SAP 2
Kelompok 1 :
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia Nya-lah
sehingga paper ini mampu penulis laksanakan sebagaimana mestinya. Tak lupa pula
penulis haturkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan
bantuan baik materi maupun semangat selama penulisan ini dilaksanakan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang karakteristik biografis
2. Untuk memahami tentang kemampuan dalam perilaku organisasi
3. Untuk mengetahui mengenai kepribadian
4. Untuk mengetahui mengenai teori pembelajaran
BAB 2
PEMBAHASAN
Karakteristik yang nyata adalah usia, gender, ras, dan masa jabatan seseorang
dalam perusahaan. Untungnya, terdapat sejumlah besar penelitian yang telah secara
spesifik menganalisis karakteristik-karakteristik biografis (biographical
characteristics) tersebut.
1. Usia
Hubungan antara manusia dan kinerja pekerja kemungkinan akan menjadi
masalah yang lebih penting selama decade mendatang. Sejumlah kualitas positif
yang dibawa pekerja dengan umur yang lebih tua: khususnya pengalaman,
penilaian, etika kerja yang kuat dan komitmen terhadap kualitas. Tetapi para
pekerja lebih tua juga dipandang kurang memiliki fleksibilitas dan sering menolak
teknologi baru. Seiring berjalannya waktu, organisasi secara aktif mencari
individu yang dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan terbuka terhadap
perubahan, dan sifat-sifat negative terkait usia secara nyata menghalangi perekrutan
awal atas para pekerja yang lebih tua serta meningkatkan kemungkinan bahwa
mereka akan dilepaskan selama masa pengurangan karyawan.
Semakin tua, semakin kecil kemungkinannya bagi anda untuk keluar dari
pekerjaan anda. Kesimpulan tersebut didasarkan pada penelitian atas hubungan
antara usia-perputaran karyawan. Selain itu, para pekerja yang lebih tua
berkemungkinan lebih rendah untuk mengundurkan diri dibandingkan para pekerja
yang lebih muda karena masa pengabdian mereka yang panjang cenderung
memberi merka tingkat gaji yang lebih tinggi, tunjangan liburan yang lebih
panjang, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik. Terdapat kepercayaan luas
bahwa produktivitas menurun seiring bertambahnya usia. Sering diasumsikan
bahwa keterampilan seorang individu khususnya kecepatan, kelincahan, kekuatan,
dan koordinasi berkurang seiring waktu dan bahwa kebosanan secara
berkepanjangan dan kurangnya stimulasi intelektual terhadap pekerjaan
berkontribusi pada produktivitas yang menurun
2. Gender
Bukti menunjukan bahwa tempat terbaik untuk memulai adalah dengan
pengakuan bahwa hanya terdapat sedikit, jika ada, perbedaan penting antara pria
dan wanita yang memengaruhi kinerja mereka. Misalnya, tidak terdapat
perbedaan yang konsisten antara pria-wanita dalam kemampuan memecahkan
masalah, menganalisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau
kemampuan belajar.
3. Ras
Ras adalah sebuah isu yang kontroversial. Isu ini dapat dengan mudah
menimbulkan perdebatan sehingga membuat individu lebih suka menghindari
topic ini. Ras telah dipelajari sedikit banyak dalam PO, khusunya dalam
hubungannya terhadap hasil-hasil pekerjaan seperti keputusan pemilihan
personel, evaluasi kinerja, dan diskriminasi di tempat kerja. Disini tidak
dimungkinkan untuk melakukan keadilan terhadap semua penelitian ini, jadi mari
kita rangkum beberapa pokok.
4. Masa Jabatan
Karakteristik biografis terakhir yang akan kita lihat adalah masa jabatan.
Tinjauan ekstensif mengenai hubungan senioritas-produktivitas telah dilakukan.
Jika mendefinisikan senioritas sebagai waktu pada suatu pekerjaan, maka kita
dapat berkata bahwa bukti terbaru menunjukan adanya hubungan positif antara
senioritas dan produktivitas pekerjaan. Masa jabatan, bila dinyatakan sebagai
penghalaman kerja, tampaknya menjadi sebuah dasar perkiraan yang baik atas
produktivitas karyawan.
Masa jabatan juga adalah sebuah variable yang kuat dalam menjelaskan
perputaran karyawan. Semakin lama seseorang berada dalam satu pekerjaan,
lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Lagipula, konsisten
dengan penelitian yang menyatakan bahwa perilaku di masa lalu adalah dasar
perkiraan paling baik dari perilaku di masa depan, bukti yang ada menunjukan
bahwa masa jabatan sebelumnya dari seorang karyawan adalah sebuah dasar
perkiraan yang sangat kuat terhadap perputaran karyawan tersebut di masa
mendatang
2.2 Kemampuan
1. Kemampuan Intelektual
Kemampuan Intelektual adalah kemampuan yang dibutuhakn untuk
melakukan berbagai aktivitas mental-berpikir, menalar, dan memecahkan
masalah. Individu dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan,
dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi. Individu cerdas biasanya
mendapatkan lebih banyak uang dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu
kelompok.
Sejumlah peneliti yakin bahwa kecerdasan dapat dipahami secara lebih baik
dengan membaginya ke dalam empat subbagia: kognitif, social, emosional, dan
kultural. Kecerdasan kognitif meliputi kecerdasan yang telah lama diliput oleh
tes-tes kecerdasan tradisional. Kecerdasan social adalah kemampuan seseorang
untuk berhubungan secara efektif dengan individu lain. Kecerdasan emosional
adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi.
Terakhir, kecerdasan kultural adalah kesadaran akan perbedaan-perbedaan
lintaskultural.
2. Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik tertentu bermakna penting bagi keberhasilan
pekerjaan yang kurang membutuhkan keterampilan dan lebih terstandar.
Misalnya, pekerjaan-pekerjaan yang menuntut stamina, ketangkasan fisik,
kekuatan kaki, atau bakat-bakat serupa yang membutuhkan manajemen untuk
mengidentifikasi kemampuan fisik seorang karyawan.
Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan dalam ratusan
pekerjaan telah mengidentifikasi Sembilan kemampuan dasar tersebut
dideskripsikan dalam Tabel 1. setiap individu memiliki kemampuan fisik
dasar tersebut yang berbeda-beda. Tidak mengherankan jika hanya terdapat
sedikit hubungan di antara mereka: nilai tinggi pada seseorang bukanlah
jaminan nilai tinggi pada yang lain. Kinerja tinggi karyawan lebih mungkin
dicapai ketika manajemen telah mamastikan tingkat sejauh mana sebuah
pekerjaan membutuhkan masing-masing dari kesembilan kemampuan dan
memastikan bahwa karyawan dalam pekerjaan tersebut memiliki kemampuan
yang dibutuhkan.
2.3 Kepribadian
Pembeda Kepribadian
Merupakan sebuah penilaian kepribadian yang mencakup lima dimensi dasar, skor
tes dari karakteristik-karakteristik ini sangat baik dalam memprediksi bagaimana
orang berperilaku dalam berbagai situasi kehidupan nyata. Inilah di factor-factor lima
besar :
GAMBAR
Dark triad
Terdapat tiga fitur yang tidak diinginkan secara social, yang kita punyai dalam
tingkatan yang beragam dan relevan terhadap prilaku organisasi. Merujuk pada sifat
negatifnya para peneliti telah melebel ketiganya sebagai dark triad, adapun bagian
dari dark triad ;
Pendekatan – Penghindaran
Evaluasi inti diri (core self evaluation) merupakan kesimpulan akhir yang
dimiliki individu tentang kemampuan, kompetensi, dan nilai mereka sebagai
individu. Orang yang memiliki evaluasi inti diri positf menyukai diri nya dan
memandang dirinya efektif, mampu, dan dalam kendali atas lingkungannya.
Sedangkan mereka dengan evaluasi diri negative cenderung tidak menyukai dirinya,
mempertanyakan kemampuan nya, dan memandang dirinya tak berdaya atas
lingkungan nya.
2.4 Pembelajaran
Teori Pembelajaran
Terdapat tiga teori yang ditawarkan untuk menjelaskan proses darimana kita
mendapatkan pembelajaran antara lain:
1. Pengondisian Klasik
Sebagai contoh, pada sebuah pabrik, setiap pemimpin puncak dari kantor
pusat dijadwalkan berkunjung, manajemen pabrik tersebut akan merapikan kantor
administratif dan membersihkan jendela. Hal ini telah berlangsung selama bertahun-
tahun. Akhirnya, para karyawan akan memperlihatkan perilaku terbaik mereka serta
berpenampilan formal dan rapi setiap kali jendela dibersihkan-bahkan pada saat-saat
tertentu di mana pembersihan tidak dibarengi dengan kunjungan dari pemimpin
puncak. Karyawan telah belajar untuk mengasosiasikan pembersihan jendela dengan
kunjungan dari kantor pusat.
2. Pengondisian Operant
3. Pembelajaran Sosial
Seseorang dapat juga belajar dengan mengamati apa yang terjadi terhadap
individu lain dan dengan hanya diberitahu mengenai sesuatu, seperti belajar dari
pengalaman orang lain. Contohnya kita banyak belajar dari role-model kita seperti
orang tua, artis, guru, teman. Pembelajaran seperti itulah yang disebut dengan
pembelajan social.