penyertaan modal, maka sulit ditemukan pasangan yang sesuai antara Perusahaan
Pasangan Usaha dengan Perusahaan Modal Ventura.
d. Tenaga profesional : sejalan dengan kurang berkembangnya usaha modal ventura
di Indonesia, tenaga profesional yang berpengalaman dan menguasai bidang
usaha modal ventura juga tidak mudah untuk didapat. Hal ini menyebabkan suatu
Perusahaan Modal Ventura di Indonesia biasanya kurang didukung dengan tenaga
profesional yang memadai.
e. Pasar modal : penyertaan modal dengan skema modal ventura dibatasi hanya
untuk jangka waktu tertentu saja, tidak untuk selamanya. Salah satu cara untuk
melakukan penarikan kembali penyertaan yang telah dilakukan atas berbagai
alasan atau divestasi adalah dengan menawarkan kepemilikan atau saham dari
Perusahaan Pasangan Usaha melalui pasar modal. Mengingat pasar modal di
Indonesia saat ini relatif belum cukup berkemban,maka alternatif divestasi modal
ventura melalui pasar modal kurang dapat diandalkan.
f. Peraturan perundang-undangan : saat ini belum secara lengkap mendukung
perkembangan usaha modal ventur di Indonesia.
7. Manfaat, Jenis dan Mekanisme Kerja Modal Ventura
 Manfaat
a. Bagi perusahaan pasangan usaha
Manfaat utama yang diterima oleh Perusahaan Pasanga Usaha adalah
dapat dijalankannya kegiatan usaha karena kebutuhan dana untuk moal usaha
teah dapat dipenuhi oleh Perusahaan Modal Ventura. Dalam kenyataannya,
Perusahaan Pasangan Usaha yang mengajukan permohonan modal ventura
biasanya adalah perusahaan kecil yang masih pada awal perkembangan
kegiatan usaha, meskipun sebenarnya tidak ada batasan bahwa Perusahaan
Pasangan Usaha harus usaha kecil dan masih pada awal perkembangan
kegiatan usaha. Perusahaan dalam kondisi ini biasanya tidak cukup
mempunyai kemampuan untuk memperoleh bantuan dana pinjaman dari bank
sehingga berusaha mencari sumber pendanaan modal lain, dan pendanaan
yang lain antara lain adalah pendanaan dari Perusahaan Modal Ventura. Di
samping manfaat utama tersebut, manfaat lain yang diterima adalah
1) Peningkatan kemungkinan berhasilnya usaha
2) Kelancaran pendanaan yang berasal dari modal ventura menyebabkan
kegiatan usaha Perusahaan Pasangan Usaha menjadi lancar sehingga
kebutuhan dana investasi, kebutuhan dana operasional dan nonoperasional
dapat terpenuhi dengan baik. Kelancaran pendanaan ini menyebabkan
kemungkinan akan berhasilnya usaha menjadi lebih besar.
3) Peningkatan efisiensi kegiatan usaha : bantuan yang dapat diberikan oelh
Perusahaan Modal Ventura tidak hanya dalam hal pembiayaan saja.
Perusahaan modal ventura juga dimungkinkan untuk ikut memberikan
bantuannya dalam mengelola kegiatan usaha Perusahaan Pasangan Usaha
baik dari segi keuangan, produksi, distribusi, dan pemasaran. Secara
umum Perusahaan Modal Ventura dapat juga membantu dari sisi
manajemen Perusahaan Pasangan Usaha. Bantuan manajemen ini
terutama diarahkan agar efisiensi kegiatan usaha dari Perusahaan
Pasangan Usaha meningkat dan mampu menaikkan keuntungan. Kenaikan
keuntungan tidak hanya bermanfaat bagi Perusahaan Pasangan Usaha,
tetapi juga bagi Perusahaan Modal Ventura karen dengan adanya kenaikan
keuntungan berarti terjadi juga kenaikan kemampuan Perusahaan
Pasangan Usaha untuk memberikan balas jasa atas pembiayaan yang telah
diberikan oleh Perusahaan Modal Ventura.
4) Peningkatan bankability : Perusahaan Pasangan Usaha yang mengajukan
permohonan modal ventura biasanya adalah perusahaan kecil yang masih
pada awal perkembangan usaha. Perusahaan dalam kondisi ini biasanya
tidak cukup mempunyai kemampuan untuk memperoleh bantuan dana
pinjaman dari bank. Dengan adanya bantuan dana dan manajemen oleh
Perusahaan Modal Ventura, Perusahaan Pasangan Usaha ini menjadi dapat
berkembang dan meningkatkan efisiensinya. Perusahaan yang telah dalam
kondisi lebih baik ini menjadi relatif lebih mampu untuk berinteraksi
dengan bank terutama dalam hal memperoleh bantuan pinjaman dari bank
dan lembaga keuangan yang lain.
5) Peningkatan kemapuan pengembangan usaha : persyarata pengembalian
pembiayaan dan balas jasa yang relatif lebih ringan meningkatkan
likuiditas perusahaan. Likuiditas perusahaan yang lebih baik ini dapat
dimanfaatkan untuk melakukan ekspansi usaha seperti peningkatan
kapasitas produksi, perluasan daerah pemasaran, peningkatan kualitas,
dan kuantitas sumber daya manusia, dan lain-lain.
b. Bagi perusahaan modal (ventura)

Mengingat usaha modal ventura mempunyai dua dimensi, yaitu bisnis dan
sosial maka manfaat utama yang didapat diperoleh Perusahaan Modal Ventura
juga meliputi dua hal yaitu : pertama Perusahaan Modal Ventura memperoleh
balas jasa atas pembiayaan yang telah dilakukan kepada Perusahaan Pasangan
Usaha. Kedua Perusahaan Modal Ventura membantu peningkatan kesejahteraan
rakyat banyak melalui pengembangan usaha yang sedang mengalami kesulitan
pembiayaan. Di samping itu ada juga manfaat lainnya, seperti :

1). Peningkatan kemampuan teknis dan pengalaman karyawan dan staf


Perusahaan Modal Ventura Karyawan akan meningkatkan pengalaman
dan kemampuan teknisnya dalam mengelola berbagai macam perusahaan
seiring dengan semakin seringnya membantu Perusahaan Pasangan Usaha
melakukan kegiatan usahanya. Peningkatan kemampuan dan pengalaman,
selain bermanfaat bagi yang bersangkutan, juga bermanfaat bagi
Perusahaan Modal Ventura tempat yang bersangkutan bekerja.

2). Peningkatan informasi tentang model ventura : kesuksesan dalam


mengadakan penyertaan modal dan membantu manajemen suatu
Perusahaan Pasangan Usaha dapat secara bertahap meningkatkan
pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap Perusahaan Modal
Ventura terutama di Indonesia. Pengetahuan dan kepercayaan masyarakat
yanglebih besar terhadap modal ventura sangat menguntungkan bagi
pengembangan usaha modal ventura dalam jangka panjang.

 Jenis
1). Berdasarkan pada cara pemberian bantuan
Bantuan yang diberikan Perusahaan Modal Ventura kepada Perusahaan
Pasangan Usahadapat meliputi dua hal, yaitu bantuan finansial dan bantuan
manajemen, maka atas dasar itu mekanisme modal ventura dapat dibedakan
menjadi :
a. single tier approah : pendekatan ini menempatkan pada sebuah Perusahaan
Modal Ventura dalam dua fungsi sekaligus yaitu sebagai pemberi bantuan
pembiayaan (fund company) dan juga sebagai pemberi bantuan manajemen
atau pengelolaan dana (management company). Berdasarkan itu, maka
pihak-pihak uatama yang terkait dalam kegiatan modal ventura hanya
terdiri atas (1) Perusahaan Modal Ventura dan (2) Perusahaan Pasangan
Usaha (investee company)
b. two tier approach : pendekatan ini memungkinkan sebuah Perusahaan
Pasangan Usaha untuk menerima bantuan pembiayaan dan bantuan
manajemen dari Perusahaan Modal Ventura yang berbeda. Berdasarkan
itu, maka pihak-pihak yang terkait meliputi tiga pihak yaitu : (1)
Perusahaan Modal Ventura yang memberikan bantuan pembiayaan; (2)
Perusahaan Modal Ventura yang memberikan bantuan manajemen; dan (3)
Perusahaan Pasangan.

2). Berdasarkan pada cara penghimpunan dana

Perusahaan Modal Ventura dapat menghimpun dana dari pinjaman dan juga
dari modal sendiri dalam berbagai bentuk. Sumber modal sendiri ini bisa
berasal dari investor perorangan, perusahaan dana pensiun, perusahaan
asuransi, bank , suatu perusahaan besar, pemerintah, dan lain-lain. Maka
berdarkan cara menghimpunnya modal ventura dibedakan menjadi :

a. leverage venture capital : modal bersumber dari suatu Perusahaan Modal


Ventura dengan sebagian besar penghimpun dananya dalam bentuk
pinjaman dari berbagai macam pihak disebut leverage venture capital. Hal
ini berarti modal sendiri harus tetap ada meskipun proporsinya relatif
lebih kecil dari pinjaman. Dana yang dihimpun ini nantinya akan
digunakan leh Perusahaan Pasangan Usaha untuk melakukan kegiatan
usahanya.
b. Equity venture capital : modal bersumber dari satu Perusahaan Modal
Ventura dengan sebagian besar penghimpunan dananya dalam bentuk
modal sendiri dalam berbagai bentuk disebut Equity venture capital.
artinya tidak berarti Perusahaan Modal Ventura ini sama sekali tidak
mempunyai pinjaman dari pihak lain, pinjaman dari pihak lain mungkin
saja ada, tetapi dalam proporsi yang relatif jauh lebih kecil dibandingkan
dengan modal sendirinya. Dana dari penghimpunan dana inilah yang
nantinya digunakan oleh Perusahaan Pasangan Usaha untuk melakukan
kegiatan usahanya.

3). Berdasarkan kepemilikan


Modal ventura dibedakan menjadi :

a. Pivate ‘Venture - Capital’company : perusahaan modal ventura yang


belum go-public atau belum menjual sahamnya melalui bursa efek disebut
Pivate ‘Venture - Capital’compan.
b. Public ‘Venture – Capital’company : perusahaan modal ventura yang telah
go-public atau menjual sahamnya melalui bursa efek disebut Public
‘Venture – Capital’company.
c. Bank Affliate ‘Venture - Capital’company : perusahaan modal ventura yang
didirikan oleh bank-bank yang mengalami surplus dana atau memang
mempunyai mini khusus dalam hal modal ventura disebut Bank Affliate
‘Venture - Capital’compan. Perusahaan modal ventura ini biasanya adalah
suatu anak perusahaan dari bank yang mendirikannya dan memiliki
manajemen yang terpisah dari perusahaan induk. Alasan pihak bank
mendirikan Perusahaan Modal Ventura ini baisanya tidak selalu hanya
karena ingin menambah keuntungan melalui diversifikasi usaha yang
didukung oleh adanya surplus dana. Alasan lainnya yaitu biasanya menjadi
dasar pendirian adalah adanya misi sosial dari bank untuk membantu usaha
kecil yang mengalami kesulitan dana dan manajemen sehingga bank
tesebut mendirikan Perusahaan modal Ventura.
d. Conglomerate ‘Venture - Capital’company : perusahaan modal yang
didirikan atau dimiliki oleh sejumlah perusahaan besar disebut
Conglomerate ‘Venture - Capital’company. Perusahaan Modal Ventura jeni
banyak terdapat di negara industri dan kepemilikan suatu Perusahaan
Modal Ventura bisa saja terdiri atas dua atau lebih perusahaan besar.
 Mekanisme

Mekanisme pembiayaan akan meliputi prinsip bantuan yang diberikan tahap atau
saat perusahaan pasangan mulai menerima bantuan modal ventura, bentuk bantuan dana
yang diberikan, bentuk kesepakatan antara perusahaan modal ventura dengan perusahaan
pasangan usaha dan cara divestasi.

 Prinsip bantuan
Terdapat 3 prinsip bantuan yang diberikan kepada suatu perusahaan
pasangan usaha, yaitu :
a. Prinsip pertama : pembiayaan melalui modal ventura dapat
diberikan dalam bentuk penyertaan modal secara langsung, yaitu
ekuitas dan atau dapat pula diberikan dalam bentuk pinjaman
subordinasi atau obligasi konversi pada perusahaan yang disertai
yaitu ekuitas kuasi (quasy equity).
b. Prinsip kedua : mengingat pada dasarnya bentuk dari investasi
modal ventura adalah berupa penyertaan, maka pendekatan dalam
pengambilan keputusan oleh perusahaan modal ventura yang
berkaitan dengan perusahaan pasangan usahanya adalah
berdasarkan pada pemikiran jangka panjang. Pendekatan jangka
panjang ini mewarnai perilaku perusahaan model ventura terhadap
perusahaan pasangan usaha, yang anatar lain dapat dilihat dari cara
pembagian keuntungan. Pada tahap awal penyertaan, perusahaan
modal ventura biasanya dapat proporsi bagi hasil yang sangat kecil
atau bahkan tidak sama sekali . Kebijakan ini diharapkan akan
dapat meningkatkan kemampuan arus kas perusahaan pasangan
usaha unttuk mendanai kegiatan usahanya dan juga melakukan
ekspansi usaha sehingga dalam jangka panjang perusahaan
pasangan usaha akan berkembang menjadi lebih sehat dan besar.
c. Prinsip ketiga : penyertaan yang dilakukan oleh modal ventura
pada dasarnya bersifat sementara sampai dengan batas waktu
tertentu . batas waktu ini sangat bervariasi dari negara ke negara,
dan di Indonesia batas waktunya hanyalah sampai dengan 10 tahun.
Pada akhir masa penyertaan, perusahaan modal ventura harus
memilih berbagai macam cara untuk melakukan divestasi.

Selanjutnya, kunci keberhasilan bantuan yang diberikan kepada perusahaan


pasangan usaha atau kunci agar perusahaan pasangan usaha menjadi
berkembang dan berdiri sendiri adalah sebagai berikut :

1. Bantuan diarahkan agar perusahaan pasangan usaha dapat berdiri sendiri,


baik dari sisi pengelolaan maupun dari pendanaan usaha.
2. Kegiatan usaha dilaksanakan dengan dukungan modal yang cukup dan
sesuai dengan kebutuhan jangka panjang.
3. Kegiatan usaha dilaksanakan dengan dukungan sumber daya manusia yang
tepat dari segi kuantitas, kualitas, dan proporsi untuk kebutuhan jangka
panjang perusahaan.
4. Kesepakatan atau perjanjian yang dibuat harus tegas, namun fleksibel
terhadap perkembangan perekonomian dan teknologi.
5. Dukungan dana dan sumber daya manusia dari pihak perusahaan modal
ventura yang memadai sesuai dengan karakteristik dari masing-masing
perusahaan pasangan usaha.
 Tahap pembiayaan
Secara lebih spesifik, perusahaan pasangan usaha bisa mendapat
bantuan modal ventura pada saat berikut :
1. Pengembangan ide usaha : tahap ini merupakan tahap yang paling
berisiko. Pada tahap ini kegiatan usaha masih pada tahap
pengembangan ide dasar yang masih belum ditelaah secara
mendalam oleh calon perusahaan pasangan usaha. Tugas
perusahaan modal ventura termasuk dalam membantu pembuatan
studi kelayakan bisnis dari kegiatan usaha yang akan dilakukan
oleh perusahana pasangan usaha.
2. Awal kegiatan usaha : pada tahap ini, calon perusahaan pasangan
usaha sudah sangat yakin akan kelayakan akan prospek dari
kegaitan usaha yang akan dilakukan dan yang bersangkutan telah
siap untuk memulai kegiatan usahanya. Perusahaan modal ventura
diharapkan memberikan bantuan dana dan manajemennya untuk
awal kegiatan usaha ini.
3. Awal pengembangan usaha : pada tahap perusahaan pasangan
usaha berhasil memulai kegiatan usahanya dan hasil yang
menunjukkan tanda-tanda adanya prosfek pengembanga usaha.
4. Ekspansi : pada tahap ini perusahaan pasangan usaha telah berhasil
melaksanakan kegiatan usaha dengan baik dan berniat untuk
melakukan pengembangan antara lain berupa peningkatan omzet,
peningkatan pangsa pasar, perluasan target pasar, diversifikasi
usaha, pembukaan cabang, dan lain-lain.
5. Kejenuhan atau penurunan : kegiatan usaha yang pada awal
mulanya menunjukkan tanda-tanda baik dapat saja menjadi
berubah kurang menguntungkan karena berbagai macam sebab.
Penyebab terjadinya hal ini biasanya karena adanya pesaing, krisis
ekonomi, perubahan, atau pergeseran selera konsumen, perubahan
kebijakan pemerintah, siklus produk yang telah sampai pada tahap
penurunan, dan lain-lain.
 Bentuk pembiayaan
Perusahaan modal ventura dapat memberikan bantua dana dalam satu
atau lebih bentuk-bentuk :
1. Penyertaan modal dalam bentuk saham .
2. Obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham.
3. Pinjaman yang dapat dikonversikan menjadi saham.
4. Pinjaman yang dapat memberikan hak opsi bagi perusahaan modal
ventura untuk membeli saham.
5. Pinjaman dengan tingkat bunga yang relatif rendah.
6. Pinjaman yang tidak perlu dibayar apabila perusahaan belum
mampu menutupi semua biaya operasinya.
7. Pinjaman yang apabila terjadi likuidasi, maka pengambilannya
berada pada prioritas setelah obligasi dan pinjaman lainnya.
8. Lain-lain sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip modal
ventura.
 Bentuk kesepakatan perjanjiann ini penting bagi pelaksanaan modal
ventura karena kegiatan operasional modal ventura selanjutnya akan
didasarkan pada isi perjanjian. Isi perjanjian tersebut meliputi hal-hal
berikut :
1. Jumlah pembiayaan : jumlah pembiayaan hatus disebutan dengan
jelas dengan satuan mta uang yang telah disepakati bersama.
2. Cara penarikan / pencarian : cara penarikan dana bantuan dapat
bermacam-macam. Dana tersebut dapat ditarik tunai, menggunakan
cek, menggunakan bilyet giro, pemindahbukuan ke dalam rekening
tertentu, dan lain-lain sesuai kesepakatan bersama.
3. Jadwal penggunaan bantuan dana : jadwal penarikan / penggunaan
dana harus disesuaikan dengan kebutuhan dana tersebut dalam
kegiatan usahan perusahaan pasangan usaha. Apabila dana
terlambat diberikan dapat menyebabkan perusahaan pasangan
usaha mengalami kesulitan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Sementara itu, apabila dana yang dicairkan melebihi kebutuhan
kegiatan usaha dalam suatu saat, maka hal tersebut dapat
menyebabkan adanya dana menganggur / bahkan adanya
penyalahgunaan dana yang tidak sesuai dengan tujuan semula
dalam kesepakatan.
4. Jangka waktu bantuan dana : harus disebutkan dengan tegas
sehingga perusahaan pasangan usaha dapat membuat rencana
cashflow yang sesuai.
5. Bentuk balas jasa finansial : bentuk balas jasa yang diberikan oleh
perusahaan pasangan usaha dapat berupa bunga, bagi hasil dari
keuntungan, baiay, dan lain-lain.
6. Cara, jumlah, waktu pembayaran balas jasa,finansial : harus
disebutkan dengan jelas. Balas jasa dalam bentuk bagi hasil harus
juga disertai proporsi atas dasar periode waktu tertentu sesuai
dengan kesepakatan.
7. Cara penarikan kembali investasi (divestasi) : divestasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara yang rencana pelaksanaannya
harus disepakati dulu pada awal proses modal ventura.
8. Syarat divestasi yang dipercepat : dalam keadaan tertentu divestasi
dapat saja dilakukan lebih awal daripada waktu yang telah
direncanakan. Keadaan tertentu sebagai prasyarat pelaksanaan
divestasi ang dipercepat tersebut bisa sangat bervariasi, antara lain :
prospek perusahaan pasangan usaha yang sangat diragukan,
kerugian perusahaan pasangan usaha yang sangat besar, krisis
perekonimian, keuntungan, atau perkembangan perusahaan
pasangan usaha yang sangat besar sehingga tidak lagi memerlukan
bantuan modal ventura dan lain-lain sesuai kesepakatan.
9. Perubahan atau perpindahan kepemilikan : kesepakatan tentang
adanya kemungkinan perubahan atau perpindahan kepemilikan atas
perusahaan pasangan usaha antara lain sebagai berikut :
` a. prioritas kepada pihak tertentu untuk diberikan kesempatan
membeli saham atau perusahaan pasangan usaha.
b.ada / tidaknya keharusan bagi perusahaan pasangan usaha
setelah jangka waktu tertentu membeli kembali saham yang
dimiliki oleh perusahaan modal ventura dengan harga tertentu.
c.kepastian mengenai boleh atau tidaknya perusahaan modal
ventura mengalihkan saham miliknya kepada pihak ketiga.
d. kepastian mengenai boleh atau tidaknya perusahaan
pasangan usaha melibatkan investor lain dalam kegiatan
usahanya.
 Cara divestasi
Divestasi atau penarikan kembali penyertaan modal yang telah
dilakukan oleh perusahan modal ventura pada perusahaan pasangan
usaha dapat dilaksanakan dengan cara-cara berikut :
a. Pembelian kembali saham modal ventura oleh perusahaan pasanga
usaha : apabila perusahaan pasangan usaha cukup mampu, maka
divestasi dapat dilakukan dengan cara pembelian kembali saham
modal ventura oleh perusahaan pasangan usaha itu sendiri.
b. Penawaran saham melalui pasar modal (go-public) : cara ini dapat
dilakukan apabila kondisi perusahaan pasangan usaha betul-betul
sehat prospektif sehingga sahamnya nanti dapat dijual melalui
bursa efek dengan harga yang wajar.
c. Pemberian kredit / pinjaman dari bank : sebagai pengganti dari
penyertaan yang ditarik, maka perusahan modal ventura berusaha
menghubungkan perusahaan pasangan usaha dengan bank untuk
mendapatkan kredit atau pinjaman.
d. Perusahaan pasangan usaha dijual kepada perusahaan/ pihak lain :
apabila ada perusahaan lain yang tertarik untuk memiliki
perusahaan pasangan usaha tersebut, maka perusahaan pasangan
usaha dapat dijual kepada perusahaan lain tersebut,baik dengan
cara tunai atau dengan saham.
e. Perusahaan pasangan usaha dilikuidasi : cara ini hanya ditempuh
apabila cara-cara lain seperti yang telah disebutkan di atas sama
sekali tidak mungkin untuk ditempuh. Likuidasi terpaksa dilakukan
biasanya setelah diberikan bantuan modal ventura, usaha nasabah
tidak dapat berkembang dan cenderung rugi atau mempunyai
prosfek pada masa mendatang yang tidak menentu.
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN

Dari beberapa paparan diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa Leasing adalah suatu
kegiatan pembiayaan kepada perusahaan ( badan hukum ) atau perorangan dalam bentuk
pembiayaan barang modal. Pembayaran kembali oleh peminjam dilakukan secara berkala dan
dalam jangka waktu menengah atau panjang.
Sejarah perkembangan sewa guna usaha atau leasing moderen menurut T.M Tom
Clarkdimulai sekitar tahun 1850, pada saat tercatatnya perusahan pertama yang menyewakan
kereta api,di America Serikat.Kemudian mendorong munculnya usaha Leasing di
Inggris,Jerman dan Jepang. Di Indonesia ,Leasing mulai muncul pada tahun 1974.Proses
Leasing secara umum meliputi hal-hal berikut :Tahap Perjanjian
Pricing, dan Rental
Modal ventura adalah suatu bentuk pembiayaan oleh perusahaan modal ventura
kepada badan usaha ( perusahaan ) kecil yang berupa penyertaan modal untuk jangka waktu
sementara. Munculnya konsep pembiayaan dengan modal ventura diawali antara tahun 1920
– 1930 pada saat keluarga – keluarga kaya di Amerika Serikat seperti Ford, Rockefeller,
Payson dan lain lain membentuk suatu pendanaan. Pendanaan ini diarahkan untuk menolong
usaha usaha individu yang sedang mengalami kesulitan modal dalam suatu kegiatan investasi
yang potensial dan kegiatan ini terus menerus berkembang ke seluruh dunia termasuk di
Indonesia yang dikenal sebagai usaha modal ventura.Sebelum membicarakan mekanisme
pemberian modal ventura kepada suatu Perusahaan Pasangan Usaha, perlu di ingatkan lagi
bahwa bantuan yang di berikan oleh perusahaan modal ventura meliputi dua bentuk, yaitu
bantuan dana dan bantuan manajemen.

SARAN

Demikian paper yang dapat kami sampaikan, kami memohon maaf apabila ada
kekurangan dan kesalahan dalam menulis dan menerangkan materi yang ada pada RPS ini.
Selain itu, kami juga memohon saran, masukan, dan kritikannya untuk perbaikan paper kami
yang akan datang. Semoga apa yang kami sapaikan dalam paper ini bisa bermanfaat bagi kita
semua. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai